3.4 Metode Analisis Data
Untuk identifikasi masalah 1, dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu menggunakan data yang diperoleh dari petani melalui wawancara
langsung kemudian data kedua desa tersebut dibandingkan. Untuk identifikasi masalah 2, dianalisis dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
TC = TFC + TVC
Dimana : TC
= Total Cost TFC
= Total Fixed Cost Total Biaya Tetap TVC = Total Variabel Cost Total Biaya Variabel
Untuk identifikasi masalah 3, dianalisis dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Dimana : Pd
= Pendapatan Usahatani TR
= Total Penerimaan TC
= Total Biaya Kemudian untuk mengetahui perbandingan identifikasi masalah 1, 2 dan
3 dianalisis dengan menggunakan metode uji beda rata-rata t-test yang digunakan untuk membandingkan dua variabel.
Universitas Sumatera Utara
t – hitung =
Keterangan : =
Rata-rata variabel 1 = Rata-rata variabel 2
= Rata-rata standar deviasi variabel 1 = Rata-rata standar deviasi variabel 2
= Jumlah Sampel variabel 1 = Jumlah Sampel variabel 2
Kriteria uji : diterima,
ditolak ditolak,
diterima dengan formulasi H
dan H
1
= U1 = U2 = U1
≠ U2 = Rata-rata variabel 1
= Rata-rata variabel 2
Universitas Sumatera Utara
III,5 Definisi dan Batasan Operasional
Menjelaskan dan menghindari kesalahpahaman penafsiran penelitian ini, maka dibuat beberapa definisi dan batasan operasional sebagai berikut :
Definisi
1. Usahatani padi sawah adalah usahatani yang mengusahakan tanaman padi
dengan sistem manajemen dan memanfaatkan faktor produksi seoptimal dan seefisien mungkin yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan selama satu
musim tanam. 2.
Faktor produksi adalah komponen utama yang mutlak harus diperlukan dalam melakukan proses produksi pada usahatani padi sawah yang terdiri atas lahan,
pupuk, benih dan obat-obatan. 3.
Pendapatan adalah jumlah penerimaan yang diperoleh petani dari hasil usahatani dikurangi biaya produksi.
4. Biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan petani padi sawah selama proses
produksi, yang terdiri dari : biaya input produksi bibit, tenaga kerja, pupuk dan obat-obatan, biaya penyusutan, biaya lain-lain iuran P3A dan PBB dihitung
dalam rupiah per satuan luas tanam ha. 5.
Produksi adalah jumlah padi sawah yang dihasilkan ton dalam satuan luas tanam ha.
6. Penerimaan usahatani adalah produksi yang dihasilkan dikalikan dengan harga
jual yang diukur dengan harga.
Universitas Sumatera Utara
7. Pendapatan bersih usahatani adalah total penerimaan usahatani dikurangi total
biaya produksi.
Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah di Desa Kolam, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten
Deli Serdang dan Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang.
2. Waktu penelitian adalah tahun 2011.
3. Sampel adalah petani yang mengusahakan tanaman padi sawah yang sampai saat
ini masih melakukan kegiatan usahataninya.
Universitas Sumatera Utara
DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN
Deskripsi Desa Kolam
Desa Kolam berada di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah sebesar 598,65 km. Dilihat dari segi
kondisi geografis keadaan topografi desa Kolam terletak pada ketinggian ± 15 meter diatas permukaan laut dengan curah hujan rata-rata 1,936 mtahun dan suhu udara
rata-rata 32ºC. Adapun batas-batas wilayah Desa Kolam, yaitu diantaranya : 1.
