c. Printing cetak dan Dyeing printing celup
Printing merupakan departemen yang mengubah kain mentah menjadi kain yang bermotif dan berwarna. Untuk memproses kain
mentah menjadi kain bermotif disebut juga printing sedangkan untuk memproses kain berwarna polos tanpa motif disebut dyeing printing.
d. Finishing penyelesaian
Finishing merupakan kegiatan penyelesaian yang memproses kain mentah menjadi kain jadi. Kegiatan pada departemen ini adalah
mengubah kain mentah grey menjadi kain putih dengan bahan kimia. Departemen ini merupakan departemen yang berada dibawah naungan
PT Kusumahadi Santosa, namun kegiatan di dalamnya tak sebatas memproses kain jadi yang berasal dari produksi PT Kusumahadi
Santosa tetapi juga kain dari perusahaan lain dengan pembiayaan yang telah disepakati dalam kontrak dengan perusahaan luar tersebut.
4. Proses Produksi di Departemen Printing
Pada departemen printing dyeing proses produksi yang dilakukan adalah pencelupan, pencapan, penyempurnaan mekanik sueding,
kalendering, dan sanforisasi, dan untuk penyempurnaan kimia yang dilakukan adalah pelemasan, pemeriksaan akhir, penggulungan, dan
pengepakan.
Diagram Alir Pengerjaan dan Pesanan Barang di PT Kusumahadi Santosa Bagian Pemasaran
Konsumen PPC
Bagian SudioDesain
Bagian Laboratorium
Bagian Produksi Pemeriksaan
Pengepakkan
P h
a s
e
PEMESAN Terima
sampel Menerima
sampel pemesan
dari bagian pemasaran
Membuat rencana
produksi Pembuatan
motif, pengeceka
n motif, pemisahan
motif sesuai
warna, pembuatan
film Analisa
warna membuat
resep dan membuat
sampel yang
ditawarkan oleh
pemesan Memberika
n sampel ke bagian
PPC
Membuat sampel
baru Memberika
n sampel ke bagian
pemasaran Terima
sampel, memberika
n.menawar kan sample
Konfirmasi kesesuaian
dengan pemesan
Melakukan perencana
an perbaikan
Menerima rekomenda
si perbaikan
sampel dari
pemesan Melakukan
proses pemeriksa
an cacat kain dan
kesesuaian dengan
permintaan Melakukan
pengepakan
Melakukan proses
produksi sesuai
dengan perencana
an produksi
Melakukan perencana
an produksi
Menerima sampel
yang telah disetujui
Sesuai
Siap kirim Tidak
Ya
Gambar 8: Diagram Alir Pengerjaan dan Pesanan Barang di PT Kusumahadi Santosa
Sumber : Departemen Printing – Dyeing PT Kusumahadi Santosa, Surakarta 2015
Tabel 3. Data Mesin Produksi pada Departemen Printing – Dyeing
No Jenis
Merek Buatan
Thn Jml
Kapasitas Fungsi
1 Jet dyeing
Cheng Chang I Machine
Taiwan 1991
1 20-130
mmenit Pencucian
2 Flat Screen
Printing Ichinose
Jepang 1990
1 8 mmenit
Pencapan
3 Rotary
Screen Printing
Stork Belanda
1994 1
35 mmenit Pencapan
4 Steamer I
Stork Belanda
1990 1
24 mmenit Curing
5 Steamer II
Stork Belanda
1994 1
24 mmenit Pengukusan
6 Stenter
Wakayama Jepang
1990 1
120 mmenit Pengatur lebar
kain 7
Washing Continous
Cheng Chang I Machine
Taiwan 1991
2 60 mmenit
Pencucian pengeringan
8 Haspel
Bengkel 38 Indonesia
1994 1
300 kgproses Pencucian
kain rayon high twist
9 Mesin
Inspecting Shiaw Tai
Tong Taiwan
1990 4
30 mmenit Inspeksi cacat
kain 10
Sanforizer Sando
– Kyoto Jepang
1991 1
10 mmenit Agar kain
tidak mengkeret
11 Hot Flue
Dryer Wakayama
Jepang 1994
1 60 mmenit
Pencelupan 12
Cold Pad Batch
Kuster Machine
Jerman 1989
1 40 mmenit
Pencelupan Sumber : Departemen Printing
– Dyeing PT Kusumahadi Santosa, Surakarta 2016
a.
