penyelenggaraan pelayanan publik regulatory laws di Kecamatan Sibolga Kota,
yang tertuang dalam standart pelayanan yang mencakup penetapan prosedur pelayanan, penetapan waktu pelayanan, penetapan biaya pelayanan dan penetapan
mekanisme pengaduan, penetapan fasilitas pelayanan pelayanan khusus dan segi- segi lain dalam penyelenggaraan pelayanan publik dilaksanakan dengan melibatkan
para pihak dalam ruang partisipasi masyarakat. Pelayanan publik menjadi sangat penting karena senantiasa berhubungan
dengan khalayak masyarakat ramai yang memiliki keanekaragaman kepentingan
dan tujuan. Salah satu dari filosofi otonomi daerah sebenarnya adalah semakin
mendekatkan pelayanan yang baik dan lebih efektif kepada masyarakat.
4
Pada Kecamatan Sibolga Kota, pelaksanaan pelayanan publik sangat penting untuk diperhatikan.
Dengan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk membuat karya tulis dalam bentuk skripsi dengan judu
l “Kajian Hukum Administrasi Negara Terhadap Pelaksanaan Pelayanan Publik Berdasarkan UU No.25 Tahun 2009 Studi di
Kecamatan Sibolga Kota
.”
B. Perumusan Masalah
Adapun yang merupakan permasalahan dalam penulisan ini adalah : 1.
Bagaimana
kah pelayanan publik berdasarkan UU No.25 tahun 2009? 2.
Bagaimana
kah pelaksanaan pelayanan publik di Kecamatan Sibolga Kota? 3.
Bagaimana
kah hambatan dan solusi dalam pelayanan publik di Kecamatan Sibolga Kota?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
4
M. Ramadani, Studi Pelayanan Publik Pada Kantor Camat di Kecamatan Sangkulirang Kabupaten Kutai Timur
,
eJournal Ilmu Pemerintahan, Studi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Yogyakarta: Universitas Mulawarman, 2013, hal 145
Universitas Sumatera Utara
1. Tujuan Penelitian Tujuan penulis melaksanakan penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui pelayanan publik berdasarkan UU No.25 tahun 2009.
b. Untuk mengetahui pelaksanaan pelayanan publik di Kecamatan Sibolga Kota.
c. Untuk mengetahui hambatan dan solusi dalam pelayanan publik di Kecamatan
Sibolga Kota. 2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat penelitian skripsi yang akan penulis lakukan adalah: a.
Sebagai bahan masukan teoritis bagi penulis untuk menambah pengetahuan dan pemahaman hukum administrasi negara.
b. Untuk menerapkan pengetahuan penulis secara praktis agar masyarakat
mengetahui bagaimana Pelaksanaan Pelayanan Publik Berdasarkan UU No.25 Tahun 2009 Studi di Kecamatan Sibolga Kota.
D. Keaslian Penulisan
Adapun judul tulisan ini adalah Kajian Hukum Administrasi Negara Terhadap
Pelaksanaan Pelayanan Publik Berdasarkan UU No.25 Tahun 2009 Studi di Kecamatan Sibolga Kota, judul skripsi ini belum pernah ditulis, sehingga tulisan ini
asli dalam hal tidak ada judul yang sama. Dengan demikian ini keaslian skripsi ini
dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. E. Tinjauan Kepustakaan
Hukum administrasi negara dapat dijadikan instrumen untuk terselenggaranya pemerintahan yang baik. Penyelenggaraan pemerintahan lebih nyata dalam hukum
administrasi negara, karena di sini akan terlihat konkrit hubungan antara pemerintah dengan masyarakat, kualitas dari hubungan pemerintah dengan masyarakat inilah
Universitas Sumatera Utara
setidaknya dapat dijadikan ukuran apakah penyelenggaraan pemerintahan sudah baik atau belum.
Secara faktual empiris pelayanan publik yang dilakukan oleh aparat pemerintah selama ini masih menampilkan ciri-ciri yang berbelit-belit, lambat, mahal,
serta melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak yang melayani, bukan yang dilayani.Untuk itu, diperlukan
suatu perubahan paradigma dalam bidang pelayanan publik dengan mengembalikan dan mendudukkan pelayan dan yang dilayani pada posisi yang sesungguhnya. Secara
filosofi, pelayanan yang diberikan oleh aparat pemerintah kepada masyarakat ditafsirkan sebagai kewajiban bukan hak, karena mereka birokrat diangkat dan
ditugasi untuk melayani masyarakat, oleh karena itu harus dibangun komitmen yang kuat untuk melayani sehingga pelayanan akan menjadi responsif terhadap kebutuhan
masyarakat dan dapat merancang model pelayanan yang lebih kreatif serta lebih efisien.
5
Menurut Inu Kencana, pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki kegiatan yang
menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik. Pelayanan publik
adalah pelayanan yang diberikan oleh pemerintah sebagai penyelenggara negara terhadap masyarakatnya guna memenuhi kebutuhan masyarakat itu sendiri dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penyelenggaraan pelayanan publik merupakan salah satu upaya dari
pemerintah demi terwujudnya kesejahteraan, sebagaimana yang menjadi tujuan
5
http:milyansay.blogspot.com201307hukum-administrasi-negara-dalam.html, diakses tanggal 6 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan fungsi dari administrasi negara. Dengan kata lain, pelayanan publik adalah salah satu konsep
untuk mencapai apa yang dikehendaki oleh masyarakat dan negara. Masyarakat setiap waktu akan selalu menuntut pelayanan publik yang
berkualitas dari birokrat, meskipun tuntutan itu seringkali tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, karena secara empiris pelayanan publik yang terjadi selama ini
masih menampilkan ciri-ciri, yakni berbelit-belit, lambat, mahal, dan melelahkan. Kecenderungan seperti itu terjadi karena masyarakat masih diposisikan sebagai pihak
yang “melayani” bukan yang “dilayani”.
6
Konsep pelayanan, di kenal dua jenis pelaku pelayanan, yaitu penyedian layanan
dan penerima layanan atau service provider adalah pihak yang dapat memberikan suatu
layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa layanan dalam bentuk penyedian dan
penyerahan barang goods atau jasa- jasa services. Penerima layanan atau service
receiver adalah pelanggan custumer atau konsumen consumer yang menerima layanan
dari para penyedia layanan.
7
Pengertian mengenai pelayanan publik dikemukakan pula oleh Sinambela yang mengatakan bahwa pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan
masyarakat oleh penyelenggara negara. Pada hakikatnya negara dalam hal ini pemerintah birokrat haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarkat. Kebutuhan dalam hal ini
bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, dan lain-
lain.
8
6
Juniarso Ridwan dan Achmad Sodik Sudrajat, Op.Cit, hlm. 17
7
Atep Adya Barata. Dasar- dasar Pelayanan Prima. Jakarta; PT. Gramedia Utama, 2003, hal 11
8
Lijan Poltak Sinambela, Op.Cit, hal 5
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan Lewis dan Gilman mendefinisikan pelayanan publik sebagai berikut: Pelayanan publik adalah kepercayaan publik. Warga negara berharap
pelayanan publik dapat melayani dengan kejujuran dan pengelolaan sumber penghasilan secara tepat, dan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Pelayanan
publik yang adil dan dapat dipertanggung-jawabkan menghasilkan kepercayaan publik. Dibutuhkan etika pelayanan publik sebagai pilar dan kepercayaan publik
sebagai dasar untuk mewujudkan pemerintah yang baik.
9
Pengertian pelayanan publik dari wikipedia adalah sebagai berikut: Pelayanan publik adalah istilah untuk layanan yang disediakan oleh pemerintah kepada warga
negaranya, baik secara langsung melalui sektor publik atau dengan membiayai pemberian layanan swasta. Istilah ini dikaitkan dengan konsensus sosial biasanya
diwujudkan melalui pemilihan demokratis, yaitu bahwa layanan tertentu harus tersedia untuk semua kalangan tanpa mamandang pendapatan mereka. Bahkan apabila
layanan-layanan umum tersebut tersedia secara umum atau dibiayai oleh umum, layanan-layanan tersebut, karena alasan politis atau sosial, berada di bawah
peraturanregulasi yang lebih tinggi daripada peraturan yang berlaku untuk sektor ekonomi. Istilah layanan publik juga merupakan istilah lain untuk layanan sipil.
10
Dalam Undang- Undang Pelayanan Publik terdapat pengertian “pelayanan
publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, danatau pelayanan administratif yang disediakan oleh
9
Lewis, Carol W., and Stuart C. Gilman. The Ethics Challenge in Public Service: A Problem- Solving Guide. Market Street, San Fransisco: Jossey-Bass, 2005. hal 22
10
Wikipedia. Pelayanan Publik. httpen.wikipedia.orgwikipublic_service.hmtl, diakses tanggal 6 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
penyelenggara pelayanan publik”.
11
Penyelenggaraan pelayanan publik yang selanjutnya disebut penyelenggara adalah setiap institusi peyelenggara negara,
korporasi, lembaga independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk
kegiatan publik.
