RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS GEJALA KERUSAKAN PADA MOTOR MATIC.

(1)

MOTOR MATIC

TUGAS AKHIR

Diajukan Oleh:

Praharsa Frestianta

0634 010 120

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA


(2)

DENGAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK

MENDIAGNOSIS GEJALA KERUSAKAN PADA

MOTOR MATIC

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan

Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Jurusan Teknik Informatika

Disusun oleh :

Praharsa Frestianta

NPM. 0634 010 120

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ″VETERAN″

JAWA TIMUR

SURABAYA


(3)

DENGAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK

MENDIAGNOSIS GEJALA KERUSAKAN PADA

MOTOR MATIC

Disusun Oleh :

Praharsa Frestianta

NPM. 0634 010 120

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang VI Tahun Akademik 2011/2012

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Hj. Asti Dwi Irfianti, S. Kom., M. Kom. Fetty Tri Anggraeny, S.KOM

NIP. 373 020 602 131 NIP. 382 020 602 081

Mengetahui,

Ketua Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri UPN ”Veteran” Jawa Timur

Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT NIP. 196 507 311 992 032 001


(4)

UPN ″VETERAN″ JAWA TIMUR

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PANITIA UJIAN SKRIPSI / KOMPREHENSIF

KETERANGAN REVISI

Mahasiswa di bawah ini:

Nama : Praharsa Frestianta NPM : 0634 010 120 Jurusan : Teknik Informatika

Telah mengerjakan revisi/ tidak ada revisi*) TUGAS AKHIR Ujian Lisan Gelombang VI, TA 2011/2012 dengan judul:

″RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE

FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS GEJALA KERUSAKAN

PADA MOTOR MATIC

Surabaya, 15 Juni 2012 Dosen Penguji yang memerintahkan revisi:

1) Dr. Ir. Ni Ketut Sari,MT

NIP. 196 507 311 992 032 001 2) Rr. Ani Dijah Rahajoe,ST,M.Cs.

NIP. 197 305 122 005 012 003 3) Barry Nuqoba’,S.Si.,M.Kom.

Mengetahui,

Pembimbing I Pembimbing II

Hj. Asti Dwi Irfianti,S.Kom.,M.Kom. Fetty Tri Anggraeny,S.Kom.

NIP. 373 020 602 131 NIP. 382 020 602 081

{

}

{

}


(5)

METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS

GEJALA KERUSAKAN PADA MOTOR MATIC

Disusun Oleh :

PRAHARSA FREST IANT A 0634 010 120

Telah dipertahankan di hadapan dan diterima oleh Tim Penguji Tugas Akhir Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Pada Tanggal 8 Juni 2012 Pembimbing :

1.

Hj. Asti Dwi Irfianti,S.Kom.,M.Kom. NIP. 373 020 602 131

Tim Penguji : 1

Dr. Ir. Ni Ketut Sari,MT NIP. 196 507 311 992 032 001

2

Fetty Tri Anggraeny,S.Kom. NIP. 382 020 602 081

2

Rr. Ani Dijah Rahajoe,ST,M.Cs. NIP. 197 305 122 005 012 003

3.

Barry Nuqoba’,S.Si,M.Kom.

Mengetahui

Dekan Fakultas Teknologi Industri


(6)

(7)

ABSTRAK .... ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Batasan Masalah ... 3

1.4.Tujuan………. 3

1.5.Manfaat ………. 4

1.6.Metodologi Pembuatan Skripsi ………. 5

1.7.Sistematika Penulisan ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Sistem Pakar ... 9

2.1.1. Ciri-ciri Sistem Pakar ... 10

2.1.2. Keuntungan Sistem Pakar ... 11

2.1.3. Kelemahan Sistem Pakar ... 12

2.1.4. Alasan Pengembangan Sistem Pakar ... 13

2.1.5. Modul Penyusunan Sistem Pakar……… 13

2.1.6. Struktur Sistem Pakar ... 14


(8)

2.1.8. Representasi Pengetahuan ... 20

2.1.9. Akuisisi Pengetahuan ... 27

2.1.10. Ketidakpastian ... 29

2.1.11. Tahapan Pengembangan Sistem Pakar... 29

2.2. Metode Inferensi Forward Chaining ... 33

2.3. PHP ………... 34

2.3.1. Dasar-dasar PHP ... 36

2.3.2. Tipe data PHP ... 37

2.3.3. Kelebihan PHP... 37

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 39

3.1. Analisa Sistem…. ... 39

3.1.1. Analisa Informasi ... 40

3.1.2. Analisa Permasalahan ... 40

3.1.3. Analisa Solusi ... 67

3.2. Perancangan Program….. ... 68

3.3. Perancangan Aturan Diagnosis Kerusakan Pada Motor Matic .... 69

3.3.1. Perangcangan Block Diagram ... 69

3.3.2. Perancangan Dependency Diagram ... 77

3.4. Perancangan Mesin Inferensi ... 84

3.5 Perancangan Basis Data ... 86

3.5.1. DFD Level 0 (Context Diagram) ... 86

3.5.2. DFD Level 1 ... 87

3.5.3. DFD Level 2 Proses Konsultasi ... 89

3.5.4. DFD Level 2 Proses Pengolahan SPK ... 91

3.5.5. DFD Level 3 Proses Forward Chaining ... 91


(9)

3.7.1. Desain Halaman Utama ... 102

3.7.2. Desain Halaman Login ... 103

3.7.3. Desain Halaman Sistem Pakar ... 103

BAB IV IMPLEMENTASI PROGRAM ... 104

4.1. Kebutuhan Perangkat Lunak Yang Digunakan ... 104

4.1.1. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) ... 104

4.1.2. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) ... 105

4.2. Instalasi Program dan Pengetahuan ... 106

4.3. Implementasi Aplikasi Desain Antarmuka ... 106

4.3.1. Form Home ... 107

4.3.2. Form Pendaftaran Member ... 108

4.3.3. Form Login ... 109

4.3.4. Form Admin ... 110

a. Form Member……….. 110

b. Form Merk... .. 111

c. Form Tipe ... .. 111

d. Form Solusi ... .. 112

e. Form Kerusakan ... ... 113

f. Form Fakta ... 114

g. Form Aturan ... 115

h. Form Tips ... 116

4.3.5. Form Member ... 116

a. Form Kelola Akun ……….. 117


(10)

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI ... 121

5.1. Uji Coba ... 121

5.1.1. Lingkungan Uji Coba ... 121

5.2. Implementasi Aplikasi Desain Antarmuka ... 121

5.2.1. Form Home ... 122

5.2.2. Form Login ... 122

5.2.3. Form Sistem Pakar ... 123

BAB VI PENUTUP ... 131

6.1. Kesimpulan ... 131

6.2. Saran.. ... 131


(11)

Halaman

Gambar 2.1. Arsitektur Sistem Pakar (sumber: Turban (1995))………….. 15

Gambar 2.2. Representasi Jaringan Sematik... ... 24

Gambar 2.3. Fase Pengembangan Sistem Pakar ... 32

Gambar 2.4. Forward Chaining... ... 34

Gambar 2.5. Contoh Source Code PHP ... 36

Gambar 2.6. Hasil Out Put Dari Source Code di Atas ... 37

Gambar 3.1. Perancangan Block Diagram Kerusakan Mesin…………..……... 70

Gambar 3.2. Perancangan Block Diagram Kerusakan Lampu……….………... 72

Gambar 3.3. Perancangan Block Diagram Kerusakan Rem……….……... 73

Gambar 3.4. Perancangan Block Diagram Kerusakan Instrument…….…….... 74

Gambar 3.5. Perancangan Block Diagram Kerusakan Klakson…………..….... 75

Gambar 3.6. Perancangan Block Diagram Kerusakan Kestabilan………... 76

Gambar 3.7. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Mesin…………... 78

Gambar 3.8. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Lampu……..…... 79

Gambar 3.9. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Rem…..………... 80

Gambar 3.10. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Instrument.….... 81

Gambar 3.11. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Klakson.….…... 82

Gambar 3.12. Perancangan Dependency Diagram Kerusakan Kestabilan..…... 83

Gambar 3.13. Proses Pelacakan ke Depan……….…..……... 85

Gambar 3.14. Context Diagram……………….………... 86


(12)

Gambar 3.17. DFD Level 2 Proses SPK……..……………….………... 91

Gambar 3.18. DFD Level 3 Proses Forward Chaining……………….……….... 92

Gambar 3.19. Conceptual Data Model (CDM)……………….………... 94

Gambar 3.20. Phisycal Data Model (CDM)………….………………….………... 95

Gambar 3.21. Tampilan Halaman Utama…………….………………….………... 102

Gambar 3.22. Tampilan Halaman Login.…………….………………….………... 103

Gambar 3.23. Tampilan Halaman Sistem Pakar…….………………….………... 103

Gambar 4.1. Inteface Home ... 107

Gambar 4.2. Form Pendaftaran Member ... 108

Gambar 4.3. Form Login …..…… ... 109

Gambar 4.4. Form Kelola Admin ... 110

Gambar 4.5. Form Kelola Member ... 110

Gambar 4.6. Form Kelola Merk ... 111

Gambar 4.7. Form Kelola Tipe ... 112

Gambar 4.8. Form Kelola Solusi ... 113

Gambar 4.9. Form Kelola Kerusakan ... 114

Gambar 4.10. Form Kelola Fakta ... 114

Gambar 4.11. Form Kelola Aturan ... 115

Gambar 4.12. Form Kelola Tips ... 116

Gambar 4.13. Form Member ... 116

Gambar 4.14. Form Kelola Akun ... 117

Gambar 4.15. Form Jenis Kerusakan ... 118


(13)

Gambar 5.2. Form Login …..…… ... 123

Gambar 5.3. Form Inteface Member ... 124

Gambar 5.4. Form Pilih Merk ... 124

Gambar 5.5. Form Pilih Tipe ... 125

Gambar 5.6. Form Jenis Kerusakan ... 125

Gambar 5.7. Form Pertanyaan 1 ... 126

Gambar 5.8. Form Pertanyaan 2 ... 126

Gambar 5.9. Form Pertanyaan 3 ... 127

Gambar 5.10. Form Pertanyaan 4 ... 127

Gambar 5.11. Form Pertanyaan 5 ... 128

Gambar 5.12. Form Pertanyaan 6 ... 128

Gambar 5.13. Form Pertanyaan 7 ... 129

Gambar 5.14. Form Pertanyaan 8 ... 129

Gambar 5.15. Form Finish ... 130


(14)

Pada saat ini, alat transportasi sudah jelas menjadi kebutuhan yang amat mendasar. Sudah banyak orang-orang menggunakan alat transportasi untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, mobilitas hampir tidak mungkin dilakukan jika tidak menggunakan alat transportasi. Berbicara alat transportasi, alat transportasi darat lah yang sering dijadikan pilihan masyarakat untuk mobilisasi. Apalagi untuk motor matic yang notabenenya sangat memudahkan pengendaranya untuk melintasi jalan-jalan yang sering terjadi kemacetan. Kerusakan pada motor matic terjadi akibat kelalaian dalam melakukan perawatan. Pemilik motor biasanya baru menyadari kerusakan setelah motor mereka tidak dapat beroperasi sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dalam penggunaan motor kemungkinan besar membutuhkan perawatan berkala., hal inilah yang mendorong pembangunan sistem pakar untuk mengidentifikasi kerusakan motor matic.

