Upaya Pemerintah Kecamatan Sibolga Kota dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

Pemerintah juga harus melakukan pendidikan dan pelatihan secara berkala bagi aparatur pemerintahan, sehingga memiliki kapabilitas dan profesionalitas tinggi dalam melayani masyarakat. 128

C. Upaya Pemerintah Kecamatan Sibolga Kota dalam Meningkatkan Pelayanan Publik

Efektifitas kebijakan publik akan terukur dari seberapa besar kebijakan tersebut dapat direalisasikan dan member solusi terhadap berbagai masalah publik yang sedang terjadi. Hal ini berarti bahwa pelayanan publik merupakan tindak lanjut dari penerapan kebijakan yang langsung bersentuhan dengan masalah dan kepentingan masyarakat. Dalam perkembangan konsep kebijakan publik yang kontemporer menekankan perlunya action dari pemerintah, walaupun pada awal perkembangannya kebijakan publik dapat berarti to do or not to do, yang menggambarkan diamnya pemerintah merupakan kebijakan. Akan tetapi dalam praktek, penyelenggaraan pemerintahan, not to do seringkali menimbulkan kegamangan masyarakat dalam menilai sikap pemerintah terhadap suatu masalah yang sedang berkembang. Oleh karena itu dalam paradigma yang kontemporer, kebijakan publik didorong pada to do yang berarti ada action yang nyata dari pemerintah, walaupun bisa saja action itu salah, tetapi lebih baik dari pada mendiamkan masalah. Kesalahan dalam pembuatan kebijakan masih dimungkinkan untuk dilakukan perbaikan. Dengan adanya action maka membuka peluang untuk terjadinya program pelayanan publik. 129 Menghadapi berbagai macam permasalahan yang dapat menghambat kinerja aparatur dalam pelaksanaan pelayanan publik, khususnya di bidang E-KTP dan KK, pihak kecamatan telah melakukan upaya-upaya yang antara lain : Memberikan 128 Ibid 129 Budiman Rusli, Kebijakan Publik Membangun Pelayanan Publik Yang Responsif, Bandung: Hakim Publishing, 2013, hal iv Universitas Sumatera Utara fasilitas yang memadai sebagai sarana dan prasarana pelayanan. Untuk mendukung kelancaran tugas umum, khususnya dalam hal pelayanan kepada masyarakat di Kecamatan Sibolga Kota, maka diperlukan beberapa peralatan pendukung seperti sarana komputer dan sarana pendukung lainnya. Dengan demikian, pemerintah kecamatan berkewajiban untuk memfasilitasi dan memonitoring kegiatan yang dilakukan oleh staf pelayanan. 130 Untuk meningkatkan kinerja aparat agar lebih profesional dalam pelayanan publik, upaya yang dilakukan adalah mengikutkan pegawai Kecamatan Sibolga Kota yang akan ditempatkan sebagai petugas pelayanan publik keberbagai pelatihan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan kapasitas wawasan aparatstaf di lingkungan instansi kecamatan di dalam pelayanan publik, yang selanjutnya dapat dipergunakan sebagai acuan berprilaku dan bersikap dalam layanan kepada masyarakat. Dengan demikian apabila kemampuan staf telah meningkat, maka diharapkan dalam pelayanan publik dibidang E-KTP dan KK lebih tertib dan baik. Peningkatan kemampuan sumber daya aparatur juga melalui beberapa studi banding di beberapa kecamatan yang lain. Hasil yang dicapai adalah meningkatnya wawasan dan terciptanya pemahaman yang sama bagi aparat di lingkungan kecamatan dalam melaksanakan pelayanan publik di bidang pelayanan E-KTP dan KK. Adapun peserta dari Kecamatan Sibolga Kota yang mengikuti kegiatan ini sebanyak 3 tiga orang. Menghadapi kendala di peraturan, upaya yang dilakukan adalah melakukan pembahasan Protap tentang pelayanan publik. Penataan kelembagaan Kecamatan Sibolga Kota dilaksanakan dalam rangka untuk melihat sejauh mana efisiensi dan efektifitas organisasi pelayanan dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya. 130 Hasil Wawancara Tanggal 28 April 2015 dengan narasumber Nurawiyah Hutagalung selaku Camat di Kecamatan Sibolga Kota Universitas Sumatera Utara Berdasarkan kinerja dilapangan menunjukkan bahwa ada sebagian aparat tidak dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara efisien dan efektif sehingga direkomendasikan agar dibuat prosedur tetap sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hasil