Perbedaan Self Regulated Learning Strategies pada mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM.

(1)

i

PERBEDAAN

SELF REGULATED LEARNING STRATEGIES

PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI UKM

DAN TIDAK MENGIKUTI UKM

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Program Studi Psikologi

Oleh :

C. Rakyan Woro Sinto

NIM : 089114106

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013


(2)

(3)

(4)

MOTTO

Hidup itu layaknya wirasa, wirama, wiraga.

berikan dirimu sebuah momen kedamaian, dan engkau akan mengerti, betapa

bodohnya terburu- buru itu”


(5)

v

PERSEMBAHAN

SKRIPSI ini kupersembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus atas semua rencana di dalam hidupku.

2. Alam semesta atas semua energi postif nya

3. Ibu dan Bapak tercinta yang sabar menunggu hasil kelulusan kuliah.

4. Mbak Rina kakakku dan adikku Dewi tersayang 5. Teman- temanku terkasih yang telah mendukungku. 6. Almamaterku Psikologi Universitas Sanata Dharma


(6)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Juli 2013


(7)

vii

PERBEDAAN SELF REGULATED LEARNINGSTRATEGIES PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI UKM

DAN TIDAK MENGIKUTI UKM

Cornelia Rakyan Woro Sinto ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti UKM dan tidak mengikuti UKM dalam Self Regulated Learning Strategies. Hipotesis yang diajukan adalah ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM. Subjek penelitian ini adalah 220 orang mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester III, IV dan VII. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala self Regulated Learning Strategies. Skala Self Regulated Learning Strategies menggunakan 58 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,913. Untuk mengetahui perbedaan

self regulated learning strategies antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM digunakan analisis data uji-t (independent sample t-test). Hasil analisis data penelitian diperoleh nilai p sebesar 0,078 (p> 0,05) yang berarti hipotesis ditolak. Kriteria pengujian hipotesis ditolak jika p> 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM dan tidak mengikuti UKM.

Kata kunci: self regulated learning strategies, mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM


(8)

SELF-REGULATED LEARNING STRATEGIES IN WHO JOIN EXTRACURRICULAR ACTIVITIES AND WHO DO NOT

Cornelia Rakyan Woro Sinto ABSTRACT

This research aims to study the difference of self-regulated learning strategies between students who join extracurricular activities (known as ‘Unit Kegiatan Mahasiswa’ or UKM) and the students who do not. It was hypothesized that there is significant difference between the two groups. Research subjects were 220 students of Sanata Dharma University who were at the third, fourth, and seventh semester. Data was gathered using self-regulated learning strategies scale, which consists of

58 items (α = 0.913). Using independent sample t-test for analysis, the result shows that the hypothesis was rejected (p = 0.078; p>0.05). It means that there is no significant difference of self-regulated learning strategies between students who join extracurricular activities and who don’t.


(9)

ix

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Cornelia Rakyan Woro Sinto NIM : 089114106

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

“Perbedaan Self Regulated Learning Strategies Pada Mahasiswa Yang Mengikuti UKM Dan Tidak Mengikuti UKM”

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 16 Juli 2013

Yang menyatakan,


(10)

KATA PENGANTAR

Syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Perbedaan Self Regulated Learning Strategies pada Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengukuti UKM ” ini dapat diselesaikan dengan baik.

Selama menulis skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak pihak yang telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus Tuhan Yesus yang sudah memberikan kesehatan, kekuatan, dan akal sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ibu Monica E. Madyaningrum, M. Psych. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan masukan, kritik, saran, dukungan, dan selalu sabar dalam membimbing sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Bapak C. Siswa Widyatmoko, M.Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Agnes Indar Etikawati, S. Psi., Psi., M. Psi. selaku selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan selama penulis menjalankan studi.

5. Bapak dan Ibu tersayang. Terima kasih atas segala doa, semangat, kesabaran dan dukungan baik secara moral ataupun materi.


(11)

xi

6. Gambul adekku dan Mbakku tersayang yang selalu memberikan dukungan dan semangat.

7. Bli Arya, Sherly terimakasih atas masukan, bantuan dan semangatnya.

8. Sahabat seperjuangan : Bebeh Icot, Manda, Kris, Mengty, Difka, Iyem, Jeje, Gita, Echa, Dewi, Bertha, Hembach, dan semuanya yang telah memberikan masukan, dukungan dan doa.

9. Seluruh teman psikologi angkatan 2008 atas segala dukungan dan bantuan. 10.Berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu atas bantuan,

dukungan, bimbingan, kritik dan saran.

Dengan rendah hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Amin dan terima kasih.

Yogyakarta, 16 Juli 2013

Penulis


(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... ... HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ... HALAMAN PENGESAHAN ... ... HALAMAN MOTTO ... ... HALAMAN PERSEMBAHAN ... ... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ... ABSTRAK ... ... ABSTRACT ... ... HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ... KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I. PENDAHULUAN ... A.Latar Belakang Masalah ... B.Rumusan Masalah ... C.Tujuan Penelitian ... D.Manfaat Penelitian ... 1. Manfaat Teoritis ...

i ii iii iv v vi vii viii ix x xii xvi xvii 1 1 10 10 10 10


(13)

xiii

2. Manfaat Praktis ... BAB II. LANDASAN TEORI ... A.Self Regulated Learning ... 1. Definisi Self Regulated Learning ... 2. Definisi Self Regulated Learning Strategies ... 3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning Strategies ... 4. Self Regulated Learning Strategies Dalam Belajar ... B.Ekstrakurikuler ... 1. Definisi Ektrakurikuler ... 2. Bentuk dan Kegiatan Ekstrakurikuler ... 3. Pembagian Kegiatan Ekstrakurikuler ... 4. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler di Universitas Sanata Dharma .. 5. Gambaran Aktivitas Mahasiswa di Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) ... C.Dinamika Perbedaan Self Regulated Learning antara Mahasiswa

yang Mengikuti UKM dan Tidak mengikuti UKM ... .

D.Hipotesis Penelitian ... BAB III. METODE PENELITIAN ... A.Jenis Penelitian ... B.Identifikasi Variabel Penelitian ...

10 12 12 12 13 14 15 17 17 18 18 19 20 22 25 26 26 26


(14)

C.Definisi Operasional ... D.Subjek Penelitian ... E.Sampling ... F. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... G.Uji Coba Alat Ukur ... H.Kredibilitas Alat Ukur ... 1. Estimasi Validitas ... 2. Seleksi Item ... 3. Estimasi Reliabilitas ... I. Teknik Analisi Data ... BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... A.Pelaksanaan Penelitian ... B.Deskripsi Subjek Penelitian ... C.Hasil Penelitian ... 1. Uji Asumsi ... a. Uji Normalitas ... b. Uji Homogenitas ... 2. Uji Hipotesis ... D.Hasil Tambahan ... E.Pembahasan ……….. ...

26 27 28 28 30 31 31 31 34 34 36 36 36 38 38 38 39 40 41 43


(15)

xv

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... A.Kesimpulan ...

B. Saran ...

1. Bagi Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti UKM....

2. Bagi Pihak Universitas ... 3. Bagi Peneliti Selanjutnya ... DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

47 47 47 48 48 48 49 52


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Blue Print Skala SRL Strategies Sebelum Try Out ... Tabel 2. Skor Jawaban untuk Skala SRL Strategies ... Tabel 3. Blue Print Skala Item Setelah Try Out ... Tabel 4. Blue Print Skala Penelitian ... ... Tabel 5. Deskripsi Subjek Penelitian ... Tabel 6. Tabel Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test) ... Tabel 7. Tabel Uji Homogenitas (Levene's Test for Equality of Variances) ... Tabel 8. Ringkasan Uji Hipotesis (Independent Sample T-Test) ... Tabel 9. Kategorisasi Skor SRL Strategies ... Tabel10.Kategorisasi Skor SRL Strategies pada Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti UKM ...

29 30 32 33 37 38 39 40 41


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Skala Penelitian ... Lampiran B Uji Reliabilitas ... Lampiran C Uji Normalitas ... Lampiran D Uji Homogenitas ... Lampiran E Hasil Uji- T ...

52 63 76 78 80


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Seseorang yang memasuki dunia perguruan tinggi untuk menjadi mahasiswa memiliki cara belajar yang berbeda dari masa Sekolah Menengah Atas (SMA). Semakin bertambahnya usia dan semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan bertambah pula beban tanggung jawabnya, terutama tanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Menjadi seorang mahasiswa dituntut memiliki cara belajar yang mandiri dan tidak tergantung pada apa yang disajikan oleh dosen saja melainkan memiliki inisiatif mencari sumber pengetahuan dari media lain. Selain itu, mahasiswa juga harus mengerjakan tugas- tugas perkuliahan yang membutuhkan waktu banyak sehingga tugas- tugas dapat diselesaikan dengan baik.Namun demikian, banyak mahasiswa yang belum dapat melakukan pengaturan waktu dalam memenuhi tugas- tugas perkuliahan mereka. Hasil survei yang dilakukan oleh penelitipada tanggal 20 April 2012mengenai manajemen waktu antara tugas perkuliahan dan kegiatan diluar perkuliahan serta hasil IPK, menunjukkan bahwa dari 25 mahasiswa Universitas Sanata Dharma, 18 mahasiswa mengatakan pernah merasa kesulitan membagi waktu antara kegiatan non akademik dan akademik. Rata- rata IPK mahasiswa yang merasa pernah kesulitan membagi waktu adalah2,89 dan mengikuti kegiatan UKM. Tujuh dari 25 mahasiswa


(19)

merasa tidak kesulitan dalam membagi waktu antara kegiatan akademik dan non akademik. Rata- rata IPK mahasiswa yang tidak merasa kesulitan membagi waktu adalah 2,64 dan tidak mengikuti kegiatan organisasi apapun juga (Penelitian Pendahuluan, 2012). Dari survei tersebut disimpulkan bahwa mahasiswa yang merasa pernah kesulitan membagi waktu adalah mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM dan memiliki rata- rata IPK sebesar 2,89, sedangkan mahasiswa yang merasa tidak kesulitan dalam membagi waktu adalah mahasiswa yang tidak mengikuti kegiatan apapun juga dan memiliki IPK rata-rata sebesar 2,64. Amatan sederhana tersebut menunjukkan bahwa pengalaman mengelola waktu terkait dengan keterlibatan dalam kegiatan- kegiatan lain di luar perkuliahan justru membawa kontribusi positif pada kemampuan akademik mahasiswa. Sebaliknya tidak adanya pengalaman mengelola waktu dalam berbagai kegiatan dimana mahasiswa hanya mengikuti perkuliahan saja justru tidak diikuti dengan capaian akademik yang lebih baik. Amatan sederhana itulah yang melatar belakangi peneliti untuk melihat apakah keterampilan dalam mengatur waktu secara khusus dalam hal ini kemampuan mengatur strategi belajar terkait dengan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan- kegiatan di luar perkuliahan.

Dari paparan diatas peneliti menyimpulkan bahwa kesulitan mengatur waktu antara kegiatanakademik dan non akademikakan berdampak pada prestasi akademik mahasiswa, dimana mahasiswa tidak dapat meraih prestasi dengan baik. Di sisi lain, hasil prestasi yang baik


(20)

secara tidak langsung akan berdampak pada masa depan mahasiswa. Selain itu, prestasi akademik juga menjadi hal yang diperhitungkan ketika mahasiswa mencari pekerjaan. Hampir semua biro penerimaan tenaga kerja mensyaratkan IPK minimal 2,75 sebagai standaruntuk diterima bekerja.

Dengan demikian, ketika mahasiswa ingin meraih prestasi yang diinginkan mahasiswa membutuhkan adanya keterampilan mengenai cara belajar yang mencakup kemampuan berpikir, proses berpikir, dan motivasi. Selain hal itu, mahasiswa juga membutuhkan pengaturan diri dan pengaturan waktu sehingga dapat menunjang keberhasilan dalam meraih prestasi. Akan tetapi tidak semua mahasiswa memiliki keterampilan mengenai cara belajar yang baik. Kemampuan keterampilan belajar tersebut dikenal dengan istilah self-regulated learning atau SRL. SRL adalah suatu strategi yang mengacu pada kemampuan individu untuk mengatur dirinya dalam proses belajar dengan mengikutsertakan kemampuan metakognisi, motivasi dan perilaku aktif (Zimmerman, 1989).

Zimermman (2002) menambahkan bahwa SRL bukan merupakan kemampuan mental seperti inteligensi atau keterampilan akademik melainkan proses pengarahan atau penginstruksian diri dimana individu mengubah kemampuan mental yang dimilikinya menjadi keterampilan dalam belajar, definisi tersebut menunjukkan karakteristik dalam SRL. Di lain hal, Self regulated learning strategies adalah tindakan atau proses yang ditujukan untuk memperoleh informasi atau keterampilan yang


(21)

mencakup agensi, tujuan dan pandangan instrumentalisis dari pelajar (Zimmerman, 1989).

Di sisi lain, SRL memiliki 3 elemen penting yaitu strategi pembelajaran mandiri, persepsi efikasi diri pada kemampuan kerja dan komitmen dalam meraih tujuan akademik (Zimmerman, 1989). Didalam sejumlah penelitian, SRL ada yang diteliti sebagai kesatuan ada pula yang secara mandiri, misalnya penelitian mengenai Self Efikasi: An Essential Motive To Learn (Zimmerman, 2000), hasil penelitian ini menyatakan bahwa efikasi diri telah terbukti responsif terhadap perbaikan metode belajar siswa dan prediksi hasil prestasi, hal ini merupakan bukti empiris dari perannya sebagai mediator siswa dalam belajar. Penelitian mengenai commitment to academic yaitu The Impact of Freshman Year Learning Community Participation on Students Self-Reported Sense of Meaning in Life, Academic Self-efficacy and Commitment to Academic Major at the Beginning of the Second Academic Year (Pruett, 2011), hasil penelitian ini yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan dalam komitmen antara masyarakat peserta belajar dan peserta seminar mahasiswa.

Dari ketiga elemen tersebut, peneliti ingin melihat dari sisi self regulated learning strategies (strategi pembelajaran mandiri). Melalui strategi SRL diasumsikan bahwa mahasiswa mampu menempuh proses pendidikan dan meraih prestasi akademik dengan optimal karena dengan SRL strategies mahasiswa memiliki kemampuan mengorganisasikan diri


(22)

terhadap tugas- tugas akademik yang dibebankan secara efektif sebagai upaya untuk mengoptimalkan performansi akademiknya.

Pada sebuah penelitian mengenai self regulated learning strategies disebutkan bahwa strategi SRL menjadi salah satu faktor yang utama untuk memastikan kesuksesan dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan prosesnya bersifat self directive dan self beliefs yang memungkinkan mahasiswa untuk membentuk kemampuan mental mereka pada performansi akademik (Zimmerman dalam Yusri & Rahimi, 2010). SRL strategies juga dapat digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran (Alharbi, Paul & Hannoford, 2011). Selain itu dengan SRL strategies pelajar akan lebih fokus karena adanya motivasi sehingga mampu berkonsentrasi dan pencapaian tujuan akan lebih tinggi (Chen, 2002). Lee (2009) menambahkan, dengan menerapkan SRL strategies pelajar akan mengerti dan paham dengan apa yang akan mereka tuju.

Menurut teori sosial- kognitif ada tiga faktor yang mempengaruhi strategi SRL yaitu: (1) self atau individu yang mencakup pengetahuan yang dimiliki individu, tingkat kemampuan metakognisi, dan tujuan yang ingin dicapai; (2) perilaku yaitu faktor yang mengacu pada upaya individu untuk menggunakan kemampuan yang dimiliki; (3) lingkungan, memiliki peran terhadap pengelolaan diri dalam belajar, yaitu sebagai tempat individu melakukan aktivitas belajar dan memberikan fasilitaskepada aktivitas belajar yang dilakukan, apakah fasilitas tersebutcenderung


(23)

mendukung atau menghambat aktivitas belajar khususnya SRL (Bandura dalam Zimmerman, 1989).

Dari ketiga faktor tersebut,peneliti ingin melihat dari sisi faktor lingkungan. Dari sisi faktor lingkungan, dikatakan bahwa lingkungan dijadikan tempat untuk melakukan aktifitas belajar dan memberikan fasilitaskepada aktivitas belajar yang dilakukan, apakah fasilitas tersebutcenderung mendukung atau menghambat aktivitas belajar khususnya SRL strategies. Di Universitas, kampus memberikan fasilitas kepada mahasiswa untuk belajar, baik itu kegiatan non akademik maupun akademik. Peneliti tertarik mengenai kegiatan non akademik atau ekstrakurikuler yang ada di dalam universitas seperti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). UKM sebagai salah satu wadah untuk belajar berorganisasi sehingga diasumsikan dapat mendukung mahasiswa untuk belajar dalam kemampuan mengatur waktu dan kegiatan.

Mahasiswa memiliki pilihan untuk ikut aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Di kampus mahasiswa memiliki banyak pilihan kegiatan ekstrakurikuler yang diwadahi dalam UKM seperti kesenian (tari dan karawitan), bela diri, korps suka rela (KSR), pecinta alam (mapasadha), kerohanian, penerbitan, paduan suara, koperasi mahasiswa, lens club, resimen mahasiswa, pengabdian masyarakat, radio masdha, teater, dan olah raga. di luar kampus mahasiswa juga memiliki pilihan kegiatan organisasi seperti karang taruna, LSM, mudika, dan lain sebagainya. Apabila mahasiswa ikut


(24)

serta dalam UKM, mereka akan dituntut untuk menjalankan setiap kegiatan di UKM yang telah dipilih. Dalam UKM mahasiswa tidak hanya sekedar menjalankan organisasi, akan tetapi dibutuhkan tanggung jawab yaitu keseriusan, keaktifan dan keuletan, dengan ini akan dapat melahirkan mahasiswa yang mandiri, kreatif dan handal serta memiliki kemampuan untuk dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang ada. Di dalam berorganisasi, mahasiswa tidak lepas dari berbagai macam rintangan, halangan, atau persoalan- persoalan yang muncul baik dari dalam maupun dari luar UKM. Dari sinilah mahasiswa belajar dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang muncul. Di sisi lain, mahasiswa juga dituntut aktif di dalam perkuliahan seperti tugas kelompok, dan tugas individu pada setiap mata kuliah yang telah diambil. Selain hal itu, jika mahasiswa ingin memperoleh nilai bagus, mahasiswa diwajibkan mencapaibatas nilai lulus yang ditentukan oleh universitas di setiap mata kuliah yang diambil. Hal tersebut menyebabkan mahasiswa harus membagi waktu yang tersedia agar tugas kuliah dan keikutsertaan dalam UKM dapat seimbang. Dari situ, mahasiswa memiliki kebiasaan untuk mengoptimalkan waktu yang tersedia sehingga semua tugas dapat dijalankan dengan hasil yang optimal. Adanya kegiatan ekstrakurikuler seperti UKM dapat membuat mahasiswa mengatur dirinya dalam proses belajar dan membagi waktu mereka didalam kegiatan UKM dan kegiatan belajar. Dari situ mahasiswa memiliki kebiasaan dalam mengatur setiap kegiatan non akademik dan akademik serta mahasiswa memiliki kemampuan mengorganisasikan diri


(25)

terhadap tugas-tugas akademik yang dibebankan dengan efektif sebagai upaya untuk mengoptimalkan performansi akademiknya. Dari uraian diatas, keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti UKM diasumsikan dapat meningkatkan SLR strategies mahasiswa sehingga nantinya dapat mengoptimalkan prestasi akademik mahasiswa.

Paparan diatas menunjukkan bahwa kegiatan UKM dapat berperan dalam upaya meningkatkan SRL strategies. Peneliti menemukan beberapa penelitian yang menunjukan dampak dari keikutsertaan dalamkegiatan ekstrakurikuler. Pada sebuah penelitian mengenai partisipasi kegiatan ekstrakurikuler di sekolah menengah, ditunjukkan bahwa partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler berhubungan dengan prestasi akademik (Caskey,2006). Sementara, penelitian lain menunjukkan bahwa partisipasi dalam sejumlah kegiatan ekstrakurikuler paling optimal untuk membantu pelajar merasa terhubung atau dekat dengan sekolah sehingga menghasilkan nilai akademik yang baik (Knifsend & Graham, 2012). Berdasarkan penelitian mengenai dampak kegiatan ekstrakurikuler pada performansi akademik siswa, diungkap bahwa siswa yang terlibat dalam aktivitas ekstrakurikuler akan memperoleh tingkat retensi atau ingatan dan tingkat kelulusan yang lebih tinggi, mereka lebih mampu mempertahankan IPK yang baik, serta memiliki tingkat performa yang baik ketika terlibat dalam salah satu kegiatan dalam ruang lingkup studi seperti misalnya menjabat sebagai anggota dewan sekolah, menjadi pemimpin masa


(26)

orientasi, mengambil pekerjaan sebagai pengurus asrama sekolah atau memegang posisi kepemimpinan sebuah klub di sekolah (Shiveley, 2009).

Penelitian lain mengenai manfaat bagi pelajar yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler, menyebutkan bahwa pemuda yang berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler lebih mungkin untuk memiliki nilai yang lebih baik; memiliki konsep diri tinggi (Marsh dalam Randy 1992); memiliki nilai standar tes yang lebih tinggi (Gerber dalam Randy 1992); memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi (Hanks & Eckland dalam Randy 1992); dan menghadiri sekolah lebih teratur (Mahoney & Cairns dalam Randy 1992). Dari hasil uraian diatas ditunjukkan bahwa keikutsertaan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler akan berdampak baik pada performansi dan prestasi akademis.

Uraian- uraian hasil penelitian diatas memperlihatkan pengaruh mengikuti kegiatan ekstrakurikuler terhadap prestasi akademik siswa. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler memiliki tingkat prestasi akademik yang baik. Hasil prestasi akademik yang baik dapat diperoleh dari keterampilan belajar yang baik, salah satunya adalah self regulated learning strategies. Dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti UKM, mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk membangun kebiasaan di dalam SRL strategies. Dengan demikian keikutsertaan dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti UKM diasumsikan dapat meningkatkan SRL strategies pada diri mahasiswa. Namum demikian, asumsi tersebut masih perlu diuji melalui penelitian. Inilah yang melatarbelakangi peneliti


(27)

untuk untuk membandingkan self regulated learning strategies antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan yang tidak mengikuti UKM.

B. Rumusan Masalah

Adakah perbedaan self regulated learning strategies pada mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM dan tidak mengikuti UKM ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk melihat perbedaan self regulated learning strategies pada mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM dan tidak mengikuti UKM.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai perbedaan self-regulated learning strategies pada mahasiswa yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan yang tidak mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM).

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan untuk mengembangankan dan


(28)

meningkatkan kemampuan self regulated learning strategies anggota.

b. Mahasiswa yang tidak mengikuti UKM, diharapkan dapat mengasah kemampuan self regulated learning strategies untuk diterapkan dalam kehidupkan sehari- hari.

c. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai pentingnya SRL strategies dalam proses belajar dan mengembangkan SRL strategies yang sudah dimiliki.


(29)

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Self Regulated Learning

1. Definisi Self Regulated Learning

Barry J. Zimmerman (1989) adalah salah satu tokoh yang berkontribusi besar terhadap teori self regulated learning. Zimmerman mengemukakan pengertian self regulated lerning sebagai berikut:

“in general, students can be described as self regulated to the degree that they are metacognitively, motivationally, and behaviorally active participants in their own learning process (Zimmerman, 1989)”. Artinya secara umum, mahasiswa yang memiliki regulasi diri dapat gambarkan sebagai pribadi yang teratur secara sisi metakognitif, motivasi, dan secara sisi perilaku adalah partisipan yang aktif dalam proses pembelajaran.

Tokoh lain mendefinisikan Self regulated learningis an active, constructive process whereby learners set goals for their learning and then attempt to monitor, regulate and control their cognition, motivation, and behavior, guided and constrained by their goals and the contextual features in the environment “ Pintrich (dalam Scunk, 2005)

Artinya sebagai sebuah proses konstruktif aktif dimana perserta didik menetapkan tujuan untuk pembelajaran mereka dan kemudian berusaha untuk memonitor, mengatur, dan mengontrol kognisi, motivasi, dan perilaku serta dibatasi oleh tujuan dan kontekstual lingkungan (Schunk, 2005).


(30)

Self regulated learning (SRL) mengacu pada perilaku aktif dan kemauan pada dari individu untuk mencapai pembelajaran mereka. Perilaku ini tidak terbatas pada penetapan tujuan, manajemen waktu, strategi tugas, penataan lingkungan, dan mencari bantuan. Sebagai keterampilan dan strategi individu, perilaku belajar mereka. Keterampilan dan strategi regulasi diri digunakan dalam mandiri adalah fungsi dari keinginan individu untuk pencapaian dalam pembelajaran hubungan sosial serta dalam pembelajaran (Boekaerts & Cascallar, 2006).

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa self regulated learning adalah upaya aktif individu untuk meraih tujuan dan pengaturan diri dengan menggunakan strategi (metakognisi, motivasi, dan perilaku aktif) yang digunakan dalam hubungan sosial dan pencapaian pembelajaran.

Di dalam SRL memiliki 3 elemen penting yaitu self regulated learning strategies, self efficacy perceptions of performance skill, dan commitment to academic goals (Zimmerman, 1989).

2. Definisi Self Regulated Learning Strategies

Self regulated learning strategies adalah tindakan atau proses yang ditujukan untuk memperoleh informasi atau keterampilan yang mencakup agensi, tujuan dan pandangan instrumentalistis dari pelajar (Zimmerman, 1989).


(31)

3. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Self Regulated Learning Strategies

Ada tiga hal yang mempengaruhi Self regulated learning strategies, menurut teori sosial kognitif Zimmerman (1989) yaitu:

1. Self atau Individu, faktor ini meliputi:

a. Pengetahuan yang dimiliki individu. Semakin banyak dan beragam pengetahuan yang dimiliki individu akan semakin membantu individu dalam melakukan self regulated learning strategies.

b. Tingkat kemampuan metakognisi. Semakin tinggi tingkat metakognisi (kemampuan individu dalam merencanakan, mengorganisasikan, menginstruksikan diri, memantau, dan mengevaluasi dalam kegiatan belajar) yang dimiliki, semakin membantu pelaksanaan self regulated learning strategies dalam diri individu.

c. Tujuan yang ingin dicapai. Semakin banyak dan kompleks tujuan yang ingin diraih dalam aktivitas belajar, semakin besarkemungkinan individu melakukan self regulated learning strategies.

2. Perilaku, faktor perilaku mengacu pada upaya individu menggunakan kemampuan yang dimiliki. Semakin besar dan optimal upaya yang dilakukan individu dalam mengatur dan


(32)

mengorganisasikan proses belajar akan meningkatkan self-regulated learning strategies pada diri individu.

3. Lingkungan, menurut Bandura (dalam Zimmerman, 1989) lingkungan memiliki peran terhadap pengelolaan diri dalam belajar, yaitu sebagai tempat individu melakukan aktivitas belajar dan memberikan fasilitas kepada aktivitas belajar yang dilakukan, apakah fasilitas tersebut cenderung mendukung atau menghambat aktivitas belajar khususnya self-regulated learning strategies.

4. Self Regulated Learning Strategies dalam Belajar

Zimmerman (1989), menyatakan bahwa individu dapat mengendalikan proses belajarnya dilihat dari penggunaan strategi SRL dalam menyelesaikan tugas akademik. Strategi tersebut penting karena individu dapat belajar dan meningkatkan performansi serta keterampilannya. Zimmerman (1989) mengidentifikasi 14 strategi SRL yaitu:

a. Self-evaluation adalah inisiatif untuk mengevaluasi atau kemajuan tentang apa yang mereka kerjakan.

b. Organizing and transforming inisiatif untuk mengorganisasi kembali materi pelajaran agar lebih mudah dan jelas untuk dipahami guna meningkatkan proses pembelajaran.


(33)

c. Goal-setting and planing adalah usaha untuk penentuan sasaran, perencanaan yang bertahap, pemilihan waktu, penyusunan semua kegiatan yang berhubungan dengan sasaran pendidikan mereka.

d. Keeping record and monitoring adalah usaha untuk mengingat beberapa peristiwa atau hasil dari pekerjaan mereka.

e. Rehearsing and memorizing adalah usaha untuk menghafal materi pelajaran agar lebih mudah memahami dan jelas. f. Reviewing record to reread tests adalahusaha untuk

membaca kembali soal-soal ujian.

g. Reviewing records to reread notes adalah usaha untuk kembali membaca catatan.

h. Reviewing records to reread textbooks adalah usaha untuk membaca kembali buku teks.

i. Self-consequences adalah usaha untuk mengatur diri atau berimajinasi akan mendapat penghargaan jika sukses dan hukuman jika gagal.

j. Seeking information adalah usaha untuk mendapatkan semua informasi yang berkaitan dengan tugas mereka. k. Environmental structuring adalah usaha untuk memilih


(34)

l. Seeking social assistance from peers adalah usaha untuk meminta bantuan kepada teman- teman.

m. Seeking social assistance from teachers adalah usaha untuk meminta bantuan kepada para dosen.

n. Seeking social assistance from adults yaitu usaha untuk meminta bantuan kepada orang- orang yang lebih dewasa.

B. Ekstrakurikuler

1. Definisi Ekstrakurikuler

Menurut Saputra (1998/1999) ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa yang diadakan baik di sekolah maupun luar sekolah dengan tujuan memperdalam atau memperluas pengetahuan siswa, menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:291) kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan yang berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa.

Djafri (2008) menambahkan, ekstrakurikuler merupakan serangkaian program kegiatan belajar diluar jam pelajaran, untuk meningkatkan cakrawala berpikir siswa dalam menumbuhkan bakat dan minat serta semangat pengabdian pada masyarakat.


(35)

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah suatu kegiatan di luar program kurikulum dengan tujuan menambah pengetahuan dan pengalaman siswa.

2. Bentuk dan Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler dapat dilaksanakan secara perorangan atau kelompok. Kegiatan perorangan dapat memberikan dampak meningkatkan pengetahuan, penyaluran bakat, dan minat siswa. Kegiatan kelompok memberikan kesempatan kepada sisiwa untuk hidup bermasyarakat misalnya homestay; dan bakti sosial (Saputra, 1998/ 1999).

3. Pembagian Kegiatan Ekstrakurikuler

Menurut Saputra (1998/1999) ada empat tipe yang termasuk dalam kegiatan ekstrakurikuler:

a. Program sekolah dan masyarakat berupa seni lukis, seni tari, seni musik, seni drama, dan sejumlah kegiatan estetika lainnya

b. Partisipasi dan observasi dalam kegiatan olahraga di luar dan di dalam ruangan, seperti: atletik, renang, tenis, tenis meja, sepak bola, permainan tradisional, dan sebagainya.

c. Berdiskusi masalah- masalah sosial dan ekonomi, seperti; melakukan kunjungan kepasar, ketempat bersejarah, kebun binatang, kantor kelurahan (desa), dan sebagainya.


(36)

d. Aktif menjadi anggota klub dan organisasi, seperti klub olahraga, pramuka, OSIS, dan sebagainya.

4. Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler di Universitas Sanata Dharma

Konstitusi Organisasi Kemahasiswaan, 2011: Pasal 5:

a. Organisasi kemahasiswaan Universitas Sanata Dharma adalah perkumpulan mahasiswa yang berfungsi menyelenggarakan kegiatan kemahasiswaan di semua tingkatan civitas akademika Universitas Sanata Dharma.

b. UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) adalah lembaga kemahasiswaan formal ditingkat universitas yang menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler yang meliputi wacana penalaran, keilmuan, minat, bakat, pengabdian masyarakat dan kegemaran yang berkedudukan di universitas.

Fungsi UKM adalah :

1. Wahana dan sarana yang berfungsi menampung dan menyalurkan aspirasi mahasiswa dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2.Forum komunikasi antar mahasiswa yang memiliki kesamaan minat dan bakat dalam satu wadah.


(37)

5. Gambaran Aktivitas Mahasiswa di Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM)

Universitas Sanata Dharma memiliki 15 UKM (http://www.usd.ac.id) yaitu Grisadha (tari), Sexen (musik), Bela Diri, Korps Suka Rela (KSR), Pecinta Alam (Mapasadha), Kerohanian, Penerbitan, Paduan Suara (PSM), Koperasi Mahasiswa, Lens Club, Resimen Mahasiswa, Pengabdian Masyarakat, Radio Masdha, Teater dan Olah Raga.

Setiap UKM memiliki struktur keorganisasian, seperti ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris, humas dan lain sebagainya. Selain itu setiap anggota berkewajiban meluangkan waktu untuk mengikuti jadwal piket berjaga di masing- masing base camp UKM. Mahasiswa berjaga dengan menggunakan sistem shift selama kurang lebih 4 jam secara bergantian dari pukul 9.00 pagi sampai dengan pukul 4.30 sore. Selain itu, mereka memiliki tugas untuk menjaga kebersihan ruangan dan melayani tamu atau mahasiswa lain yang datang berkunjung untuk keperluan peminjaman alat atau keperluan lainnya. Sementara khusus untuk Masdha (radio), mahasiswa berjaga setiap saat sampai dengan pukul 10.30 malam karena mereka memiliki kewajiban untuk bertugas off air atau on air (mahasiwa yang menjadi penyiar radio). Di UKM Masdha diterapkan sistem kontrak, ketika mahasiswa melanggar kontrak komitmen akan dikenai sangsi berupa uang sebesar 4 juta


(38)

rupiah. Sementara di UKM lainnya pelanggaran komitmen akan diikuti dengan sangsi tidak mendapatkan sertifikat.

Selain kegiatan rutin harian, sejumlah UKM juga memiliki program tahunan. Biasanya setiap satu semester sekali sejumlah UKM menampilkan program khusus. UKM- UKM tersebut diantaranya adalah UKM kesenian seperti Teater, Grisadha (Tari Jawa), Paduan Suara dan Lens Club, dan Sexen (musik). Pada program tahunan semacam ini mahasiswa akan bekerja lebih keras seperti menyiapkan segala keperluan untuk kelancaran event, yang meliputi persiapan property, pencarian sponsor untuk dana kegiatan, publikasi dan lainnya. Pelaksanaan kegiatan semacam ini akan membutuhkan waktu 3 bulan dalam persiapannya. Selanjutnya, di akhir event anggota UKM juga mengurusi berbagai macam laporan pertanggung jawaban.

Beberapa mahasiswa yang menjadi anggota UKM merasa sangat sulit membagi waktu. Namun demikian kesulitan yang dirasakan tidak menghentikan partisipasi mereka di UKM. Terkadang mereka menjalani tiga kegiatan sekaligus dalam satu semesternya, contohnya persiapan lomba tari selama 2 bulan (UKM Grisadha), menjadi koordinator dampok (INSADHA), dan tugas perkuliahan (satu contoh dari anggota UKM Grisadha. Kebanyakan mahasiswa (anggota UKM) merasa senang dengan kegiatan mereka, walaupun memunculkan tuntutan untuk membagi waktu antara kegiatan UKM dan perkuliahan. Biasanya semester 4 sampai dengan 6 merupakan


(39)

puncak kesibukan bagi mahasiswa dimana tuntutan menyeimbangkan antara kegiatan perkuliahan dan UKM menjadi tinggi.

Mahasiswa yang mengikuti UKM merasa senang telah menjadi anggota UKM, mereka merasa banyak mendapatkan manfaat ketika menjadi anggota UKM. Hal tersebut dikarenakan banyaknya kegiatan sehingga mereka memiliki banyak informasi dan pengetahuan bagi diri mereka yang tidak didapatkan dimata kuliah yang mereka jalani. Selain hal itu, mereka juga mengakui dengan mengikuti UKM mereka belajar untuk mengolah diri mereka dan belajar untuk mengatur waktu yang ada untuk dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya (Wawancara anggota UKM, 2012).

C. Dinamika Perbedaan Self Regulated Learning Strategies antara Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti UKM

Mahasiswa yang ingin meraih kesuksesan membutuhkan adanya hard skill dan soft skill. Hal itu dikarenakan ketika seseorang terjun dalam kehidupan masyarakat maupun mencari lapangan pekerjaan sangat diperlukan kedua kemampuan itu. Oleh karena itu, mahasiswa memiliki tuntutan akademik maupun non akademik untuk kesuksesan dan prestasi mahasiswa. Dengan demikian mahasiswa dituntut untuk mengembangkan dan meningkatkan hard skill maupun soft skill.

Kemampuan hard skill yang berupa ilmu pengetahuan atau kemampuan akademik dapat dilihat dari hasil indeks prestasi (IP)


(40)

mahasiswa. Sedangkan kemampuan soft skill salah satunya dapat dilihat dari keikutsertaan mahasiswa di dalam kegiatan non akademik, yaitu berupa kegiatan ekstrakurikuler kemahasiswaan yang berupa UKM.

Pencapaian hasil pada kedua area tersebut tidak mudah karena membutuhkan keterampilan belajar yang baik. Untuk itu, mahasiswa membutuhkan adanya keterampilan belajar yang disebut self regulated learning strategies. SRL strategies adalah suatu strategi yang berpengaruh bagi performansi individu dalam rangka mencapai prestasi belajar baik di bidang akademis maupun non akademis (Zimmerman, 1989).

Oleh karena itu, gabungan antara tuntutan akademis dan non akademis mengkondisikan mahasiswa untuk lebih terampil dalam melakukan pengelolaan diri maka keikutsertaan di dalam UKM diasumsikan akan mengasah kemampuan SRL strategies mahasiswa. Sebaliknya, pada mahasiswa yang hanya berkegiatan pada akademik, kesempatan untuk pengelolaan diri akan lebih rendah, maka SRL strategiesnya akan kurang terasah.

Di dalam Universitas Sanata Dharma (USD) memiliki 15 UKM dan setiap mahasiswa mulai angkatan 2008/ 2009 diwajibkan mengikuti kegiatan UKM di luar perkuliahan (Insadha, 2008). Dari hal itu mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM lebih dari satu, akan disibukan dengan tugas akademik dan tugas di dalam UKM. Mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM memiliki tanggung jawab dalam kegiatan


(41)

organisasinya. (Tugas dan Wewenang UKM, dalam KOK 2011). Dengan keikutsertaan dalam kegiatan UKM, mahasiswa dituntut untuk menjalankan setiap kegiatan UKM yang telah dipilih. Di dalam kegiatan mahasiswa tidak hanya sekedar menjalankan kegiatan UKM saja melainkan dibutuhkan keseriusan, keaktifan dan kemampuan dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang ada didalam UKM tersebut. Pada tengah semester, setiap UKM memiliki berbagai macam kegiatan atau event. Dari kegiatan tersebut mahasiswa belajar untuk mengelola dan mengkoordinir jalanannya sebuah event. Selain itu, setiap harinya mahasiswa belajar untuk tanggung jawab terhadap proses kegiatan yang akan dilaksanakan oleh UKM tersebut. Dari kegiatan tersebut, menyita waktu mahasiswa dalam kegiatan belajarnya. Untuk itu mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM akan menggunakan waktu yang ada untuk kegiatan perkuliahan dan kegiatan UKM, karena mahasiswa juga memiliki tanggung jawab untuk hasil prestasi belajar yang optimal. Dari sinilah secara tidak langsung mahasiswa belajar untuk meregulasi diri mereka dengan mengatur jadwal mereka dalam kegiatan UKM dan tugas belajarnya sebagai seorang mahasiswa.

Sedangkan mahasiswa yang sama sekali tidak mengikuti kegiatan seperti UKM ataupun kegiatan ekstrakurikuler, mereka memiliki cukup banyak waktu dalam keseharian mereka untuk belajar dan bersantai. Oleh karena itu, mereka kurang memiliki pengalaman dalam kegiatan UKM yang nantinya akan membuat mereka kurangdapat belajar cara mengatur


(42)

waktu dan kurang belajar dalam mengelola kegiatan dan waktu mereka. Dari situ mereka tidak terbiasa untuk meregulasi diri mereka dalam membagi waktu dan cara belajar, dikarenakan mereka tidak memiliki kegiatan selain mengerjakan tugas dan belajarnya.

Dari pernyataan di atas, peneliti melihat hasil penelitian yang medukung pernyataan tersebut. Hasil penelitian mengenai Self Regulated Learning Strategies Among Students Of Arabic Language Course And Intensive Arabic Course In Mara University Of Technology Malaysia (Uitm). Didapatkan hasil ada perbedaan secara signifikan antara mahasiswa Arabic Language course (AL3) dan Intensive Arabic course (IAC), dimana mahasiswa IAC nilainya lebih tinggi dalam penggunaan komponen SRL strategies dari pada mahasiswa AL3 dengan taraf signifikansi p<0,5 (Yusri & Rahimi, 2010).

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah SRL strategies mahasiswa yang mengikuti UKM lebih tinggi dari pada mahasiswa yang tidak mengikuti UKM.


(43)

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian komparatif. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan SRL strategies antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan mahasiswa tidak mengikuti UKM.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan atribut atau sifat yang terdapat pada subjekpenelitian yang dapat bervariasi secara kuantitatif ataupun secara kualitatif (Azwar, 2012). Variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel tergantung : self regulated learning strategies 2. Variabel bebas : keikutsertaan dalam UKM

C. Definisi Operasional

Self regulated learning strategies adalah tindakan atau proses yang ditujukan untuk memperoleh informasi atau keterampilan yang mencakup agensi, tujuan dan pandangan instrumentalisis dari pelajar. Ubahan ini akan diukur dengan menggunakan skala self regulated learning strategies.


(44)

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel yang diteliti. Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 2005).

Karakter subjek penelitian ini adalah:

1. Kriteria mahasiswa yang menempuh pendidikan perguruan tinggi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Mahasiswa yang berusia antara 19 – 21 tahun. Pada usia tersebut seseorang dapat dikatakan berada pada masa remaja akhir menuju dewasa, sehingga ia telah memiliki sikap- sikap yang lebih mandiri dalam proses belajar.

3. Mahasiswa semester III sampai semester VII yang sedang aktif berkuliah dan tidak pernah cuti. Pemilihan subjek tersebut didasarkan atas pertimbangan bahwa mahasiswa semester III, V, dan VII sudah mempunyai pola belajar yang relatif teratur, sudah mampu beradaptasi dengan kegiatan perkuliahan dan kegiatan ekstrakurikuler serta menjalani kuliah secara aktif di kampus dengan teratur.

4. Pemilihan mahasiswa semester III sampai dengan VII dikarenakan termasuk dalam rentang usia 19 sampai 21 tahun dan termasuk dalam kriteria remaja akhir sehingga mereka memiliki sikap yang mandiri dalam proses belajar yang relatif sama.


(45)

Selain itu, semester III sampai VII sama- sama aktif mengikuti UKM. Oleh karena itu mahasiswa tidak dibedakan pada semester III, V, dan VII.

5. Persentase jumlah subjek seimbang antara mahasiswa yang mengikuti ekstrakurikuler UKM dan tidak mengikuti UKM

6. Berjenis kelamin laki- laki dan perempuan.

E. Sampling

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik sampel proposif adalah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan- pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya (Arikunto, 2009).

F. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan metode skala, yaitu skala SRL strategies. Model skala yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah model skala likert. Alat ukur berupa pengisian skala psikologis. Skala psikologis merupakan alat ukur psikologis yang stimulusnya berupa pertanyaan atau pertanyaan yang tidak langsung mengungkapkan atribut yang hendak diukur, melainkan menggungkapkan indikator perilaku dan atribut yang bersangkutan (Azwar, 2012).


(46)

Tabel 1

Blue Print Skala SRL Strategies Sebelum Try Out Strategi Nomer Item Jumlah

Favorable Unfavorable

a. Self-evaluation 8, 1, 23 14, 59 5

b. Organizing and

transforming 4, 40, 19 2, 70 5

c. Goal-setting and

planning 3, 11, 24 7, 64, 30 6

d. Keeping records

and monitoring 22, 29,18 5, 10 5

e. Rehearsing and

memorizing 6, 9, 27 12, 17 5

f. Reviewing records

from test 13, 51, 60 56, 69 5

g. Reviewing records from notes

25, 15, 20

35, 65 5 h. Reviewing records

from text book 16, 21, 26 31, 39 5

i. Self-consequences 41, 45, 35 32, 46 5

j. Seeking information 38, 62, 48 53, 57 5 k. Environmental

structuring 33, 61, 55 49, 58 5 l. Seeking social

assistance from peers

36, 54, 67 47, 52 5

m.Seeking social assistance from teachers

37, 50 34, 42, 71 5

n. Seeking social assistance from adults

44, 68 66, 63, 43 5

TOTAL 39 32 71

Skala SRL strategies akan diukur menggunakan metode ranting yang dijumlahkan (method of summated rating), yakni dengan menggunakan empat kategori jawaban, yaitu Selalu, Sering, Jarang, dan Tidak Pernah. Pemberian item favorable pada jawaban “Selalu”


(47)

skor 2, “Tidak Pernah” mendapatkan skor 1. Pada item unfavorable untuk jawaban “Selalu” mendapatkan skor 1, “Sering” mendapatkan skor 2, “Jarang” mendapatkan skor 3, “Tidak Pernah” mendapatkan skor 4. Alternatif jawaban dibuat dalam empat pilihan kategori dengan maksud menghindari kecenderungan subjek penelitian dalam menjawab alternatif jawaban netral atau ragu-ragu. Susunan pernyataan dalam skala SRL strategies dijelaskan pada tabel 2, berikut ini:

Tabel 2

Skor Jawaban untuk Skala SRL Strategies Jawaban Pernyataan

Favorable Unfavorable

Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 4 3 2 1 1 2 3 4

Semakin tinggi skor pada skala SRL strategies, maka semakin tinggi kecenderungan seseorang melakukan SRL strategies, sedangkan semakin rendah skor maka semakin rendah juga kecenderungan seseorang melakukan SRL strategies.

G. Uji Coba Alat Ukur

Peneliti melakukan pengambilan data dalam rangka uji coba skala yang sudah tersusun. Tujuan dari uji coba adalah untuk melihat kualitas item-item dalam skala yang akan digunakan pada penelitian. Uji coba skala dilakukan pada tanggal 09 – 13 Oktober 2012. Alat ukur ini di uji


(48)

cobakan pada kelompok subjek yang memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok subjek penelitian yang sesungguhnya. Subjek yang terlibat dalam uji coba sebanyak 103 orang. Uji coba alat ukur dilakukan dengan cara mendatangi mahasiswa yang bersangkutan yaitu dengan membagikannya sendiri maupun menitipkan pada teman yang dikenal. Peneliti menyebar 150 eksemplar pada uji coba ini dan 105 eksemplar tersebut kembali dan hanya 2 eksemplar yang tidak memenuhi syarat untuk dianalisis.

H. Kredibilitas Alat Ukur

1. Estimasi Validitas

Validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan validitas isi, dimana diselidiki melalui analisis rasional terhadap isi tes atau dengan professional judgement. Pada penelitian ini, sebelum peneliti melakukan tryout, peneliti mengkonsultasikan terlebih dahulu kepada dosen pembimbing agar item-item yang disusun diteliti ulang dan dapat mencakup keseluruhan isi yang hendak diukur.

2. Seleksi Item

Dalam melakukan seleksi item, peneliti menggunakan bantuan program SPSS versi 16 for windows. Kriteria pemilihan item yang sahih yaitu berdasar korelasi aitem-total dengan batasan rix ≥0,30. Akan tetapi, peneliti mengambil kebijakan dengan batasan rix ≥0,25. Hal ini


(49)

dikarenakan banyaknya item yang gugur sehingga nantinya banyak item yang tidak terwakili. Item yang berada dibawah 0,25 dapat diinterpretasikan sebagai aitem yang memiliki daya diskriminasi rendah sehingga dinyatakan gugur (Azwar, 2012). Dari hasil perhitungan, diperoleh koefisien korelasi item total berkisar antara 0,301 – 0,762. Hasil pengujian dari 71 item terdapat 14 item yang gugur sehingga terdapat 56 item yang bertahan yang tersebar dalam setiap aspek sebagai berikut:

Tabel 3

Blue Print Skala Item Setelah Try Out

Strategi Nomer Item Jumlah Favorable Unfavorable

a. Self-evaluation 8, 1, 23 14, 59 4

b. Organizing and

transforming 4, 40, 19 2, 70 3

c. Goal-setting and

planning 3, 11, 24 7, 64, 30 4

d. Keeping records

and monitoring 22, 29,18 5, 10 5

e. Rehearsing and

memorizing 6, 9, 27 12, 17 3

f. Reviewing records

from test 13, 51, 60 56, 69 4

g. Reviewing records from notes

25, 15, 20 35, 65 5

h. Reviewing records

from text book 16, 21, 26 31, 39 5

i. Self-consequences 41, 45, 35 32, 46 5

j. Seeking

information 38, 62, 48 53, 57 5

k. Environmental

structuring 33, 61, 55 49, 58

4 l. Seeking social

assistance from peers


(50)

m. Seeking social assistance fromteachers

37, 50 66, 63, 43 5

n. Seeking social assistance from adults

44, 68 34, 42, 71 2

TOTAL 31 27 58

Keterangan: item gugur ditandai dengan huruf bold.

Tampak pada tabel bahwa masing-masing aspek semua terwakili. Item-item hasil seleksi item yang tidak gugur sejumlah 58 item lalu disusun ulang untuk digunakan menjadi skala penelitian. Sebarannya sebagai berikut:

Tabel 4

Blue Print Skala Penelitian

Strategi Nomer Item Jumlah Favorable Unfavorable

a. Self-evaluation 1, 6 10, 48 4

b. Organizing and

transforming 3, 14 57 3

c. Goal-setting and

planning 2, 18 24, 52 4

d. Keeping records

and monitoring 13, 17, 23 4, 8 5

e. Rehearsing and

memorizing 5, 7, 21 - 3

f. Reviewing records

from test 9, 42 46, 56 4

g. Reviewing records from notes

11, 15, 19 22, 53 5

h. Reviewing records

from text book 12, 16, 20 25, 32 5

i. Self-consequences 28, 33, 36 26, 37 5

j. Seeking information

31, 39, 50 44, 47 5 k. Environmental

Structuring 27, 45 40, 48

4 l. Seeking social

assistance from peers


(51)

m.Seeking social assistance from teachers

30, 41 35, 51, 54 5 n. Seeking social

assistance from adults

- 34, 58 2

TOTAL 31 27 58

3. Estimasi Reliabilitas

Reliabilitas diukur dengan koefisien reliabilitas (rxx’) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00 (Azwar, 2009). Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. Penghitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Estimasi reliabilitas dalam penelitian ini, diuji dengan pendekatan konsistensi internal yaitu dengan melihat konsistensi antar item dalam tes itu sendiri dengan penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada kelompok responden (single-trial administration). Estimasi reliabilitas skala SRL strategies setelah penelitian menghasilkan koefisien reliabilitas sebesar 0,913 (lihat lampiran) dari 58 item, yang berarti skala tersebut reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Oleh karena itu metode analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan uji-t


(52)

(independent sample t-test). Untuk memudahkan pengujian, maka peneliti menggunakan SPSS versi 16 for windows.


(53)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada pada hari Selasa tanggal 20 November 2012 sampai pada hari Jum’at tanggal 30 November 2012. Peneliti mengambil data pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan skala self regulated learning strategies pada mahasiswa sejumlah 300 eksemplar dan setelah diseleksi terdapat 220 eksemplar yang berhasil memenuhi kriteria untuk diikutsertakan dalam analisis data. Pengambilan data dilakukan dengan mendatangi subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian.

B. Deskripsi Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah sumber utama data penelitian, yaitu yang memiliki data mengenai variabel yang diteliti. Subjek penelitian pada dasarnya adalah yang akan dikenai kesimpulan hasil penelitian (Azwar, 2012). Subjek penelitian ini adalah mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dari beberapa fakultas.

Teknik pengambilan subjek menggunakan metode purposive sampling yaitu mengambil subjek dengan kriteria tertentu. Adapun kriteria subjek dalam penelitian ini berjumlah 220 mahasiswa dan terbagi menjadi


(54)

110 mahasiswa yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan 110 mahasiswa yang tidak mengikuti UKM. Keseluruhan subjek yang ikut dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester III sampai dengan semester VII yang aktif berkuliah dan tidak pernah cuti.

Usia para responden berkisar antarausia 19 sampai 21 tahun. Berikut merupakan gambaran umum mengenai subjek penelitian yang dapat dilihat pada tabel 5 dibawah ini.

Tabel 5

Deskripsi Subjek Penelitian

Karakteristik

Keikutsertaan Usia Semester Fakultas

UKM = 110 Tidak UKM = 110

19 = 77 20 = 89 21 = 54

III = 75 IV = 87 VII = 58

Farmasi = 10 Psikologi = 30 P. Mat = 43

TM = 11

Biologi = 6 Sastra = 17 Ekonomi = 10

PBI = 12

Akuntansi = 9 P. Fisika = 5

PGSD = 16

Sejarah = 6

TI = 12


(55)

C. Hasil Penelitian

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan one sample kolmogorov-smirnovtest. Pengujian data ini dibantu dengan SPSS versi 16 for window. Jika p > 0,05 maka sebaran dinyatakan normal dan jika p < 0,05 maka sebaran skordinyatakan tidak normal (Santoso, 2010). Berdasarkan hasil uji normalitas, diketahui bahwa nilai probabilitasnya pada mahasiswa yang mengikuti UKM adalah 0,741. Dengan demikian, maka sebaran skor pada mahasiswa yang mengikuti UKM dinyatakan normal. Sedangkan pada mahasiswa yang tidak mengikuti UKM, nilai probabilitasnya sebesar 0,661 yang berarti sebaran skornya juga dinyatakan normal.

Tabel 6

Tabel Uji Normalitas

(One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

Keterangan N Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Mengikuti UKM 110 0,682 0,741

Tidak mengikuti UKM 110 0,730 0,661


(56)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk melihat apakah varian yang digunakan pada sampel penelitian bersifat homogen. Tingkat homogenitas ini dapat dilihat melalui taraf signifikansi Levene’s Test for Equality Variance yang dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Jika p > 0,05 maka dinyatakan bahwa data berasal dari populasi yang mempunyai varian sama dan jika p < 0,05 maka data berasal daripopulasi yang mempunyai varian tidak sama (Santoso, 2010). Berdasarkan hasil uji homogenitas didapat nilai probabilitas sebesar 0,130. Artinya bahwa nilai propabilitas tersebut lebih besar dari 0,05 (0,130> 0,05) maka data SRL strategies memiliki varian yang sama dan berasal dari populasi yang sama.

Tabel 7

Tabel Uji Homogenitas

(Levene's Test for Equality of Variances)

Levene’s Test for Equality of

Variances

F Signifikansi

Equal variances assumed

0,2315 0,130


(57)

2. Uji Hipotesis

Perhitungan uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan Independent Sample T-Test dengan bantuan program SPSS 16.0 for window. Hipotesis dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM dalam menggunakan self regulated learning strategies. Berdasarkan pengolahan data diperoleh nilai p sebesar 0,078 (p> 0,05) yang berarti hipotesis ditolak. Kriteria pengujian hipotesis ditolak jika p> 0,05 (Santoso, 2010).

Hal ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan SRL strategies antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM, oleh karena itu hipotesis ini tidak terbukti.

Tabel 8

Ringkasan Uji Hipotesis

( Independent Sample T-Test)

SRL Strategies

N Mean Mean dif

T Sig. (one tailed) Ket. Tidak Mengikuti UKM

110 158.2000 -3.03636

-1.420 0,078

Taraf Sig 0,05 Mengikuti


(58)

D. Hasil Tambahan

Skala SRL strategies terdiri dari 58 item. Setiapi item “Selalu” mendapatkan skor 4, “Sering” mendapatkan 3, “Jarang” mendapat skor 2, “Tidak Pernah” mendapat skor 1 . Sehingga diperoleh skor minimum 1x 58 = 58 dan skor maksimum 4 x 58 = 232. Berdasarkan skor minimum dan maksimum didapatkan jarak sebaran atau range hipotetik yaitu 232-58 =

174. Dengan demikian setiap satuan deviasi standar bernilai σ = 174 : 6 =

29 dan mean teoritis diperoleh µ = ( 58 + 232): 2 = 145. Berdasarkan perhitungan di atas, maka diperoleh kategorisasi skor SRL strategies. Kontinum yang digunakan dalam pentelitian ini terdiri dari tiga kategori, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Adapun normanya adalah sebagai berikut (Azwar, 2012):

Tabel 9

Kategorisasi Skor SRL Strategies

Norma Rentang Nilai Keterangan

X< (µ- 1.0σ) X< 145 Rendah

(µ- 1,0σ) ≤ X< (µ +1.0σ) 145 ≤ X< 203 Sedang

(µ +1.0σ) ≤ X 203 ≤ X Tinggi

Berdasarkan norma di atas maka dapat dilihat kategori SRL strategies, sebagai berikut:


(59)

Tabel 10

Kategorisasi Skor SRL Strategies pada Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti UKM

Rentang Nilai

Kategori MENGIKUTI UKM TIDAK MENGIKUTI UKM Jumlah Subjek

% Jumlah Subjek

%

X<145

145 ≤ X< 203 203 ≤ X

Rendah 16 14,5 16 14,5

Sedang 92 83,6 94 85,4

Tinggi 2 1,8 - -

TOTAL 110 100% 110 100%

Pada tabel 10 di atas berguna untuk melihat tingkat SRL strategies berdasarkan skor yang diperoleh. Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa mahasiswa yang tidak mengikuti UKM (85,4%) mempunyai tingkat SRL strategies yang sedang, sedangkan subjek mahasiswa yang mengikuti UKM (83,6%) rata-rata juga memiliki tingkat SRL strategies yang sedang.

Di sisi lain, berdasarkan analisis terhadap data penelitian, diketahui bahwa p > 0,05 (0,078> 0,05) yang berarti hipotesis ditolak. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada perbedaan SRL strategies antara yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM. Artinya bahwa mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM sama-sama memiliki strategi pengelolaan diri yang cukup baik dalam aktivitas belajar. Hal tersebut juga terlihat pada kategorisasi data dimana tingkat SRL strategies mahasiswa yang yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti


(60)

UKM berada dalam rentang nilai sedang sampai rendah. Hal tersebut membuktikan bahwa lingkungan kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tinggi rendahnya SRL strategies.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, hipotesis yang dilakukan oleh peneliti tidak terbukti, yakni tidak adanya perbedaan kemampuan self regulated learnig strategies dalam aktivitas belajar. Keseluruhan kelompok menunjukkan bahwa mereka sama- sama memiliki kemampuan SRL strategies.

Dalam penelitian ini, ternyata mahasiswa tidak memiliki perbedaan SRL strategies, baik yang mengikuti UKM maupun tidak mengikuti UKM. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor antara lain: menurut menurut teori sosial kognitif Zimmerman (1989) ada 3 hal yang dapat mempengaruhi mahasiswa melakukan SRL yaitu faktor dari individu, perilaku dan lingkungan. Pertama, faktor dari diri individu seperti pengetahuan, diduga mahasiswa sama- sama memiliki pengetahuan tentang bagaimana menggunakan strategi untuk aktivitas belajarnya sehingga mahasiswa mampu menentukan kapan waktu yang tepat agar strategi belajar tersebut berjalan dengan efektif. Kedua, faktor lingkungan seperti interaksi mahasiswa dengan dosen atau guru. Dari perspektif lingkungan psikososial pembelajaran di kelas (learning


(61)

environment), interaksi siswa dengan pengajar merupakan pengalaman yang paling utama yang berpengaruh dalam meregulasi diri dalam belajar. Dalam penelitian (Yen;dkk, 2005) dengan judul Self Regulated Learning And Its Relationship With Student- Teacher Interaction, hubungan positif antara interaksi murid dan guru, dan SRL menyiratkan bahwa guru dapat memainkan peran penting dalam budi daya SRL dikalangan mahasiswa. Dikemukakan bahwa SRL siswa berhubungan secara positif dan signifikan dengan interaksi guru dan siswa, temuan ini mengungkapkan bahwa student- centered learning berkaitan dengan SRL.

Selain hal tersebut, tidak adanya perbedaan dapat terjadi karena beberapa hal. Menurut Pintrich (2004), menjabarkan bahwa:

1. SRL tergantung pada mahasiswa yang memiliki sekumpulan keterampilan atau kemampuan serta sikap dan keyakinan yang dapat dipelajari oleh mahasiswa.

2. Peserta didik berpotensi untuk memonitor, mengontrol, dan mengatur aspek- aspek tertentu dari kognisi mereka sendiri, motivasi dan perilaku serta beberapa fitur dari lingkungan mereka. Anggapannya bukan berarti seseorang akan atau dapat mengawasi dan mengatur kecerdasan intelektual, motivasi atau tingkah laku disepanjang waktu atau diseluruh aspek, lebih lanjut hanya beberapa pengawasan pengendalian dan peraturan sangat memungkinkan.


(62)

3. Pintrich (2004) mencatat bahwa SRL yang paling melihat peserta didik sebagai aktif konstruktif dalam proses belajar bukan hanya menerima pasif informasi dari guru, orang tua, atau orang dewasa lainnya. Dengan kata lain, siswa memiliki potensi untuk mengelola fungsi akademis mereka sendiri setidaknya di beberapa waktu dan konteks.

Dari asusmsi tersebut, SRL merupakan keterampilan belajar yang dapat dipelajari sehingga mahasiswa sudah memiliki kemampuan self regulated learning walaupun cara mereka berbeda satu sama lainnya, (baik yang mengikuti UKM maupun tidak). Berkaitan dengan hal itu, SRL strategies merupakan salah satu elemen dari SRL, maka dari itu strategi SRL merupakan strategi yang dapat dipelajari. Untuk itu, kegiatan UKM tidak dapat menjadi pembanding di dalam SRL strategies bagi mahasiswa.

Di sisi lain, peneliti menyadari kelemahan dalam penelitian ini. Diantaranya yaitu kurang lengkapnya data demografis yang mendukung dalam skala penelitian. Dalam hal ini, peneliti hanya mencantumkan keikutsertaan subjek yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM tanpa adanya pertanyaan yang lebih spesifik, seperti aktif tidaknya dalam keikutsertaan UKM, kegiatan diluar UKM atau banyaknya keikutsertaan kegiatan diluar UKM.

Selain hal tersebut, kelemahan peneliti dalam kemapuan membuat alat ukur item, sehingga hasil SRL strategies tidak dapat melihat perbedaan yang lebih baik dan kecenderungan subjek menjawab pada


(63)

respon tengah. Sehingga hal tersebut dapat mempengaruhi hasil SRL strategies subjek yakni, hasil SRL strategies subjek yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM sama- sama memiliki hasil dalam kategori sedang.


(64)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini ditolak yakni tidak ada perbedaan self regulated learning strategies antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM. Hal ini ditunjukkan pada hasil uji coba hipotesis dimana nilai signifikansi p > 0,05, yakni 0,078 (p > 0,05).

B. Saran

1. Bagi Mahasiswa yang Mengikuti UKM dan Tidak Mengikuti

UKM

Dalam penelitian ini, dapat terlihat bahwa mahasiwa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM telah memiliki kemampuan self regulated learning strategies. Oleh karena itu, diharapkan mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM dapat meningkatkan kemampuan SRL strategies yang telah dimiliki guna mengoptimalkan proses belajar baik di perguruan tinggi maupun di luar lembaga pendidikan atau di dalam masyarakat.


(65)

2. Bagi Pihak Universitas

Bagi pihak Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, khususnya BEM yang sudah membentuk kegiatan ekstrakurikuler mahasiswaa (UKM) memiliki peranan penting dalam menciptakan suasana kondusif bagi mahasiswa untuk berkegiatan sehingga mahasiswa memiliki kemampuan SRL strategies yang dapat membantu proses belajar lebih efektif. Oleh karena itu pihak yang bersangkutan dapat mempertahankan dan mengembangkan sarana kegiatan bagi mahasiswa dan mendukung dalam situasi yang kondusif dalam menggunakan kemampuan SRL strategies sehingga dapat membantu dalam proses belajar dan kreatifitas belajar mahasiswa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, apabila ingin meneliti dengan topik yang sama, sebaiknya peneliti lebih memperhatikan permasalahan- permasalahan yang muncul secara spesifik didalam lingkungan yang akan diteliti.


(66)

DAFTAR PUSTAKA

Alharbi, Paul, Henskens, & Hannaford. (2011). An Investigation Into The Learning Styles And Self regulated learning Strategies For Computer Science Students. Wrest Point, Ascilite, 4-7 Desember 2011.

Arikunto, S. (2009). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Azwar, S. (2009). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.

Boekaerts, M., & Cascallar, E. (2006). How far have we moved toward the integration of theory and practice in self-regulation? Educational Psychology Review, 18, 199-210.

Buku Panduan Insadha Mahasiswa Baru. (2008/2009). Bangkit Untuk Menjadi Pemuda Yang Berbudaya. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Caskey,M. M. (2006). Extracurricular Participation And The Transition To Middle School. Portland State University, Portland, Oregon,29, 9.

Chen, C. S. (2002). Self-regulated Learning Strategies and Achievement in an Introduction to Information Systems Course.Information Technology, Learning, and Performance Journal. 20,1.

Cheng, E. C. K. (2011). The Role Of Self Regulated Learning In Enhancing Learning. The International Journal Of Research And Performance Review, 6, I.

Djafri, N. (2008). Pengaruh Kegiatan Ekstrakulikuler Terhadap Prestasi Belajar Siswa pada Pesantren Al- Khaerat Kota Gorontalo. Jurnal Inovasi,5, 3. Garis- Garis Besar Haluan Kegiatan Dan Konstitusi Organisasi Kemahasiswaan.

(2011). Yogyakarta: DPM Universitas Sanata Dharma.

Knifsend, C. A. & Graham, A. S. (2012). Too Much Of A Good Thing? How Breadth Of Extracurricular Participation Relates To School-Related Affect And Academic Outcomes During Adolescence. J Youth Adolescence, 41, 379–389.


(67)

Lee, J. (2009). The Effect Of Self Regulated Learning Strategies And System satification regarding learner’s performance in e-learning environment. Journal Of Instructional pedagogies, 1, 45.

Marsh, H. (1992). Extracurricular Activities: Beneficial Extension Of The Traditional Curriculum Or Subversion Of Academic Goals. Journal of educational Psychology, 84 (4), 553-562.

Peraturan Akademik USD. (2010). Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Pintrich, P. (2004). A Conceptual Framework For Assessing Motivation And

Self–Regulated Learning In College Students. Educational Psychology Review, 16, 387–388.

Pruett, A. K. (2011). The Impact Of Freshman Year Learning Community Participation On Students Self- Reported Sense Of Meaning In Life, Academic Self Efficacy And Commitment To Academic Major At The Beginning Of TheSecond Academic Year. Dissertation.Graduate programme in Philosophy. Auburn. Alamaba.

Rahimi, M. & Yusri, G. (2010). Self Regulated Learning Strategies Among Students Of Arabic Language Course And Intensive Arabic Course In Mara University Of Technology Malaysia (Uitm).IJAES, 8, 58.

Randy. B. (1992). Extracurricular Activity: How Does Participation Encourage Positive Youth Development.University of Nevada. Reno.

Santoso, S. (2010). Mastering SPSS 18. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo Saputra,Y. (1998/1999). Pegembangan Kegiatan Ko Dan Ekstrakurikuler :

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Schunk, D. H. (2005). On Self Regulated Legulation in School Contexts. Learning And Instruction, 15, 173- 177.

Shiveley, J. (2009). The Impact Of Extracurricular Activity On Student Academic Performance.Assessment Research Analyst, Office of Institutional Research California State University, Sacramento, shiveley@csus.edu. Yen,N. L., Bakar, K. A., Suluan.W., Rahman, P. Z. M. A. (2005). Self Regulated

Learning And Its Relationship With Student Teacher Interaction. Pakistan Jurnal Of Psychological Research. 20, 5, 1-2, 41-63.

Zimmerman, B.J. (1989). A Social Cognitive View of Self-Regulated Academic Learning. Journal of Educational Psychology, 81, 329-339.


(68)

Zimmerman, B.J. (1990). Self Regulated Learning And Academic Achievement: An Overview.Journal of Educational Psychology, 25(1), 3-17.

Zimmerman, B.J. (2002). An Essential Motive To Learn. Contemporary Educational Psychology, 25,82–91.


(69)

52

LAMPIRAN A


(70)

SKALA PENELITIAN

Disusun Oleh

Cornelia Rakyan Woro Sinto 089114106

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(71)

Yogyakarta, 17 November 2012

Dengan hormat,

Perkenalkan, saya adalah mahasiswi Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang sedang melakukan penelitian untuk menyelesaikan tugas akhir sebagai syarat kelulusan saya. Untuk itu, saya memohon kesediaan Anda untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi pernyataan dalam skala yang saya lampirkan berikut.

Saya sangat mengharapkan kesediaan Anda untuk mengisi lengkap setiap pernyataan sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran Anda saat ini tanpa dipengaruhi oleh siapapun karena tidak ada jawaban yang salah. Semua jawaban yang Anda berikan benar apabila sesuai dengan keadaan yang Anda alami.

Semua identitas dan jawaban Anda, saya jamin kerahasiaannya. Saya harap jangan sampai ada pernyataan yang terlewat atau tidak terjawab. Isilah identitas diri Anda terlebih dahulu.

Atas waktu dan kesediaan Anda dalam menjawab setiap pernyataan, saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,


(72)

IDENTITAS

Nama (boleh inisial) :

Usia :

Semester :

Fakultas/Jurusan :

Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) YA / TIDAK * lingkari yang sesuai

________________________________________________________ Petunjuk Pengerjaan

Berikut ini ada beberapa pernyataan yang berkaitan dengan keadaan diri Anda. Anda dimohon untuk menjawab pernyataan – pernyataan tersebut dengan memilih

salah satu jawaban yang paling cocok dengan keadaan Anda saat ini. Berilah tanda silang(X) pada kolom jawaban yang tersedia dengan pilihan jawaban sebagai berikut:

Selalu : bila pernyataan tersebut “Selalu” anda lakukan.

Sering : bila pernyataan tersebut “Sering” anda lakukan.

Jarang : bila pernyataan tersebut “Jarang” anda lakukan.

Tidak Pernah:bila pernyataan tersebut “Tidak Pernah”anda lakukan.

Contoh:

No Pernyataan

Jawaban

Selalu Sering Jarang Tidak pernah

1 Saya akan

mendokumentasik an aktifitas kegiatan yang sudah saya lalui


(73)

Contoh diatas berarti, Anda memilih jawaban Sering. Apabila Anda keliru dalam memberi tanda silang (X), maka anda dapat mengganti jawaban anda dengan memberi tanda garis datar 2 kali (=) pada jawaban yang salah, kemudian berilah tanda silang pada kolom yang Anda pilih.

Mohon semua pernyataan harus diisi, usahakan agar jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan. Tidak ada jawaban yang benar atau salah. Jawaban yang diharapkan adalah jawaban yang sesuai dengan keadaan diri Anda.


(74)

No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak pernah

1. Saya memperbaiki gaya belajar jika menurut saya gaya belajar sebelumnya tidak efektif.

2. Saya menentukan batas waktu dalam menyelesaikan pekerjaan atau tugas

3. Sebelum mengerjakan tugas, saya terlebih dahulu membuat kerangka pikir yang terkait dengan tugas tersebut

4. Saya menyimpan hasil tugas saya untuk mengetahui kemajuan saya dalam belajar

5. Ketika saya belajar, saya akan berlatih terus- menerus untuk memahaminya

6. Saya memantau hasil pekerjaan secara rutin untuk menilai kemajuan yang saya capai

7. Saya akan mengingat kata kunci pada materi yang saya pelajari agar dapat mengingat konsep- konsep penting dalam materi

8. Saya menyimpan hasil

pekerjaan saya dengan rapi agar mudah menemukannya saat diperlukan

9. Pada saat ujian, saya memeriksa kembali dengan cermat soal yang telah saya kerjakan

10. Saya tidak tertarik untuk meninjau kembali hasil pekerjaan saya

11. Saya membaca ulang catatan dirumah atau di kost untuk mempertajam ingatan dan pemahaman


(75)

No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak pernah

12.

Saya membuat catatan atas kuliah dosen sebagai panduan untuk membaca textbook yang dipelajari sebagai referensi wajib 13. Saya mencatat dan menyimpan

hasil diskusi kelompok

14. Saya membuat ringkasan atau skema materi yang saya pelajari 15. Saya membaca kembali catatan

yang berhubungan dengan tugas yang sedang saya kerjakan

16. Saya membuat rangkuman dari textbook yang sedang saya baca agar lebih memudahkan mengingat isi buku

17. Hasil tugas terdahulu tidak pernah saya simpan

18. Saya membuat perencanaan untuk semua kegiatan saya

19. Sesampainya dirumah atau kost saya berusaha membaca kembali apa yang sudah saya catat

20. Jika ada waktu luang, saya sempatkan membaca buku yang telah dipelajari sebelumnya 21. Ketika dirumah atau kost saya

akan mempelajari kembali informasi yang saya pelajari di perkuliahan

22. Saya merasa malas untuk membuka catatan kembali


(76)

No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak pernah

23.

Saya mengandalkan ingatan dan bukan catatan untuk mengingat informasi- informasi yang saya peroleh dikelas

24. Saya terburu- buru dalam mengerjakan tugas sehingga kurang teliti hasilnya

25. Saya membaca buku hanya pada bagian yang diwajibkan dosen 26. Saya tetap menonton tayangan

TV kesukaan saya, walaupun masih banyak tugas yang belum terselesaikan

27. Saya akan berlatih atau belajar dilingkungan yang dapat membuat konsentrasi

28. Saya menunda melakukan hobi sebelum berhasil menyelesaikan tugas atau pekerjaan

29. Saya meminta bantuan teman untuk menguji apakah saya telah menguasi materi yang akan diujikan

30. Saya bertanya pada pengajar bila ada materi yang belum dimengerti

31. Saya pergi keperpustakaan untuk mendapatkan informasi, jika tidak mendapatkannya saya akan mencarinya diperpustakaan lain guna mendapatkan informasi yang saya cari

32. Saya membaca textbook hanya pada bagian yang saya tertarik untuk membaca


(77)

No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak pernah

33. Saya menyiapkan target seberapa banyak hal yang harus saya pelajari dan berjanji untuk menghadiahi diri sendiri bila mencapai target tersebut

34. Saya malu bertanya pada senior 35. Saya takut bertanya pada

pengajar dalam memahami materi yang disampaikan

36. Saya berjanji pada diri sendiri bahwa saya dapat mengerjakan hal lain nanti jika saya dapat menyelesaikan tugas sekarang 37. Saya menerima ajakan teman

untuk pergi bersenang- senang walaupun pekerjaan atau tugas yang saya kerjakan belum selesai

38. Saya malu bertanya pada teman mengenai informasi yang tidak saya mengerti

39. Saya menggunakan fasilitas internet untuk mengunduh jurnal guna melengkapi buku 40. Pada saat kuliah, saya lebih

memilih tempat duduk dibelakang dari pada didepan

41. Apabila saya merasa kesulitan dalam memahami informasi saya akan meminta bantuan kepada pengajar

42. Saya akan mengulang membaca soal- soal ujian agar tidak ada yang terlewatkan


(78)

No Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak pernah

43. Saya merasa enggan untuk meminta bantuan pada teman walau saya merasa kesulitan mengerjakan tugas

44. Saya lebih memilih mencontek pekerjaan teman dari pada harus pergi keperpustakaan

45. Saya memilih lokasi belajar yang membuat saya nyaman

46. Saya langsung mengumpulkan tugas tanpa memeriksa jawaban kembali

47. Saya menggunakan fasilitas internet guna mengunduh paper

untuk ditiru dalam menyelesaikan tugas

48. Ruangan belajar saya berserakan dan tidak rapi

49. Saya merasa tidak perlu untuk menyesuaikan gaya belajar saya dengan pengajar

50. Saya mencari buku yang hampir sama dengan rekomendasi pengajar untuk melengkapi informasi yang akan saya dapatkan

51. Apabila kurang memahami tugas yang diberikan pengajar, saya membiarkan tugas tersebut tanpa menyelesaikannya

52. Saya merasa kesulitan membagi waktu antara kegiatan belajar dengan aktifitas lainnya.


(1)

Hasil Uji Homogenitas

Levene's Test for Equality of

Variances

F

Sig.

VAR00

003

Equal variances assumed

2.315

.130

Equal variances not

assumed


(2)

80

LAMPIRAN E


(3)

DESKRIPTIVE STATISTIK

Group Statistics

VAR0

0004

N

Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

VAR0000

3

1

110

158.2000

14.26602

1.36021

2

110

161.2364

17.30934

1.65038

• 1 (TIDAK MENGIKUTI UKM)

• 2 (MENGIKUTI UKM)


(4)

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F

Sig.

t

df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Differe

nce

Std.

Error

Differe

nce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower

Upper

V

A

R0

00

03

Equal

variances

assumed

2.315

.130 -1.420

218

.157

-3.0363

6

2.1386

8

-7.25149

1.17876

Equal

variances not

assumed

-1.420

210.32

8

.157

-3.0363

6

2.1386

8


(5)

vii

PERBEDAAN

SELF REGULATED LEARNING

STRATEGIES

PADA MAHASISWA YANG MENGIKUTI UKM

DAN TIDAK MENGIKUTI UKM

Cornelia Rakyan Woro Sinto

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara mahasiswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seperti UKM dan tidak mengikuti UKM dalam Self Regulated Learning Strategies. Hipotesis yang diajukan adalah ada perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM. Subjek penelitian ini adalah 220 orang mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta semester III, IV dan VII. Alat pengumpul data yang digunakan adalah skala self Regulated Learning Strategies. Skala Self Regulated Learning Strategies menggunakan 58 aitem dengan koefisien reliabilitas 0,913. Untuk mengetahui perbedaan

self regulated learning strategies antara mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM digunakan analisis data

uji-t

(independent sample t-test). Hasil analisis data penelitian diperoleh nilai p sebesar 0,078 (p> 0,05) yang berarti hipotesis ditolak. Kriteria pengujian hipotesis ditolak jika p> 0,05. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara mahasiswa yang mengikuti kegiatan UKM dan tidak mengikuti UKM.

Kata kunci: self regulated learning strategies, mahasiswa yang mengikuti UKM dan tidak mengikuti UKM


(6)

viii

SELF-REGULATED LEARNING STRATEGIES IN WHO JOIN

EXTRACURRICULAR ACTIVITIES AND WHO DO NOT

Cornelia Rakyan Woro Sinto

ABSTRACT

This research aims to study the difference of self-regulated learning strategies between students who join extracurricular activities (known as ‘Unit Kegiatan Mahasiswa’ or UKM) and the students who do not. It was hypothesized that there is significant difference between the two groups. Research subjects were 220 students of Sanata Dharma University who were at the third, fourth, and seventh semester. Data was gathered using self-regulated learning strategies scale, which consists of

58 items (α = 0.913). Using independent sample t-test for analysis, the result shows that the hypothesis was rejected (p = 0.078; p>0.05). It means that there is no significant difference of self-regulated learning strategies between students who join extracurricular activities and who don’t.