Sistem Pakar adalah salah satu bagian dari Kecerdasan Buatan yang mengandung pengetahuan dan pengalaman yang dimasukkan oleh satu banyak pakar ke dalam suatu area pengetahuan tertentu sehingga setiap orang dapat menggunakannya untuk memecahkan berbagai masalah yang bersifat spesifik dalam hal ini adalah permasalahan pada diagnosis kerusakan pada motor matic.

Sistem Pakar Diagnosa Gejala Kerusakan Motor Matic ini menggunakan metode forward chaining, yang bertujuan menelusuri gejala yang ditampilkan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan agar dapat mendiagnosa gejala kerusakan motor matic yang berbasis pada web. Forward chaining merupakan pendekatan yang baik untuk masalah tertentu seperti perencanaan, pengawasan, pengaturan, dan interpretasi. Pada sistem akan menanyakan semua pertanyaan yang mungkin, meskipun hanya perlu menanyakan beberapa pertanyaan untuk mencapai solusi.


(15)

Yang utama dan pertama patut penulis ucapkan adalah puja dan puji syukur ke hadirat Allah SWT sehingga dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PAKAR DENGAN METODE FORWARD CHAINING UNTUK MENDIAGNOSIS GEJALA KERUSAKAN PADA MOTOR MATIC”, dimana telah banyak menyita waktu dan tenaga, namun penulis tetap diberi kesehatan dan semangat kerja yang tinggi. Amin.

Penulis ucapkan rasa terima kasih yang teramat dalam kepada pihak pihak

UPN “Veteran” Jawa Timur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis

untuk melakukan penelitian. Serta rasa terima kasih penulis yang teramat dalam kepada Dosen Pembimbing, Ibu Hj. Asti Dwi Irfianti, S. Kom., M. Kom. dan Ibu Fetty Tri Anggraeny, S. Kom. yang telah membimbing penulis dalam pengerjaan Tugas Akhir ini.

Disadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata sempurna, namun penulis tetap berharap semoga isi dari laporan ini dapat benar-benar berguna baik untuk para penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya, maka dari itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.


(16)

Penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan serta kerja sama dari banyak pihak. Untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih banyak yang sebesar-besarnya kepada :

1. Kedua Orang Tua tercinta atas semua do’a serta, dukungannya dan

harapan-harapanya pada saat penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini beserta Laporanya.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. Selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur, semoga FTI dapat terus maju dan berkembang. 3. Ibu Dr. Ir. Ni Ketut Sari, MT. Selaku Ketua Jurusan Teknik Informatika

UPN “Veteran” Jawa Timur, semoga Teknik Informatika dapat terus maju

dan berkembang dibawah kepemimpinan beliau.

4. Ibu Hj. Asti Dwi Irfianti, S.Kom, M.Kom. dan Ibu Fetty Tri Anggraeny, S.Kom. Selaku dosen pembimbing TA. Terima kasih atas bimbinganya selama penulis menyelesaikan laporan TA ini. Terima kasih juga atas semua kebaikanya untuk penulis atas semua kemudahan yang telah diberikan selama bimbingan. Sekali lagi terima kasih.

5. Semua dosen jurusan Teknik Informatika yang telah membagikan ilmunya selama penulis menjalani masa perkuliahan.

6. Seluruh staf dan karyawan jurusan Teknik Informatika yang selalu siap membantu penulis dalam hal administrasi perkuliahan.

7. Frista Ayu Krisnilasari yang telah memberikan banyak dukungan, semangat dan do’anya.


(17)

ini.

9. Teman-teman lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam halaman ini.

Penulis sebagai manusia biasa pasti mempunyai keterbatasan dan banyak sekali kekurangan, terutama dalam pembuatan laporan ini. Untuk itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dalam memperbaki penulis laporan ini.

Surabaya, 21 Mei 2012


(18)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, alat transportasi sudah jelas menjadi kebutuhan yang amat mendasar. Sudah banyak orang-orang menggunakan alat transportasi untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, mobilitas hampir tidak mungkin dilakukan jika tidak menggunakan alat transportasi. Berbicara alat transportasi, ada beberapa macam alat transportasi yang ada di Indonesia diantaranya alat transportasi darat, laut, dan udara. Dari ketiga macam alat transportasi tersebut, alat transportasi darat lah yang sering dijadikan pilihan masyarakat untuk mobilisasi. Oleh karena itu, di Indonesia alat transportasi darat sangat berkembang pesat. Buktinya adalah meningkatnya penjualan motor sebesar 50% dalam waktu satu bulan (Sofyan, 2010). Alasannya adalah karena motor lebih murah, rendah biaya perawatan, serta dengan dimensi yang tidak begitu besar, menjadikan sepeda motor sangat cocok digunakan di setiap daerah yang notabene sering terjadi kemacetan lalu lintas. Seperti yang terjadi di kota-kota besar. Apalagi untuk motor matic yang notabenenya sangat memudahkan pengendaranya untuk melintasi jalan-jalan yang sering terjadi kemacetan.

Meningkatnya kendaraan bermotor secara tidak langsung telah membuka lahan baru untuk pekerjaan dalam bidang perbengkelan, banyak bengkel-bengkel motor dan mobil dibuat sebagai tempat untuk perbaikan serta perawatan kendaraan bermotor. Pemilik kendaraan dapat membawa kendaraan motornya ke


(19)

bengkel terdekat dan memberi tahu keluhan tentang kendaraannya pada pakar-pakar otomotif yang ada di bengkel tersebut. Namun dengan semua aktivitas yang padat dan penuh khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta dan Surabaya, telah menuntut masyarakat untuk mengerjakan segala sesuatunya dengan cepat dan tepat. Waktu telah menjadi modal utama yang sangat berharga. Perawatan yang kiranya bisa dilakukan sendiri, serta tanpa harus datang ke bengkel dengan membawa kendaraan tersebut, akan sangat membantu sekali, khususnya untuk orang-orang yang awam tentang otomotif dan tidak mempunyai waktu untuk datang ke bengkel menunggu sampai kendaraannya selesai di reparasi.

Sistem pakar dan sistem pendukung keputusan tersebut cukup membantu sebagian permasalahan yang ada di kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, saat ini mungkin aplikasi atau sistem yang dapat mendiagnosis kerusakan untuk motor matic akan sedikit membantu, khususnya untuk pemilik kendaraan yang masih awam serta waktu yang padat dan keberadaan bengkel yang masih jarang untuk di daerah-daerah terpencil.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana cara pengguna motor matic dapat memperoleh informasi tentang jenis kerusakan, penyebab dan solusi kerusakan dengan mudah. 2. Bagaimana merancang dan membangun sebuah aplikasi sistem pakar

dengan metode forward chaining untuk mendiagnosis gejala kerusakan pada motor matic.


(20)

1.3 Batasan Masalah

Pada pembuatan aplikasi ini perlu didefinisikan batasan masalah mengenai sejauh mana pembuatan aplikasi ini akan dikerjakan. Beberapa batasan masalah tersebut antara lain:

1. Pada sistem ini menggunakan bahasa pemrograman PHP dan database MySQL.

2. Metode inferensi yang digunakan pada sistem ini adalah forwards chaining.

3. Sistem hanya melakukan diagnosa permasalahan yang terjadi pada sepeda motor matic.

4. Fakta/gejala yang ditanyakan oleh sistem berdasarkan pada jenis kerusakannya.

5. Penyebab kerusakan dan solusi merupakan sebuah kesimpulan dari beberapa fakta/gejala yang terjadi.

6. Proses diagnosa kerusakan akan dibagi berdasarkan merk dan tipe motor yang bersangkutan/yang diinginkan oleh pengguna.

7. Diagnosa dilakukan dengan cara tanya jawab antara user dan sistem,

dengan “ya” atau “tidak” sebagai jawabannya.

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembuatan “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor Matic”:


(21)

1. Meringankan beban pakar dalam hal intensitas pekerjaan, sehingga seorang pakar dapat melakukan pekerjaan yang lebih penting.

2. Mendokumentasikan pengetahuan pakar agar dapat dipelajari oleh orang-orang yang belum pakar.

3. Untuk mengetahui diagnosa gejala kerusakan pada motor matic tanpa bantuan seorang pakar.

4. Untuk mengidentifikasi gejala kerusakan pada motor matic beserta penyebab dan solusinya.

1.5 Manfaat

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor Matic” mempunyai manfaat sebagai berikut :

1. Dapat menjadi referensi untuk bidang penelitian sistem pakar.

2. Ilmu yang dimiliki oleh pakar tersebut dapat dimanfaatkan oleh orang lain/lembaga lain yang membutuhkan, seperti untuk keperluan pengajaran pada Sekolah Menengah Kejuruan Jurusan Teknik Otomotif, teknisi junior yang baru bekerja, maupun teknisi-teknisi yang ingin mendalami teknologi motor matic.

3. Dapat memberikan pemahaman lebih jauh tentang gejala-gejala kerusakan yang pada motor matic.

4. Membantu orang awam untuk mengetahui kerusakan yang terjadi pada motor matic yang dimiliki serta bagaimana cara menanganinya.


(22)

5. Dapat mendokumentasikan informasi kepakaran dari seorang pakar. 6. Dapat menghemat waktu dalam menyelesaikan masalah.

1.6 Metodologi Pembuatan Skripsi

Dalam pembuatan Tugas Akhir kali ini, penulis akan menjelaskan tentang metode yang digunakan selama penulis menyusun dan membuat Tugas Akhir ini.

a. Studi literatur.

