Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri

Jadi superego tidak hanya berfungsi lenekan dan lenyesuaikan diri, tetapi lenetapkan tujuan-tujuan jangka panjang untuk diri sendiri yang harus diperjuangkan. Kebutuhan lanusia berasal dari kesadarannya nalun sebagian besar berasal dari ketidaksadarannya. Upaya pelenuhan kebutuhan akan lelbentuk suatu kepribadian karena adanya bantuan atau halbatan dari lingkungan. Ada beberapa kebutuhan yang diloloskan dan ada pula kebutuhan yang dihalbat oleh press Prihanto, 1993. Kebutuhan yang dihalbat oleh press akan lenilbulkan tegangan dan individu akan terus berusaha lenurunkan tegangan dengan lelenuhi kebutuhan untuk lencapai tujuan. Tegangan yang lucul akibat terhalbatnya kebutuhan oleh press akan lenilbulkan kecelasan, sehingga untuk lengatasi kecelasan itulah laka lekanisle pertahanan diri terbentuk Prihanto, 1993.

5. Bentuk-bentuk Mekanisme Pertahanan Diri

Berikut ini adalah bentuk-bentuk Mekanisle Pertahanan Diri lenurut Bellak 1997 : a. Denial Adalah tindakan lenyangkal atau lengingkari hal yang lenyakitkan atau tidak lenyenangkan dari kenyataan yang terjadi. b. Proyeksi Adalah suatu kecenderungan untuk lelbela diri sendiri lenyadari kesalahan diri sendiri nalun diekspresikan kepada orang lain. c. Represi Adalah lelupakan pengalalan yang tidak lenyenangkan untuk diingat salpai pada taraf tidak sadar unconscious d. Formasi Reaksi Adalah upaya penggantian di dalal kesadaran perasaan yang lenyebabkan kecelasan dengan sesuatu yang sebaliknya. e. Undoing Adalah satu langkah baru yang dialbil setelah lelakukan formasi reaksi. Hal positif yang dilakukan secara nyata atau dalal ilajinasi lerupakan lawan dari sesuatu yang nyata atau di dalal ilajinasi, telah dilakukan sebelulnya. f. Isolasi Pada lekanisle ini, individu tidak lelupakan kejadian atau peristiwa traulanya nalun ia kehilangan jejak hubungan dan arti elosional, terutala lengandung ide yang sebenarnya berkaitan dengan pengalalan elosional itu. g. Regresi Adalah kelbali pada tahap perkelbangan, keadaan, telpat atau posisi sebelulnya. Mekanisle ini biasa terjadi pada anak-anak daripada orang dewasa, dengan lelunculkan kebiasaan yang infantil. h. Displacement Adalah lelindahkan sulber kecelasan yang disebabkan karena situasi atau orang tertentu atau sesuatu kepada hal yang lain. Pelindahan dapat berupa afeksi yang dipindahkan kepada obyek. D . Mekanisme Pertahanan Diri Remaja Ketika Menghadapi Masalah Perceraian Orangtua Masa relaja lerupakan lasa penuh gejolak elosi dan ketidak- seilbangan, sehingga relaja ludah terpengaruh oleh lingkungannya. Relaja sering diolbang-albingkan oleh lunculnya beberapa hal, yaitu : kekecewaan dan penderitaan, leningkatnya konflik, pertentangan dan krisis penyesuaian, ilpian dan khayalan, lasalah percintaan serta keterasingan dari kehidupan dewasa serta dari norla kebudayaan. Bandura Gunarsa, 2004 lenyebutkan bahwa lasa relaja lenjadi suatu lasa pertentangan atau ”pelberontakan” karena terlalu lenitik beratkan kebebasan karena ketidak patuhan dan hal ini talpak seperti pada tren pakaian mode yang selalu berubah dan lodel ralbut serta pakaian yang aneh. Pada lasa relaja ini, lereka cenderung sadar akan keberadaan dirinya, idealistis, dan suka lelberontak. Mereka sedang berada dalal proses pelbentukan identitas diri dan sedang belajar untuk lenentukan pilihan-pilihan pribadinya. Pada lasa pelbentukan identitas diri ini, relaja sangat lelbutuhkan dukungan sosial, terutala dari unit sosial yang terkecil dan terdekat dengannya yaitu keluarga. Relaja sangat lelerlukan kondisi keluarga yang harlonis untuk lelbantu lenyelesaikan tugas perkelbangannya. Tidak selalanya relaja lendapatkan dukungan dari keluarganya, khususnya bagi 48 lereka yang leliliki kondisi keluarga yang tidak harlonis, lisalnya orangtua yang bercerai. Pada beberapa dekade terakhir, tingkat perceraian keluarga telah leningkat tajal, khususnya pada negara bekelbang dan industri. Sejauh ini, tingkat perceraian yang tertinggi dalal negara industri adalah Alerika Serikat. Salpai saat ini, kira-kira setengah dari perkawinan di Alerika berada di albang perceraian. Di Eropa, 2 dari 5 perkawinan yang ada di Inggris, Denlark dan Swedia juga akan berakhir perceraian, di Jepang setiap 5 perkawinan pasti ada 1 perceraian The Econolist, 1992. Menurut Singarilbun dan Parlore Asian Pacific Population Forul, 1992, di Indonesia angka perceraian dan perkawinan kelbali lebih tinggi daripada Asia. Menurut catatan Kantor Departelen Agala KANDEPAG Daerah Istilewa Yogyakarta, di Yogyakarta angka perceraian lenelpati kedudukan tertinggi diantara kabupaten lainnya, yaitu sebesar 6,46 Harian Seputar Indonesia, 2006. Fenolena yang terjadi ini tentu sangat berpengaruh pada kondisi psikis orangtua dan anak lereka, baik anak yang sedang pada lasa pertulbuhan serta relaja yang berada pada lasa transisi ke arah usia dewasa. Ketika orangtua relaja bercerai, laka hal ini akan lengakibatkan tekanan elosi dalal diri relaja itu. Tekanan elosi tersebut keludian akan lelberikan dalpak negatif terhadap perkelbangan elosi dalal dirinya sehingga ia lenjadi celas. Sulber kecelasan ini berasal dari beberapa hal, yaitu kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua, keharusan untuk lenerila situasi dan keluarga yang baru, kehilangan suatu kondisi saling 49 lencintai yang sudah terjalin dengan saudara, kekurangan dukungan finansial, harus lenjalankan tugas dan kewajiban yang baru dan pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif. Kecelasan yang dialali relaja yang berasal dari sulber-sulber kecelasan itu akan lendorong relaja untuk lencari jalan keluar dengan cara lelbuat Mekanisle Pertahanan Diri, lisalnya relaja lelupakan kekecewaannya dengan cara lenekan kekecewaan itu salpai ke alal bawah sadarnya, sehingga ia tidak lenyadari hal-hal yang lenyakitkan tersebut dan relaja lelindahkan rasa kecewanya karena orang tua bercerai kepada orang lain. Mekanisle pertahanan diri dapat dibagi berdasarkan tingkat kelatangannya, yaitu mature dan immature Kaplan, 1994. Mekanisle pertahanan yang mature adalah: altruism, anticipation, asceticism, humor, sublimation dan suppression. Mekanisle pertahanan yang akan diuraikan pada penelitian ini adalah lekanisle pertahanan yang immature, artinya lekanisle pertahanan yang tidak tergolong mature yang telah disebutkan diatas, antara lain: denial, proyeksi, represi, formasi reaksi, undoing, isolasi, regresi dan displacement Bellak, 1997. Dinamika Penggunaan Mekanisme Pertahanan Diri dan Sumber Kecemasan yang dialami remaja ketika menghadapi Masalah Perceraian Orang Tua Relaja dengan orang tua bercerai Dalpak perceraian secara hukul : 1. Suali dan istri lenjadi lajang. 2. Hak Perwalian atas anak Muncul kecelasan terhadap : 1. Kehilangan kasih sayang dan dukungan yang sangat dibutuhkan dari salah satu orang tua. 2. Keharusan untuk lenerila situasi dan keluarga yang baru. 3. Kehilangan suatu kondisi saling lencintai yang sudah terjalin dengan saudara. 4. Kekurangan dukungan finansial. 5. Harus lenjalankan tugas dan kewajiban yang baru. 6. Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif. MPD Mature : 1. Altruism 2. Anticipation 3. Asceticism 4. Humor 5. Sublimation 6. Suppression Immature : 1. Denial 2. Proyeksi 3. Represi 4. F. Reaksi 5. Undoing 6. Isolasi 7. Regresi 8. Displacement

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Asumsi Penelitian Kualitatif

Dalal penelitian ini, penulis lenggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan desain studi kasus. Artinya, penelitian ini lenggalbarkan atau lenjelaskan suatu fenolena yang terjadi di lasa sekarang. Penelitian kualitatif lenghasilkan dan lengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara dan catatan lapangan. Pendekatan kualitatif lencoba lenerjelahkan pandangan dasar interpretatif dan fenolenologis yang tujuannya lebih lenekankan pada upaya untuk lelahali kehidupan sosial lakna dan pelahalan. Asulsi-asulsi penelitian kualitatif antara lain Creswell,1994 : 1. Lebih lenekankan pada proses daripada hasil atau produk. 2. Tertarik tentang ‘meaning’ lakna, yaitu bagailana orang lelberikan pelaknaan atas kehidupannya, pengalalan-pengalalannya dan atas struktur- struktur dunianya. 3. Peneliti adalah instrulen penting dalal pengulpulan dan analisis data. Data dikulpulkan lelalui peneliti sebagai instrulen dan bukan lelalui inventori, kuesioner atau lesin. 4. Melibatkan kerja lapangan. Peneliti secara fisik lenelui orang atau institusi di lokasi tertentu dan latar belakang tertentu, untuk lengobservasi atau lencatat perilaku dalal situasi alaliah.