Sebelah Utara : Desa PTP IX Desa Saentis
2. Sebelah Selatan : Desa Bandar Klippa
3. Sebelah Timur : Kecamatan Batang Kuis
4. Sebelah Barat
: Desa Bandar Setia Sejarah Desa Kolam
Desa Kolam adalah salah satu desa di kecamatan Percut Sei Tuan yang merupakan kampung tertua yang didirikan pada tahun 1886 oleh Datuk Tengku
Ulung. Letak Desa Kolam tepat di pinggir Sungai Percut, wilayahnya meliputi Desa Bandar Setia sampai ke Desa Bandar Klippa yang sekarang masuk ke dalam wilayah
kejuruan percut. Desa Kolam memiliki waktu tempuh ke kecamatan ± 20 menit, waktu tempuh ke ibukota kecamatan ± 0,5 jam, waktu tempuh ke kabupaten ± 1 jam,
waktu tempuh ke provinsi ± 1,5 jam dan waktu tempuh ke pusat fasilitas terdekat baik dalam bidang ekonomi, kesehatan dan pemerintahan ± 0,5 jam.
Universitas Sumatera Utara
Keadaan Penduduk Desa Kolam
Penduduk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan pada umumnya bersuku Batak dan Jawa. Jumlah penduduk di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan ini
terdiri dari 14,564 jiwa 3,093 KK dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7,896 jiwa dan perempuan sebanyak 6,668 jiwa.
Tabel 4. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
No Kelompok Umur Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Persentase
1 0–15
3,872 26,59
2 16–55
10,376 71,25
3 56
316 2,16
Jumlah 14,564
100,00
Sumber : Data Monografi Desa Kolam Tahun 2010
Tabel 4 di atas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk yang terbesar terdapat pada kelompok umur 16–55 tahun sebanyak 10,376 jiwa dengan persentase
sebesar 71,25, sedangkan penduduk yang terendah terdapat pada kelompok umur 56 tahun sebanyak 316 jiwa dengan persentase sebesar 2,16.
Penduduk Desa Kolam memiliki mata pencaharian yang berbeda-beda, mata pencaharian mereka mayoritasnya sebagai petani dan buruh bangunan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
No Uraian Jumlah Penduduk Jiwa
Persentase
1 Petani
7,572 51,99
2 Buruh bangunan
4,195 28,81
3 Buruh Pabrik
1,398 9,59
4 PNS
699 4,79
5 Pedagang
418 2,88
6 Karyawan
139 0,96
7 TNI
120 0,82
8 Peternak
23 0,16
Total 14,564
100,00
Sumber : Data Monografi Desa Kolam Tahun 2010
Tabel 5 di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan memiliki beragam pekerjaan. Sebagian besar penduduk Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan adalah berprofesi sebagai petani dan buruh bangunan. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 7,572 jiwa dengan
persentase sebesar 51,99, sedangkan yang bermata pencaharian sebagai buruh banguan sebanyak 4,195 jiwa dengan persentase sebesar 28,81.
Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu kunci utama dalam membangun dan mengembangkan masyarakat, karena pendidikan merupakan
fundamental dasar dalam pembentukan pola pikir dan pandangan masyarakat di tengah-tengah lingkungannya. Gambaran tingkat pendidikan di Desa Kolam
Kecamatan Percut Sei Tuan dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Jiwa
Persentase
1 Buta Aksara dan Angka
189 2,30
2 TK
252 3,07
3 Sekolah Dasar SD
2,212 2,69
4 Tidak Tamat SD
1,027 12,52
5 Tidak Tamat SLTP
994 12,12
6 Tamat SLTP
1,463 1,78
7 Tamat SLTA
690 8,41
8 Tidak Tamat SLTA
1,284 15,65
9 Tamat Akademi D1-D3
47 5,73
10 Tamat Sarjana
42 5,12
Total 8,200
100
Sumber : Data Monografi Desa Kolam Tahun 2010
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dijalani penduduk di Desa kolam pada umumnya dan sebahagian dari total penduduk
menyelesaikan sekolah di tingkat Sekolah Dasar SD, yaitu sebesar 2,212 jiwa 2,69, tetapi masih ada penduduk yang buta aksara dan angka, yakni sebanyak 189
jiwa 2,30.
