BAB II PELAYANAN PUBLIK BERDASARKAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 25 TAHUN 2009
A.  Pengertian Pelayanan Publik
Secara teori terdapat beberapa konsep yang berbeda tentang pelayanan publik dan pilihan terhadap konsep pelayanan  publik memiliki implikasi yang luas terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik. Dalam arti yang  sempit,  pelayanan  publik adalah suatu tindakan pemberian barang dan jasa kepada masyarakat oleh pemerintah dalam
rangka  tanggung  jawabnya  kepada  publik,  baik  diberikan  secara  langsung  maupun melalui  kemitraan  dengan  swasta  dan  masyarakat,  berdasarkan  jenis  dan  intensitas
kebutuhan  masyarakat,  kemampuan  masyarakat  dan  pasar.  Konsep  ini  lebih menekankan  bagaimana  pelayanan  publik  berhasil  diberikan  melalui  suatu  delivery
system  yang  sehat.  Pelayanan  publik  ini  dapat  dilihat  sehari-hari  di  bidang administrasi,
keamanan, kesehatan,
pendidikan, perumahan,
air bersih,
telekomunikasi, transportasi, bank, dan sebagainya.
22
Pelayanan adalah setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan dan menawarkan keputusan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu
produk secara fisik. Sementara itu kata publik berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti  umum,  masyarakat,  negara.  Kata  publik  sebenarnya  sudah  diterima  menjadi
bahasa  Indonesia  baku,  pengertiannya  adalah  orang  banyak.  Maka  dimaksudnya dengan  pelayanan  publik  adalah  pelayanan  yang  diberikan  oleh  pemerintah  sebagai
penyelenggara  negara  terhadap  masyarakatnya  guna  memenuhi  kebutuhan  dari
22
Aswawi  Rewansyah,  Standar  Pelayanan  Publik:  Langkah-langkah  Penyusunan,  Edisi Revisi, Cetakan Pertama, Jakarta: Penerbit LAN, 2009, hal 15
Universitas Sumatera Utara
masyarakat  itu  sendiri  dan  memiliki  tujuan  untuk  meningkatkan  kesejahteraan masyarakat.
23
Pelayanan publik merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh Negara guna melayani warganya citizen, begitupula halnya dengan pemerintah daerah yang
melalui  preoses  reformasi  kemudian  diberikan  otonomi  yang  luas  melalui  kebijakan desentralisasi,  dekonsentrasi  dan  tugas  pembantuan  midebewind,  dengan
diberikannya  otonomi,  harapannya  adalah  bahwa  pelayanan  publik  yang  diberikan kepada  masyarakat  akan  lebih  baik  dan  berkualitas  dari  masa-masa  sebelumnya.
Desentralisasi  menyebabkan  pemerintah  pusat  membagi  kewenangannya  dengan pemerintah  daerah,  pembagian  kewenangan  tentu  saja  berimplikasi  kepada  sebaran
kekuasaan pemerintahan dengan melibatkan banyak aktor di daerah.
24
Tujuan  pelayanan  publik  adalah  menyediakan  barang  dan  jasa  yang  terbaik bagi  masyarakat.  Barang  dan  jasa  yang  terbaik  adalah  yang  memenuhi  apa  yang
dijanjikan  atau  apa  yang  dibutuhkan  oleh  masyarakat.  Dengan  demikian  pelayanan publik  yang  terbaik  adalah  yang  memberikan  kepuasan  terhadap  publik,  kalau  perlu
melebihi harapan publik.
25
Menurut  Kamarudin  pelayanan  publik  adalah  pelayanan  untuk  masyarakat dengan  melakukan  aktifitasaktifitas  yang  dilakukan  untuk  memberikan  jasa-jasa  dan
kemudahan  kemudahan  kepada  masyarakat.
26
Pelayanan  publik  oleh  Moenir diartikan  sebagai  kegiatan  yang  dilakukan  oleh  seseorang  atau  sekelompok  orang
dengan  langsung.  Landasan  faktor  material  melalui  sistem,  metode  tertentu  dan
23
Juniarso Ridwan  dan  Achmad  Sodik,  Hukum  Administrasi  Negara dan  Kebijakan  Layanan Publik, Bandung: Penerbit Nuansa Cendekia, 2014, hal 18-19
24
Fikry Priadi,
“Reformasi Kelembagaan
Pelayanan Publik,”
http:fikryapriadi.blogspot.com201105reformasi-kelembagaan-pelayanan-publik.html, diakses
tanggal 6 Mei 2015
25
Aswawi Rewansyah, Op.Cit, hal 29
26
Kamarudin  Ahmad.  Dasar-Dasar  Manajemen  Pelayanan  Publik.  Jakarta:  Rineka  cipta, 2004, hal 29
Universitas Sumatera Utara
prosedur  dalam  rangka  usaha  memenuhi  kepentingan  orang  lain  sesuai  dengan haknya.
27
Adapun pengertian pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan  oleh  penyelenggara  pelayanan  publik  sebagai  upaya  pemenuhan
kebutuhan penerima pelayanan  maupun  pelaksanaan ketentuan  Peraturan  perundang- undangan.
28
Telah dijelaskan dalam Undang-undang No. 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik  bahwa  untuk  mendapatkan  pelayanan  publik  berkualitas,  sudah  sepatutnya
pemerintah  mereformasi  paradigma  pelayanan  publik  tersebut.  Reformasi  paradigma pelayanan publik ini adalah penggeseran pola penyelenggaraan pelayanan publik dari
yang  semula  berorientasi  pemerintah  sebagai  penyedia,  menjadi  pelayan  yang berorientasi kepada kebutuhan masyarakat sebagai pengguna. Dengan begitu, tak ada
pintu  masuk  alternatif  untuk  memulai  perbaikan  pelayanan  publik  selain  sesegera mungkin mendengarkan suara publik itu sendiri. Inilah yang akan menjadi jalan bagi
peningkatan partisipasi masyarakat di bidang pelayanan publik. Saat  ini  kualitas  pelayanan  publik  masih  diwarnai  oleh  pelayanan  yang  sulit
untuk  diakses,  prosedur  yang  berbelit-belit  ketika  harus  mengurus  suatu  perijinan tertentu,  biaya  yang  tidak  jelas  serta  terjadinya  praktek  pungutan  liar  pungli,
merupakan  indikator rendahnya kualitas  pelayanan  publik di Indonesia. Di mana hal ini  juga  sebagai  akibat  dari  berbagai  permasalahan  pelayanan  publik  yang  belum
dirasakan oleh rakyat. Di samping itu, ada kecenderungan adanya k etidakadilan dalam pelayanan publik di mana masyarakat yang tergolong miskin akan sulit mendapatkan
pelayanan.  Sebaliknya,  bagi  mereka  yang  memiliki  “uang“,  dengan  sangat  mudah mendapatkan  segala  yang  diinginkan.  Untuk  itu,  apabila  ketidakmerataan  dan
27
Moenir. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia, Jakarta :PT. Bumi Aksara, 2006, hal 26
28
Agung  Kurniawan,  Transformasi  Pelayanan  Publik.  Yogyakarta:  Penerbit  Pembaruan Pustaka, 2005, hal 4
Universitas Sumatera Utara
ketidakadilan  ini  terus-menerus  terjadi,  maka  pelayanan  yang  berpihak  ini  akan memunculkan  potensi  yang  bersifat  berbahaya  dalam  kehidupan  berbangsa.  Potensi
ini  antara  lain  terjadinya  disintegrasi  bangsa,  perbedaan  yang  lebar  antar  yang  kaya dan  miskin  dalam  konteks  pelayanan,  peningkatan  ekonomi  yang  lambandan  pada
tahapan tertentu dapat meledak dan merugikan bangsa Indonesia secara keseluruhan.
