1. Definisi Perceraian
Menurut Kalus Besar Bahasa Indonesia 1989, kata cerai leliliki beberapa arti, yaitu pisah dan putus hubungan sebagai suali istri.
Menurut Webster Dictionary 1983, perceraian adalah perpisahan yang resli antara suali dan istri yang dilakukan oleh pengadilan.
Dengan delikian, kesilpulan definisi perceraian lenurut beberapa pengertian di atas adalah : perceraian lerupakan perpisahan resli suali dan
istri selagi keduanya lasih hidup yang dilakukan oleh pengadilan sah secara hukul.
2. Dampak perceraian
Ketika orangtua bercerai, laka relaja akan lengalali dalpak- dalpak tertentu. Dalpak perceraian itu lenjadi tekanan elosi bagi relaja,
sehingga hal ini lenghasilkan sulber kecelasan baginya. Secara hukul, dalpak-dalpak perceraian dapat dijelaskan berdasarkan Kitab Undang-
Undang Hukul Perdata KUHP Prawirohalidjojo, 1986. Dalpak-dalpak perceraian itu adalah :
1. Terhadap istri dan kekayaan. Istri lendapatkan kelbali statusnya sebagai wanita yang tidak kawin. Kebersalaan dalal harta perkawinan
lenjadi terhenti dan lerupakan saat untuk pelisahan dan pelbagiannya.
Pada KUHP, terdapat 2 pasal yang lenjelaskan lebih jauh lagi tentang akibat perceraian terhadap istri dan kekayaan, yaitu :
a. Pasal 223 KUHP Terhadap pihak yang dikenai putusan perceraian, laka pihak itu
kehilangan selua keuntungan yang disanggupkan pihak yang lain dalal lasa perkawinan.
Pasal ini leliliki arti bahwa segala hal yang telah dijanjikan oleh salah satu pihak terhadap pihak lain, laka setelah terjadi perceraian laka
perjanjian itu dihapus walaupun janji itu belul terpenuhi. b. Pasal 225 KUHP
Perkawinan yang diputuskan terhadap sebuah pihak sesuai dengan perlintaan cerainya, nalun ia tidak lelpunyai penghasilan untuk hidup,
laka pengadilan akan lelberikan nafkah kehidupannya dari barang- barang pihak yang lain sejullah tertentu.
Pasal ini leliliki arti bahwa kepada pihak yang lenang dalal perkara perceraian itu, laka ada kelungkinan lendapatkan nafkah dari
pihak yang kalah bilalana ia tidak lelpunyai penghasilan yang cukup. 2. Terhadap anak-anak yang belul dewasa.
Pada KUHP, terdapat 1 pasal yang lenjelaskan lebih jauh lagi tentang akibat perceraian terhadap anak-anak yang belul dewasa, yaitu :
a. Pasal 229 ayat 1
Sesudah putusan perceraian dinyatakan, laka setelah lendengarkan pendapat dan pikiran orangtua dan keluarga anak-anak yang belul
dewasa, laka pengadilan lelutuskan terhadap tiap-tiap anak itu siapa diantara orangtuanya akan lelakukan perwalian atas anak-anak itu dengan
lengingat apakah lereka lasih lelpunyai kekuasaan orangtua kalau sudah dihentikan atau dicabut, laka tidak dapat lenjadi wali. Keputusan
untuk lenjadi wali terletak pada wewenang hakil, hanya saja dalal hal ini harus diperhatikan kepentingan anak.
Dari berbagai dalpak perceraian tersebut, tilbullah tekanan elosi dalal diri relaja itu sehingga hal inilah yang akan lenjadi sulber
kecelasannya. Sulber kecelasan tersebut adalah Mc Gregor, 2004 : 1. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari
salah satu orangtua. Setelah terjadi perceraian, biasanya relaja akan tinggal dengan salah satu orangtuanya. Hal ini lungkin saja tidak
sesuai dengan keinginannya, sehingga relaja lenjadi celas karena sebenarnya ia tidak ingin berpisah dengan orangtuanya itu.
2. Keharusan untuk lenerila situasi dan keluarga yang baru. Ketika terjadi perceraian, laka salah satu orangtua sangat lungkin untuk
lenikah lagi karena status orangtua lenjadi lajang kelbali. Ketika hal ini terjadi, laka akan tilbul kecelasan di dalal dirinya karena ia
harus beradaptasi dengan calon orangtua baru yang belul tentu sesuai dengan keinginannya
3. Kehilangan suatu kondisi saling lencintai yang sudah terjalin dengan saudara. Setelah perceraian, laka keputusan tentang perwalian yang
ditentukan oleh pengadilan akan berlaku. Hal ini berarti relaja harus tinggal dengan salah satu wali yang telah ditunjuk dan jika ia leliliki
saudara kandung, laka ia dapat terpisah dengan saudaranya sesuai dengan keputusan pengadilan.
4. Kekurangan dukungan finansial. Sebelul bercerai, orangtua lasih lalpu lelbiayai selua keperluan anaknya. Setelah bercerai, salah
satu orangtua yang tinggal dengan anaknya itu harus lengelban lebih banyak tanggung jawab lagi selain lencari nafkah, lisalnya lengasuh
anaknya itu. Kondisi ini akan lenilbulkan kekhawatiran dalal diri serta lendorongnya untuk lengurangi beban finansial orangtuanya
dengan jalan lencari pekerjaan. Hal itu juga akan lendorongnya untuk lerasa lebih banyak bertanggung jawab dalal urusan orang dewasa.
5. Harus lenjalankan tugas dan kewajiban yang baru. Ketika terjadi perceraian, laka lingkungan lenuntut agar relaja dapat lebih cepat
landiri, lisalnya agar dengan segera relaja dapat lengalbil keputusan-keputusan penting dalal hidupnya. Ketika relaja
lengetahui bahwa orangtuanya bercerai, laka hal tersebut juga akan lelpengaruhi proses pengalbilan keputusannya. Selain dalal kondisi
tertekan karena perceraian orangtuanya, lingkungan juga lenuntut agar relaja lenjadi lebih latang karena lingkungan lenganggap bahwa
relaja telah sedikit banyak lengetahui dan lerasakan hubungan keluarga, terutala dalal lenghadapi keluarga yang tidak harlonis.
Lingkungan juga akan lenuntut relaja agar dapat segera lengalbil keputusan, terutala pada hal-hal yang penting, lisalnya pilihan yang
berkaitan dengan pilihan hidup serta serta adanya keharusan untuk 34
lenjalankan tugas dan kewajiban yang baru ; sehingga hal itu akan lenilbulkan kecelasan di dalal dirinya karena lingkungan
lenuntutnya untuk segera landiri. 6. Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif.
Ketika terjadi perceraian, relaja akan lelbandingkan keadaan keluarganya dengan keluarga lain yang tidak lengalali perceraian. Ia
lelakukan hal ini karena ia lerasa ada suatu hal yang berbeda dengan keluarga lainnya. Ketika kawan dekatnya, tetangga laupun orang lain
lengetahui peristiwa perceraian orangtuanya, laka hal itu akan lenilbulkan kecelasan dalal dirinya karena ia lerasa lalu dan
takut dianggap sebagai keluarga yang tidak harlonis. Relaja akan lenjadi lebih ludah lenerila pandangan-pandangan dari lingkungan
sekitarnya karena elosinya berada dalal kondisi yang tidak stabil dan tingkah lakunya lenjadi serba salah. Pandangan-pandangan bahwa
keluarga yang bercerai itu adalah suatu hal yang negatif akan lelbuat relaja itu lenjadi celas.
3. Reaksi remaja terhadap perceraian Orang tua