tidak naik tanpa batas ketika mendekati cacat nol dan biaya kegagalan dapat ditekan sehingga menjadi nol Hansen dan Mowen, 2009: 281.
F. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini berfokus pada hubungan biaya kualitas dengan persentase produk cacat. Pratama 2011 melakukan penelitian tentang analisis hubungan
biaya kualitas dengan persentase produk cacat pada PT Mondrian. Hasil penelitian menjelaskan bahwa antara biaya kualitas dengan persentase produk
cacat tidak memiliki hubungan. Penelitian ini menggunakan analisis koefisien korelasi untuik menganalisis hubungan korelasi pada penelitian ini.
Krisnamurti 2010 melakukan penelitian tentang analisis hubungan antara persentase total biaya kualitas dari penjualan dan produktivitas berkait
laba pada PG Madukismo. Hasil penelitian menjelaskan bahwa antara persentase total biaya kualitas dari penjualan dengan produktivitas berkait
laba memiliki hubungan yang sangat kuat dengan besarnya koefisien korelasi sebesar 78,7 dan tingkat signifikan sebesar 0,043. Penelitian ini
menggunakan analisis koefisien korelasi untuk menganalisis hubungan korelasi pada penelitian ini.
Prihatyasari 2007 melakukan penelitian tentang analisis hubungan antara hubungan biaya kualitas dengan kuantitas produk cacat pada PT Sari
Husada Tbk D.I.Yogyakarta. Hasil penelitian menjelaskan bahwa biaya kualitas memiliki hubungan positif yang signifikan secara statistik dengan
kuantitas produk cacat yang berarti jika biaya kualitas meningkat maka akan
disertai peningkatan kuantitas produk cacat. Penelitian ini menggunakan analisis statistik korelasi nonparametri
c dengan menggunakan Kendall’s tau-b untuk menganalisis hubungan korelasi pada penelitian ini.
G. Kerangka Pemikiran
Biaya kualitas akan timbul jika mungkin atau telah terdapat produk yang buruk kualitasnya. Produk yang dihasilkan yang kondisinya rusak atau tidak
memenuhi ukuran standar kualitas yang sudah ditentukan dikatakan sebagai produk cacat. Persentase biaya kualitas didapat dengan membandingkan total
biaya kualitas dengan penjualan. Persentase produk cacat didapat dengan membandingkan jumlah produk yang cacat selama produksi dengan jumlah
produk yang terjual. Pada gambar 3 tiga AQL Acceptable Quality Level dapat diterima dimana terdapat keseimbangan optimal antara biaya
pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. Biaya pencegahan dan biaya penilaian naik, maka biaya kegagalan
turun. Penelitian ini ingin meneliti hubungan antara biaya kualitas dengan
persentase produk cacat. Total biaya kualitas akan dibandingkan dengan penjualan untuk mengetahui besarnya persentase biaya kualitas. Penelitian ini
melihat hubungan antara biaya kualitas proksi persentase biaya kualitas dengan persentase produk cacat.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini seperti digambarkan sebagai berikut:
Gambar 5: Gambar Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka di atas hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
H : Tidak ada hubungan antara biaya kualitas dengan persentase produk
cacat. H
A
: Ada hubungan antara biaya kualitas dengan persentase produk cacat.
Persentase Biaya Kualitas Persentase Produk Cacat
31
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakuakan penulis berupa studi kasus, yang hanya memusatkan pada suatu objek penelitian tertentu, dengan mempelajari
sebagai suatu kasus sehingga kesimpulan yang dapat diambil hanya akan berlaku terbatas bagi objek yang diteliti.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
a. Lokasi Penelitian: Penelitian dilakukan pada PT Kusumahadi Santoso.
b. Waktu Penelitian: Penelitian dilakukan mulai bulan Maret sampai dengan
bulan April 2016.
C. Subjek Penelitian
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah unit-unit yang terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kualitas, yaitu:
a. Kepala bagian produksi
b. Kepala bagian keuangan
c. Kepala PPC
d. Staf yang mendukung