Gambar 2.1. Ikan Gur Jenis ikan gur
angsa, bastar, jepun, Gurami soang angsa
maksimum 65 cm, w pendek dengan bentuk
kg berwarna putih abu berwarna abu-abu ke
sirip, ikan gurami por terlihat. Gurami jepun,
Barat khususnya Bogor Menurut Sendj
dengan gurami betina menonjol, dagu lebih
kekuningan, dasar siri Gurami betina memi
ujung sirip ekornya ra sirip pectoral dada b
2.2. Biologi Ikan Gu
Ikan gurami Osphrone Barat dan menyebar
urami Osphronemus gouramy gurami yang dikenal di Indonesia antara lain
pun, batu, porselen, bule, paris, putih, blusafir, da gsa berbadan relatif panjang, bersisik lebar
, warna putih abu-abu. Gurami jepun Jepang ntuk sisik lebih kecil, panjang maksimum 45 cm
h abu-abu dan kemerahan. Gurami porselen da bu kehitaman, perbedaan keduanya terletak pa
porselen nampak berwarna kuning sedangka pun, blausafir dan porselen banyak dikemba
ogor Sitanggang Sarwono, 2002. endjaja Riski 2002, perbedaan antara
tina diantaranya pada gurami jantan mem bih tebal, ujung sirip lebih membundar, tutup i
sirip pectoral dada berwarna lebih putih dan pe miliki ciri diantaranya dahi lebih rata, dagu
rata dan lurus, tutup insang berwarna putih ke berwarna lebih hitam, dan membundar.
Gurami
sphronemus gouramy berasal dari Kepulauan Sunda bar ke seluruh kepulauan Indonesia termasuk J
lain gurami soang , dan gurami jalak.
bar dengan ukuran ng berbadan lebih
cm dengan berat 8 dan gurami paris
pada ujung-ujung ngkan paris tidak
bangkan di Jawa
ara gurami jantan emiliki ciri dahi
up insang berwarna n perut meruncing.
gu tidak menebal, h kecoklatan, dasar
unda Besar Jawa suk Jawa, Sumatera,
Universitas Sumatera Utara
Kalimantan, Malaysia, Thailand, Cina, India dan Australia. Habitat asli ikan gurami adalah rawa di dataran rendah yang berair dalam. Salah satu yang
membedakan dataran rendah dan tinggi adalah suhu airnya. Berkaitan dengan suhu, ikan gurami akan tumbuh dengan baik pada suhu 25–28ºC. Ikan gurami
sangat peka terhadap suhu rendah sehingga jika dipelihara dalam air dengan suhu kurang dari 15ºC, ikan tidak berkembang dengan baik Jangkaru, 1998.
Berdasarkan penelitian koostati 1994, suhu 31,6°C memberikan nilai konsumsi pakan dan laju pertumbuhan harian individu yang lebih tinggi. Abulias dalam
Koostati 1994 memberikan kisaran suhu air yang lebih luas yaitu antara 18- 31°C.
Sifat gurami yang lebih suka diam membuat gurami dapat hidup pada perairan yang tidak begitu luas yaitu di kolam-kolam pekarangan atau empang-
empang pedesaan Puspowardoyo Djarijah, 1992. Ikan gurami tidak dapat hidup dengan baik jika seluruh permukaan air tertutup oleh tanaman air yang
mengapung seperti enceng gondok Susanto, 1989.
Gambar 2.2. Siklus hidup ikan gurami Effendie, 1999
Dalam perkembangan ikan gurami fase benih merupakan fase yang rentan terserang oleh parasit. Hal ini disebabkan pada fase benih semua organ tubuh
belum berfungsi secara sempurna termasuk dengan sistem pertahanan tubuhnya Komaruddin, 1991.
Pada usia sekitar 5-6 bulan ikan gurami sudah dapat dipanen untuk ukuran konsumsi. Pemanenan biasanya dilakukan jika berat ikan mencapai 250-300
gramekor. Berat demikian dapat dicapai dengan pemeliharaan yang baik dan intensif. Pemanenan biasanya dilakukan pada pagi atau sore hari Puspowardoyo
Djarijah, 1992.
telur larva
benih konsumsi
Calon induk induk
Universitas Sumatera Utara
2.3. Makanan dan Kebiasaan Makan Ikan Gurami