29
Undang-Undang  Pelayanan  Publik  secara  resmi  bernama  Undang-Undang Nomor  25  Tahun  2009  tentang  Pelayanan  Publik  adalah  undang-undang  yang
mengatur tentang  prinsip-prinsip pemerintahan yang  baik yang merupakan  efektifitas fungsi-fungsi  pemerintahan  itu  sendiri.  perlayanan  publik  yang  dilakukan  oleh
pemerintahan atau koporasi  yang  efektif  dapat  memperkuat demokrasi  dan hak asasi manusia,  mempromosikan  kemakmuran  ekonomi,  kohesi  sosial,  mengurangi
kemiskinan,  meningkatkan  perlindungan  lingkungan,  bijak  dalam  pemanfaatan sumber  daya  alam,  memperdalam  kepercayaan  pada  pemerintahan  dan  administrasi
publik. Negara  berkewajiban  melayani  setiap  warga  negara  dan  penduduk  untuk
memenuhi  hak  dan  kebutuhan  dasarnya  dalam  kerangka  pelayanan  publik  yang merupakan  amanat  Undang-Undang  Dasar  Negara  Republik  Indonesia  Tahun  1945,
membangun  kepercayaan  masyarakat  atas  pelayanan  publik  yang  dilakukan penyelenggara  pelayanan  publik  merupakan  kegiatan  yang  harus  dilakukan  seiring
dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik, sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga
negara dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab  negara dan korporasi  dalam penyelenggaraan  pelayanan  publik,  diperlukan  norma  hukum  yang  memberi
29
Muhammad Akib, “Aparat Negara atau Aparat pemerintah dalam Frame Pelayanan Publik,” http:makassar.lan.go.idindex.phpsurveipublikasiartikel456-aparat-negara-atau-aparat-pemerintah-
dalam-frame-pelayanan-publik.html, diakses tanggal 6 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
pengaturan  secara  jelas,  sebagai  upaya  untuk  meningkatkan  kualitas  dan  menjamin penyediaan  pelayanan  publik  sesuai  dengan  asas-asas  umum  pemerintahan  dan
korporasi yang  baik  serta untuk memberi perlindungan  bagi  setiap  warga  negara  dan penduduk  dari  penyalahgunaan  wewenang  di  dalam  penyelenggaraan  pelayanan
publik.
30
Berlakunya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang pelayanan publik, sebenarnya  dimaksudkan  untuk  memberikan  kepastian  hukum  bagi  pihak
penyelenggaraan  pelayanan  publik  maupun  masyarakat,  aparatur  penyelenggara merasa memiliki kewajiban hukum untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat,
sedangkan masyarakat merasa apa yang harus dilakukan oleh aparatur negara tersebut merupakan hak dari masyarakat.
31
Dalam  Undang-Undang  Pelayanan  Publik  terdapat  pengertian
32
Pelayanan publik  merupakan  kegiatan  atau  rangkaian  kegiatan  dalam  rangka  pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga negara  dan  penduduk  atas  barang,  jasa,  danatau  pelayanan  administratif  yang
disediakan  oleh  penyelenggara  pelayanan  publik,  penyelenggara  pelayanan  publik atau  penyelenggara  merupakan  setiap  institusi  penyelenggara  negara,  korporasi,
lembaga  independen  yang  dibentuk  berdasarkan  undang-undang  untuk  kegiatan pelayanan  publik,  dan  badan  hukum  lain  yang  dibentuk  semata-mata  untuk  kegiatan
pelayanan publik. Sistem informasi pelayanan  publik yang  selanjutnya  disebut  sistem informasi
adalah  rangkaian  kegiatan  yang  meliputi  penyimpanan  dan  pengelolaan  informasi serta  mekanisme  penyampaian  informasi  dari  penyelenggara  kepada  masyarakat  dan
30
Pertimbangan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
31
Husni  Thamrin,  Hukum  Pelayanan  Publik  di  Indonesia,  Yogakarta:  Penerbit  Aswaja Pressindo, 2013, hal 6
32
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
sebaliknya  dalam  bentuk  lisan,  tulisan  latin,  tulisan  dalam  huruf  Braile,  bahasa gambar  danatau  bahasa  lokal  serta  disajikan  secara  manual  ataupun  elektronik.
33
Undang-undang tentang  pelayanan  publik dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum  dalam  hubungan  antara  masyarakat  dan  penyelenggara  dalam  pelayanan
publik.
34
Tujuan Undang-Undang tentang Pelayanan Publik adalah:
35
1. terwujudnya  batasan  dan  hubungan  yang  jelas  tentang  hak,  tanggung  jawab,
kewajiban, dan kewenangan  seluruh  pihak yang terkait  dengan  penyelenggaraan pelayanan publik
2. terwujudnya sistem penyelenggaraan pelayanan publik yang layak sesuai dengan
asas-asas umum pemerintahan dan korporasi yang baik; 3.
terpenuhinya  penyelenggaraan  pelayanan  publik  sesuai  dengan  peraturan perundang-undangan; dan
4. terwujudnya  perlindungan  dan  kepastian  hukum  bagi  masyarakat  dalam
penyelenggaraan pelayanan publik. Penyelenggaraan pelayanan publik berasaskan ; kepentingan umum, kepastian
hukum,  kesamaan  hak,  keseimbangan  hak  dan  kewajiban,  keprofesionalan, partisipatif,  persamaan  perlakuantidak  diskriminatif,  keterbukaan,  akuntabilitas,
fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan, ketepatan waktu; dan kecepatan, kemudahan,  dan  keterjangkauan.
36
Ruang  lingkup  pelayanan  publik  meliputi pelayanan  barang  publik  dan  jasa  publik  serta  pelayanan  administratif  yang  diatur
dalam  peraturan  perundang-undangan.
37
Ruang  lingkup  meliputi  pendidikan,
33
Pasal 1 angka 19 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
34
Pasal 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
35
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
36
Pasal 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
37
Pasal 5 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
pengajaran,  pekerjaan  dan  usaha,  tempat  tinggal,  komunikasi  dan  informasi, lingkungan hidup, kesehatan, jaminan sosial, energi, perbankan, perhubungan, sumber
daya  alam,  pariwisata,  dan  sektor  lain  yang  terkait.
38
Pelayanan  barang  publik meliputi;
39
1. pengadaan  dan  penyaluran  barang  publik  yang  dilakukan  oleh  instansi
pemerintah  yang  sebagian  atau  seluruh  dananya  bersumber  dari  anggaran pendapatan dan belanja negara danatau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
2. pengadaan dan penyaluran barang publik yang dilakukan oleh suatu badan usaha
yang  modal  pendiriannya  sebagian  atau  seluruhnya  bersumber  dari  kekayaan negara danatau kekayaan daerah yang dipisahkan; dan
3. pengadaan  dan  penyaluran  barang  publik  yang  pembiayaannya  tidak  bersumber
dari  anggaran  pendapatan  dan  belanja  negara  atau  anggaran  pendapatan  dan belanja  daerah  atau  badan  usaha  yang  modal  pendiriannya  sebagian  atau
seluruhnya  bersumber  dari  kekayaan  negara  danatau  kekayaan  daerah  yang dipisahkan,  tetapi  ketersediaannya  menjadi  misi  negara  yang  ditetapkan  dalam
peraturan perundang-undangan. Pelayanan  atas  jasa  publik  meliputi:  penyediaan  jasa  publik  oleh  instansi
pemerintah yang sebagian atau seluruh dananya bersumber dari anggaran pendapatan dan  belanja  negara  danatau  anggaran  pendapatan  dan  belanja  daerah,  penyediaan
jasa  publik  oleh  suatu  badan  usaha  yang  modal  pendiriannya  sebagian  atau seluruhnya  bersumber  dari  kekayaan  negara  danatau  kekayaan  daerah  yang
dipisahkan;  dan  penyediaan  jasa  publik  yang  pembiayaannya  tidak  bersumber  dari anggaran  pendapatan  dan  belanja  negara  atau  anggaran  pendapatan  dan  belanja
38
Pasal 5 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
39
Pasal 5 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
daerah  atau  badan  usaha  yang  modal  pendiriannya  sebagian  atau  seluruhnya bersumber  dari  kekayaan  negara  danatau  kekayaan  daerah  yang  dipisahkan,  tetapi
ketersediaannya  menjadi  misi  negara  yang  ditetapkan  dalam  peraturan  perundang- undangan.
40
Pelayanan  publik  harus  memenuhi  skala  kegiatan  yang  didasarkan  pada ukuran  besaran  biaya  tertentu  yang  digunakan  dan  jaringan  yang  dimiliki  dalam
kegiatan  pelayanan  publik  untuk  dikategorikan  sebagai  penyelenggara  pelayanan publik.
41
Pelayanan  administratif  meliputi:  tindakan  administratif  pemerintah  yang diwajibkan  oleh  negara  dan  diatur  dalam  peraturan  perundang-undangan  dalam
rangka  mewujudkan  perlindungan  pribadi,  keluarga,  kehormatan,  martabat,  harta benda  dan  tindakan administratif  oleh instansi  nonpemerintah yang diwajibkan  oleh
negara dan diatur dalam peraturan perundang-undangan serta diterapkan berdasarkan perjanjian
dengan penerima
pelayanan.
42
Guna menjamin
kelancaran penyelenggaraan  pelayanan  publik  diperlukan  pembina  dan  penanggung  jawab.
43
Biayatarif  pelayanan  publik  pada  dasarnya  merupakan  tanggung  jawab  negara danatau  masyarakat.
44
Biayatarif  pelayanan  publik  selain  yang  diwajibkan  oleh peraturan perundang-undangan dibebankan kepada penerima pelayanan publik.
45
Atasan  satuan  kerja  Penyelenggara  merupakan  pimpinan  satuan  kerja  yang membawahi  secara  langsung  satu  atau  lebih  satuan  kerja  yang  melaksanakan
pelayanan  publik,  Organisasi  penyelenggara  pelayanan  publik  atau  Organisasi Penyelenggara  merupakan  satuan kerja  penyelenggara  pelayanan publik  yang berada
di  lingkungan  institusi  penyelenggara  negara,  korporasi,  lembaga  independen  yang
40
Pasal 5 ayat 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
41
Pasal 5 ayat 5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
42
Pasal 5 ayat 6 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
43
Pasal 5 ayat 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
44
Pasal 31 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
45
Pasal 31 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
dibentuk  berdasarkan  undang-undang  untuk  kegiatan  pelayanan  publik,  dan  badan hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Pelaksana  pelayanan  publik  atau  pelaksana  merupakan  pejabat,  pegawai, petugas,  dan  setiap  orang  yang  bekerja  di  dalam  organisasi  penyelenggara  yang
bertugas  melaksanakan  tindakan  atau  serangkaian  tindakan  pelayanan  publik, masyarakat  merupakan  seluruh  pihak,  baik  warga  negara  maupun  penduduk  sebagai
orang-perseorangan,  kelompok,  maupun  badan  hukum  yang  berkedudukan  sebagai penerima  manfaat  pelayanan  publik,  baik  secara  langsung  maupun  tidak  langsung,
standar  pelayanan  merupakan  tolak  ukur  yang  dipergunakan  sebagai  pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban
dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat,  mudah,  terjangkau,  dan  terukur,  maklumat  pelayanan  merupakan  pernyataan
tertulis  yang  berisi  keseluruhan  rincian  kewajiban  dan  janji  yang  terdapat  dalam standar pelayanan.
Sistem informasi pelayanan publik atau sistem informasi merupakan rangkaian kegiatan  yang  meliputi  penyimpanan  dan  pengelolaan  informasi  serta  mekanisme
penyampaian informasi dari penyelenggara kepada masyarakat dan sebaliknya dalam bentuk  lisan,  tulisan  Latin,  tulisan  dalam  huruf  Braile,  bahasa  gambar,  danatau
bahasa  lokal,  serta  disajikan  secara  manual  ataupun  elektronik,  mediasi  merupakan penyelesaian  sengketa  pelayanan  publik  antarpara  pihak  melalui  bantuan,  baik  oleh
ombudsman  sendiri  maupun  melalui  mediator  yang  dibentuk  oleh  ombudsman, ajudikasi  merupakan  proses  penyelesaian  sengketa  pelayanan  publik  antarpara  pihak
yang  diputus  oleh  ombudsman,  menteri  merupakan  menteri  dimana  kementerian berada  yang  bertanggung  jawab  pada  bidang  pendayagunaan  aparatur  Negara.
Ombudsman  merupakan  sebuah  lembaga  negara  yang  mempunyai  kewenangan
Universitas Sumatera Utara
mengawasi  penyelenggaraan  pelayanan  publik,  baik  yang  diselenggarakan  oleh penyelenggara  negara  dan  pemerintahan  termasuk  yang  diselenggarakan  oleh  badan
usaha  milik  negara,  badan  usaha  milik  daerah,  dan  badan  hukum  milik  negara  serta badan  swasta,  maupun  perseorangan  yang  diberi  tugas  menyelenggarakan  pelayanan
publik  tertentu  yang  sebagian  atau  seluruh  dananya  bersumber  dari  anggaran pendapatan dan belanja negara danatau anggaran pendapatan dan belanja daerah.
46
Undang Undang pelayanan publik diterbitkan untuk membangun kepercayaan masyarakat  atas  pela  yanan  publik  yang  dilakukan  oleh  para  penyelenggara  negara
agar supaya seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara, selain itu juga sebagai  upaya  untuk  mempertegas  hak  dan  kewajiban  setiap  warga  negara  serta
terwujud  nya  tanggung  jawab  penyelenggara  negara  dalam  menyelenggarakan pelayanan publik.
Undang  Undang  pelayanan  publik  ini  juga  merupakan  upaya  untuk meningkatkan  kualitas  dan  menjamin  penyediaan  pelayanan  publik  sesuai  dengan
asas  umum  pemerintahan  yang  baik,  serta  mem  berikan  jaminan  dan  perlindungan bagi  setiap  warga  negara  dari  penyalahgunaan  wewenang  didalam  penyelenggaraan
pemerintahan terutama yang menyangkut bidang pelayanan publik. Di dalam undang undang  ini  diatur  dengan  tegas  tentang  hak  dan  kewajiban  para  penyelenggara
pelayanan publik dan para pengguna pelayanan publik. Hak para penyelenggara pelayanan publik, antara lain : memberikan pelayanan
tanpa dihambat  pihak lain yang bukan tugasnya,  melakukan kerja  sama,  mempunyai anggaran  pembiayaan  penyelenggaraan  pelayananan  publik  melakukan  pembelaan
terhadap  pengaduan  dan  tuntutan  yang  tidak  sesuai  dengan  kenyaan  dalam
46
http:xpresipena.blogspot.com201106implementasi-uu-nomor-25-tahun-2009.html, diakses tanggal 6 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
penyelenggaraan  pelayanan  publik  dan  menolak  permintaan  yang  berten-tangan dengan  peraturan  perundangan.  Penyelenggara  berkewajiban  menyusun  dan
menetapkan  standar  pelayanan,  menyusun,menetapkan  dan  memublikasikan maklumat pelayanan, menempatkan pelak sana yang kompeten, menyediakan sarana,
prasarana,  dan    atau  fasilitas  pelayanan  publik  yang  mendukung  terciptanya  iklim pelayanan  yang  memadai,mem  berikan  pelayanan  yang  berkuali  tas  sesuai  dengan
asas  penyelenggaraan  pelayanan  publik,  melaksanakan  pelayanan  sesuai  dengan standar pelayanan, berpar tisipasi aktif, dan mematuhi pera turanperundang-undangan
yang  terkait  dengan  penyelenggaraan  pe  layanan  publik,  memberikan  per- tanggungjawaban terhadap pelayan an  yang  diselenggarakan,  memban  tu masyarakat
dalam  memahami  hak  dan  tanggung  jawabnya,  mem-berikan  pertanggung  sesuai dengan  hukum  yang  berlaku  apabila  meng  undurkan  diri  atau  melepaskan  tanggung
jawabnya  atas  posisi  atau  jabatan,  memenuhi  panggilan  atau  mewakiliorganisasi untuk  hadir  atau  melaksanakan  perintah  suatu  tindakan  hukum  atas  permintaan
pejabat  yang  berwenang dari  lembaga negara atau instansi  peme rintah  yang  berhak, berwenang dan sah sesuai dengan peraturan perun dang-undangan.
47
B.  Standar pelayanan Publik
Standar  pelayanan  adalah  tolok  ukur  yang  dipergunakan  sebagai  pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban
dan janji Penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau, dan terukur.