Mengumpulkan referensi baik dari internet maupun dari sumber-sumber yang lainnya mengenai pembuatan aplikasi ini dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP serta mencari contoh-contoh apa saja yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini.

b. Analisa dan Perancangan Aplikasi.

Menganalisa “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor Matic”.

c. Pembuatan Aplikasi.

Pada tahap ini merupakan tahap yang paling banyak memerlukan waktu karena model dan rancangan aplikasi yang telah di buat di implementasikan dengan menggunakan Dreamweaver 8.0.

d. Uji coba dan evaluasi aplikasi.

Pada tahap ini setelah aplikasi selesai dibuat maka dilakukan pengujian aplikasi untuk mengetahui apakah aplikasi tersebut telah bekerja dengan benar sesuai dengan konsep yang diajukan.


(23)

e. Penyusunan Buku Tugas Akhir.

Pada tahap ini merupakan tahap terakhir dari pengerjaan Tugas Akhir. Buku ini disusun sebagai laporan dari seluruh proses pengerjaan Tugas Akhir. Dari penyusunan buku ini diharapkan dapat memudahkan pembaca yang ingin menyempurnakan dan mengembangkan aplikasi lebih lanjut. f. Pembuatan Kesimpulan.

Pada tahap ini dalam bagian akhir pembuatan Tugas Akhir. Dibuat kesimpulan dan saran dari hasil pembuatan aplikasi yang diperoleh sesuai dengan dasar teori yang mendukung dalam pembuatan aplikasi tersebut yang telah dikerjakan secara keseluruhan.

1.7 Sistematika Penulisan

Pada laporan Tugas Akhir ini akan menjelaskan tentang pembuatan “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor Matic” dengan menggunakan Dreamweaver 8.0, Power Designer 6 dan Power Designer 12 sebagai perancangannya. Agar lebih memahami materi, laporan Tugas Akhir ini dibagi menjadi enam bab yang dilengkapi dengan penjelasan langkah-langkah dan ilustrasinya.

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini akan menjelaskan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah, Batasan Masalah, Tujuan Penulisan, Manfaat, Metodologi Penulisan, dan Sistematika Penulisan.


(24)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang dasar teori yang digunakan sebagai penunjang serta referensi dalam pembuatan laporan Tugas Akhir ini. Penjelasannya meliputi Sistem Pakar, Metode Inferensi Forward Chaining dan PHP.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini dijelaskan tentang analisa dan perancangan sistem informasi yang antara lain berisi tentang analisa “Rancang Bangun Aplikasi Sistem Pakar Dengan Metode Forward Chaining Untuk Mendiagnosis Gejala Kerusakan Pada Motor Matic” sendiri secara interface, fasilitas dan fiturnya. Dalam bab ini juga akan dijelaskan semua kebutuhan yang diperlukan dalam membuat aplikasi ini.

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM

Pada bab ini akan membahas tentang implementasi berdasarkan konsep perancangan yang ada pada BAB III beserta penjelasan tentang kebutuhan sistem supaya aplikasi yang dikerjakan sesuai dengan tujuan dari penulisan Tugas Akhir.

BAB V UJI COBA DAN EVALUASI

Bab ini menjelaskan tentang pengujian yang dilakukan untuk mengetahui apakah aplikasi yang dibuat bisa bekerja sesuai dengan konsep yang sebenarnya.


(25)

BAB VI PENUTUP

Bab ini akan menjelaskan tentang kesimpulan dari keseluruhan isi dari laporan Tugas Akhir serta saran yang disampaikan penulis untuk pengembangan aplikasi yang ada demi kesempurnaan aplikasi yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur, tutorial, buku maupun situs-situs yang digunakan dalam pembutan laporan Tugas Akhir ini.


(26)

TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab II ini akan dibahas beberapa teori dasar untuk menunjang penyelesaian Tugas Akhir ini, antara lain: penjelasan tentang Sistem Pakar, Metode Inferensi Forward Chaining dan PHP.

2.1 Sistem Pakar

Sistem pakar adalah sistem berbasis komputer yang menggunakan pengetahuaan, fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasanya hanya dapat dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tersebut (Martin dan Oxman, 1998).

Pada dasarnya sistem pakar diterapkan untuk mendukung aktivitas pemecahan masalah. Beberapa aktivitas pemecahan yang dimaksud antara lain: pembuatan keputusan (decision making), pemanduan pengatahuan (knowledge fusing), pembuatan desain (designing), perencanaan (planning), prakiraan (forecasting), pengaturan (regulating), pengendalian (controlling), diagnosis (diagnosing), perumusan (prescribing), penjelasan (explaining), pemberian nasihat (advising) dan pelatihan (tutoring). Selain itu sistem pakar juga dapat berfungsi sebagai asisten yang pandai dari seorang pakar (Martin dan Oxman,

1998).

Sistem pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk suatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia di salah satu bidang.


(27)

Sistem pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan oleh seorang pakar. Selain itu sistem pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. Biasanya sistem pakar hanya digunakan untuk memecahkan masalah yang memang sulit untuk dipecahkan dengan pemrograman biasa, mengingat biaya yang diperlukan untuk membuat sistem pakar jauh lebih besar dari pembuatan sistem biasa.

Secara umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah seperti layaknya seorang pakar. Dengan sistem pakar ini, orang awam pun dapat menyelesaikan masalahnya atau sekedar mencari suatu informasi berkualitas yang sebenarnya hanya dapat diperoleh dengan bantuan para ahli di bidangnya. Sistem pakar ini juga akan dapat membantu aktivitas para pakar sebagai asisten yang berpengalaman dan mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan.

Dalam penyusunannya, sistem pakar mengkombinasikan kaidah-kaidah penarikan kesimpulan (inference rules) dengan basis pengetahuan tertentu yang diberikan oleh satu atau lebih pakar dalam bidang tertentu. Kombinasi dari kedua hal tersebut disimpan dalam komputer, yang selanjutnya digunakan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian masalah tertentu.

2.1.1 Ciri-Ciri Sistem Pakar

Sistem pakar yang baik harus memenuhi ciri-ciri sebagai berikut : a. Terbatas pada bidang yang spesifik.


(28)

b. Dapat memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.

c. Dapat mengemukakan rangkaian alasan yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami.

d. Berdasarkan rule atau kaidah tertentu.

e. Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap. f. Outputnya bersifat nasihat atau anjuran.

g. Output tergantung dari dialog dengan user. h. Knowledge base dan inference engine terpisah. i. Dapat digunakan dalam berbagai jenis komputer.

2.1.2 Keuntungan Sistem Pakar

Secara garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar, antara lain:

a. Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli. b. Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.

c. Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar. d. Meningkatkan output dan produktivitas.

e. Menigkatkan kualitas.

f. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).

g. Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya. h. Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan. i. Memiliki reabilitas.


(29)

j. Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.

k. Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian.

l. Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.

m. Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah. n. Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan.

2.1.3 Kelemahan Sistem Pakar

Di samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiki beberapa kelemahan, antara lain :

a. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan di mana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah, karena kadangkala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki oleh pakar berbeda-beda.

b. Untuk membuat suatu sistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaannya.

c. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan.

d. Sistem pakar tidaklah 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak sempurna atau tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan. Dalam hal ini peran manusia tetap merupakan faktor dominan.


(30)

2.1.4 Alasan Pengembangan Sistem Pakar

Sistem pakar sendiri dikembangkan lebih lanjut dengan alasan : a. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan berbagai lokasi. b. Secara otomatis mengerjakan tugas-tugas rutin yang membutuhkan

seorang pakar.

c. Seorang pakar akan pensiun atau pergi. d. Seorang pakar adalah mahal.

e. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.

2.1.5 Modul Penyusunan Sistem Pakar

Menurut Staugaard (1987) suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama yaitu:

a. Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode). Sistem berada pada modul ini, pada saat ia menerima pengetahuan dari pakar. Proses mengumpulkan pengetahuan-pengetahuan yang akan digunakan untuk pengembangkan sistem, dilakukan dengan bantuan knowledge engineer. Peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya. b. Modul Konsultasi (Consultation Mode)

Pada saat sistem berada pada posisi memberikan jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh user, sistem pakar berada dalam modul konsultasi. Pada modul ini, user berinteraksi dengan sistem dengan mejawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh sistem.


(31)

c. Modul Penjelasan (Explanation Mode).

Modul ini menjelaskan proses pengambilan keputusan oleh sistem (bagaimana keputusan dapat diperoleh).

2.1.6 Struktur Sistem Pakar

Sistem pakar disusun oleh dua bagian utama, yaitu lingkungan pengembangan (development environment) dan lingkungan konsultasi (consultation environment) (Turban, 1995). Lingkungan pengembangan sistem pakar digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar, sedangkan lingkungan konsultasi digunakan oleh pengguna yang bukan pakar guna memperoleh pengetahuan pakar. Komponen-komponen sistem pakar dalam kedua bagian tersebut dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini :


(32)

Komponen-komponen yang terdapat dalam sistem pakar adalah seperti yang terdapat pada Gambar 2.1, yaitu User Interface (antarmuka pengguna), basis pengetahuan, akuisisi pengetahuan, mesin inferensi, workplace, fasilitas penjelasan, perbaikan pengetahuan.

Akuisisi pengetahuan Antar Muka

Fasilitas Penjelasan

Mesin Inferensi

Perbaikan Pengetahuan Workplace

Aksi yang Direkomendasi

Basis Pengetahuan : fakta dan aturan Pemakai

Pakar

Knowledge

engineer Fakta tentang

Kejadian

LINGKUNGAN KONSULTASI LINGKUNGAN PENGEMBANGAN


(33)

A. Antarmuka Pengguna (User Interface)

User interface merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima informasi dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai. Menurut McLeod (1995), pada bagian ini terjadi dialog antara program dan pemakai, yang memungkinkan sistem pakar menerima intruksi dan informasi (input) dari pemakai, juga memberikan informasi (output) kepada pemakai.

B. Basis Pengetahuan

Basis pengetahuan mengandung pengetahuan untuk pemahaman, formulasi dan penyelesaian masalah. Komponen sistem pakar ini disusun atas dua elemen dasar, yaitu fakta dan aturan. Fakta merupakan informasi tentang objek dalam area permasalahan tertentu, sedang aturan merupakan informasi tentang cara bagaimana memperoleh fakta baru dari fakta yang telah diketahui.

