BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2014 sampai dengan bulan September 2014. Pengambilan sampel ikan gurami Osphronemus gouramy dilakukan di
kolam budidaya Desa Lantasan Lama Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Pengamatan dan identifikasi parasit dilakukan di Balai
Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Medan I bagian Parasitologi Desa Aras Kabu Kecamatan Beringin Deli Serdang
Sumatera Utara.
3.2. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan adalah alat bedah, bak bedah, pipet tetes, jarum pentul, timbangan, kaca pembesar, mikroskop, cawan petri, gelas plastik, objek gelas,
kertas label, tissue, kantong plastik ukuran 10 kg, termometer, pH meter dan kamera digital. Bahan yang digunakan selama penelitian adalah ikan gurami
Osphronemus gouramy, NaCl fisiologis 0,85 , MnSO
3,
KOH-KI, H
2
SO
4
, Na
2
S
2
O
3
, indiktor amilum dan aquades Adji, 2008.
3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Area Penelitian
Luas area kolam budidaya di Desa Lantasan Lama Kecamatan Patumbak Deli Serdang Sumatera Utara yaitu memiliki panjang kolam 100 m dengan lebar
kolam 50 m dan kedalaman 1 m serta memiliki sistem aerasi yang berfungsi untuk meningkatkan kadar oksigen di air Lampiran 1. Sumber air kolam
budidaya berasal dari mata air.
3.3.2. Pengambilan Sampel
Sampel ikan gurami Osphronemus gouramy diambil dalam keadaan hidup dari tempat budidaya di Desa Lantasan Lama Kecamatan Patumbak Kabupaten Deli
Universitas Sumatera Utara
Serdang Sumatera Utara. Jumlah ikan yang diperlukan untuk mendeteksi parasit berdasarkan tingkat prevalensi 20 adalah sebanyak 10 ekor menurut Amos
1985 dalam Badan Standar Nasional 2009 Lampiran 2. Sampel ikan gurami diambil secara acak dari satu kolam budidaya dengan berat masing-masing setiap
ikan sekitar 300 gram Lampiran 3 4. Sampel ikan gurami dimasukkan ke dalam 5 kantong plastik ukuran 10 kg. Satu kantong plastik berisi 2 ikan gurami
yang telah diberi oksigen. Selanjutnya ikan dibawa ke Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu, dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Medan I Desa Aras
Kabu Kecamatan Beringin Deli Serdang dan diletakkan di aquarium laboratorium. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan pada setiap sampel ikan gurami O. gouramy
Adji, 2008.
3.3.3. Teknik Parasitologi
Sampel diambil satu persatu dari wadah dan ditimbang berat ikan berkisar 250- 330 gram. Selanjutnya diletakkan di atas bak bedah, kemudian dimatikan saraf
otaknya dengan menusuk kepala ikan tersebut atau decerebrospinal. Kemudian diambil organ-organ tubuhnya yang akan diperiksa yaitu insang dan saluran
pencernaan usus Adji, 2008.
a. Pemeriksaan Organ Insang
Metode yang dipergunakan yaitu metode mouth insang Kabata, 1985. Langkah pertama yang dilakukan yaitu tutup insang operculum digunting pada bagian kiri
dan kanan Lampiran 1. Tutup insang tersebut kemudian dibuang, selanjutnya dikeluarkan organ insang dan diletakkan di atas cawan petri yang telah berisi
NaCl 0,85 . Lalu dikerok tiap lembaran filamen dengan menggunakan scalpel. selanjutnya hasil kerokan tersebut diletakkan di atas object glass, ditetesi dengan
NaCl 0,85 , ditutup dengan cover glass dan diamati menggunakan mikroskop.
b. Pemeriksaan Organ Saluran Pencernaan usus
Pemeriksaan organ dalam tubuh ikan dilakukan dengan membedah tubuh ikan terlebih dahulu Lampiran 1. Setelah ikan dibedah, pertama dikeluarkan usus
ikan dari tubuh ikan dan diletakkan di cawan petri yang berisi NaCl 0,85. Pada pemeriksaan usus terbagi menjadi 2 pemeriksaan, yaitu :
- Pemeriksaan isi usus ikan
Universitas Sumatera Utara
Dikeluarkan isi usus dengan cara membedah usus ikan. Selanjutnya diambil sedikit demi sedikit isi usus tersebut, diletakkan di atas object glass ditetesi
NaCl 0,85 dan ditutup dengan cover glass untuk diamati di bawah mikroskop.
- Pemeriksaan dinding usus ikan
Setelah seluruh isi usus dikeluarkan, selanjutnya dinding usus diletakkan di cawan petri yang telah berisi NaCl fisiologis 0,85 dan diamati seluruh
dinding usus di bawah mikroskop, untuk melihat apakah ada parasit yang menempel pada dinding usus. Kabata, 1985.
3.3.4. Identifikasi Parasit
Pengamatan parasit dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan identifikasi parasit dengan menggunakan buku identifikasi Kabata 1985, Lom Iva 1992,
Wasito et al., 1999 dan Dana et al., 1994.
3.3.5. Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan
Sebagai parameter pendukung dilakukan pengukuran terhadap kualitas air pada perairan kolam antara lain berupa: suhu, pH, dan Oksigen terlarut DO dapat
dilihat pada Tabel 3.1. Siagian, 2009. Tabel 3.1. Pengukuran faktor fisik
No. Faktor Fisik
Alat Metode
1. Suhu
Termometer diambil 1 ember sampel air, kemudian
dimasukkan termometer ke dalamnya, biarkan beberapa saat lalu di baca skala
dari termometer tersebut kemudian dicatat hasilnya.
2. pH
pH meter Dicelupkan pH meter ke dalam sampel air,
lalu dibaca pH air yang tertera kemudian di catat hasilnya.
3. DO
dimasukkan sampel air ke dalam botol winkler, lalu ditambahkan masing-masing
1 ml MnSO
4
dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Didiamkan
sebentar hingga terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan 1 ml H
2
SO
4
, dihomogenkan dan didiamkan hingga
Universitas Sumatera Utara
terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na
2
S
2
O
3
0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu ditetesi amilum sebanyak 2-3 tetes dan
dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru. Kemudian dititrasi menggunakan
Na
2
S
2
O
3
0,0125 N
hingga terjadi
perubahan warna menjadi bening. Dihitung volume Na
2
S
2
O
3
0,0125 N yang terpakai kemudian dicatat hasilnya.
3.3.6. Analisis Data
Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk gambar dan tabel serta dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil identifikasi dan kemudian dihitung nilai
prevalensi parasit. Menurut Fernando et al., 1972 tingkat prevalensi parasit terhadap ikan
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Prevalensi =
N n
x 100 Keterangan:
Prev = Prevalensi N
= Jumlah ikan yang terinfeksi parasit ekor n
= Jumlah sampel yang diperiksa ekor Katagori infeksi berdasarkan prevalensi Menurut William Bunkley-
William, 1996 dalam Hariyadi, 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Kategori infeksi berdasarkan prevalensi
No Nilai
Kategori
1. 100-99
Always 2.
98-90 Almost always
3. 89-70
Usually 4.
69-50 Frequently
5. 49-30
Commonly 6.
29-10 Often
7. 9-1
Occasionally 8.
1-0,1 Rarely
9. 0,1-0,01
Very rarely 10.
0,01 Almost never
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Jenis parasit yang ditemukan pada organ insang dan saluran
pencernaan usus ikan gurami Osphronemus gouramy
Hasil penelitian jenis parasit yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan usus ikan gurami Osphronemus gouramy dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Jenis parasit yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan usus ikan gurami O. gouramy
Ikan Organ yang diperiksa
Insang Usus
1 Dactylogyrus sp. 2
- 2
- Camallanus sp. 1
3 -
- 4
- -
5 -
- 6
- -
7
-
Camallanus sp. 1 8
- -
9 -
Camallanus sp. 1 10
- -
Dari Tabel 4.1. dapat dilihat bahwa parasit yang ditemukan pada organ insang dan saluran pencernaan usus ikan gurami yaitu Dactylogyrus sp. dan
Camallanus sp. . Dactylogyrus sp. adalah parasit yang ditemukan pada organ insang, dari 10 sampel ikan yang diperiksa hanya ikan 1 yang terinfeksi parasit
Dactylogyrus sp. dengan jumlah parasit Dactylogyrus yang ditemukan sebanyak 2 individu.