48
Standar  pelayanan  merupakan  suatu  komitmen  penyelenggara  pelayanan untuk  menyediakan  pelayanan  dengan  suatu  kualitas  tertentu  yang  ditentukan  atas
47
http:www.mediapendidikan.info201009undang-undang-nomor-25-tahun-2009.html, diakses tanggal 6 Mei 2015
48
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
dasar  perpaduan  harapan-harapan  masyarakat  dan  kemampuan  penyelenggara pelayanan.  Penetapan  standar  pelayanan  yang  dilakukan  melalui  proses  identifikasi
jenis  pelayanan,  identifikasi  pelanggan,  identifikasi  harapan  pelanggan,  perumusan visi  dan  misi  pelayanan,  analisis  proses  dan  prosedur,  sarana  dan  prasarana,  waktu
dan  biaya  pelayanan.  Proses  ini  tidak  hanya  akan  memberikan  informasi  mengenai standar  pelayanan  yang  harus  ditetapkan,  tetapi  juga  informasi  mengenai
kelembagaan  yang  mampu  mendukung  terselenggaranya  proses  manajemen  yang menghasilkan pelayanan  sesuai  dengan  standar yang telah  ditetapkan. Informasi lain
yang  juga.dihasilkan  adalah  informasi  mengenai  kuantitas  dan  kompetensi- kompetensi  sumber  daya  manusia  yang  dibutuhkan  serta  distribusinya  beban  tugas
pelayanan yang akan ditanganinya.
49
Penyusunan  Standar  pelayanan  publik,  tidak  saja  membuat  dokumen  yang berisi  janji  dan  rangkaian  kegiatan  pelayanan  beserta  syarat  syaratnya.  Namun  pada
dasarnya,  penyusunan  standar  pelayanan  publik  adalah  mengkonstruksi  dan rekonstruksi suatu rangka kewenangan, organisasi dan kegiatan pelayanan sedemikian
rupa  sehingga  terjadi  sistematisasi  yang  menuju  ke  suatu  tujuan  yang  diharapkan. Dengan  kata  lain  penyusunan  standar  pelayanan  publik  adalah  melakukan  penataan
kelembagaan.  Oleh  karena  itu,  penyusunan  standar  akan  sulit  dimulai  dan  di laksanakan  apabila  dalam  organisasi  tersebut  belum  ada  sistematisasi  dalam
kewenangan,  organisasi  dan  kegiatan.  Penyusunan  standar  pelayanan  terpadu misalnya,  akan  sulit  dilakukan  bila  masing-masing  dinas  masih  berusaha
mempertahankan kekuasaannya.
49
Rajadarius Putra, Kebijakan Pemerintah terhadap Pelayanan Publik”, https:rajadariusputra.wordpress.com20140428kebijaksanaan-pemerintah.html, diakses tanggal 6
Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan  pandangan  tersebut  diatas,  maka  dalam  penyusunan  standar pelayanan  publik,  dipersyaratkan  terjadinya  penataan  kelembagaan  yang  sudah  jelas
dan tepat. Keadaan ini dapat diketahui melalui studi kebijakan yang mengkaji tentang rangkaian  kebijakan,  distribusi  kekuasaan  dan  tata  organisasi.  Apabila  dalam  suatu
organisasi  belum  memiliki  penataan  kelembagaan  yang  tepat,  maka  penyusunan standar  pelayanan akan  dilakukan secara  bersamaan antara  menata kelembagaan  dan
menyusun  standar  pelayanan.  Dalam  posisi  ini  pasti  diperlukan  perubahan kelembagaan  yang  hanya  dapat  dilakukan  bila  didukung  oleh  kepemimpinan  yang
berpihak pada standar yang disusun. Penyusunan  standar  pelayanan,  tentu  saja  dengan  mudah  dapat  menuliskan
harapan  masyarakat  diatas  di  dalam  buku  standard  pelayanan  namun  masalahnya apakah  harapan  seperti  itu  bisa  dicapai  atau  tidak.  Bila  sekedar  janji  tentu  saja
pernyataan  harapan  masyarakat  tersebut  bisa  di  tulis,  tapi  janji  yang  tidak  terpenuhi akan  menyebabkan  ketidakpuasan  masyarakat  yang  mendalam  karena  merasa
dibohongi.  Untuk  memberikan  bukti  bahwa  penyataan  yang  ditulis  dalam  standar pelayanan  memang  benar,  maka  harus  dirumuskan  bagaimana  tata  pelayanan  yang
benar  benar  dapat  memberikan  mudah  tidak  berbelit  dalam  satu  loket.  Untuk mencapai tujuan tersebut maka diperlukan penataan kedalam agar unit-unit kerja yang
terkait  dengan  penyediaan  pelayanan  perijinan  tersebut  harus  mau  menyerahkan kewenangan  pengesahannnya  kepada  satu  orang  ketua  kantor  pelayanan  terpadu.
Dengan  penyerahan  kewenangan  tersebut  maka  masyarakat  yang  dapat  ke  kantor pelayanan terpadu akan dilayani langsung oleh satu kewenangan dan satu organisasi.
Namun  masalahnya  bila  di  kantor  tersebut  ternyata  belum  ada  kesepakatan antara Dinas atau unit kerja terkait dengan kantor perijinan terpadu, maka akan terjadi
tarik  menarik  kewenangan  dan  proses  yang  bolak  balik  antara  kantor  pelayanan
Universitas Sumatera Utara
terpadu dengan dinas atau unit perijinan terkait. Dalam keadaan penataan kewenangan yang  belum  selesai  ini,  maka  walaupun  di  kantor  pelayanan  terpadu  hanya  ada  satu
loket yang didatangi oleh masyarakat namun secara kelembagaan hal ini belum dapat dikatakan  baik  karena  tata  kelembagaannya  masih  belum  terpadu.  Oleh  karena  itu,
menyusun  standar  pelayanan  pada  dasarnya  tidak  sekedar  menulis  harapan  dan keinginan tetapi lebih  dari itu standar pelayanan publik  merupakan penulisan realitas
kelembagaan tata kewenangan dan organisasi serta perilaku yang diharapkan dalam suatu organisasi secara keseluruhan.
50
Dalam  penyelenggaraan  pelayanan  publik  setidaknya  harus  memiliki  standar pelayanan,  hal  ini  bertujuan  agar  adanya  kepastian  bagi  pemberi  pelayanan  didalam
pelaksanaan  tugas  dan  fungsinya,  sementara  bagi  penerima  pelayanan  dalam  proses pengajuan  permohonannya.  Standar  Pelayanan  merupakan  ukuran  yang  dibakukan
dalam  penyelenggaraan  pelayanan  publik  sebagai  pedoman  yang  wajib  ditaati  dan dilaksanakan  oleh  penyelenggara  pelayanan,  dan  menjadi  pedoman  bagi  penerima
pelayanan dalam proses pengajuan permohonan, serta sebagai alat kontrol masyarakat danatau penerima layanan atas kinerja penyelenggaraan pelayanan.
51
Standar  Pelayanan  Publik  merupakan  suatu  bentuk  komitmen  atau  janji  dari penyelenggara  pelayanan  untuk  memberikan  pelayanan  yang  primaberkualitas
kepada  masyarakat  dan  disamping  itu  sebagai  tolok  ukur  dan  pedoman  baik  bagi pemberi  pelayanan  maupun  bagi  penerima  pelayanan. Berkaitan dengan hal tersebut,
guna  menjamin  penyelenggaraan  pelayanan  publik  yang  berkualitas,  maka  Badan Pengelola  Keuangan  dan  Aset  Daerah  memiliki  Standar  Pelayanan  Publik  sebagai
pedoman  penyelenggaraan  pelayanan  dan  acuan  penilaian  kualitas  pelayanan  di
50
Aswawi Rewansyah, Op.Cit, , hal 50
51
Hardiyansyah.  Kualitas  Pelayanan  Publik  :  Konsep,  Dimensi,  Indikator,  dan Implementasinya. Yogyakarta : Penerbit Gava Media, 2011, hal 28
Universitas Sumatera Utara
bidang pengelolaan keuangan dan aset. Dalam hal ini standarisasi pelayanan menjadi aspek  penting  agar  pelayanan  disuatu  tempat  dengan  tempat  lainnya  tidak  terlalu
berbeda.  Pemerintah  telah  menerbitkan  peraturan  perundangundangan  yang  telah memberikan landasan untuk penyelenggaraan pelayanan publik  yang didasarkan atas
azas-azas umum pemerintahan yang baik.
52
Standar  pelayanan  memuat  norma-norma  pelayanan  yang  akan  diterima  oleh pengguna layanan. Dalam  hal ini  standar  pelayanan  harus  memuat standar perlakuan
terhadap pengguna, standar kualitas  produk out-put yang  diperoleh  masyarakat dan standar  informasi  yang  dapat  diakses  oleh  pengguna  layanan.
53
Pemerintah  pada tanggal 18 Juli 2009 yang baru  lalu telah  mengesahkan keberadaan  Undang  Undang
Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik. Pelaksana  berkewajiban:  melakukan  kegiatan  pelayanan  sesuai  dengan
penugasan  yang  diberikan  kepadanya,  memberikan  pertanggung  jawaban  atas pelaksnaan  pe-layanan  sesuai  dengan  peraturan  perundang-undangan,  memenuhi
panggilan  untuk  hadir  atau  melaksa  nakan  perintah  atau  suatu  tindakan  hukum  atas permintaan  pejabat  yang  berwenang  dari  lembaga  negara  atau  instansi  pemerintah
yang  berhak,  berwenang  dan  sah  sesuai  dengan  peraturan  perundang-unda  ngan, memberikan  pertanggung  jawaban  apabila  mengundurkan  diri  atau  melepaskan
tanggungjawab  sesuai  dengan  peraturan  perun  dangundangan;  dan  melakukan evaluasi  dan  membuat  laporan  keuangan  dan  kinerja  kepada  penyelenggara  secara
berkala.  Larangan  bagi  pelaksana  pelayanan  publik  antara  lain,  merangkap  sebagai komisaris atau pengurus organisasi usaha bagi pelaksana yang berasal dari lingkungan
52
Cici Capin,
“Pelayanan Pub;ik
Pemerintah Indonesia”,
http:www.cilacapin.com201501pelayanan-publik-pemerintahan-indonesia.html,  diakses  tanggal  7 Mei 2015
53
Ika Wahyuda
Nadin, Reformasi  Birokrasi  dalam  Pelayanan  Publik”,
http:ikatanudaunikabupatensolok.blogspot.com201105reformasi-birokrasi-dalam-pelayanan.html, diakses tanggal 7 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
instansi  pemerintah,  badan  usaha  milik  negara,  dan  badan  usaha  milik  daerah; meninggalkan  tugas  dan  kewajiban,  kecuali  mempunyai  alasan  yang  jelas,  rasional,
dan  sah  sesuai dengan peraturan perun- dang-undangan; menambah  pelak sana tanpa persetujuan  Penyelenggara;  membuat  perjanjian  kerja  sama  dengan  pihak  lain  tanpa
persetujuan penyelenggara; dan melanggar asas penyelenggaraan pelayanan publik.
54
Adapun  hak  dan  kewajiban  masyarakat  adalah  sebagai  berikut  :  mengetahui kebenaran  isi  standar  pelayanan;  mengawasi  pelaksanaan  standar  pelayanan;
mendapat  tanggapan  terhadap  pengaduan  yang  diajukan;  mendapat  advokasi, perlindungan,  danatau  pemenuhan  pelayanan;  memberitahukan  kepada  pimpinan
penyelenggara untuk memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai  dengan  standar  Pelayanan;  memberita  hukan  kepada  pelaksana  untuk
memperbaiki pelayanan apabila pelayanan yang diberikan tidak sesuai dengan standar pelayanan; mengadukan pelaksana yang melakukan Penyimpangan standar pelayanan
danatau tidak mem perbaiki pelayanan kepada penye lenggara dan Ombudsman; men dapat pelayanan yang berkualitas sesuai dengan asas dan tujuan pelayanan.
55
Adanya  standar  pelayanan,  memungkinkan  adanya  perbaikan  kualitas  atau mutu  pelayanannya  secara  berkelanjutan  continous  improvement.  Karena  dengan
adanya standar pelayanan organisasi  dapat terus  menerus memperbaiki pelayanannya dari  aspek  persyaratan  pelayanan,  prosedur  pelayanan,  waktu  pelayanan,  dan  biaya.
Standar  pelayanan  juga  mensyaratkan  adanya  pengelolaan  pengaduan  yang merupakan  wadah  bagi  mekanisme umpan  balik dari  masyarakat,  sehingga birokrasi
54
http:www.mediapendidikan.info201009undang-undang-nomor-25-tahun-2009.html, diakses tanggal 7 Mei 2015
55
Pasal 18 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
dapat  lebih  memahami  apa  yang  sebenarnya  diinginkan  oleh  masyarakat  dan bagaimana dan apa yang seharusnya mereka lakukan dalam memberikan pelayanan.
56
Penyelenggara  berkewajiban  menyusun  dan  menetapkan  standar  pelayanan dengan  memperhatikan  kemampuan  Penyelenggara,  kebutuhan  masyarakat,  dan
kondisi  lingkungan.
57
Dalam  menyusun  dan  menetapkan  standar  pelayanan, Penyelenggara wajib mengikutsertakan masyarakat dan pihak terkait.
58
Penyelenggara berkewajiban  menerapkan  standar  pelayanan.  Pengikutsertaan  masyarakat  dan  pihak
terkait  dilakukan  dengan  prinsip  tidak  diskriminatif,  terkait  langsung  dengan  jenis pelayanan,
memiliki kompetensi
dan mengutamakan
musyawarah, serta
memperhatikan  keberagaman.
59
Penyusunan  standar  pelayanan  dilakukan  dengan pedoman tertentu yang diatur lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
60
Komponen  standar  pelayanan  sekurang-kurangnya  meliput:  dasar  hukum; persyaratan;  sistem,  mekanisme,  dan  prosedur;  jangka  waktu  penyelesaian;
biayatarif;  produk  pelayanan;  sarana,  prasarana,  danatau  fasilitas;  kompetensi Pelaksana; pengawasan internal; penanganan pengaduan, saran, dan masukan; jumlah
Pelaksana;  jaminan  pelayanan  yang  memberikan  kepastian  pelayanan  dilaksanakan sesuai  dengan  standar  pelayanan;jaminan  keamanan  dan  keselamatan  pelayanan
dalam bentuk komitmen untuk memberikan rasa aman, bebas dari bahaya, dan risiko keragu-raguan; dan evaluasi kinerja Pelaksana.
61
Setiap  penyelenggaraan  pelayanan  publik  harus  memiliki  standar  pelayanan, sebagai  jaminan  adanya  kepastian  bagi  pemberi  didalam  pelaksanaan  tugas  dan
fungsinya  dan  bagi  penerima  pelayanan  dalam  proses  pengajuan  permohonannya.
56
Op.Cit, Standar Pelayanan Publik, hal 116
57
Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
58
Pasal 20 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
59
Pasal 20 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
60
Pasal 20 ayat 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
61
Pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publi
Universitas Sumatera Utara
Standar  pelayanan  merupakan  ukuran  yang  di  bakukan  dalam  penyelenggaraan pelayanan  publik  sebagai  pedoman  yang  awajib  ditaati  dan  dilaksanakan  oleh
penyelenggara pelayanan, dan menjadi pedoman bagi penerima layanan dalam proses pengajuan  permohonan,  serta  sebagai  control  masyarakat  danatau  penerima  layanan
atas  kinerja  penyelenggara  pelayanan.  Oleh  karena  itu  perlu  disusun  dan  ditetapkan standar  pelayanan  sesuai  dengan  sifat,  jenis  dan  karakteristik  layanan  yang
diselenggarakan serta memperhatikan lingkungan. Untuk melengkapi standar pelayanan tersebut diatas, ditambahkan materi muatan
yang  dikutip  dari  rancangan  undang-undang  tentang  pelayanan  publik  yang  cukup realistis untuk menjadi materi muatan Standar Pelayanan Publik, sehingga susunannya
menjadi sebagai berikut; 1.
Dasar Hukum
Peraturan perundang-undangan
yang menjadi
dasar penyelenggaraan pelayanan.
2. Persyaratan
Syarat  yang  harus  dipenuhi  dalam  pengurusan  suatu  jenis  pelayanan,  baik persyaratan teknis maupun administratif.
3. Sistem, mekanisme dan prosedur
yaitu tata cara pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan.
4. Waktu Penyelesaian
Jangka  waktu  yang  diperlukan  untuk  menyelesaikan  seluruh  proses  pelayanan dari setiap jenis pelayanan.
5. Biaya  Pelayanan  Biayatarif  pelayanan  termasuk  rinciannya  yang  ditetapkan
dalam proses pemberian pelayanan.
Universitas Sumatera Utara
6. Produk  Pelayanan  Ialah  hasil  pelayanan  yang  diberikan  dan  diterima  sesuai
dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 7.
Sarana  dan  Prasarana,  danatau  fasilitas  Peralatan  dan  fasilitas  yang  diperlikan dalam penyelenggaraan pelayanan bagi kelompok rentan.
8. Kompetensi  Pelaksanaan  Kemampuan  yang  harus  dimiliki  oleh  pelaksana
meliputi pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan pengalaman. 9.
Pengawasan Intern Pengendalian yang dilakukan oleh pimpinan satuan kerja atau atasan langsung pelaksana.
10. Penanganan  pengaduan,  saran,  dan  masukan  Tata  cara  pelaksanaan  penanganan
pengaduan dan tindak lanjut 11.
Jumlah pelaksana Tersedianya pelaksana sesuai dengan beban kerja. 12.
Jaminan Pelayanan Memberikan kepastian pelayanan dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan.
13. Jaminan  keamanan  dan  keselamatan  pelayanan  dalam  bentuk  komitmen  untuk
memberikan  rasa  aman,  bebas  dari  bahaya,  risiko  keragu-raguan.  Kepastian member kan rasa aman dan bebas dari bahaya, risiko, dan keragu-raguan.
14. Evaluasi
kinerja  pelaksana  Penilaian  untuk  mengetahui  seberapa  jauh pelaksanaan kegiatan sesuai dengan standar pelayanaan.
62
Dalam  Pembahasan,  perumusan  dan  penyusunan  standar  pelayanan seharusnya  melibatkan  aparat  yang  terkait  dengan  pelayanan  untuk  membangun
komitmen  mencapai tujuan bersama yang ditetapkan  dalam, visi,  misi suatu instansi. Tidak  kalah  pentingnya  melibatkan  masyarakat  stakeholder,  dan  pelaksanaannya
tidak bersifat formalitas.
63
62
Pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
63
Paimin  Napitupulu.  Pelayanan  Publik  dan  Customer  Statisfiction.  Bandung:  Penerbit Alumni, 2007, hal 38
Universitas Sumatera Utara
C.  Instansi Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Kegiatan pelayanan publik diselenggarakan oleh instansi pemerintah.  Instansi pemerintah  merupakan  sebutan  kolektif  meliputi  satuan  kerja  atau  satuan  orang
kementrian,  departemen,  lembaga,  pemerintahan  non  departemen,  kesekertariatan lembaga  tertinggi  dan  tinggi  negara,  dan  instansi  pemerintah  lainnya,  baik  pusat
maupun  daerah  termasuk  Badan  Usaha  Milik  Daerah.  Sebagai  penerima  pelayanan publik  adalah  orang,  masyarakat,  instansi  pemerintah  dan  badan  hokum  Kegiatan
pelayanan  publik  atau  disebut  juga  dengan  pelayanan  umum,  yang  biasanya menempel  di  tubuh  lembaga  pemerintahan  dinilai  kurang  dapat  memenuhi  tugasnya
sesuai  dengan  harapan  masyarakat,  sebgai  konsumen  mereka.  Salah  satu  yang dianggap  sebagai  biang  keladinya  adalah  bentuk  orang  birokrasi,  sehingga  birokrasi
seperti dikemukakan oleh Achmat Batinggi adalah : “Merupakan tipe dari orang yang
dimaksudkan  untuk  mencapai  tugas-tugas  administratif  yang  besar  dengan  cara mengkoordinir secara sistematis teratur pekerjaan dari
banyak orang.”
64
Dewasa ini penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia masih dihadapkan pada  kondisi  dan  fakta  yang  belum  sesuai  dengan  kebutuhan  serta  perubahan  di
berbagai  bidang  kehidupan  bermasyarakat,  berbangsa  dan  bernegara.  Jika  dicermati secara  seksama  ini  bisa  disebabkan  oleh  ketidaksiapan  aparatur  pemerintah  didalam
menanggapi  terjadinya  transformasi  nilai  yang  berdimensi  luas  serta  rendahnya kesadaran  hukum  pejabat  hukum,  juga  disebabkan  dampak  dari  berbagai  masalah
pembangunan  yang  kompleks.  Sementara  itu  tatanan  baru  masyarakat  Indonesia dihadapkan  pada  suatu  harapan  bahkan  desakan  serta  tantangan  global  yang  dipicu
oleh  kemajuan  ilmu  pengetahuan,  teknologi,  informasi,  komunikasi,  transportasi,
64
Ahmad  Batinggi,  Manajerial  Pelayanan  Umum.  Jakarta:  Universitas  Terbuka,  1999,  hal 53
Universitas Sumatera Utara
investasi,  mobilitas  masyarakat dan perdagangan.  Kondisi  dan  perubahan  cepat yang diikuti  pergeseran  nilai  yang  tidak  cepat  ditanggapi  atau  disigapi  secara  bijak  oleh
para  pelaku  pelayan  publik  mengakibatkan  masyarakat  kecewa  didalam  berbagai aspek  kebutuhan  pelayanan  di  bidang  pembangunan,  padahal  kita  perlu  membangun
kepercayaan  masyarakat  guna  mewujudkan  cita-cita  dan  pembangunan  nasional berbasis hukum dan keadilan.
65
Pelayanan  publik  yang  diselenggarakan  oleh  pemerintah  instansi  dan dijalankan  oleh  aparat  birokrasi  cenderung  mempunyai  prosedur  yang  panjang  dan
kompleks, banyak keluhan  dari  warga terhadap  berbelit-belitnya prosedur pelayanan, ketidakpastian  waktu  dan  biaya  serta  perlakuan  petugas  pelayanan  yang  tidak
simpatik,  namun  mereka  cenderung  tidak  berdaya  karena  tidak  ada  mekanisme  dan tempat menyampaikan keluhan.
66
Instansi  sebagai  pihak  yang  bertanggung jawab  dalam  pemenuhan kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan pelayanan
administratif,  telah  gagal  menempatkan  dirinya  menjadi  institusi  yang  bisa melindungi  dan  memperjuangkan  kebutuhan  dan  kepentingan  publik.
67
Untuk merespon  hal  tersebut,  pemerintah  menerbitkan  Undang-undang  Nomor  25  Tahun
2009 tentang Pelayanan Publik, meski undang-undang ini nampaknya agak terlambat dikeluarkan  namun  paling  tidak  diharapkan  mampu  menjadi  alat  terapi  guna
memperbaiki kinerja pelayanan publik. Pada  dasarnya  pelayanan  publik  merupakan  suatu  kegiatan  yang  dilakukan
untuk membantu atau memberi kemudahan kepada publik melalui penyediaan barang
65
Nomensen  Sinamo,  Hukum  Administrasi  Negara,  Jakarta:  Penerbit  Jala  Permata  Aksara, 2015, hal 70
66
Fikrya Priadi, “Reformasi Kelembagaan Pelayanan Publik”, http:fikryapriadi.blogspot.com201105reformasi-kelembagaan-pelayanan-publik.html, diakses
tanggal 7 Mei 2015
67
Dwiyanto, dkk, Op.Cit, hal 3
Universitas Sumatera Utara
dan  jasa  yang  diperlukan.  Masyarakat  sebagai  pihak  yang  ingin  memperoleh pelayanan  tentunya  mendambakan  pelayanan  yang  baik  dan  memuaskan  dari
pemberipenyelenggara  pelayanan  publik.  Penyelenggara  pelayanan  publik  adalah instansi pemerintah. Instansi pemerintah adalah sebutan kolektif yang meliputi satuan
kerja  maupun  satuan  organisasi  kementerian,  serta  Departemen  Kesekretariatan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara dan Instansi Pemerintah lainnya, baik itu pusat
maupun daerah serta didalamnya termasuk Badan Usaha Milik Negara, Badan Hukum Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah.
Penyelenggara  pelayanan  publik  yang  selanjutnya  disebut  Penyelenggara adalah  setiap  institusi  penyelenggara  negara,  korporasi,  lembaga  independen  yang
dibentuk  berdasarkan  undang-undang  untuk  kegiatan  pelayanan  publik,  dan  badan hukum  lain  yang  dibentuk  semata-mata  untuk  kegiatan  pelayanan  publik.
68
Atasan satuan  kerja  Penyelenggara  adalah  pimpinan  satuan  kerja  yang  membawahi  secara
langsung satu atau lebih satuan kerja yang melaksanakan pelayanan publik.
69
Dalam rangka  mempermudah  penyelenggaraan  berbagai  bentuk  pelayanan  publik,  dapat
dilakukan  penyelenggaraan  sistem  pelayanan  terpadu.
70
Pengaturan  mengenai  sistem pelayanan terpadu lebih lanjut dalam peraturan pemerintah.
71
Penyelenggara  berkewajiban  melaksanakan  evaluasi  terhadap  kinerja Pelaksana  di  lingkungan  organisasi  secara  berkala  dan  berkelanjutan.
72
Berdasarkan hasil  evaluasi,  Penyelenggara  berkewajiban  melakukan  upaya  peningkatan  kapasitas
Pelaksana.
73
Penyelenggara  berkewajiban  melakukan  penyeleksian  dan  promosi Pelaksana  secara  transparan,  tidak  diskriminatif,  dan  adil  sesuai  dengan  peraturan
68
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
69
Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
70
Pasal 9 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
71
Pasal 9 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
72
Pasal 10 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
73
Pasal 10 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
perundang-undangan.
74
Penyelenggara  wajib  memberikan  penghargaan  kepada Pelaksana yang memiliki prestasi kerja.
75
Penyelenggara wajib memberikan hukuman kepada  Pelaksana  yang  melakukan  pelanggaran  ketentuan  internal  penyelenggara.
76
Ketentuan  lebih  lanjut  mengenai  mekanisme  pemberian  penghargaan  dan  hukuman ditentukan oleh Penyelenggara.
77
Dalam  pelayanan  publik  pemerintahan  Indonesia  terdapat  beberapa  faktor pendukung  yang  penting  diantaranya:  Faktor  kesadaran  pejabat  serta  petugas  yang
berkecimpung didalam pelayanan publik;
78
1. Faktor aturan yang menjadi landasan kerja pelayanan;
2. Faktor  organisasi  yang  merupakan  alat  serta  sistem  yang  memungkinkan
berjalannya mekanisme kegiatan pelayanan; 3.
Faktor pendapatan yang dapat memenuhi kebutuhan hidup minimum; 4.
Faktor ketrampilan petugas 5.
Faktor sarana dalam pelaksanaan tugas pelayanan. Penyelenggara  pelayanan  publik  itu  sendiri  adalah  setiap  institusi
penyelenggara,  korporasi,  lembaga  independen  yang  dibentuk  berdasarkan  undang- undang  untuk  kegiatan  pelayanan  publik,  dan  badan  hukum  lain  yang  dibentuk
semata-mata  untuk  kegiatan  pelayanan  publik.  Penyelenggaraan  pelayanan  publik juga dibagi atas dua bentuk yaitu :
1. Penyelenggaraan  Pelayanan  Publik  Primer,  yaitu  pemerintah  memegang
kekuasaan  penuh  dalam  menyelenggarakan  pelayanan  publik  di  bidang-bidang
74
Pasal 11 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
75
Pasal 11 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
76
Pasal 11 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
77
Pasal 11 ayat 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
78
Agus Dwiyanto, Op.Cit, hal 88
Universitas Sumatera Utara
tertentu  yang  tidak  bisa  diserahkan  kepada  pihak  lain  seperti  KTP,KK,SIM  dan lain sebagainya.
2. Penyelenggaraan  pelayanan  Publik  Sekunder,  yaitu  penyelenggaraan  pelayanan
publik tersebut dapat diserahkan kepada pihak lain sesuai dengan peraturan yang berlaku
seperti transportasi,
komunikasi, dan
lain sebagainya.
Penyelenggara pelayanan publik harus benar-benar dapat mengakomodasi semua kebutuhan  masyarakat  dan  memberikan  palayaan  yang  baik  serta  bertanggung
jawab.  Pemerintah  sebagai  penyelenggara  pelayanan  publik  yang  utama seharusnya  dapat  memberikan  pelayaan  publik  yang  tidak  berbelit-belit,
transparan,  serta  akuntabel.  Namun  pemerintah  yang  memegang  hak  untuk menguasai  seluruh  penyelenggaraan  pelayanan  publik  primer  tersebut  malah
memberikan  pelayanan  yang  buruk  kepada  masyarakat  yang  membutuhkan pelayanan primer tersebut. Hal ini terbukti dari laporan masyarakat yang merasa
selalu dipersulit dan mendapatkan pelayanan yang buruk dari para pelayan publik di  instansi  terkait.  Padahal  kualitas  pelayanan  publik  yang  diberikan  merupakan
suatu  hal  yang  wajib  diperhatikan  oleh  setiap  penyelenggara  pelayanan  agar tujuan  dari  pelaksanaan  pelayanan  publik  yaitu  mensejahterakan  masyarakat
dapat  tercapai.  Dan  kualitas  pelayanan  publik  tersebut  dapat  diukur  dari kepuasaan pelanggan yang dalam hal ini adalah masyarakat pengguna pelayanan.
Dari  itu  dibutuhkan  suatu  sistem  yang  menjadikan  masyarakat  sebagai  pusat sentral  pelayanan  yaitu  dengan  menerapkan  sistem  Citizen  Charter.  Dengan
diberlakukannya  Citizen  Charter  maka  kepentingan  pelangganmasyarakat menjadi perhatian utama dalam proses penyelenggaraan pelayanan publik.
79
79
http:ikatanudaunikabupatensolok.blogspot.com201105reformasi-birokrasi-dalam- pelayanan.html, diakses tanggal 7 Mei 2015
Universitas Sumatera Utara
Paradigma  penyelenggaraan  pemerintahan  telah  terjadi  pergeseran  dari paradigma  rule  government  menjadi  good  governance  pemerintah  dalam
menyelenggarakan  pemerintahan,  pembangunan  dan  pelayanan  publik.  Adanya pergeseran  paradigma  instansi  pemerintah  yang  mendasar  di  berbagai  bidang
kehidupan  manusia  menjadikan  tantangan  bagi  administrasi  publik,  sejalan  dengan meningkatnya  kebutuhan  terhadap  pelayanan  masyarakat  yang  efisien  dan  responsif.
Pelayanan terhadap  masyarakat diharapkan  dapat memainkan  peranan  penting dalam upaya  peningkatan  daya  saing  dan  pembangunan  nasional,  bukan  sebagai  sumber
inefisien  dan  ketidakpastian  yang  memungkinkan  terjadinya  praktik-praktik maladministrasi.
Kerja  sama  antar  penyelenggara  meliputi  kegiatan  yang  berkaitan  dengan teknis  operasional  pelayanan  danatau  pendukung  pelayanan.
80
Dalam  hal Penyelenggara  yang  memiliki lingkup kewenangan dan tugas  pelayanan  publik tidak
dapat  dilakukan  sendiri  karena  keterbatasan  sumber  daya  danatau  dalam  keadaan darurat,  Penyelenggara  dapat  meminta  bantuan  kepada  Penyelenggara  lain  yang
mempunyai kapasitas  memadai.
81
Dalam keadaan darurat,  permintaan  penyelenggara lain  wajib  dipenuhi  oleh  penyelenggara  pemberi  bantuan  sesuai  dengan  tugas  dan
fungsi organisasi penyelenggara yang bersangkutan berdasarkan peraturan perundang- undangan.
82
Penyelenggara  memiliki  hak  yaitu  memberikan  pelayanan  tanpa  dihambat pihak  lain  yang  bukan  tugasnya;  melakukan  kerja  sama;  mempunyai  anggaran
pembiayaan  penyelenggaraan  pelayanan  publik;  melakukan  pembelaan  terhadap pengaduan dan tuntutan  yang  tidak  sesuai dengan kenyataan  dalam  penyelenggaraan
80
Pasal 12 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
81
Pasal 12 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
82
Pasal 12 ayat 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
pelayanan  publik;  dan  menolak  permintaan  pelayanan  yang  bertentangan  dengan peraturan perundang-undangan.