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan produksi adalah akativitas untuk menetapkan produk yang akan di produksi, jumlah yang dibutuhkan, kapan produk
tersebut harus selesai dan sumber –sumber yang dibutuhkan. Kegiatan
perencanaan produksinya yaitu perencanaan mengenai bahan baku, peralatan produksi dan modal yang diperlukan untuk untuk
memproduksi barang dalam suatu periode tertentu sesuai dengan rencana yang telah ditentukan.
Perencanan produksi dilakukan oleh bagian Planning Production Control PPC. Bagian PPC ini bertugas untuk membuat suatu rencana
produksi, dengan memperhatikan dan mempertimbangkan permintaan pesanan dengan meninjau faktor biaya produksi, banyaknya pesanan,
bahan baku yang tersedia, batas waktu penyerahan, kemampuan alat produksi, serta kualitas produk yang diinginkan.
Perencanaan produksi di PT Kusumahadi Santosa dilakukan berdasarkan jumlah pesanan yang diterima. Alur kegiatan perencanaan
tersebut adalah setelah mendapat order dari bagian pemasaran, bagian PPC menyerahkan desain dari pemesan ke bagian Studio Desain untuk
membuat film sebagai contoh produk dan ke bagian laboratorium untuk menentukan resep warna yang sesuai khusus untuk pemesanan
kain cap maupun celup. Bila film telah siap, dilakukan pemindahan motif ke kasa dan dilakukan proses pencapan contoh produk oleh
bagian proofing. Contoh produk selanjutnya diberikan ke bagian pemasaran untuk ditunjukan ke pemesan. Apabila sesuai dengan
keinginan pemesan, maka bagian pemasaran akan memberitahukan pada bagian PPC untuk diproduksi. Apabila telah diperoleh hasil
produksi yang sesuai dengan pesanan, dilanjutkan ke bagian
pemeriksaan akhir inspecting yaitu bagian yang bertugas memeriksa, menggulung, serta mengemas sesuai dengan pesanan.
Sistem pengendalian dalam proses produksinya dilakukan dalam tiga tahap:
1
Pengendalian sebelum proses produksi
Sebelum proses produksi, pengendalian dilakukan dengan mengadakan proses dalam skala laboratorium. Jika hasilnya
sesuai dengan yang diinginkan maka dilakukan proses skala produksi. Setiap jenis kain yang diproses diberi kartu proses
antara lain berisi informasi mengenai jenis kain, proses yang akan dilakukan pada kain, waktu proses, urutan proses, dan mesin
– mesin yang digunakan.
2 Pengendalian selama proses produksi
Selama proses produksi berlangsung pengendalian yang dilakukan adalah melakukan suatu pengawasan secara langsung
oleh pekerja terhadap proses produksi. 3
Pengendalian setelah proses produksi Pada pengendalian akhir ini, kain hasil produksi dilakukan suatu pengujian
pada laboratorium dan dilakukan pemeriksaan cacat pada kain untuk menentukan grade atau mutu kain serta menentukan panjang kain dalam satu
rol oleh bagian akhir.
65
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Setelah mengadakan penelitian di PT Kusumahadi Santosa, maka diketahui bahwa manajemen perusahaan sampai saat ini belum membuat dan
melakukan pelaporan biaya kualitas secara khusus. Selama ini semua elemen- elemen biaya kualitas masih tergabung dalam biaya produksi, karena
perusahaan menganggap biaya-biaya tersebut merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menunjang kegiatan produksi. Pelaporan biaya kualitas
yang belum dibuat secara khusus menyebabkan perusahaan tidak dapat mengetahui besarnya biaya yang timbul dalam memproduksi barang yang
sesuai dengan harapan para konsumen. Oleh karena itu untuk menyusun laporan biaya kualitas, terlebih dahulu
perlu mengidentifikasikan dan memilah elemen biaya kualitas yang terdapat dalam laporan biaya produksi. Biaya yang akan diteliti hanya berfokus pada
kain printing dyeing lokal.