12
Pengaturan hukum administrasi negara yang penyelenggaraan pelayanan publik yang dibangun dengan komitmen bersama akan menghasilkan kebijakan dan
aturan yang mencerminkan moralitas kerja-sama. Perilaku penyelenggara pelayanan publik dan masyarakat pengguna pelayanan publik akan tunduk pada prinsip-prinsip
dan kebijakan yang telah disepakati. Sementara itu, mekanisme merekonstruksi hukum administrasi negara yang mengatur penyelenggaraan pelayanan publik pun
dapat diharapkan kalau akan berjalan dalam suatu situasi saling kontrol antara para penyelenggara dan warga masyarakat pengguna jasa pelayanan publik. Melalui
mekanisme ini akan tercipta pelayanan yang berkeadilan serta meningkatkan posisi warga, tidak saja sebagai pengguna pelayanan saja tetapi juga sebagai pihak yang
akan lebih berposisi tawar bargain yang lebih baik untuk mendapatkan jasa pelayanan yang lebih baik. Tanggung jawab bersama yang dikembangkan melalui
ruang partisipasi masyarakat dengan model pelibatan para fihak tersebut di atas juga dapat diharapkan akan merangsang penyelenggara pelayanan publik untuk
mengembangkan dan memperluas kompetensi aparaturnya agar senantiasa dapat melaksanakan tugas pelayanan dengan lebih baik. Model penyedian ruang partisipasi
masyarakat dalam merekonstruksi hukum administrasi negara yang mengatur penyelenggaraan pelayanan publik, diharapkan akan mampu memberi pembelajaran
11
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
12
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
kepada masyarakat untuk lebih bertanggung-jawab dalam proses demokrasi yang sedang berjalan. Model partisipasi dalam rekonstruksi hukum administrasi negara
yang mengatur penyelenggaraan pelayanan publik yang mengedepankan tanggung- jawab bersama, para pihak diharapkan senantiasa mengembangkan pencarian
alternatif secara positif berkait sistem pngaturan, sistem penyelenggaraan, dan kewajiban berswasembada untuk tidak bergantung kepada pihak luar. Pemberian
insentif kepada penyelenggara dan pengguna pelayanan dapat dikembangkan melalui forum pelibatan para pihak dalam ruang partisipasi masyarakat. Standar Pelayanan
Publik yang dikonstruksi lewat proses yang secara responsif melibatkan partisipasi masyarakat lokal, yang pada hakikatnya merupakan kontak pelayanan antara
pemerintah daerah dan masyarakat setempat, akan lebih mampu mengatasi berbagai masalah resistensi di daerah daripada aturan-aturan serupa yang ditetapkan secara
sentral, yang oleh sebab itu juga perlu dipertimbangkan dengan sungguh-sungguh oleh para pejabat yang berwenang.
Sebagai negara kesejahteraan, tugas pemerintah dalam meyelenggarakan kepentingan umum menjadi sangat luas. Untuk itu diperlukan adanya keleluasaan
untuk bergerak dalam administrasi negara sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Begitu luas fungsi administrasi negara dalam negara kesejahteraan, sehingga semakin
luas pula bidang tugas yang diemban. Sunaryati Hartono menyatakan sukar untuk dibayangkan suatu negara modern saat ini tanpa adanya hukum administrasi Negara.
13
Suatu kenyataan bahwa tidak semua kebijakan yang telah diambil oleh aparat pemerintah untuk menyelesaikan suatu permasalahan tertentu seringkali dalam
pelaksanaannya mengalami hambatan sehingga tujuan dikeluarkannya kebijakan
13
Sunaryati Hartono, Beberapa Pikiran Mengenai Suatu Peradilan Administrasi Negara di Indonesia, Bandung: Bina Cipta, 1976, hal. 8.
Universitas Sumatera Utara
tersebut tidak membuahkan hasil sesuai yang diharapkan. Bahkan tidak sedikit kebijakan yang diambil oleh aparat pemerintah sama sekali tidak berfungsigagal
fungsi. Dalam hal yang demikian itu kebijakan yang telah diambil dapat dikatakan malfungsi administrasigagal fungsi secara administrasi.
14
Pada beberapa dekade saat ini, peran masyarakat dalam penyelenggaraan layanan publik sudah semakin meluas sejalan dengan semakin besarnya peran dunia
usaha dalam kegiatan pemerintahan dan pembangunan, Keberadaan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik memberikan basis legal yang kuat
bagi lembaga non pemerintahan untuk terlibat dalam penyelenggaraan layanan publik, korporasi, organisasi sosial kemasyarakatan, dan organisasi non pemerintahan lainnya
dapat terlibat secara aktif dalam penyelenggaraan layanan publik. Sebagaimana dijelaskan dalam konsep pelayanan publik sebelumnya bahwa, pelayanan publik dapat
diselenggarakan bukan hanya birokrasi pemerintah tetapi juga dapat dilakukan oleh lembaga-lembaga lain diluar pemerintah termasuk dunia usaha dan organisasi nirlaba.
Keberadaan mereka sebagai penyelenggara layanan publik penting untuk dipelihara sebagai pilihan penyelenggara bagi warga pengguna agar mereka dapat memilih
Pelayanan Publik sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Secara umum Pelayanan Publik yang diselenggarakan oleh pemerintah, yang cenderung seragam
dan masif, sering kurang mampu menjawab kebutuhan warga yang beragam dalam jenis dan kualitas. Korporasi dan organisasi nirlaba sering lebih mampu menjawab
dinamika kebutuhan masyarakat yang semakin tinggi dan kompleks.
15
14
Jawade Hafidz, Malfungsi HAN Dan Upaya Melakukan Rekonstruksi Sistem Hukum Yang Ada Menuju Hukum Yang Melayani, Jurnal Hukum, Vol XXVIII, No. 2, Desember 2012, Bandung:
Fakultas Hukum Unissula, 2010, hal 17.
15
Agus Dwiyanto, Manajemen Pelayanan Publik; Peduli, Inklusif dan Kolaboratif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2010, hal 58-59
Universitas Sumatera Utara
E. Metode Penelitian