selanjutnya digunakan sebagai bahan proses perumusan dan penyusunan protap yang akan disyahkan. Namun hal itu masih sebatas pembahasan belum terealisasi sampai sekarang, hambatan yang dihadapi adalah kesibukan dari para aparat dan pimpinan sehingga jadual yang telah ditetapkan untuk membuat protap belum dapat dilaksanakan. Juga adanya ketakutan dari aparat kecamatan untuk membuat peraturan tersendiri tanpa ada persetujuan dari pihak kabupaten. Dalam mengatasi kendala finansial, sejauh ini pihak kecamatan telah melaksanakan penyusunan anggaran kebutuhan dana yang dialokasikan untuk pelayanan publik Namun hal tersebut belum dapat terealisasi, mengingat hingga kini masih belum ada persetujuan dari Camat untuk ditetapkannya aturan tentang dana yang didapat oleh instansi pelayanan publik. Berdasarkan hasil wawancara saya yang bersumber dari Ibu Nurawiyah Hutagalung selaku Camat di Kecamatan Sibolga Kota upaya yang dilakukan yaitu untuk meningkatkan pelayanan publik di Kecamatan Sibolga Kota dan selalu sosialisasi kepada masyarakat agar selaras kinerja pemerintah dengan pengetahuan di masyarakat agar mereka pun tahu apa saja yang akan diperlukan, misalnya mengurus KTP dan KK agar prosesnya cepat dikerjakan karena masyarakat sudah mengerti peraturannya. 131 Upaya untuk mengatasi hambatan dari masyarakat, antara lain dilakukan dengan cara melaksanakan rapat koordinasi teknis dengan para Kepala Desa yang 131 Ibid Universitas Sumatera Utara diadakan rutin minimal tiga kali dalam satu bulan. Maksud diadakannya rapat ini adalah : pertama, untuk menyamakan persepsi diantara instansi terkait dari tingkat RT, RW, kelurahan sampai kecamatan mengenai penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya di bidang E-KTP dan KK. Kedua, membahas permasalahan yang aktual mengenai pelayanan kedua hal tersebut. Ketiga sebagai upaya sosialisasi tarif pembuatan E-KTP dan KK keseluruh Kepala Desa yang ada untuk diteruskan kepada masyarakatnya masing-masing agar tidak terjadi kesimpangsiuran. Keempat, melakukan sosialisasi tentang beberapa kelengkapan yang harus dilengkapi oleh masyarakat dan yang harus dibawa ketika mengurus E-KTP dan KK supaya ketika mengurus di tingkat kecamatan dapat dilayani dengan baik. Lewat rapat kordinasi ini juga sebagai upaya untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pelayanan publik, karena lewat koordinasi ini juga apabila ada keluhan atau permasalahan terkait dengan pelayanan publik dari masyarakat dapat disampaikan melalui Kepala Desa masing-masing untuk selanjutnya disampaikan dan dibahas di rapat koordinasi ini. Pengawasan penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan oleh pengawas internal dan pengawas eksternal. 132 Pengawasan internal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui: 133 1. pengawasan oleh atasan langsung sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 2. pengawasan oleh pengawas fungsional sesuai dengan peraturan perundang- undangan. 132 Pasal 35 ayat 1 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 133 Pasal 35 ayat 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Universitas Sumatera Utara Pengawasan eksternal penyelenggaraan pelayanan publik dilakukan melalui: 134 1. pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik; 2. pengawasan oleh ombudsman sesuai dengan peraturan perundang-undangan; dan 3. pengawasan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota. Masyarakat dapat menggugat Penyelenggara atau Pelaksana melalui peradilan tata usaha negara apabila pelayanan yang diberikan menimbulkan kerugian di bidang tata usaha Negara. 135 Dalam hal Penyelenggara melakukan perbuatan melawan hukum dalam penyelenggaraan pelayanan publik sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini, masyarakat dapat mengajukan gugatan terhadap Penyelenggara ke pengadilan. 136 134 Pasal 32 ayat 3 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 135 Pasal 51 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik 136 Pasal 52 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN