3.5 Perancangan Basis Data Database
Suatu aplikasi komputer diperlukan suatu database yang mampu menampung data yang akan diinputkan oleh user. Maka dari itu
perancangan database sangat diperlukan karena dengan kita melakukan rancangan terlebih dahulu kita dapat mengetahui seperti apa program yang
kita buat sehingga dapat menghasilkan suatu database yang mampu untuk digunakan dengan kapasitas sesuai yang diinginkan user.
3.5.1 DFD Level 0 Context Diagram
Context diagram merupakan dasar pembentukan suatu desain database dimana context diagram dapat dijabarkan menjadi DFD.
Gambar 3.14 Context Diagram
Pada gambar 3.14 terdapat admin merupakan pemelihara sistem yang selalu melakukan maintenance data dalam hal ini adalah
pengetahuan yang diperoleh dari pakar baik berupa data-data kerusakan,
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
data-data fakta maupun data-data rule yang dibentuk untuk merepresentasikan pengetahuan. Selain itu admin juga memasukkan
data-data kendaraan yang dapat ditangani oleh sistem. Sedangkan dari segi user, data yang diinputkan berupa data
kendaraan yang diinginkan, kemudian pada mode konsultasi dengan menggunakan metode forward chainning sistem akan memberikan
pertanyaan berupa fakta-fakta gejala-gejala yang mungkin terjadi dan user
hanya cukup menjawab “ya” atau “tidak” sehingga pada akhir proses konsultasi akan muncul suatu kesimpulan beserta solusi yang
dibuat oleh sistem berdasarkan pengetahuan yang ada pada basis data pengetahuan sistem.
Untuk melihat hasil konsultasi yang telah dilakukan, pengguna member mendapatkan solusi terhadap hasil diagnosa yang dilakukan
oleh sistem. Namun bila pengguna tidak menginginkanya, pengguna dapat melewati proses pencetakan dan kembali ke menu konsultasi.
Pada level ini belum terlihat proses-proses yang mendukung kinerja sistem, untuk memperjelas kembali bagian-bagian proses sistem
penulis akan menjelaskannya melalui penggambaran DFD Level 0 yang dicantumkan pada sub bab berikutnya, dimana pada level 0 akan terlihat
proses-proses sistem secara umum. 3.5.2
DFD Level 1
DFD Level 1 dari sistem pakar mendiagnosa kerusakan pada motor matic merupakan hasil dari break drown context diagram. Gambar di
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
bawah ini terdapat tiga proses, yaitu proses konsultasi, proses pengolahan SPK dan proses pengolahan merk. Berikut ini adalah penggambaran dari
DFD Level 1:
Gambar 3.15 DFD Level 1
Pada level ini, sub-sub sistem dari sistem pakar ini mulai terlihat. Pada gambar 3.15 di atas terlihat bahwa terdapat 3 sub proses pada
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
sistem ini, yaitu pengelolaan spk, proses konsultasi, dan proses pengelolaan motor.
Proses konsultasi merupakan mesin inferensi yang bertugas menerjemahkan data fakta-fakta, data rule dan data kerusakan yang ada
menjadi sebuah informasipertanyaan yang diterima oleh member. Proses konsultasi ini akan dibagi kedalam dua bagian sesuai dengan metode
yang digunakan dan akan dijelaskan pada bagian selanjutnya. Proses pengelolaan spk merupakan proses yang digunakan untuk
memelihara pengetahuan yang dimiliki oleh sistem, proses ini dilakukan oleh Knowledge Engineer atau Administrator sistem untuk memelihara
pengetahuan sistem. Proses pengelolaan motor merupakan sub sistem yang berfungsi
mengelola data-data motor yang dapat ditangani oleh sistem karena kita tahu setiap saat muncul motor berteknologi matic yang terbaru yang
mungkin memiliki karakteristik yang berbeda dengan motor matic sebelumnya.
3.5.3 DFD Level 2 Proses Konsultasi