24
melalui istilah-istilah retoris seperti antitesis yang merupakan hal yang istimewa dalam sistem simbol barthez.
4. Kode Proaretik kode tindakan
Kode ini dianggap sebagai pelengkap utama suatu teks yang di baca orang yang maksudnya antara lain adalah semua teks yang bersifat naratif.
5. Kode Gnomik kode kultural
Kode ini merupakan acuan teks ke benda-benda yang sudah diketahui dan dikodifikasi oleh budaya. Rumusan suatu budaya atau sub budaya adalah
hal-hal kecil yang telah dikodifikasi yang diatasnya para penulis bertumpu.
2.1.7. Komisi Pemberantasan Korupsi
Perang terhadap korupsi merupakan focus yang sangat signifikan dalam suatu Negara berdasarkan hukum, bahkan merupakan tolak ukur keberhasilan
suatu pemerintahan. Salah satu unsure yang sangat penting dari penegakan hukum dalam suatu Negara adalah perang terhadap korupsi, karena korupsi merupakan
penyakit kanker yang imun, meluas, permanent dan merusak semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk perekonomian serta penataan ruang
wilayah. Komisi Pemberantasan Korupsi, atau disingkat menjadi KPK, adalah
komisi di Indonesia yang dibentuk pada tahun 2003 untuk mengatasi, menanggulangi dan memberantas korupsi di Indonesia. Komisi ini didirikan
berdasarkan kepada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2002 mengenai Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
KPK lahir atas keinginan politik parlemen pada saat awal lahirnya KPK, dimana sebagian anggota parlemen “bersih” berharap pemberantasan korupsi
lebih intensif, oleh karenanya bukan tidak mungkin KPK secara politik
25
dibubarkan atau kewenangan diamputasi melalui tangan sebagian anggota parlemen yang “kotor”. Lahirnya KPK didasarkan pada perkembangan pemikiran
di dunia hokum bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa. Label demikian dianggap tepat untuk disematkan dalam konteks Indonesia, mengingat daya rusak
praktek korupsi telah mencapai level tinggi. Maka, tidak mengherankan jika hingga hari ini Indonesia masih terjebak dalam suatu kondisi sosial ekonomi dan
politik yang memprihatinkan. Indikasinya bisa dilihat dari deretan angka kemiskinan yang timbul, besarnya tingkat pengangguran, rendahnya indeks
sumber daya manusia Indonesia, serta rendahnya kualitas demokrasi Ketua KPK yang pertama adalah Taufiequrachman Ruki. Pada tanggal 16
Desember 2003, Taufiequrachman Ruki, seorang alumni Akademi Kepolisian Akpol 1971, dilantik menjadi Ketua KPK. Di bawah kepemimpinan
Taufiequrachman Ruki, KPK hendak memposisikan dirinya sebagai katalisator pemicu bagi aparat dan institusi lain untuk terciptanya jalannya sebuah good
and clean governance pemerintahan baik dan bersih di Republik Indonesia.
Sebagai seorang mantan Anggota DPR RI dari tahun 1992 sampai 2001, Taufiequrachman walaupun konsisten mendapat kritik dari berbagai pihak tentang
dugaan tebang pilih pemberantasan korupsi. Menurut Taufiequrachman Ruki, pemberantasan korupsi tidak hanya
mengenai bagaimana menangkap dan memidanakan pelaku tindak pidana korupsi, tapi juga bagaimana mencegah tindak pidana korupsi agar tidak terulang pada
masa yang akan datang melalui pendidikan antikorupsi, kampanye antikorupsi dan adanya contoh island of integrity daerah contoh yang bebas korupsi.
Selanjunya KPK dipimpin oleh Antasari Azhar pada tahun 2007 hingga tahun 2009.
26
2.1.8. Nasionalisme