Dalam studi kasus pada sistem yang berbasis pengetahuan terdapat beberapa karakteristik yang dibangun untuk membantu kita dalam membentuk serangkaian prinsip-prinsip arsitekturnya. Prinsip tersebut meliputi :

1. Pengetahuan merupakan kunci kekuatan sistem pakar. 2. Pengetahuan sering tidak pasti dan tidak lengkap. 3. Pengetahuan sering miskin spesifikasi.

4. Amatir menjadi ahli secara bertahap. 5. Sistem pakar harus fleksibel.


(34)

6. Sistem pakar harus transparan.

Sejarah penelitian di bidang kecerdasan buatan telah menunjukkan berulang kali bahwa pengetahuan adalah kunci setiap sistem cerdas (intelligence system).

C. Akuisisi Pengetahaun (Knowledge Acquisition)

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menyerap pengetahuan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai.

D. Mesin Inferensi

Komponen ini mengandung mekanisme pola pikir dan penalaran yang digunakan oleh pakar dalam menyelasikan suatu masalah. Mesin inferensi adalah program komputer yang memberikan metodologi untuk penalaran tentang informasi yang ada dalam basis pengetahuan dan dalam workplace dan untuk memformulasikan kesimpulan.(Turban, 1995)

E. Workplace

Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory). Workplace digunakan untuk merekam hasil-hasil antara dan kesimpulan yang dicapai. Ada 3 tipe keputusan yang direkam, yaitu:

1. Rencana : Bagaimana menghadapi masalah. 2. Agenda : Aksi-aksi yang potensial.


(35)

3. Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.

F. Fasilitas Penjelasan

Fasilitas penjelasan adalah komponen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Komponen ini menggambarkan penalaran sistem kepada pemakai. Fasilitas penjelasan dapat menjelaskan perilaku sistem pakar dengan menjawab pertanyan-pertanyaan sebagai berikut (Turban, 1995):

1. Mengapa pertanyaan tertentu ditanyakan oleh sistem pakar? 2. Bagaimana kesimpulan tertentu diperoleh?

3. Mengapa alternatif tertentu ditolak?

4. Apa rencana untuk memperoleh penyelesaian?

G. Perbaikan Pengetahuan

Pakar memiliki kemampuan untuk menganalisis dan meningkatkan kinerjanya serta kemampuan tersebut adalah penting dalam pembelajaran terkomputerisasi, sehingga program akan mampu menganalisis penyebab kesuksesan dan kegagalan yang akan dialaminya.

2.1.7 Klasifikasi Sistem Pakar

Pada penerapan ada beberapa bidang aplikasi yang sesuai dengan teknologi ini. Bidang-bidang tersebut antara lain :

1. Kontrol

Sistem pakar ini digunakan untuk mengontrol kegiatan yang membutuhkan presisi waktu yang tinggi. Misalnya pengontrolan pada industri teknologi tinggi.


(36)

2. Prediksi

Keunggulan dari seorang pakar adalah kemampuannya memprediksi kedepan. Contoh yang mudah ditemui, bagaimana seorang pakar meteorologi memprediksi cuaca besok berdasarkan data-data sebelumnya. Kemampuan ini juga dipunyai sistem pakar. Penggunaan sistem pakar prediksi misalnya untuk peramalan cuaca, penentuan masa tanam dan sebagainya.

3. Interpretasi

Sistem pakar ini digunakan untuk menganalisis data-data yang tidak lengkap, tidak teratur dan data kontradiktif. Misalnya untuk interpretasi citra.

4. Pengajaran

Sistem pakar ini digunakan untuk mengajar, mulai dari SD sampai mahasiswa perguruan tinggi. Kelebihan dari sistem pakar yang digunakan untuk mengajar adalah membuat diagnosa apa penyebab kekurangan dari seorang siswa, kemudian memberikan cara untuk memperbaikinya.

5. Perencanaan

Penggunaan sistem pakar untuk perencanaan sangat luas, mulai dari perencanaan mesin-mesin sampai manajemen bisnis. Penggunaan sistem pakar ini akan menghemat biaya, waktu dan material, sebab pembuatan model sudah tidak diperlukan lagi. Contoh penggunaan antara lain sistem konfigurasi komputer, tata letak sirkuit dan sebagainnya.


(37)

6. Diagnosis

Sistem pakar diagnosis biasanya digunakan untuk merekomendasikan obat untuk orang sakit, kerusakan mesin, kerusakan rangkaian elektronik dan sebagainya. Prinsipnya adalah menemukan masalah apa masalah atau kerusakan yang terjadi. Sistem pakar diagnosis adalah jenis sistem pakar yang paling popular saat ini. Biasanya sistem pakar diagnosis. Menggunakan pohon keputusan (decision tree) sebagai representasi pengetahuanya. Kebanyakan sistem pakar diagnosis menggunakan shell, sehingga sangat mudah untuk melakukan perubahan pada basis pengetahuannya. Hal lain dari dari sistem pakar diagnosis ini adalah basis pengetahuannya bertambah besar secara eksponensial dengan semakin kompleksnya permasalahan.

2.1.8 Representasi Pengetahuan

Representasi pengetahuan adalah suatu teknik untuk merepresentasikan basis pengetahuan yang diperoleh ke dalam suatu skema/diagram tertentu sehingga dapat diketahui relasi/keterhubungan antara suatu data dengan data yang lain. Tekink ini membantu knowledge engineer dalam memahami struktur pengetahuan yang akan dibuat sistem pakarnya.

Bahasa representasi harus dapat membuat seorang pemrogram mampu mengekspresikan pengetahuan yang diperlukan untuk mendapatkan solusi masalah, dapat diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman dan dapat disimpan. Harus dirancang agar fakta-fakta dan pengetahuan lain yan terkandung di dalamnya dapat digunakan untuk penalaran.


(38)

Pengetahuan dapat direpresentasikan dalam bentuk yang sederhana atau kompleks, tergantung dari masalahnya. Beberapa model representasi pengetahuan yang penting adalah :

1. Logika (logic)

Logika merupakan suatu pengkajian ilmiah tentang serangkaian penalaran, sistem kaidah dan prosedur yang membantu proses penalaran. Logika mrupakan bentuk representasi pengetahuan yang paling tua, yang menjadi dasar dari teknik representasi high level.

Dalam melakukan penalaran, komputer harus dapat menggunakan proses penalaran deduktif dan induktif ke dalam Logika Simbolik atau Logika Matematik. Metode ini disebut Logika komputasional. Bentuk logika komputasional ada 2 macam , yaitu Logika Proporsional atau Kalkulus dan Logika Predikat.

a. Logika Proporsional

Proposisi merupakan suatu statmen atau pernyataan yang menyatakan benar (TRUE) atau salah (FALSE). Operator logika dan simbolnya ditunjukan oleh Tabel 2.1

Tabel 2.1 Operator Logika dan Simbol

Operator Simbol

AND ∩,V,&

OR U,V,+

NOT


(39)

b. Logika Predikat

Logika predikat adalah suatu logika yang lebih canggih yang seluruhnya menggunakan konsep dan kaidah proposional yang sama, Disebut juga kalkulus predikat, yang memberi tambahan kemampuan untuk mempresentasikan pengetahuan dengan sangat cermat dan rinci.

Kalkulus predikat memungkinkan kita untuk memecahkan statetmen ke dalam bagian komponen, yang disebut objek, karakteristik objek, atau beberapa keterangan objek. Suatu proposisi atau premis dibagi menjadi dua bagian, yaitu ARGUMEN (objek) dan PREDIKAT (keterangan). Argumen adalah individu atau objek yang membuat keterangan. Predikat adalah keterangan yang membuat argumen dan predikat.

Dalam suatu kalimat, predikat dapat berupa kata kerja atau bagian kata kerja.

Misalnya proposisi:

Motor berada dalam garasi. Dinyatakan menjadi: Di dalam (motor, garasi)

Di dalam = produk (keterangan) Motor = Argumen (objek) Garasi = Argumen (objek)


(40)

2. Jaringan Semantik (Semantic Nets)

Konsep jaringan semantik diperkenalkan pada tahun 1968 oleh Ross Quillin. Jaringan semantic merupakan teknik representasi kecerdasan buatan klasik yang digunakan untuk informasi proposional (Giarrantano

dan Riley, 1994). Yang dimaksud dengan informasi proporsional adalah

pernyataan yang mempunyai nilai benar atau salah. Informasi proporsional merupakan bahasa deklaratif karena menyatakan fakta.

Representasi jaringan semantik merupakan penggambaran grafis dari pengetahuan yang memperlihatkan hubungan hirarkis dari objek-objek. Komponen dasar untuk mempresentasikan pengetahuan dalam bentuk jaringan semantic adalah simpul (node) dan penghubung (link). Simpul mempresentasikan objek, konsep, atau situasi. Simpul digambarkan dengan kotak atau lingkaran. Penghubung menghubungkan antarsimpul. Penghubung digambarkan dengan panah berarah dan diberi label untuk menyatakan hubungan yang direpresentasikan.

Gambar 2.2 berikut ini adalah sebuah contoh bagaimana pengetahuan dapat direpresentasikan menggunakan jaringan semantik :


(41)

Jaringan semantik pada gambar 2.2 mempresentasikan pernyataan bahwa semua komputer merupakan alat elektronik, semua PC merupakan komputer dan semua komputer memiliki monitor. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa semua PC memiliki monitor dan hanya sebagian alat elektronik yang memiliki monitor.

3. Object-Attribute-Value (OAV)

Object dapat berupa bentuk fisik atau konsep. Atrinbute adalah karakteristik atau sifat dari objek tersebut. Values (Nilai) besaran/nilai/takaran spesifik dari attribute tersebut pada situasi tertentu, dapat berupa numerik, string atau boolean. Sebuah objek bisa memiliki pengetahuan dengan OAV.