83
Penyelenggara  berkewajiban  yakni  menyusun  dan  menetapkan  standar pelayanan;  menyusun,  menetapkan,  dan  memublikasikan  maklumat  pelayanan;
menempatkan  pelaksana  yang  kompeten;  menyediakan  sarana,  prasarana,  danatau fasilitas  pelayanan  publik  yang  mendukung  terciptanya  iklim  pelayanan  yang
memadai; memberikan
pelayanan yang
berkualitas sesuai
dengan asas
penyelenggaraan  pelayanan  publik;  melaksanakan  pelayanan  sesuai  dengan  standar pelayanan;  berpartisipasi  aktif  dan  mematuhi  peraturan  perundang-undangan  yang
terkait dengan penyelenggaraan pelayanan publik; memberikan pertanggung jawaban terhadap  pelayanan  yang  diselenggarakan;  membantu  masyarakat  dalam  memahami
hak  dan  tanggung  jawabnya;  bertanggung  jawab  dalam  pengelolaan  organisasi penyelenggara  pelayanan  publik;  memberikan  pertanggungjawaban  sesuai  dengan
hukum yang berlaku apabila mengundurkan diri atau melepaskan tanggung jawab atas posisi  atau  jabatan;  dan  memenuhi  panggilan  atau  mewakili  organisasi  untuk  hadir
atau  melaksanakan  perintah  suatu  tindakan  hukum  atas  permintaan  pejabat  yang berwenang  dari  lembaga  negara  atau  instansi  pemerintah  yang  berhak,  berwenang,
dan sah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
84
Penyelenggara  dan  Pelaksana  berkewajiban  mengelola  sarana,  prasarana, danatau  fasilitas  pelayanan  publik  secara  efektif,  efisien,  transparan,  akuntabel,  dan
berkesinambungan  serta  bertanggung  jawab  terhadap  pemeliharaan  danatau penggantian  sarana,  prasarana,  danatau  fasilitas  pelayanan  publik.
85
Penyelenggara dilarang  memberikan  izin  danatau  membiarkan  pihak  lain  menggunakan  sarana,
83
Pasal 14 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
84
Pasal 15 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
85
Pasal 25 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
prasarana, danatau fasilitas pelayanan publik yang mengakibatkan sarana, prasarana, danatau  fasilitas  pelayanan  publik  tidak  berfungsi  atau  tidak  sesuai  dengan
peruntukannya.
86
Penyelenggara  yang  bermaksud  melakukan  perbaikan  sarana, prasarana,  danatau  fasilitas  pelayanan  publik  wajib  mengumumkan  dan
mencantumkan batas waktu penyelesaian pekerjaan secara jelas dan terbuka.
87
Perbaikan  sarana,  prasarana,  danatau  fasilitas  pelayanan  publik  dilarang mengakibatkan  terhentinya  kegiatan  pelayanan  publik.
88
Pengumuman  oleh Penyelenggara  harus  dilakukan  selambat-lambatnya  30  tiga  puluh  hari  kalender
sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai dengan memasang tanda yang memuat nama kegiatan,  nama  dan  alamat  penanggung  jawab,  waktu  kegiatan,  alamat  pengaduan
berupa  nomor  telepon,  nomor  tujuan  pesan  layanan  singkat  short  message  service sms,  laman  website,  pos-el  email,  dan  kotak  pengaduan.
89
Penyelenggara  dan Pelaksana yang tidak melakukan kewajiban dinyatakan telah melakukan kelalaian.
90
Penyelenggara berkewajiban memberikan pelayanan dengan perlakuan khusus kepada  anggota  masyarakat  tertentu  sesuai  dengan  peraturan  perundang-undangan.
91
Sarana,  prasarana,  danatau  fasilitas  pelayanan  publik  dengan  perlakuan  khusus dilarang digunakan oleh orang yang tidak berhak.
92
Penyelenggara dapat menyediakan pelayanan  berjenjang  secara  transparan,  akuntabel,  dan  sesuai  dengan  standar
pelayanan  serta  peraturan  perundang-undangan.
93
Pelayanan  berjenjang  harus mematuhi  ketentuan  tentang  proporsi  akses  dan  pelayanan  kepada  kelompok
86
Pasal 26 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
87
Pasal 28 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
88
Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
89
Pasal 28 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
90
Pasal 28 ayat 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
91
Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
92
Pasal 29 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
93
Pasal 30 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
masyarakat berdasarkan asas persamaan perlakuan, keterbukaan,  serta keterjangkauan masyarakat.
94
Peran  pemerintah dalam  sektor publik  lebih  dominan daripada  sektor  swasta. Oleh  karena  itu  fungsi-fungsi  yang  dijalankan  oleh  pemerintah  itu  sebagai  besar  di
antaranya  secara  langsung  atau  tidak  menyangkut  pelayanan  publik,  maka  dengan sendirinya distribusi atas paket-paket  pelayanan  yang  disediakan oleh pemerintah itu
pada  umumnya  akan  dilakukan  melalui  struktur  dan  mesin  birokrasi  pemerintah.
95
Dalam  keadaan  demikian  maka  penyediaan  biaya  alokasi  pelayanan  publik  itu  mau tidak  mau  sepenuhnya  akan  dikontrol  oleh  instansi  pemerintah.  Atas  dasar  itu  maka
secara tak terelakkan birokrasi pemerintah biasanya akan merupakan  a single agency yang  memainkan  peran  kunci  dalam  memberikan  pelayanan  sekaligus  mengevaluasi
efektivitas kinerja sendiri.
96
Penyelenggara  berhak  mendapatkan  alokasi  anggaran  sesuai  dengan  tingkat kebutuhan  pelayanan.
97
Selain  alokasi  anggaran  penyelenggara  dapat  memperoleh anggaran  dari  pendapatan  hasil  pelayanan  publik.
98
Dalam  hal  penyelenggaraan pelayanan  publik  dilakukan  oleh  institusi  penyelenggara  negara  dan  lembaga
independen yang dibentuk berdasarkan undang-undang, negara wajib mengalokasikan anggaran  yang  memadai  melalui  anggaran  pendapatan  dan  belanja  negara  atau
anggaran  pendapatan  dan  belanja  daerah.
99
Korporasi  danatau  badan  hukum  yang menyelenggarakan  pelayanan  publik  wajib  mengalokasikan  anggaran  yang  memadai
secara  proporsional  untuk  peningkatan  kualitas  pelayanan  publik.  Penyelenggara
94
Pasal 30 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
95
Sampara  Lukman.  Manajemen  Kualitas  Pelayanan.  Jakarta:  Penerbit  STIA  LAN  Press, 2000, hal 14
96
http:artasimamora.blogspot.compdasar-dasarpelayanan-instansi.html, diakses tanggal 7 Mei 2015
97
Pasal 32 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
98
Pasal 32 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
99
Pasal 32 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
dilarang  membiayai  kegiatan  lain  dengan  menggunakan  alokasi  anggaran  yang diperuntukkan pelayanan publik.
100
Penyelenggara berkewajiban menyediakan sarana pengaduan dan menugaskan Pelaksana  yang  kompeten  dalam  pengelolaan  pengaduan.
101
Penyelenggara berkewajiban menyusun mekanisme pengelolaan pengaduan dari penerima pelayanan
dengan  mengedepankan  asas  penyelesaian  yang  cepat  dan  tuntas.
102
Penyelenggara berkewajiban melakukan penilaian kinerja penyelenggaraan pelayanan publik secara
berkala.
103
Penyelenggara  wajib  memeriksa  pengaduan  dari  masyarakat  mengenai pelayanan  publik  yang  diselenggarakannya.
104
Penyelenggara  wajib  memutuskan hasil  pemeriksaan  pengaduan  paling  lambat  60  enam  puluh  hari  sejak  berkas
pengaduan dinyatakan lengkap
.
105
100
Pasal 32 ayat 4 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
101
Pasal 36 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
102
Pasal 37 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
103
Pasal 38 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
104
Pasal 47 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
105
Pasal 50 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik
Universitas Sumatera Utara
BAB III PELAKSANAAN PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN