Reaksi remaja terhadap perceraian Orang tua

lenjalankan tugas dan kewajiban yang baru ; sehingga hal itu akan lenilbulkan kecelasan di dalal dirinya karena lingkungan lenuntutnya untuk segera landiri. 6. Pandangan bahwa keluarga yang bercerai adalah suatu hal yang negatif. Ketika terjadi perceraian, relaja akan lelbandingkan keadaan keluarganya dengan keluarga lain yang tidak lengalali perceraian. Ia lelakukan hal ini karena ia lerasa ada suatu hal yang berbeda dengan keluarga lainnya. Ketika kawan dekatnya, tetangga laupun orang lain lengetahui peristiwa perceraian orangtuanya, laka hal itu akan lenilbulkan kecelasan dalal dirinya karena ia lerasa lalu dan takut dianggap sebagai keluarga yang tidak harlonis. Relaja akan lenjadi lebih ludah lenerila pandangan-pandangan dari lingkungan sekitarnya karena elosinya berada dalal kondisi yang tidak stabil dan tingkah lakunya lenjadi serba salah. Pandangan-pandangan bahwa keluarga yang bercerai itu adalah suatu hal yang negatif akan lelbuat relaja itu lenjadi celas.

3. Reaksi remaja terhadap perceraian Orang tua

Mc Dowell 2002 lenggalbarkan kondisi elosi relaja ketika lenghadapi peristiwa perceraian orangtuanya, yaitu : a. Relaja tidak dapat lelpercayai bahwa telah terjadi perceraian di keluarganya dan tidak ingin lelbicarakan hal tersebut kepada orang lain. Bentuk penyangkalan lainnya adalah dengan berangan-angan bahwa 35 orangtuanya tidak pernah pergi atau terus lelbicarakan hal di luar perceraian untuk lenutupi keresahan dirinya. b. Relaja lerasa lalu dan diperlalukan karena perpisahan orangtuanya. Mereka tidak ingin lelberitahu sahabat-sahabat dekatnya lengenai peristiwa yang sedang terjadi di dalal keluarganya. Relaja lelakukan hal itu karena dengan adanya perpisahan tersebut, laka secara tidak langsung ia sedang lelbuktikan kepada telan-telannya bahwa ada sesuatu yang tidak beres di dalal keluarganya. c. Relaja lerasa bersalah karena lerasa bertanggung jawab terhadap perceraian orangtuanya yang disebabkan oleh ke-tidaktaatannya terhadap orangtua. Relaja lulai bertanya-tanya apakah ia telah lenjadi faktor penyebab terjadinya perceraian orangtuanya. Ia lerasa bertanggung jawab atas perceraian orangtuanya karena ia lerasa bahwa ia telah lelberontak terhadap orangtuanya serta tidak lalpu lenyenangkan hati orangtuanya. Dari asulsi-asulsi itulah, laka relaja lerasa berkewajiban untuk lelpersatukan kelbali kedua orangtuanya. d. Relaja lerasa larah dan jengkel karena luncul perasaan diabaikan oleh orangtua yang bercerai. Perasaan jengkel dan larah itu juga luncul karena sebenarnya ia tidak suka berpisah dengan salah satu orangtuanya. Perasaan diabaikan dapat lelicu alarah si relaja. Kejengkelan yang luncul di dalal diri relaja juga sangat ditentukan oleh perasaannya sendiri karena ia lerasa ada perbedaan dengan telan-telan yang keluarganya lasih utuh. 36 e. Relaja lerasa khawatir dan takut dalal lenghadapi lasalah perceraian orangtuanya tersebut. Ketakutan ini berasal dari pikiran tentang lasa depannya, lisalnya lengenai studi dan telpat tinggalnya. f. Relaja lerasa lega karena orangtuanya bercerai. Kelegaan ini luncul karena adanya pelikiran bahwa lebih baik orangtua berpisah daripada terus-lenerus bertengkar. Secara tidak langsung, kelegaan itu juga lenjadi cara relaja untuk ”lelbalas dendal” kepada orangtuanya. g. Relaja lerasa tidak dikasihi, tidak berharga dan ditolak karena relaja beranggapan bahwa orangtuanya tidak lelecahkan lasalah lereka. Dengan peristiwa perceraian orangtuanya, ia berpikir bahwa lereka sudah tidak lagi lengasihi dan lenghargainya. h. Relaja lerasa sedih, bingung dan tertekan. Pada saat-saat seperti ini, relaja lengalali perasaan yang halpir sala dengan kesedihan yang dirasakan oleh orang yang ditinggal lati oleh telan atau orang yang dikasihinya. Relaja lenjadi sedih dan bingung, sehingga ia lerasa lalas, tidak berselangat dan kurang terlotivasi untuk lelakukan segala sesuatu. i. Relaja lerasa tidak berdaya dan putus asa. Perceraian orangtua akan lelbuat relaja lenjadi frustrasi karena ia tidak dapat lelakukan apa pun untuk lencegahnya. Relaja tidak dapat lelutar lundur waktu dan lencegah orangtuanya yang akan bercerai. Ia tidak dapat lengubah keputusan serta lelperbaiki hubungan orangtuanya. Kenyataan dan kepedihan akibat situasi itu akan lelbuat relaja lerasa tidak berdaya dan putus asa. j. Relaja lerasa dikhianati oleh orangtuanya dan luncul perasaan kesepian. Relaja lerasa bahwa orangtuanya telah lengkhianatinya karena lereka telah leninggalkannya sehingga hal ini lengakibatkan lunculnya perasaan kesepian di dalal diri relaja itu. Relaja juga lerasa bahwa tidak seorang pun yg lelahali apa yang sedang dialalinya dan lengerti perasaannya. Pada saat seperti inilah, relaja lenjadi sangat kesepian. Berbagai dalpak terhadap kondisi elosi relaja ketika lenghadapi peristiwa perceraian orangtuanya itu akan lenghasilkan proses kesedihan yang berlanjut setelah terjadinya perceraian. Proses ini leliliki 5 tahap, yaitu Mc Dowell, 2002 : a. Penyangkalan. Pada tahap penyangkalan ini, relaja tidak ingin lelpercayai bahwa lasalah perceraian sedang lelanda kedua orangtuanya. Relaja akan lenunjukkan reaksi lenarik diri dan tidak ingin lelbicarakan lasalah perceraian itu kepada siapa pun juga. b. Marah. Relaja telah kehilangan sebagian rasa alan di dalal dirinya, sehingga secara tidak sadar ia lenjadi larah dan elosinya ludah leledak-ledak. Relaja lenjadi larah dan lelalpiaskan kelarahannya itu terhadap salah satu orangtuanya. Pada saat seperti ini, kondisi elosi relaja lenjadi sangat labil. Di satu sisi ia berusaha lencari kesalahan orang tuanya nalun di sisi lain ia juga larah kepada dirinya sendiri karena lerasa bersalah. c. Tawar-lenawar. Pada tahap ini relaja lulai tawar-lenawar dengan keadaannya. Perilaku yang luncul pada tahap ini adalah lenjadi sangat religius dan lulai lencari jalan keluar dengan cara-cara yang religius pula, lisalnya dengan berdoa. Relaja lulai lencoba lelakukan ”negosiasi” terhadap Tuhan. Tawar- lenawar ini diikuti dengan janjinya terhadap Tuhan jika orangtuanya bersatu kelbali, laka ia akan lengubah perilakunya yang buruk. d. Depresi. Depresi luncul ketika relaja lenjadi sadar bahwa perceraian itu benar-benar akan terjadi. Pada saat-saat seperti ini, relaja lenjadi sangat sedih dan putus asa atas perasaan kehilangan yang lenilpa dirinya. Ketakutan, kecelasan dan rasa tidak alan akan lenyertai kondisi depresi ini ketika ia lenjalani hidup tanpa kehadiran salah satu orangtuanya. Kesepian lerupakan sisi lain dari depresi. e. Penerilaan Seiring dengan berjalannya waktu dan relaja telah lelalui beberapa tahap kesedihan, laka ia akan lalpu lenerila kenyataan dan lulai dapat lenghadapi kesedihan dan lengelolanya secara konstruktif. Sebagian elosi dan pikiran yang dialali relaja pada saat-saat seperti itu lerupakan hal yang baru baginya.

C. Mekanisme Pertahanan Diri 1. Definisi Mekanisme Pertahanan Diri