Dactylogyrus dapat dikelompokkan dalam kingdom Animalia filum Platyhelminthes kelas Trematoda ordo Monogenea famili Dactylogyridae genus
Dactylogyrus, sedangkan Camallanus sp. adalah parasit yang ditemukan pada organ saluran pencernaan usus, dari 10 sampel ikan yang diperiksa, ditemukan
parasit Camallanus pada ikan 2, 7 dan 9 dengan jumlah parasit Camallanus yang ditemukan pada setiap ikan sebanyak 1 individu.
Camallanus dapat
Universitas Sumatera Utara
dikelompokkan dalam kingdom Animalia filum Nemathelminthes kelas Nematoda ordo Spirurida famili Camallanidae genus Camallanus.
Berdasarkan beberapa hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya, Dactylogyrus dan Camallanus ditemukan juga pada ikan yang lain. Akbar
2011, pada Ikan Betok ditemukan dua organ yang terinfeksi parasit yaitu pada bagian insang ditemukan dua jenis parasit yakni Dactylogyrus sp. dan Trichodina
sp. dan pada bagian usus ditemukan satu jenis dari kelas Nematoda. Alifuddin dkk 2003, pada ikan hias air tawar Ikan Cupang, Ikan Gapi, dan Ikan Rainbow
ditemukan parasit Dactylogyrus yang menginfeksi permukaan tubuh dan insang ikan, selanjutnya hasil penelitian yang dilakukan Batara 2008, pada ikan gurami
yang berasal dari perairan tawar ditemukan juga adanya cacing parasit dari kelas Nematoda genus Camallanus dan Procamallanus.
Dari Tabel 4.1. dapat dilihat parasit yang menyerang insang berbeda dengan parasit yang menyerang saluran perncernaan usus ikan gurami O.
gouramy hal ini disebabkan karena setiap parasit memiliki habitatnya masing- masing. Fernando et al. 1972, menjelaskan bahwa setiap jenis parasit memiliki
habitat yang berbeda pada organ inang sebagai tempat hidupnya, parasit yang menginfeksi pada bagian luar tubuh diantaranya Protozoa, Monogenea, Cepepoda
sedangkan parasit yang menyerang bagian dalam tubuh ikan diantaranya Protozoa, Digenea, Achantocephala, Nematoda, dan Crustacea.
Dari Tabel 4.1. juga terlihat bahwa jumlah parasit yang ditemukan pada organ insang dan usus ikan gurami O. gouramy tidak terlalu banyak. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya ikan yang sehat dibandingkan dengan ikan yang terserang parasit. Sedikitnya jumlah parasit yang menyerang ikan gurami diduga
karena kegagalan parasit tersebut dalam menyerang, menempel dan berkembang biak pada tubuh ikan gurami. Hal ini sesuai dengan pernyataan Olsen 1974,
bahwa inang akan melakukan respon jika mendapat serangan dari parasit, jika parasit tidak mampu melawan respon tersebut maka parasit tidak bisa menempel
ke tubuh inang dan tidak terjadi infeksi. Ada Perbedaan morfologi antara insang yang sehat dengan insang yang
terserang parasit. Insang yang sehat akan menunjukkan warna lebih cerah sedangkan insang yang terserang parasit akan menunjukkan warna yang lebih
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5. Anatomi Camallanus maculatus Martin et al. 2007 1. Rongga kapsul 2. Otot esofagus 3. Cincin syaraf 4. Kelenjar esofagus
5. Usus.
4.2. Prevalensi Parasit pada Insang dan Saluran Pencernaan Usus Ikan Gurami