Tabel 2.2. Representasi Pengetahuan dengan OAV

Object Attribute Value

Mangga Warna Hijau,

Mangga Berbiji Tunggal

Mangga Rasa Asam,

Gambar 2.2. Representasi Jaringan Semantik

PC Komputer Alat Elektronik

Monitor

merupakan merupakan


(42)

Mangga Bentuk Oval

Pisang Warna Hijau,

Pisang Bentuk Lonjong

4. Bingkai (Frame)

Bingkai adalah struktur data yang mengandung semua informasi/pengetahuan yang relevan dari suatu objek. Pengetahuan ini diorganisasikan dalam struktur herarkis khusus yang memungkinkan pemrosesan pengetahuan. Bingkai merupakan aplikasi dari pemrograman berorentasi objek dalam AI dan sistem pakar. Pengetahuan dalam bingkai dibagi-bagi kedalam slot atau atribut yang dapat mendeskripsikan pengetahuan secara deklaratif ataupun prosedural.

5. Kaidah Produksi

Kaidah menyediakan cara formal untuk mempresentasikan rekomendasi, arahan, atau strategi. Kaidah produksi dituliskan dalam bentuk jika-maka (if-then). Kaidah if-then menghubungkan anteseden (antecedent) dengan konskuensi yang diakibatkannya. Berbagai struktur kaidah if then yang menghubungkan objek atau atribut adalah sebagai berikut :

JIKA premis MAKA konklusi JIKA masukan MAKA keluaran JIKA kondisi MAKA tindakan JIKA anteseden MAKA konsekuen JIKA data MAKA hasil


(43)

JIKA tindakan MAKA tujuan

Premis mengacu pada fakta yang benar sebelum konklusi tertentu dapat diperoleh. Masukan mengacu pada data yang tersedia sebelum keluaran dapat diperoleh. Kondisi mengacu pada keadaan yang harus berlaku sebelum tindakan dapat diambil. Anteseden mengacu pada situasi yang terjadi sebelum konsekuensi dapat diamati. Data mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan. Tindakan mengacu pada kegiatan yang harus dilakukan sebelum hasil dapat diharapkan (Hanifah, 1998).

Sebuah kaidah terdiri dari klausa-klausa. Sebuah klausa mirip dengan kalimat subjek, kata kerja dan objek yang mengatakan suatu fakta. Ada sebuah klausa premise dan sebuah klausa konklusi pada setiap kaidah. Suatu kaidah juga dapat terdiri atas beberapa premise dan lebih dari satu konklusi. Antara premise dan konklusi dapat dihubungkan dengan “atau”

atau “dan”.

Contoh :

JIKA bersin-bersin dan pusing MAKA terserang penyakit flu f. Matriks

Salah satu cara yang sangat membantu mengorganisasi pengetahuan adalah matriks. Matriks terdiri dari baris dan kolom yang menunjukkan pangkalan pengetahuan dan bagaimana keterkaitan antara


(44)

satu penalarannya. Bagian kiri (baris) mengarah pada prosedur sedangkan bagian atas (kolom) menunjukkan kemungkinan hasil jawaban.

2.1.9 Akuisisi Pengetahuan

Akuisisi pengetahuan adalah akumulasi, transfer dan transformasi keahlian dalam penyelasaian masalah dari sumber pengetahuan ke dalam program komputer. Dalam tahap ini knowledge engineer berusaha menerapkan pengetahuaan untuk selanjutnya ditransfer ke dalam basis pengetahuan. Pengetahuan diperoleh dari pakar, dilengkapi dengan buku, basis data, laporan penelitian dan pengalaman pemakai. Menurut Turban (1998), terdapat empat metode utama dalam akuisisi pengetahuan, yaitu :

1. Wawancara

Wawancara adalah metode akuisisi yang paling banyak digunakan. Metode ini melibatkan pembicaraan dengan pakar secara langsung dalam suatu wawancara. Terdapat beberapa bentuk wawancara yang dapat digunakan. Masing-masing bentuk wawancara tersebut memmpunyai tujuan yang berbeda.

a. Contoh masalah (kasus)

Dalam bentuk wawancara ini, pakar dihadapkan dengan suatu masalah nyata.

b. Wawancara klasifikasi

Maksud dari bentuk wawancara ini adalah untuk memperoleh wawasan pakar untuk domain permasalahan tertentu.


(45)

c. Wawancara terarah (direct interview)

Metode ini biasanya merupakan pelengkap bagi metode wawancara dengan menggunakan contoh masalah dan wawancara klasifikasi. Dalam bentuk wawancara ini, pakar dan knowledge engineer mendiskusikan domain dan cara penyelesaian masalah dalam tingkat yang lebih umum dari dua metode sebelumnya. 2. Diskusi kasus dalam konteks dari sebuah prototype sistem

Dalam metode ini pakar dihadapkan dalam sebuah kasus contoh dari prototipe sistem. Metode ini digunakan untuk melihat apa yang pakar pikirkan tentang prototipe sistem.

3. Analisis protokol

Dalam metode akuisisi ini, pakar diminta untuk melakukan suatu pekerjaan dan mengungkapkan proses pemikirannya dengan menggunakan kata-kata. Pekerjaan tersebut direkam, dituliskan dan dianalisis.

4. Observasi pada pekerjaan pakar

Dalam metode ini, pekerjaan dalam bidang tertentu yang dilakukan pakar direkam dan diobservasi.

5. Induksi aturan dari contoh

Metode ini dibuat untuk sistem berbasis aturan. Induksi adalah suatu proses penalaran dari khusus ke umum. Suatu sistem induksi aturan diberi contoh-contoh dari suatu masalah yang hasilnya telah diketahui.

Setelah diberikan beberapa contoh, sistem induksi aturan tersebut dapat membuat aturan yang benar untuk kasus-kasus contoh. Selanjutnya


(46)

aturan dapat digunakan untuk menilai kasus lain yang hasilnya tidak diketahui.

2.1.10 Ketidakpastian

Dalam kenyataan sehari-hari para pakar seringkali berurusan dengan fakta-fakta yang tidak menentu dan tidak pasti, dengan demikian sistem pakar juga harus dapat menangani masalah kekurang pastian dan ketidakpastian ini.

Teknik-teknik yang sudah digunakan untuk menangani hal tersebut adalah nilai faktor kepastian (certainty factor).

Ada tiga jenis selang faktor kepastian yang biasa digunakan : 1. Nilai 0 untuk pernyataan salah dan 1 untuk pernyataan benar.

2. Selang 0-1, pada sistem nilai 0 berarti salah mutlak, nilai 1 berarti benar mutlak dan selang nilai 0 < CF < 1 menunjukkan derajat kepastian.

3. Selang (-1) – 1, pada sistem ini nilai 1 berarti benar mutlak, nilai (-1) berarti salah mutlak, nilai 0 menunjukkan ketidak tahuan, nilai 0 < CF < 1 menunjukkan derajat kebenaran dan nilai -1 < CF < 1 menunjukkan derajat kesalahan.

2.1.11 Tahapan Pengembangan Sistem Pakar

Terdapat 6 tahapan atau fase dalam pengembangan sistem pakar seperti digambarkan pada gambar 2.3 penjelasan berikut merupakan penjelasan secara garis besar tentang fase-fase pengembangan tersebut.


(47)

1. Identifikasi

Tahap ini merupakan tahap penentuan hal-hal penting sebagian dasar dari permasalahan yang akan dianalisis. Tahap ini merupakan tahap untuk mengkaji dan membatasi masalah yang akan diimplementasikan dalam sistem. Setiap masalah yang akan diidentifikasi harus dicari solusi. Fasilitas yang akan dikembangkan, penentuan jenis bahasa pemrograman dan tujuan yang ingin dicapai dari proses pengembangan tersebut.

Apabila identifikasi masalah dilakukan dengan benar maka akan dicapai hasil yang optimal.

2. Konseptualisasi

Hasil identifikasi masalah dikonseptualisasikan dalam bentuk relasi antar data, hubungan antar pengetahuan dan konsep-konsep penting dan ideal yang akan diterapkan dalam sistem. Konseptualisasi juga menganalisis data-data penting yang harus didalami bersama dengan pakar di bidang permasalahan tersebut. Hal ini dilakukan untuk memperoleh konfirmasi hasil wawancara dan observasi sehingga hasilnya dapat memberikan jawaban pasti bahwa sasaran permasalahan tepat, benar dan sudah selesai.

3. Formalisasi

Apabila tahap konseptualisasi sudah dilakukan, maka di tahap formalisasi konsep-konsep tersebut diimplementasikan secara formal, misalnya memberikan kategori sistem yang akan dibangun, mempertimbangkan beberapa faktor pengambilan keputusan seperti


(48)

keahlian manusia, tingkat kesulitan yang mungkin terjadi, dokumentasi kerja dan sebagainya.

4. Implementasi

Apabila pengetahuan sudah diformalisasikan secara lengkap, maka tahap implementasi dapat dimulai dengan membuat garis besar masalah kemudian memecahkan masalah ke dalam modul-modul. Untuk memudahkan maka harus diidentifikasikan :

a. Apa yang akan menjadi inputan.

b. Bagaimana prosesnya digambarkan dalam bagan alur dan basis aturannya.

c. Apa yang menjadi output atau hasil kesimpulan.

Sesudah itu semuanya diubah dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh komputer dengan menggunakan tahapan fase seperti gambaran fase pengembangan sistem pakar.

5. Evaluasi

Sistem pakar yang selesai bangun, perlu dievaluasi untuk menguji dan menemukan kesalahannya. Hal ini merupakan hal yang umum dilakukan karena suatu sistem belum tentu sempurna setelah selesai pembuatannya sehingga proses evaluasi diperlukan untuk penyempurnaannya. Dalam evaluasi akan ditemukan bagian-bagian yang harus dikoreksi untuk menyamakan permasalahan dan tujuan akhir pembuatan sistem.


(49)

6. Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem diperlukan sehingga sistem yang dibangun tidak menjadi usang dan investasi sistem tidak sia-sia. Dalam pengembangan sistem yang paling berguna adalah proses dokumentasi sistem dimana di dalamnya tersimpan semua hal penting yang menjadi tolak ukur pengembangan sistem di masa mendatang termasuk di dalamya adalah kamus pengetahuan masalah yang diselesaikan.

Definisi masalah Kebutuhan sistem Evaluasi solusi alternative Vertifikasi pendekatan sistem

Konseptualisasi rancangan dan desain Strategi pengembangan

Materi pengetahuan Komputasi masalah

Kemudahan pengenalan & Analisa efisiensi

Membangun prototype Pengujian dan pengembangan Demonstrasi dan kemudahan analisa

Penyelesaian desain

Membangun basis pengetahuan Pengujian, evaluasi dan pengembangan basis

pengetahuan

Proses inoutan pemakai

Instalasi, evaluasi dan pengembangan basis pengetahuan

Orentasi dan latihan Keamanan & Dokumentasi Integrasi dan pengujian kasus Fase I

Inisialisasi

Fase II Analisis dan desain

Fase V Implementasi sistem

Fase IV

Pengembangan sistem Fase III


(50)

2.2 Metode Inferensi Forward Chaining

Metode inferensi adalah mekanisme berfikir dan pola-pola penalaran yang digunakan oleh sistem untuk mencapai suatu kesimpulan. Metode ini akan menganalisa masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Penalaran dimulai dengan mencocokan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data (ivonidiego, 2010).

Forward chaining merupakan metode inferensi yang melakukan penalaran dari suatu masalah kepada solusinya. Jika klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai TRUE), maka proses akan menyatakan konklusi. Forward chaining adalah data-driven karena inferensi dimulai dengan informasi yang tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika suatu aplikasi menghasilkan tree yang lebar dan tidak dalam, maka gunakan forward chaining.

Contoh :

Terdapat 10 aturan yang tersimpan dalam basis pengetahuan yaitu : R1 : if A and B then C

R2 : if C then D R3 : if A and E then F R4 : if A then G R5 : if F and G then D R6 : if G and E then H R7 : if C and H then I R8 : if I and A then J


(51)

R9 : if G then J R10 : if J then K

Fakta awal yang diberikan hanya A dan E, ingin membuktikan apakah K bernilai benar. Proses penalaran forward chaining terlihat pada gambar dibawah :

Gambar 2.4 Forward Chaining

2.3 PHP

PHP adalah teknologi yang diperkenalkan tahun 1994 oleh Rasmus Lerdorf. Beberapa versi awal yang tidak dipublikasikan digunakan pada situs pribadinya untuk mencatat siapa saja yang mengakses daftar riwayat hidup onlinennya. Versi pertama digunakan oleh pihak lain pada awal tahun 1995 dan dikenal sebagai Personal Home Page Tools. Terkandung didalamnya sebuah parser engine (mesin pengurai) yang sangat disederhanakan, yang hanya mampu mengolah macro khusus dan beberapa utilitas yang sering digunakan pada pembuatan home page,seperti buku tamu, pencacah, dan hal semacamnya. Parser tersebut ditulis ulang pada pertengahan 1995 dan dinamakan PHP/FI Versiaon 2. FI(Form Interprenter) sendiri berasal dari kode lain yang ditulis juga oleh Rasmus, yang menterjemahkan HTML dari data. Ia menggabungkan script


(52)

Personal Home Page Tools dengan Form Interprenter dan menambahkan dukungan terhadap server database yang menggunakan format mSQL sehingga lahirlah PHP/FI. PHP/FI tumbuh dengan pesat, dan orang-orang mulai menyiapkan kode-kode programnya supaya bisa didukung oleh PHP (Wikipedia, 2011).

Sulit memberikan data statistik yang akurat, namun diperkirakan pada akhir 1996 PHP/FI sudah digunakan sedikitnya pada 15.000 situs web di seluruh dunia. Pada pertengahan 1997, angka tersebut berubah menjadi 50.000. Pada saat itu juga terdapat perubahan di dalam pengembangan PHP. PHP berubah dari proyek pribadi Rasmus menjadi sebuah tim yang lebih terorganisasi. Parsernya ditulis ulang dari bentuk rancangan awal oleh Zeev Suraski dan Andi Gutmans, dan parser baru ini adalah sebagai dasar PHP Version 3. Banyak kode utilitas yang berasal dari PHP/FI diport ke PHP3, dan banyak diantaranya sudah selesai ditulis ulang secara lengkap (Wikipedia, 2011).

Pada pertengahan 1998, baik PHP/FI maupun PHP3 dikemas bersama dengan produk-produk komersial seperti server web StrongHold buatan C2 dan Linux RedHat, dan menurut survei yang dilakukan oleh NetCraft, kemungkinan PHP digunakan pada lebih dari 150.000 situs web di seluruh dunia. Sebagai pembanding, angka tersebut lebih banyak daripada pengguna server web Enterprise server buatan netscape di Internet (Wikipedia, 2011).

PHP singkatan dari Personal Home Page Tools, adalah sebuah bahasa scripting yang dibundel dengan HTML, yang dijalankan disisi server. Sebagian besar perintahnya berasal dari C, Java dan Perl dengan beberapa tambahan fungsi


(53)

khusus PHP. Bahasa ini memungkinkan para pembuat aplikasi web menyajikan halaman HTML dinamis dan interaktif dengan cepat dan mudah, yang dihasilkan server. PHP juga dimaksudkan untuk mengganti teknologi lama seperti CGI (Common Gateway Interface) (Wikipedia, 2011).

PHP bisa berinteraksi dengan hampir semua teknologi web yang sudah ada. Developer bisa menulis sebuah program PHP yang mengeksekusi suatu program CGI di server web lain. Fleksibilitas ini amat bermanfaat bagi pemilik situs-situs web yang besar dan sibuk, karena pemilik masih bisa mempergunakan aplikasi-aplikasi yang sudah terlanjur dibuat di masa lalu dengan CGI, ISAP, atau dengan script seperti Perl, Awk atau Python selama proses migrasi ke aplikasi baru yang dibuat dengan PHP. Ini mempermudah dan memperluas peralihan antara teknologi lama dan teknologi baru (Wikipedia, 2011).

2.3.1 Dasar – Dasar PHP

PHP dijalankan dalam file berekstensi .PHP, .PHP3 atau .html, tetapi secara umum ekstensi file PHP adalah (.PHP). Kode PHP menyatu dengan tag-tag HTML dalam satu file. Kode PHP diawali dengan tag-tag <? atau <?PHP dan ditutup dengan ?> (Wikipedia, 2011).

PHP diawali sebagai berikut : a. Source Code:


(54)

b. Output:

Gambar 2.6 Hasil Output dari Source Code di atas. 2.3.2 Tipe Data PHP

PHP memiliki 8 (delapan) tipe data yaitu : 1. Boolean 5. Array 2. Integer 6. Object 3. Float 7. Resource 4. String 8. NULL

2.3.3 Kelebihan PHP

Kelebihan PHP dibandingkan Web Script lain:

1. Life Cycle yang singkat: PHP selalu up to date mengikuti perkembangan teknologi internet.

2. Cross Platform: PHP dapat dipakai di hampir semua WebServer yang ada di pasaran (Apache, AOLServer, fhttpd, Microsoft Internet Information Services (MIIS/Windows XP dan Vista), Personal Web Server (PWS/Windows 95,98, NT 4.0), Netscape and iPlanet Servers,


(55)

Oreilly Website Pro Server, Audium, Xitami, dll). PHP juga dapat dipakai di semua sistem operasi (Linux, UNIX (temasuk variannya HP-UX, Solaris, dan OpenBSD), Windows, Mac OS, RISC OS). 3. Mendukung banyak paket database baik komersial maupun

non-komersial (Adabas D, dBase, Direct MS-SQL, Empress, FilePro, FrontBase, Hyperwave, IBM DB2, Informix, Ingres, Interbase, MSQL, MySQL, ODBC, Oracle, Ovrimos, PostgrSQL, Solid, Sybase, UNIX DBM, Velocis).

4. Tidak terbatas pada hasil keluaran HTML: PHP memiliki kemampuan untuk mengolah keluaran gambar, PDF, dan movie Flash. PHP juga dapat menghasilkan teks seperti XHTML dan XML.


(56)

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

Pada bab ini akan dibahas tentang perancangan sistem dari aplikasi sistem pakar yang akan dibuat. Desain aplikasi itu sendiri digunakan untuk penggambaran umum terhadap aplikasi yang akan dibuat sehingga kebutuhan akan konsep aplikasi dapat diketahui sebelum pembuatan aplikasi. Dengan desain aplikasi inilah akan mempermudah untuk pembangunan lebih lanjut terhadap aplikasi yang akan dibuat.

3.1 Analisa Sistem

Sebelum kita menentukan apakah permasalahan yang ada bagaimana kita menentukan permasalahan itu ada, maka kita perlu melakukan adanya analisa atau pengamatan dengan prioritas permasalahan yang ada untuk menentukan bagaimana solusi yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Pada analisa sistem, kita akan mempelajari bagaimana suatu sistem akan bekerja dan bagaimana proses yang terjadi pada saat sistem tersebut bekerja. Disini kita dapat menentukan permasalahan yang ada dengan melakukan pengamatan terlebih dahulu pada sistem, dan pengamatan atau analisa data-data yang terdapat pada sistem.


(57)

Setelah kita menentukan permasalahan tersebut, kita juga dapat memikirkan solusi untuk permasalahan yang ada. Analisa sistem meliputi tiga bagian, yaitu: analisa informasi, analisa permasalahan, dan analisa solusi.

3.1.1 Analisa Informasi

Sebelum kita menentukan permasalahan yang ada, maka perlu dilakukan analisa informasi. Analisa informasi ini dilakukan dengan berbagai cara, yakni dengan mengumpulkan atau mendapatkan sumber informasi dari literatur (dalam hal ini adalah buku “Merawat & Memperbaiki Sepeda Motor Matic”), dan dokumen (penyimpanan informasi tertulis berupa referensi atau literatur yang dapat menunjang penyelesaian laporan tugas akhir yang diambil dari internet).

Pencarian sumber informasi dari literatur dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai gelala-gejala yang timbul kemudian dapat disimpulkan kerusakan yang terjadi, sehingga dari hal itu penulis dapat menentukan solusi yang tepat untuk kerusakan yang terjadi.

3.1.2 Analisa Permasalahan

Pertama-tama untuk dapat menentukan permasalahan yang ada, penulis mempelajari gejala-gejala apa saja yang ada pada motor matic. Setelah membaca dari sumber-sumber referensi maka permasalahan yang didapat adalah sebagai berikut:


(58)

1. Dengan banyaknya merk dan tipe sepeda motor matic, maka teknisi kesulitan untuk mengingat gejala kerusakan pada sepeda motor matic serta jenis kerusakan dan solusinya.

2. Untuk dapat melakukan diagnosa dengan cepat terhadap suatu gejala kerusakan pada sepeda motor matic, teknisi terkadang terasa kesulitan, karena tidak semua kerusakan mempunyai satu gejala saja.

Berikut ini adalah Tabel Nama Kerusakan untuk masing-masing merk dan tipe, serta Tabel Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan dan Tabel Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan untuk semua merk dan tipe sepeda motor matic:

Tabel 3.1 Jenis Kerusakan

No. Kerusakan

1. Mesin mati.

2. Mesin tidak dapat di starter. 3. Mesin tidak bekerja dengan halus. 4. Mesin hidup tidak normal.

5. Mesin tiba-tiba mati. 6. Mesin cepat panas.

7. Mesin tidak bisa menghasilkan daya penuh. 8. Mesin susah hidup.

9. Akselerasi kurang.


(59)

11. Minyak pelumas cepat menjadi encer. 12. Keluar asap bewarna hitam dari knalpot. 13. Keluar asap bewarna putih dari knalpot. 14. Terdengar bunyi tidak wajar dari mesin.

15. Terdengar suara tembakan dari knalpot pada saat turun gas. 16. Terdengar bunyi pada saat pengereman.

17. Ada rembesan pelumas pada bagian mesin. 18. Speedometer tidak berfungsi.

19. Klakson tidak berfungsi. 20. Lampu sorot mati.

21. Lampu rem belakang mati. 22. Lampu sein mati.

23. Lampu sein menyala tapi tidak berkedip. 24. Motor serasa goyang pada saat dikendarai. 25. CVT.

Perancangan basis pengetahuan dibuat untuk masing-masing jenis kerusakan, dapat dilihat pada tabel basis pengetahuan sebagai berikut:

Tabel 3.2 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Mati

No. Pertanyaan

1. Apakah bahan bakar/bensin pada tangki masih ada? 2. Apakah ada percikan api pada busi?


(60)

4. Apakah ada kompresi pada sepeda motor anda? 5. Apakah ada arus/percikan api pada koil?

6. Apakah kabel-kabel pada CDI terpasang dengan baik dan sesuai?

Tabel 3.3 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Mati

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Bahan bakar/bensin pada sepeda motor anda habis Saran : Segeralah membeli bahan bakar/bensin di SPBU terdekat 2. Penyebab : Terjadi kerusakan pada mesin yang disebabkan bocor pada

bagian kompresi

Saran : Ganti paking pada bagian silinder dan kepala silinder lalu kencangkan baut untuk merapatkan kepala silinder terhadap silindernya haruslah seteliti mungkin, atau segera bawa ke bengkel

3. Penyebab : Busi pada sepeda motor anda sudah tidak berfungsi Saran : Segera beli busi yang sesuai untuk motor anda di bengkel

terdekat dan pasang pada sepeda motor anda

4. Penyebab : Pemasangan kabel-kabel pada koil tidak sesuai atau ada yang terlepas

Saran : Urutkan kembali kabel pada koil dengan benar, atau segera bawa ke bengkel

5. Penyebab : Kemungkinan motor mengalami kerusakan yang cukup berat Saran : Segeralah bawa ke bengkel untuk pengecekan secara lebih

menyeluruh

6. Penyebab : Pemasangan kabel-kabel pada CDI tidak sesuai atau ada yang terlepas

Saran : Urutkan kembali kabel-kabel pada CDI dengan benar, atau segera bawa ke bengkel


(61)

Tabel 3.4 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Terdengar Suara Tembakan Dari

Knalpot Pada Saat Turun Gas

No. Pertanyaan

1. Apakah setingan pada karburator sesuai? 2. Apakah terdapat selang AIS pada karburator?

3. Apakah selang AIS tersebut terpasang dengan baik dan sesuai? 4. Apakah ada percikan api dari busi?

5. Apakah percikan api pada busi berwarna biru?

6. Apakah kerenggangan elektroda pada busi sesuai dengan standar?

Tabel 3.5 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Terdengar Suara

Tembakan Dari Knalpot Pada Saat Turun Gas

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Setingan karburator tidak sesuai, lebih tepatnya setingan pada bagian beban angin tidak sesuai.

Saran : Seting kembali pada bagian beban angin karburator sepeda motor anda.

2. Penyebab : Kemungkinan selang AIS pada sepeda motor anda kotor atau tersumbat.

Saran : Bersihkan atau keluarkan kotoran yang menyumbat pada selang AIS dengan menggunakan kompresor.

3. Penyebab : Busi sepeda motor anda sudah tidak dapat berfungsi dengan baik.

Saran : Segera beli busi yang sesuai untuk motor anda di bengkel terdekat dan pasang pada sepeda motor anda.

4. Penyebab : Jarak kerenggangan elektroda pada busi sepeda motor anda tidak sesuai.

Saran : Sesuaikan jarak kerenggangan elektroda busi sepeda motor anda atau beli busi baru yang sesuai untuk motor anda.


(62)

5. Penyebab : Penyebab kerusakan belum dapat terdiagnosa oleh aplikasi ini.

Saran : Bawalah sepeda motor anda ke bengkel resmi.

Tabel 3.6 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Tidak Dapat di Starter

No. Penyebab dan Saran

1. Apakah sebelumnya tombol stater masih berfungsi? 2. Apakah tercium bau hangus pada dinano stater? 3. Apakah melakukan perawatan baterai secara teratur? 4. Apakah menggunakan baterai standar pabrik/original?

Tabel 3.7 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Tidak Dapat di Starter

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Kemungkinan tombol starter/sakelar tidak berfungsi karena kotor/karat.

Saran : Buka tombol starter/sakelar lalu bersihkan dari kotoran dan karat yang menempel dengan menggunakan bensin.

2. Penyebab : Terjadi hubungan arus pendek/korslet pada gulungan dinamo starter.

Saran : Ganti dinamo starter pada sepeda motor anda dengan yang sesuai rekomendasi pabrikan.

3. Penyebab : Kemungkinan arus pada batere kurang yang disebabkan karena sel batere ada yang rusak/air accu pada batere tidak sesuai.

Saran : Lakukan perawatan batere dengan menambah air accu pada batere sesuai dengan batas yang ditentukan/charge kembali batere anda.

4. Penyebab : Kemungkinan batere pada sepeda motor anda tidak sesuai. Saran : Ganti batere yang sesuai dengan standar pabrik sepeda motor


(63)

Tabel 3.8 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Keluar Asap Putih Dari Knalpot

No. Pertanyaan

1. Apakah memasukan pelumas/oli kedalam knalpot? 2. Apakah usia sepeda motor anda sudah/lebih dari 3 tahun? 3. Apakah sudah pernah melakukan servis besar?

4. Apakah ada rembesan pelumas/oli pada bagian mesin? 5. Apakah sudah pernah mengganti piston set?

6. Apakah menggunakan pelumas/oli yang sesuai?

Tabel 3.9 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Keluar Asap Putih Dari

Knalpot

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Terdapat pelumas/oli pada knalpot yang terbakar Saran : Bersihkan bagian dalam knalpot dari pelumas/oli atau

biarkan setelah pelumas/oli terbakar habis akan hilang. 2. Penyebab : Kemungkinan sil katup/klep sudah rusak.

Saran : Ganti sil katup/klep yang sesuai dengan sepeda motor anda 3. Penyebab : Kemungkinan sepeda motor memerlukan servis besar.

Saran : Segera bawa ke bengkel untuk melakukan pegecekan menyeluruh.

4. Penyebab : Pelumas/oli masuk ke ruang bakar.

Saran : Segera bawa ke bengkel untuk dilakukan servis besar. 5. Penyebab

Saran

: Ring piston sepeda motor anda telah mengalami keausan. : Ganti piston set yang sesuai dengan standar pabrik sepeda motor anda atau segera bawa ke bengkel.

6. Penyebab : Kemungkinan anda tidak menggunakan oli/ pelumas yang Saran

sesuai standar pabrik.

: Segera ganti oli/ pelumas anda dan bawa ke bengkel resmi sepeda motor anda.


(64)

Tabel 3.10 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Hidup Tidak Normal

No. Pertanyaan

1. Apakah sepeda motor anda terendam/kemasukan air? 2. Apakah percikan api pada busi berwarna biru?

3. Apakah setingan pada karburator sepeda motor anda sesuai? 4. Apakah anda belum pernah membuka filter udara?

5. Apakah arus pada batere sepeda motor anda sesuai?

Tabel 3.11 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Hidup Tidak Normal

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Busi pada sepeda motor anda sudah tidak berfungsi dengan baik

Saran : Ganti busi yang sesuai dengan sepeda motor anda 2. Penyebab : Kemungkinan karburator sepeda motor anda sudah tidak

dapat berfungsi dengan baik

Saran : Ganti karburator yang sesuai dengan sepeda motor anda 3. Penyebab : Kemungkinan setingan pada karburator sepeda motor anda

tidak sesuai

Saran : Seting kembali karburator sepeda motor anda

4. Penyebab : Kemungkinan filter udara pada sepeda motor anda kotor/sudah rusak

Saran : Buka filter udara pada sepeda motor anda lalu dibersihkan/ganti busa filter udara pada sepeda motor anda 5. Penyebab : Kemungkinan arus pada batere sepeda motor anda tidak

sesuai


(65)

Tabel 3.12 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Cepat Panas

No. Pertanyaan

1. Apakah anda rutin melakukan servis berkala?

2. Apakah anda melakukan penggantian pelumas/oli setiap 2000KM? 3. Apakah sepeda motor anda sulit hidup pada saat penyalaan awal/saat

menyalakan pada pagi hari?

Tabel 3.13 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Cepat Panas

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Kemungkinan pada ruang bakar miskin bahan bakar/terlalu irit.

Saran : Bersihkan karburator sepeda motor anda dan seting kembali dengan sesuai.

2. Penyebab : Kemungkinan tingkat kekentalan pelumas pada sepeda motor anda sudah tidak sesuai/terlalu cair

Saran : Ganti pelumas sepeda motor anda dengan yang sesuai. 3. Penyebab : Kemungkinan terjadi kebocoran pada sambungan manifold

sepeda motor anda.

Saran : Ganti ganjalan/paking pada sambungan manifold sepeda motor anda.

Tabel 3.14 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Mesin Susah Hidup

No. Pertanyaan

1. Apakah terjadi seperti ini pada pertama kali? 2. Apakah anda rutin melakukan servis berkala?

3. Apakah tekanan kompresi pada sepeda motor anda lemah? 4. Apakah ada percikan api pada busi sepeda motor anda?


(66)

6. Apakah pada bagian elektroda busi sepeda motor anda berwarna kecoklatan?

Tabel 3.15 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Mesin Susah Hidup

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Kemungkinan kerak sisa pembakaran pada ruang bakar sepeda motor anda sudah tebal

Saran : Buka bagian kepala silinder sepeda motor anda lalu dibersihkan dari keraknya menggunakan bensin

2. Penyebab : Kemungkinan tekanan kompresi sepeda motor anda terlalu lemah yang disebabkan karena terjadi kebocoran

Saran : Segera bawa sepeda motor anda ke bengkel untuk melakukan servis besar

3. Penyebab : Kemungkinan komponen/spare part pada bagian ruang bakar sepeda motor mengalami keausan

Saran : Segera bawa sepeda motor anda ke bengkel untuk melakukan servis besar dan penggantian spare part

4. Penyebab : Kemungkinan bahan bakar terlalu kaya/boros dari karburator pada ruang bakar

Saran : Setting kembali karburator sepeda motor anda dengan sesuai 5. Penyebab : Kemungkinan bahan bakar terlalu miskin/irit dari karburator

pada ruang bakar

Saran : Setting kembali karburator sepeda motor anda dengan sesuai 6. Penyebab : Kemungkinan busi sepeda motor anda sudah tidak dapat

berfungsi dengan baik

Saran : Segera ganti busi anda dengan busi yang sesuai motor anda

Tabel 3.16 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Rembesan Pelumas

No. Pertanyaan


(67)

2. Apakah baut-baut pada mesin sepeda motor anda ada yang lepas atau longgar?

3. Apakah anda rutin melakukan servis berkala pada sepeda motor anda? 4. Apakah anda memasukan pelumas/oli pada mesin sepeda motor anda

sesuai dengan kapasitas?

5. Apakah sebelumnya sepeda motor anda telah melakukan servis besar?

Tabel 3.17 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Rembesan Pelumas

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Kemungkinan ada baut pada bagian mesin sepeda motor anda yang tidak terpasang dengan baik/longgar

Saran : Kencangkan kembali baut-baut yang longgar pada bagian mesin sepeda motor anda

2. Penyebab : Kemungkinan pelumas/oli pada sepeda motor anda sudah tidak sesuai tingkat kekentalannya. Kemungkinan pemasangan kembali tidak sesuai.

Saran : Ganti pelumas/oli pada sepeda motor anda dengan yang sesuai anjuran dari pabrikan sepeda motor anda. Bongkar dan susun kembali pemasangan dengan benar dan sesuai.

3. Penyebab : Kemungkinan sepeda motor anda kurang perawatan, sehingga dapat menyebabkan rembesan pelumas/oli pada bagian mesin sepeda motor anda

Saran : Segera bawalah sepeda motor anda ke bengkel untuk melakukan pengecekan/servis

4. Penyebab : Pelumas/oli pada mesin sepeda motor anda melebihi kapasitas.

Saran : Ganti pelumas/oli pada sepeda motor anda sesuai kapasitas dan tingkat kekentalan yang sesuai dengan sepeda motor anda 5. Penyebab : Kemungkinan ada komponen pada bagian mesin yang sudah

mengalami keausan yang perlu diganti atau misalnya paking hancur.

Saran : Ganti komponen pada bagian mesin yang sudah aus tersebut dan pasang dengan benar.


(68)

Tabel 3.18 Fakta Pertanyaan Jenis Kerusakan Akselerasi Kurang

No. Pertanyaan

1. Apakah anda sudah melakukan servis berkala dalam waktu dekat ini? 2. Apakah usia sepeda motor anda sudah mencapai 3 tahun/ 30000 KM atau

lebih?

3. Apakah anda sudah melakukan servis besar pada sepeda motor anda? 4. Apakah anda sudah melakukan pergantian oli/pelumas mesin sepeda

motor anda setiap 2000 KM?

5. Apakah anda sudah menggunakan pelumas/oli mesin yang dianjurkan untuk sepeda motor anda?

6. Apakah komponen karburator anda sudah dibersihkan?

7. Apakah setingan karburator anda sudah sesuai?

Tabel 3.19 Fakta Penyebab dan Saran Jenis Kerusakan Akselerasi Kurang

No. Penyebab dan Saran

1. Penyebab : Kemungkinan kanvas kopling pada sepeda motor anda mengalami keausan

Saran : Lakukan pergantian kanvas kopling sepeda motor anda di Bengkel

2. Penyebab : Kemungkinan setingan TMA dan TMB pada sepeda motor anda tidak sesuai

Saran : Segera bawa sepeda motor anda ke bengkel untuk menyeting kembali agar sesuai

3. Penyebab : Kemungkinan piston kit pada sepeda motor anda mengalami keausan

Saran : Lakukan pergantian piston kit sepeda motor anda di bengkel 4. Penyebab : Kemungkinan pelumas/oli mesin pada sepeda motor anda

sudah tidak sesuai

Saran : Ganti pelumas/oli mesin pada sepeda motor anda dengan yang sesuai/dianjurkan untuk sepeda motor anda


(1)

Gambar 5.14 pengujian pertanyaan 8 dengan gejala “Apakah ada arus/mengeluarkan percikan pada koil sepeda motor anda?”.

f. Proses 6:

Setelah semua pertanyaan dijawab dengan benar, maka akan muncul pilihan finish atau batal.

Gambar 5.15 Form Finish

g. Proses 7:

Ketika member pilih finish, maka akan muncul tampilan data area kerusakan, penyebab dan solusi yang dimaksudkan.


(2)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan pengujian dan analisa program, maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Aplikasi yang dibuat dapat membantu pengguna untuk mencari informasi mengenai kerusakan mesin dan informasi terkini dalam bidang otomotif khususnya pada motor matic dengan cepat dan mudah.

2. Aplikasi yang dibuat dapat diakses lebih dari satu pengguna pada waktu bersamaan dan mempermudah pengguna tanpa harus ke bengkel untuk konsultasi dengan mekanik.

3. Masyarakat awam dapat memanfaatkan aplikasi ini dengan mudah untuk mengetahui jenis kerusakan pada sepeda motor matic beserta solusi dan penyebabnya karena tampilan yang mudah dimengerti dan sederhana.

4. Aplikasi yang dibuat akan sedikit membantu, khususnya untuk pemilik kendaraan yang masih awam serta waktu yang padat dan keberadaan bengkel yang masih jarang untuk di daerah-daerah terpencil.

5. Dengan adanya aplikasi ini, perawatan kiranya bisa dilakukan sendiri tanpa harus datang ke bengkel dengan membawa kendaraan


(3)

tersebut, hal ini akan sangat membantu sekali, khususnya untuk orang-orang yang awam tentang otomotif dan tidak mempunyai waktu untuk datang ke bengkel menunggu sampai kendaraannya selesai di reparasi.

6.2 Saran

Adapun berbagai saran untuk melengkapi kesimpulan yang diambil adalah sebagai berikut :

1. Program ini masih jauh dari sempurna untuk itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan demi kesempurnaan program dan kemudahan pemakai.

2. Perawatan juga perlu dilakukan agar program ini dapat digunakan semaksimal mungkin serta perlu dilakukan evaluasi terhadap sistem sehingga dapat dilakukan penyesuaian terhadap sistem.

3. Untuk membuat suatu program kecerdasan buatan atau sistem pakar tidak harus menggunakan bahasa pemrograman PHP seperti yang digunakan dalam pembahasan ini, namun dapat juga menggunakan bahasa pemrograman lain yang berorentasi pada objek maupun pemrograman terstruktur.

4. Pada aplikasi ini jenis sepeda motor yang diteliti masih di batasi pada sepeda motor matic. Untuk pengembangan selanjutnya sebaiknya memasukkan dan meneliti semua jenis sepeda motor.


(4)

133

5. Untuk menjaga dan memelihara keakuratan data pada aplikasi ini sebaiknya bersifat dinamis, sehingga dapat dilakukan proses update basis pengetahuan secara berkala.

6. Aplikasi website yang telah dibuat secara desktop ini dapat dikembangkan lagi secara mobile dengan menggunakan bahasa pemrograman java atau dengan menggunakan kemajuan teknologi sekarang ini, yaitu teknologi android.

7. Tampilan user interface dapat dikembangkan dengan berbagai animasi yang menarik bagi pengguna.


(5)

Arhami, Muhammad. 2005. Konsep Dasar Sistem Pakar. Yogyakarta : Andi Offset.

Cecephm. 15 Maret 2010. 2.1 Kecerdasan Buatan for 14166705-BAB-2.

http://www.scribd.com/doc/49022013/1/Kecerdasan-Buatan. Diakses 2 November 2011.

Daryanto, Drs. 2008. Teknik Reparasi Dan Perawatan Sepeda Motor. Jakarta : Bumi Aksara.

Giarratano, J. & Riley, G. 2005. Expert Sistem: Principles and Programming. 4th Edition, PWS Publishing Company, Boston.

Hartati, Sri; Iswanti, Sari. 2008. Sistem Pakar dan Pengembangannya. Yogyakarta : Graha Ilmu

Ivonidiego. 18 Oktober 2010. Forward Chaining dan Backward Chaining.

http://diskusikuliah.wordpress.com/2010/10/18/forward-chaining-dan backward-chaining/. Diakses 13 Desember 2011.

Jogiyanto Hartono, MBA, Ph.D. 1999. Analisis & Disain Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kusrini, S.Kom. 2006. Sistem Pakar Teori & Aplikasi. Yogyakarta : Andi Offset.

Metodealgoritma. 2012. Cara Mudah Belajar Metode Forward Chaining

Runut Maju.


(6)

mudah-belajar-metode-forward-chaining-runut-maju-contoh-program source-code/

Prasetyo, Didik Dwi. 2006. 101 Tip dan Trik Pemrograman PHP, Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Raymond, McLeod Jr. 1995. Sistem Informasi Manajemen Jilid I Edisi

Bahasa Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

Staugaard, Andrew C. 1987. Robotics and AI: An introduction to applied

machine intelligence. Prentice-Hall (Englewood Cliffs, N.J.)

Subandrio. 2009. Merawat & Memperbaiki Sepeda Motor Matic .Jakarta : Kawan Pustaka.

Turban, Efraim dan Jage Aronson. 1998. Decision Support Syst ems and

Intellegigent Systems. Edisi Kelima.

Wikipedia. 19 November 2011. PHP. http://id.wikipedia.org/wiki/PHP. …,Informasi Mengenai Sistem Pakar.

www.iel.ipb.ac.id/agrinetmedia/modul/aplikasi/spdt/isi/infoSP.htm. ..., Sistem Pakar.