Pakan yang tidak memenuhi syarat, baik jumlah maupun kualitas, dapat menimbulkan pengaruh kurang baik terhadap ikan peliharaan. Penebaran pakan
hendaknya dilakukan tepat pada saat ikan sedang lapar, dengan demikian sebagian besar pakan yang diberikan akan segera dikonsumsi oleh ikan. Pakan yang tidak
segera dikonsumsi oleh ikan biasanya akan hanyut atau membusuk di dasar kolam, sehingga dapat menyebabkan timbulnya masalah penyakit Afrianto
Liviawaty, 1992.
2.4. Parasit Ikan
Dalam budidaya ikan, serangan penyakit adalah aspek yang harus ditanggulangi oleh para petani ikan, sebab penyerangan penyakit maupun gangguan hama
dapat mengakibatkan kerugian ekonomis. Penyakit ikan adalah suatu akibat dari interaksi tiga komponen yaitu lingkungan, ikan itu sendiri, dan agen penyakit
yang menyebabkan ikan budidaya menjadi sakit dan pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Penyakit ikan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal
diantaranya oleh virus, bakteri, jamur, parasit dan makanan Supian, 2013. Parasit merupakan suatu organisme yang hidup pada tubuh organisme lain
inang dan umumnya menimbulkan efek negatif pada organisme yang ditempatinya. Salah satu organisme yang sering ditempatinya adalah ikan Akbar,
2011. Kusumah dalam Mairita 1999, menyatakan serangan patogen dikenal dengan ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit yaitu parasit yang hidup pada
tubuh bagian luar organisme yang ditumpanginya. Endoparasit yaitu parasit yang hidup pada organ tubuh bagian dalam suatu organisme yang ditumpanginya.
Salah satu parasit yang menyerang ikan adalah dari ordo Monogenea yang umumnya bersifat ektoparasit dan jarang bersifat endoparasit. Hal ini sesuai
dengan pendapat Kabata 1985, bahwa Monogenea salah satu parasit yang sebagian besar menyerang bagian luar tubuh ikan ektoparasit jarang menyerang
bagian dalam tubuh ikan endoparasit biasanya menyerang kulit dan insang. Salah satu spesies Monogenea yang paling sering muncul pada ikan air tawar
adalah Dactylogyrus sp. Rukyani, 1990 dalam Talunga, 2007. Monogenea merupakan cacing pipih dengan ukuran panjang 0,15-20 mm,
bentuk tubuhnya fusiform, haptor di bagian posterior, sepasang kait sentral dan
Universitas Sumatera Utara
sejumlah kait marginal. Dikatakan bahwa ada sekitar 1500 spesies Monogenea yang ditemukan pada ikan Gusrina, 2008.
Rukmona 1998 mengatakan ciri ikan yang terserang Monogenea adalah produksi lendir pada bagian epidermis akan meningkat, kulit lebih pucat dari
normal, frekuensi pernapasan terus meningkat karena insang tidak dapat berfungsi secara sempurna, kehilangan berat badan kurus, melompat-lompat di permukaan
air dan terjadi kerusakan pada insang. Gusrina 2008 juga menjelaskan bahwa insang yang terserang parasit warnanya menjadi pucat dan keputih-putihan.
Parasit Monogenea dapat berkembang dengan cepat karena beberapa faktor antara lain kepadatan yang tinggi, nutrisi yang kurang baik, kualitas air
yang kurang baik yang dapat menyebabkan ikan stress sehingga memungkinkan perkembangan parasit dengan cepat. Padat penebaran yang tinggi juga dapat
mengakibatkan kompetisi terhadap ruang, makanan, dan oksigen Talunga, 2007. Sebagian besar parasit Monogenea seperti Dactylogyrus sp. bersifat
ovivarus bertelur dimana telur yang menetas menjadi larva dan berenang bebas yang dinamakan oncomiracidium. Oncomiracidium ini akan mencari inang yang
sesuai untuk hidupnya dan akhirnya berkembang menjadi cacing dewasa Anshary, 2004.
Parasit dari kelas Nematoda merupakan endoparasit yang sering menyerang ikan. Nematoda juga sering disebut dengan istilah round worm atau
cacing gilig, biasanya berukuran kecil bila dibandingkan dengan cacing pipih sehingga banyak diatara nematoda adalah cacing yang mikroskopis Noble
Noble, 1989. Menurut Kabata 1985, Nematoda ini mempunyai tubuh panjang dan silindris dan dilindungi oleh lapisan kutikula yang kuat dibawahnya terdapat
lapisan hypodermis. Noble Noble 1989 mengatakan bahwa cacing ini sangat aktif, ramping, biasanya kedua ujungnya runcing dan mempunyai mulut dan anus,
jadi memiliki saluran pencernaan yang lengkap. Identifikasi Nematoda dilakukan berdasarkan bentuk kepala dan ekor, susunan daerah peralihan antara esofagus,
usus, dan posisi lubang ekskresi. Ciri taksonomi terpenting dari Nematoda adalah terletak di bagian
kepalanya, dimana mempuyai bentuk yang lonjong dan di dalamnya terletak ganglion kepala Kabata, 1985. Saluran pencernaan Nematoda berupa tabung
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Ciri utama ikan yang terkena serangan penyakit atau parasit pada organ dalam adalah terjadi pembengkakan di bagian perut disertai dengan berdirinya
sisik, akan tetapi dapat terjadi pula bahwa ikan yang terserang organ dalamnya memiliki perut yang sangat kurus.
Jika pada kotoran ikan sudah dijumpai bercak darah, ini berarti pada usus terjadi pendarahan peradangan. Jika
serangannya sudah mencapai gelembung renang biasanya keseimbangan badan ikan menjadi terganggu sehingga gerakan berenangnya jungkir balik tidak
terkontrol Sachlan, 2002. Infestasi parasit dalam ikan dapat dikurangi dengan penggunaan obat anti
cacing anthelmintik. Beberapa obat anthelmintik hanya efektif terhadap jenis cacing tertentu sehingga diperlukan diagnosis yang tepat yaitu dengan
mengidentifikasi jenis cacing yang menginfeksi Sukarban, 1995. Untuk mengidentifikasi penyakit ikan para petani ikan perlu dibekali dengan
pengetahuan dan keterampilan khusus untuk mendeteksi tanda-tanda serangan penyakitnya Afrianto Liviawaty, 1992.
Untuk mengetahui tingkat infeksi atau serangan parasit dalam populasi inang dikenal istilah prevalensi, intensitas dan kelimpahan parasit. Prevalensi
menggambarkan persentase ikan yang terinfeksi oleh parasit tertentu dalam populasi ikan, intensitas menggambarkan jumlah parasit tertentu yang ditemukan
pada ikan yang diperiksa dan terinfeksi, sedangkan kelimpahan rata-rata adalah jumlah rata-rata parasit tertentu yang ditemukan dalam populasi pada ikan baik
yang terinfeksi maupun tidak Yuliartati, 2011.
2.5. Kualitas Air