Latar Belakang Masalah Perbedaan Self Regulated Learning Strategies pada mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM.
                                                                                3
secara tidak langsung akan berdampak pada masa depan  mahasiswa. Selain itu, prestasi akademik juga menjadi hal yang diperhitungkan ketika
mahasiswa mencari pekerjaan. Hampir semua biro penerimaan tenaga kerja mensyaratkan IPK minimal 2,75 sebagai standaruntuk diterima
bekerja. Dengan demikian, ketika mahasiswa ingin meraih prestasi yang
diinginkan mahasiswa membutuhkan adanya keterampilan mengenai cara belajar  yang mencakup kemampuan berpikir, proses berpikir, dan
motivasi.  Selain hal itu, mahasiswa juga membutuhkan pengaturan diri dan pengaturan waktu sehingga dapat menunjang keberhasilan dalam
meraih prestasi.  Akan tetapi tidak semua mahasiswa memiliki keterampilan mengenai cara belajar yang baik. Kemampuan keterampilan
belajar tersebut dikenal  dengan  istilah  self-regulated learning  atau  SRL. SRL adalah suatu strategi yang mengacu pada kemampuan individu untuk
mengatur dirinya dalam proses belajar dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi dan perilaku aktif Zimmerman, 1989.
Zimermman  2002  menambahkan bahwa SRL bukan merupakan kemampuan mental seperti inteligensi atau keterampilan akademik
melainkan proses pengarahan atau penginstruksian diri dimana individu mengubah kemampuan mental yang dimilikinya menjadi keterampilan
dalam belajar, definisi tersebut menunjukkan karakteristik dalam SRL. Di lain hal, Self regulated learning  strategies  adalah tindakan atau proses
yang ditujukan untuk memperoleh informasi atau keterampilan yang
4
mencakup agensi, tujuan dan pandangan instrumentalisis dari pelajar Zimmerman, 1989.
Di  sisi  lain, SRL memiliki 3 elemen penting yaitu  strategi pembelajaran mandiri,  persepsi efikasi diri pada kemampuan kerja dan
komitmen dalam meraih tujuan akademik Zimmerman, 1989.  Didalam sejumlah penelitian, SRL ada yang diteliti sebagai kesatuan ada pula yang
secara mandiri, misalnya penelitian mengenai Self Efikasi:  An Essential Motive  To Learn  Zimmerman, 2000,  hasil penelitian ini menyatakan
bahwa  efikasi diri telah terbukti  responsif terhadap  perbaikan metode belajar siswa  dan  prediksi  hasil  prestasi, hal ini  merupakan  bukti empiris
dari perannya sebagai mediator siswa dalam belajar. Penelitian  mengenai commitment to academic yaitu  The Impact of Freshman Year Learning
Community Participation on Students Self-Reported Sense of Meaning in Life,  Academic Self-efficacy and Commitment to Academic Major at the
Beginning of the Second Academic Year Pruett, 2011, hasil penelitian ini yaitu  tidak ada  perbedaan yang signifikan dalam  komitmen  antara
masyarakat peserta belajar dan peserta seminar mahasiswa. Dari ketiga elemen tersebut, peneliti ingin melihat dari sisi self
regulated learning strategies  strategi pembelajaran mandiri.  Melalui strategi SRL diasumsikan bahwa mahasiswa mampu menempuh proses
pendidikan dan meraih prestasi akademik dengan optimal karena dengan SRL  strategies  mahasiswa memiliki kemampuan mengorganisasikan diri
5
terhadap tugas-  tugas akademik yang dibebankan secara efektif sebagai upaya untuk mengoptimalkan performansi akademiknya.
Pada sebuah penelitian mengenai self regulated learning strategies disebutkan bahwa strategi SRL menjadi salah satu faktor yang utama
untuk memastikan kesuksesan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan prosesnya bersifat self directive  dan  self beliefs  yang
memungkinkan mahasiswa untuk membentuk kemampuan mental mereka pada performansi akademik Zimmerman  dalam Yusri  Rahimi, 2010.
SRL  strategies  juga  dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran Alharbi, Paul  Hannoford, 2011. Selain itu dengan SRL
strategies  pelajar akan lebih fokus karena adanya motivasi sehingga mampu berkonsentrasi dan pencapaian tujuan akan lebih tinggi Chen,
2002.  Lee 2009 menambahkan,  dengan menerapkan SRL strategies pelajar akan mengerti dan paham dengan apa yang akan mereka tuju.
Menurut teori sosial-  kognitif ada tiga faktor yang mempengaruhi strategi  SRL  yaitu: 1 self  atau individu yang  mencakup pengetahuan
yang dimiliki individu, tingkat kemampuan metakognisi, dan tujuan yang ingin dicapai; 2 perilaku yaitu faktor yang mengacu pada upaya individu
untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki; 3 lingkungan, memiliki peran terhadap pengelolaan diri dalam belajar, yaitu sebagai tempat
individu melakukan aktivitas belajar dan memberikan fasilitaskepada aktivitas belajar yang dilakukan, apakah fasilitas tersebutcenderung
6
mendukung atau menghambat aktivitas belajar khususnya SRL  Bandura dalam Zimmerman, 1989.
Dari ketiga faktor tersebut,peneliti ingin melihat dari sisi faktor lingkungan.  Dari sisi faktor lingkungan, dikatakan bahwa lingkungan
dijadikan tempat untuk melakukan aktifitas belajar dan memberikan fasilitaskepada aktivitas belajar yang dilakukan, apakah fasilitas
tersebutcenderung mendukung atau menghambat aktivitas belajar khususnya  SRL  strategies. Di Universitas, kampus memberikan fasilitas
kepada mahasiswa untuk belajar, baik itu kegiatan non akademik maupun akademik. Peneliti tertarik mengenai kegiatan non akademik atau
ekstrakurikuler yang ada di dalam universitas seperti  Unit Kegiatan Mahasiswa UKM.  UKM sebagai salah satu wadah untuk belajar
berorganisasi sehingga diasumsikan dapat mendukung mahasiswa untuk belajar dalam kemampuan mengatur waktu dan kegiatan.
Mahasiswa memiliki pilihan untuk ikut aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Di kampus
mahasiswa memiliki banyak pilihan kegiatan ekstrakurikuler  yang diwadahi dalam UKM seperti kesenian  tari dan karawitan, bela diri,
korps suka rela KSR, pecinta alam mapasadha, kerohanian, penerbitan, paduan  suara, koperasi  mahasiswa,  lens club, resimen mahasiswa,
pengabdian masyarakat, radio masdha, teater, dan olah raga.  di luar kampus mahasiswa juga memiliki pilihan  kegiatan organisasi seperti
karang taruna, LSM, mudika, dan lain sebagainya. Apabila mahasiswa ikut
7
serta dalam UKM,  mereka akan  dituntut  untuk menjalankan setiap kegiatan di UKM yang telah dipilih. Dalam UKM mahasiswa tidak hanya
sekedar  menjalankan  organisasi, akan tetapi dibutuhkan tanggung jawab yaitu keseriusan, keaktifan dan keuletan, dengan ini akan dapat melahirkan
mahasiswa yang mandiri, kreatif dan handal serta memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Di  dalam
berorganisasi, mahasiswa tidak lepas dari berbagai macam rintangan, halangan, atau persoalan- persoalan yang muncul baik dari dalam maupun
dari  luar UKM. Dari  sinilah mahasiswa belajar  dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul. Di  sisi lain, mahasiswa juga dituntut
aktif  di  dalam  perkuliahan  seperti tugas kelompok, dan tugas individu pada setiap mata kuliah yang telah diambil. Selain hal itu, jika mahasiswa
ingin memperoleh nilai bagus, mahasiswa diwajibkan mencapaibatas nilai lulus yang ditentukan oleh universitas di setiap mata kuliah yang diambil.
Hal tersebut menyebabkan mahasiswa harus membagi waktu yang tersedia agar tugas kuliah  dan keikutsertaan dalam UKM dapat seimbang.  Dari
situ, mahasiswa memiliki kebiasaan untuk mengoptimalkan waktu yang tersedia sehingga semua tugas dapat dijalankan dengan hasil yang optimal.
Adanya kegiatan ekstrakurikuler  seperti UKM dapat membuat mahasiswa mengatur dirinya dalam proses belajar dan membagi waktu
mereka didalam kegiatan UKM dan kegiatan belajar. Dari situ mahasiswa memiliki kebiasaan dalam mengatur setiap kegiatan non akademik dan
akademik serta  mahasiswa memiliki  kemampuan mengorganisasikan diri
8
terhadap tugas-tugas akademik yang  dibebankan dengan efektif sebagai upaya untuk mengoptimalkan  performansi akademiknya. Dari uraian
diatas,  keikutsertaan  mahasiswa  dalam  kegiatan  ekstrakurikuler  seperti UKM  diasumsikan dapat meningkatkan SLR  strategies  mahasiswa
sehingga nantinya dapat mengoptimalkan prestasi akademik mahasiswa. Paparan diatas menunjukkan bahwa kegiatan UKM dapat berperan
dalam upaya meningkatkan SRL strategies. Peneliti menemukan beberapa penelitian yang menunjukan dampak dari keikutsertaan dalamkegiatan
ekstrakurikuler.  Pada sebuah penelitian mengenai partisipasi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menengah, ditunjukkan bahwa partisipasi dalam
kegiatan ekstrakurikuler berhubungan dengan prestasi akademik Caskey,2006. Sementara, penelitian lain menunjukkan bahwa partisipasi
dalam sejumlah kegiatan ekstrakurikuler paling optimal untuk membantu pelajar merasa terhubung atau dekat dengan sekolah sehingga
menghasilkan nilai akademik  yang baik Knifsend  Graham, 2012. Berdasarkan  penelitian  mengenai  dampak  kegiatan  ekstrakurikuler pada
performansi  akademik  siswa,  diungkap  bahwa siswa yang terlibat dalam aktivitas ekstrakurikuler akan memperoleh tingkat retensi atau ingatan dan
tingkat kelulusan yang lebih tinggi, mereka lebih mampu mempertahankan IPK  yang baik, serta memiliki tingkat performa yang baik ketika terlibat
dalam salah satu kegiatan dalam ruang lingkup studi seperti misalnya menjabat  sebagai anggota dewan sekolah, menjadi pemimpin masa
9
orientasi, mengambil pekerjaan sebagai pengurus asrama sekolah atau memegang posisi kepemimpinan sebuah klub di sekolah Shiveley, 2009.
Penelitian lain mengenai manfaat bagi pelajar yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, menyebutkan  bahwa pemuda yang
berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler lebih mungkin untuk memiliki nilai yang lebih baik; memiliki konsep diri tinggi Marsh dalam
Randy 1992; memiliki nilai standar tes yang lebih tinggi Gerber  dalam Randy 1992;  memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi Hanks
Eckland  dalam Randy 1992;  dan  menghadiri sekolah lebih teratur Mahoney    Cairns  dalam Randy 1992.  Dari  hasil uraian diatas
ditunjukkan  bahwa  keikutsertaan  siswa  dalam  kegiatan ekstrakurikuler akan berdampak baik pada performansi dan prestasi akademis.
Uraian-  uraian  hasil penelitian diatas memperlihatkan pengaruh mengikuti  kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi akademik siswa.
Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki tingkat prestasi akademik yang baik. Hasil prestasi akademik yang baik dapat
diperoleh dari keterampilan belajar yang baik, salah satunya adalah  self regulated learning  strategies.  Dengan  mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
seperti UKM, mahasiswa akan memiliki kesempatan  untuk membangun kebiasaan di dalam SRL strategies. Dengan demikian keikutsertaan dalam
kegiatan ekstrakurikuler seperti UKM diasumsikan  dapat meningkatkan SRL  strategies  pada diri mahasiswa.  Namum demikian, asumsi tersebut
masih perlu diuji melalui penelitian. Inilah yang melatarbelakangi peneliti
10
untuk  untuk membandingkan self regulated learning strategies  antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan yang tidak mengikuti UKM.
                