Identifikasi Parasit Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan Analisis Data

Dikeluarkan isi usus dengan cara membedah usus ikan. Selanjutnya diambil sedikit demi sedikit isi usus tersebut, diletakkan di atas object glass ditetesi NaCl 0,85 dan ditutup dengan cover glass untuk diamati di bawah mikroskop. - Pemeriksaan dinding usus ikan Setelah seluruh isi usus dikeluarkan, selanjutnya dinding usus diletakkan di cawan petri yang telah berisi NaCl fisiologis 0,85 dan diamati seluruh dinding usus di bawah mikroskop, untuk melihat apakah ada parasit yang menempel pada dinding usus. Kabata, 1985.

3.3.4. Identifikasi Parasit

Pengamatan parasit dilakukan dengan menggunakan mikroskop dan identifikasi parasit dengan menggunakan buku identifikasi Kabata 1985, Lom Iva 1992, Wasito et al., 1999 dan Dana et al., 1994.

3.3.5. Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan

Sebagai parameter pendukung dilakukan pengukuran terhadap kualitas air pada perairan kolam antara lain berupa: suhu, pH, dan Oksigen terlarut DO dapat dilihat pada Tabel 3.1. Siagian, 2009. Tabel 3.1. Pengukuran faktor fisik No. Faktor Fisik Alat Metode 1. Suhu Termometer diambil 1 ember sampel air, kemudian dimasukkan termometer ke dalamnya, biarkan beberapa saat lalu di baca skala dari termometer tersebut kemudian dicatat hasilnya. 2. pH pH meter Dicelupkan pH meter ke dalam sampel air, lalu dibaca pH air yang tertera kemudian di catat hasilnya. 3. DO dimasukkan sampel air ke dalam botol winkler, lalu ditambahkan masing-masing 1 ml MnSO 4 dan KOH-KI ke dalam botol tersebut dan dihomogenkan. Didiamkan sebentar hingga terbentuk endapan putih, kemudian ditambahkan 1 ml H 2 SO 4 , dihomogenkan dan didiamkan hingga Universitas Sumatera Utara terbentuk endapan coklat. Sampel diambil 100 ml dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu dititrasi dengan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga berwarna kuning pucat, lalu ditetesi amilum sebanyak 2-3 tetes dan dihomogenkan hingga terbentuk larutan biru. Kemudian dititrasi menggunakan Na 2 S 2 O 3 0,0125 N hingga terjadi perubahan warna menjadi bening. Dihitung volume Na 2 S 2 O 3 0,0125 N yang terpakai kemudian dicatat hasilnya.

3.3.6. Analisis Data

Data hasil penelitian disajikan dalam bentuk gambar dan tabel serta dianalisis secara deskriptif berdasarkan hasil identifikasi dan kemudian dihitung nilai prevalensi parasit. Menurut Fernando et al., 1972 tingkat prevalensi parasit terhadap ikan dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Prevalensi = N n x 100 Keterangan: Prev = Prevalensi N = Jumlah ikan yang terinfeksi parasit ekor n = Jumlah sampel yang diperiksa ekor Katagori infeksi berdasarkan prevalensi Menurut William Bunkley- William, 1996 dalam Hariyadi, 2006 dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Kategori infeksi berdasarkan prevalensi No Nilai Kategori 1. 100-99 Always 2. 98-90 Almost always 3. 89-70 Usually 4. 69-50 Frequently 5. 49-30 Commonly 6. 29-10 Often 7. 9-1 Occasionally 8. 1-0,1 Rarely 9. 0,1-0,01 Very rarely 10. 0,01 Almost never Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Jenis parasit yang ditemukan pada organ insang dan saluran