Sarana dan Prasarana Desa Kolam
Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Desa Kolam memiliki sarana dan prasarana yang memadai
yang dapat berfungsi membantu keadaan penduduk yang lebih baik. Adapun sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Kolam dapat dilihat pada Tabel 7 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Sarana dan Prasarana di Desa Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang
No Sarana dan Prasarana
Jumlah Unit
1 Angkutan Desa
250 2
Usaha Perdagangan KiosGrosir 120
3 Warung Kelontong
75 4
Jembatan 20
5 Musholla
14 6
Pos Kamling 13
7 Posyandu
12 8
Usaha Peternakan 10
9 Sekolah Dasar SD
10 10
Taman Kanak-Kanak TK 3
11 Pendidikan Anak Usia Dini PAUD
2 12
Mesjid 5
13 Gereja
3 14
Klinik 5
15 Kilang Padi
2 16
Madrasah Tsanawiyah MTS 1
17 Vihara
1 18
Kuil 1
19 Gapoktan
1 20
Kios Saprodi 1
Sumber : Data Monografi Desa Kolam Tahun 2010
Tabel 7 di atas menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana di Desa
Kolam Kecamatan Percut Sei Tuan Kabupaten Deli Serdang cukup baik dan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat baik di bidang pendidikan, pertanian, sosial ekonomi pertanian, maupun lembaga lembaga desa lainnya yang ada seperti dalam
bidang kesehatan dan keamanan desa sehingga masyarakat di desa kolam hidup dengan aman dan tentram.
Universitas Sumatera Utara
Deskripsi Desa Wonosari
Desa Wonosari berada di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dengan luas wilayah 716 ha. Desa ini mempunyai
tofografi datar dengan batas-batas wilayahnya sebagai berikut : 1.
Sebelah Utara : Desa Penara Kebun
2. Sebelah Selatan : Desa Tanjung Baru
3. Sebelah Timur : Desa Perdamean
4. Sebelah Barat : Desa Dalu X A dan Desa Dalu X B
Luas wilayah desa ini 716 Ha. Terbagi atas luas areal darat sebesar 116 Ha dan luas areal persawahan sebesar 600 Ha. Desa ini terbagi atas 16 Dusun. Desa
Wonosari ini terletak pada ketinggian 35 mdpl. Memiliki temperatur 30°C dengan curah hujan rata-rata dari 100 mm–200 mmtahun. Desa ini berjarak lebih kurang 8
Km dari Ibukota Kecamatan Tanjung Morawa, terletak dipinggir jalan Medan-Lubuk Pakam, tepatnya di Pasar VII Kecamatan Tanjung Morawa.
Sejarah Desa Wonosari
Desa Wonosari pada masa dahulu merupakan hutan belantara, kemudian Pemerintah Belanda membuka areal ini menjadi areal perkebunan. Dengan
dibukanya daerah ini, maka banyak rakyat yang datang ke daerah ini untuk bekerja membuka lahan sekaligus menetap dan juga membuka lahan untuk mereka sendiri
untuk ditanami dengan tanaman pangan. Adapun nama Wonosari, berasal dari kata Wono yang berarti hutan dan Sari yaitu rasa, Maka Wonosari mengandung arti hutan
atau bekas hutan.
Universitas Sumatera Utara
Keadaan Penduduk Desa Wonosari
Penduduk di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa, pada umumnya bersuku Batak dan Jawa. Serta pada umumnya beragama Islam dan Kristen. Jumlah
penduduk di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa ini terdiri dari 9,950 jiwa 2,400 KK dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 5,070 jiwa dan perempuan
sebanyak 4,880 jiwa.
Tabel 8. Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
No Kelompok Umur Tahun Jumlah Penduduk Jiwa Persentase
1 0–15
3,943 39,63
2 16–55
4,721 47,45
3 56
1,286 12,92
Jumlah 9,950
100,00
Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010
Tabel 8 di atas memperlihatkan bahwa jumlah penduduk yang terbesar terdapat pada kelompok umur 16–55 tahun sebanyak 4,721 jiwa dengan persentase
sebesar 47,45, sedangkan penduduk yang terendah terdapat pada kelompok umur 56 tahun sebanyak 1,286 jiwa dengan persentase sebesar 12,92.
Mata pencaharian ataupun jenis pekerjaan penduduk di Desa Wonosari berbeda-beda tetapi mayoritasnya sebagai pelajar dan petani. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Tabel 9 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. Distribusi Penduduk Menurut Jenis Mata Pencaharian di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
No Uraian Jumlah Penduduk Jiwa
Persentase
1 Pelajar
4,934 49,59
2 Petani
1,311 13,18
3 Ibu Rumah Tangga
1,100 11,06
4 Pegawai Swasta
876 8,80
5 Pedagang
605 6,08
6 Pegawai Negeri
517 5,19
7 Pensiunan
219 2,20
8 Polisi
7 0,07
9 TNI
4 0,04
10 Lainnya 377
3,79
Total 9,950
100,00
Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010
Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa penduduk Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa memiliki beragam pekerjaan. Sebagian besar penduduk Desa
Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa adalah berprofesi sebagai pelajar dan petani. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai pelajar sebanyak 4,934 jiwa dengan
persentase sebesar 49,59, sedangkan yang bermata pencaharian sebagai petani sebanyak 1,311 jiwa dengan persentase sebesar 13,18.
Tingkat pendidikan formal merupakan salah satu kunci utama dalam membangun dan mengembangkan masyarakat, karena pendidikan merupakan
fundamental dasar dalam pembentukan pola pikir dan pandangan masyarakat di tengah-tengah lingkungannya. Gambaran tingkat pendidikan di Desa Wonosari
Kecamatan Tanjung Morawa dapat dilihat pada Tabel 10 dibawah ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Formal di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk Jiwa
Persentase
1 Belum Sekolah
527 5,29
2 TK
172 1,73
3 Sekolah Dasar SD
1,130 11,35
4 Tidak Tamat SD
534 5,38
5 SLTPSederajat
2,114 21,24
6 Tidak Tamat SLTP
21 0,21
7 Tamat SLTP
791 7,95
8 SLTASederajat
1,205 12,11
9 Tidak Tamat SLTA
32 0,33
10 Tamat SLTA 2,701
27,14 11 D1, D2, D3
148 1,49
12 Tamat D1, D2, D3 95
0,96 13 Sarjana
165 1,65
14 Tamat Sarjana 86
0,87 15 Tidak Sekolah
229 2,30
Total 9,950
100,00
Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010
Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa tingkat pendidikan yang dijalani penduduk di Desa Wonosari pada umumnya dan sebahagian dari total penduduk
menyelesaikan sekolah di tingkat SLTA sederajat, yaitu sebesar 2,701 jiwa 27,14, tetapi masih ada penduduk yang tidak menduduki bangku sekolah, yakni sebanyak
229 jiwa 2,30.
Sarana dan Prasarana Desa Wonosari
Sarana dan prasarana merupakan infrastruktur yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat. Sarana dan Prasarana kegiatan ekonomi masyarakat dapat
dilakukan. Perkembangan suatu daerah sangat membutuhkan suatu alat yang dapat
Universitas Sumatera Utara
mempercepat akses masuknya arus informasi bagi perkembangan daerah tersebut.
Sarana dan prasarana yang terdapat di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa
Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini :
Tabel 11. Sarana dan Prasarana di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang
No Sarana dan Prasarana
Jumlah Unit
1 TK
4 2
SD 6
3 SLTP
3 4
SLTA 2
5 TK
4 6
Pompa Air 90
7 Sumur Bor
300 8
Hand Traktor 45
9 Mesin Panen
5 1
Kios Saprodi 1
11 Pasar Tradisional
16 12
Kelompok Tani 5
13 LKMD
1 14
BPD 1
15 PKK
1 16
POLMAS 1
Sumber : Data Monografi Desa Wonosari Tahun 2010
Tabel 11 di atas menunjukkan ketersediaan sarana dan prasarana di Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang cukup baik dan
dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik di bidang pendidikan, pertanian, sosial ekonomi pertanian, maupun lembaga lembaga desa yang ada.
Universitas Sumatera Utara
Karakteristik Petani Sampel
Ada beberapa karakteristik petani sampel yang perlu diperhatikan dalam penelitian ini yang secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kegiatan
usahatani padi sawah.
Karakteristik petani dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu meliputi umur, pendidikan, jumlah tanggungan, dan pengalaman bertani. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada tabel 12 berikut :
Tabel 12. Karakteristik Petani Sampel Desa Kolam dan Desa Wonosari Kabupaten Deli Serdang tahun 2011
No Uraian
Desa Kolam Desa Wonosari
Rata-rata Range
Rata-rata Range
1 Umur Tahun
47,93 30-60
54,73 42-60
2 Pendidikan Tahun
7,60 6-9
9,40 6-12
3 Jumlah Tanggungan Jiwa
3,46 2-8
4,93 4-6
4 Pengalaman Bertani Tahun
22,66 7-30
22,73 5-40
Sumber : data diolah dari lampiran 1 dan 2 tahun 2011
Tabel diatas menunjukkan beberapa karakteristik petani sampel di Desa Kolam dan Desa Wonosari dalam usahatani padi sawah, ataupun dapat dijabarkan
sebagai berikut : 1.
Umur Umur petani termasuk salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan kerja
dalam melaksanakan kegiatan usahatani. Biasanya semakin tua petani maka kemampuan kerjanya cenderung semakin menurun, sehingga biasanya petani
Universitas Sumatera Utara
akan menggunakan tenaga kerja luar untuk bekerja ataupun mengusahakan usahatani padi sawahnya. Rata-rata umur petani sampel di Desa Kolam adalah
47,93 tahun dengan range 30-60 tahun, sedangkan di Desa Wonosari adalah 54,73 tahun dengan range 42-60 tahun. Kesimpulannya adalah umur petani
sampel di Desa Kolam dan Desa Wonosari ini termasuk golongan umur yang masih produktif atau usia bekerja.
2. Pendidikan
Kebanyakan orang berpendapat bahwa tingkat pendidikan biasanya akan mempengaruhi sistem pengelolaan atau teknik pengolahan dan cara berpikir
seseorang, meskipun pendidikan rendah belum tentu mempengaruhi kinerja petani dalam berusaha, bahkan kebanyakan diketahui petani rata-rata memiliki
pendidikan yang tidak tinggi akan tetapi tetap mampu berusahatani dengan baik dan menghasilkan produksi yang tinggi. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa
tingkat pendidikan petani sampel di Desa Kolam dan Desa Wonosari tidak begitu berbeda. Rata-rata pendidikan di Desa Kolam adalah 7,60 tahun dengan range 6-
9 tahun yaitu dibangku SD sampai SMP. Sedangkan rata-rata tingkat pendidikan di Desa Wonosari adalah 9,40 tahun dengan range 6-12 tahun atau rata-rata
memiliki tingkat pendidikan SD sampai SMA. 3.
Jumlah Tanggungan Anak dari petani sampel merupakan jumlah tanggungan yang harus dibiayai oleh
petani sebagai kepala keluarga. Dimana jumlah tanggungan keluarga akan mempengaruhi kehidupan ekonomi keluarga petani untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Rata-rata jumlah tanggungan keluarga petani sampel di Desa Kolam
Universitas Sumatera Utara
adalah 3,46 jiwa dengan range 0-6 jiwa. Sedangkan rata-rata jumlah tanggungan petani sampel di Desa Wonosari adalah 4,93 jiwa dengan range 4-6 jiwa atau
lebih besar dari Desa Kolam. 4.
Pengalaman Bertani Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang biasanya lebih
berpengaruh daripada pendidikan. Pengalaman yang cukup lama dapat menjadi modal awal bagi petani dalam membudidayakan padi sawah, hal ini dikarenakan
petani sudah memahami teknik-teknik usahatani dari pengalamannya selama bertahun-tahun, meskipun teknik budidayanya mungkin berbeda. Semakin
berpengalaman petani tersebut maka semakin bertambah pula pengetahuannya mengenai bidang pertanian yang ditekuninya. Rata-rata pengalaman petani
sampel di Desa Kolam adalah 22,66 tahun dengan range 7-30 tahun. Sedangkan di Desa Wonosari rata-rata pengalaman petani sampel adalah 22,73 tahun dengan
range 5-40 tahun.
Universitas Sumatera Utara
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Analisis Perbedaan Jumlah Produksi Usahatani Padi Sawah Di Dua Daerah Penelitian
Jumlah produksi usahatani padi sawah diukur dalam satuan Kg, besarnya produksi yang dihasilkan untuk setiap petani sangat bervariasi antara Desa Kolam dan
Desa Wonosari. Besar kecilnya produksi yang dihasilkan di pengaruhi oleh beberapa faktor antara lain penggunaan input produksi, lingkungan, luas lahan, tingkat
kesuburan tanah, dan perlakuan petani dalam mengusahakan komoditi tersebut. Total rata-rata jumlah produksi di dua daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 13 di
bawah ini :
Tabel 13. Total Rata-Rata Jumlah Produksi Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari
Uraian Desa Kolam
Desa Wonosari Perbedaan
Jumlah Produksi Kg
5.991,66 6.411,66
420
Sumber : Data diolah dari lampiran 21 dan 22
Dari tabel diatas dapat dilihat jumlah produksi masing-masing desa terdapat perbedaan, tetapi perbedaannya tidak begitu jauh. Jumlah produksi rata-rata Desa
Kolam adalah sebesar 5.991,66 KgHa, sedangkan jumlah produksi rata-rata di Desa Wonosari adalah sebesar 6.411,66 KgHa. Maka ada perbedaan jumlah produksi pada
usahatani padi sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari, perbedaan ini juga disebabkan oleh hasil produksi yang diperoleh petani dan luas lahan yang
dimilikinya. Selain luas lahan, sarana produksi seperti bibit, pupuk, dan obat-obatan
Universitas Sumatera Utara
juga sangat mempengaruhi produksi padi sawah yang akan dihasilkan. Jika penggunaan sarana produksi bibit, pupuk, dan obat-obatan tidak sesuai dengan
dosis takaran kebutuhan tanaman padi sawah maka hasilnya juga kurang maksimal. Oleh karena itu, untuk memperoleh produksi yang maksimal petani harus
menggunakan sarana produksi sesuai kebutuhkan tanaman padi sawah agar hasil tidak mengecewakan.
Untuk melihat apakah perbedaan jumlah produksi tersebut nyata atau tidak nyata maka dilakukan uji statistik. Hasil analisis uji beda rata-rata jumlah produksi
usahatani padi sawah dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 14. Hasil Analisis Perbedaan Jumlah Produksi Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari
Uraian Desa Kolam
Desa Wonosari t-hitung t-tabel
Jumlah Produksi Kg
5.991,66 6.411,66
-.523 1,761
Keterangan = t hitung Desa Kolam dan Wonosari t-tabel, tolak H1 terima H0
Sumber : Data diolah dari lampiran 21, 22 dan 23
Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh t-hitung sebesar -.523 yang lebih kecil dari t-tabel 1,761
α = 5. Sehingga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dalam jumlah produksi usahatani padi sawah di Desa
Kolam dan Desa Wonosari. Tabel 14 memperlihatkan bahwa rata-rata jumlah produksi per hektar Desa Kolam lebih kecil dibandingkan Desa Wonosari. Tetapi dari
hasil pengujian beda rata-rata memperlihatkan tidak ada perbedaan yang nyata dalam jumlah produksi di dua daerah penelitian dikarenakan t-hitung t-tabel. Dengan
Universitas Sumatera Utara
demikian hipotesis 1 yang menyatakan ada perbedaan jumlah produksi usahatani padi sawah di dua daerah penelitian ditolak.
Analisis Perbedaan Total Biaya Produksi Usahatani Padi Sawah Di Dua Daerah Penelitian
Total biaya produksi usahatani padi sawah adalah semua pengeluaran yang berkaitan dengan usahatani padi sawah. Biaya produksi disini meliputi biaya input
bibit, pupuk, obat-obatan, tenaga kerja, biaya penyusutan alat-alat pertanian, biaya lain-lain PBB dan iuran P3A. Jadi total biaya produksi merupakan keseluruhan
biaya usahatani, termasuk biaya tetap Penyusutan, PBB, iuran P3A maupun biaya tidak tetap seperti sarana produksi bibit, pupuk, obat-obatan. Adapun sarana
produksi usahatani padi sawah dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 15. Jumlah Sarana Produksi Usahatani Padi Sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari
Uraian Desa kolam
Desa wonosari
1. Bibit Kg 37,00
34,13 2. Pupuk Kg
Urea 83,33
90,66 ZA
43,20 83,00
NPK 62,73
90,66 3. Obat-obatan Botol
Spontan 1,66
1,66 Bestok
1,66 1,66
Decis 1,00
1,00 Tenaga Kerja HKO
31,822 29,083
Sumber : Data diolah dari lampiran 3-10
Dari tabel 15 dapat dilihat jumlah masing-masing sarana produksi yang digunakan di kedua desa. Pemakaian bibit di Desa Kolam untuk usahatani padi
sawahnya sebesar 37,00 KgHa dan di Desa Wonosari sebesar 34,13 KgHa.
Universitas Sumatera Utara
Untuk pemakaian pupuk digunakan pupuk Urea, ZA dan NPK sebagai pupuk utama, banyaknya dosis atau jumlah pupuk ini sesuai dengan kebutuhan tanaman itu
sendiri. Untuk penggunaan pupuk di Desa Kolam sebesar 83,33 KgHa untuk urea, 43,20 KgHa untuk ZA dan 62,73 KgHa untuk NPK, sedangkan penggunaan pupuk
di Desa Wonosari sebesar 90,66 Kgha untuk urea, 83,00 kgha untuk ZA dan 90,66 KgHa untuk NPK.
Obat-obatan yang digunakan di kedua desa untuk usahatani padi sawah diantaranya adalah Spontan, Bestok dan Decis, Banyaknya obat-obatan yang
digunakan di keduan desa adalah sama yaitu sebesar 1,66 BtlHa untuk spontan, 1,66 btlha untuk bestok dan 1,00 BtlHa untuk decis.
Sarana produksi yang terakhir adalah tenaga kerja dan merupakan sarana produksi yang terpenting. Tenaga kerja dibedakan menjadi dua bagian, yaitu tenaga
kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga. Lahan petani ini terletak secara berkumpul pada satu daerah sehingga kebanyakan petani yang rumahnya tidak dekat
dengan sawahnya. Petani kebanyakan menggunakan tenaga kerja luar, karena ada petani yang juga memiliki lahan yang lain yang ditanami dengan sayuran dan ada
juga petani yang pekerjaan sampingannya sebagai peternak dan lain sebagainya sehingga lahan terkadang dikerjakan oleh orang lain. Pada usahatani padi sawah ini
banyak menggunakan tenaga kerja luar keluarga, dan banyaknya penggunaan tenaga kerja adalah pada saat pengolahan lahan dan pemanenan. Pada saat pengolahan lahan
ada beberapa tahap yang harus dilakukan sampai lahan siap tanam, sedangkan pada saat pemanenan dibutuhkan tenaga kerja yang banyak supaya proses pemanenan
dapat dilakukan tepat waktu, sehingga produktivitas padi tidak menurun karena jika
Universitas Sumatera Utara
pemanenan yang terlambat akan mengakibatkan banyak gabah yang rontok karena terlalu masak, dan dapat mengakibatkan kualitas gabah menurun.
Adapun banyaknya tenaga kerja yang digunakan di Desa Kolam adalah sebanyak 31,822 HKOHa sedangkan di Desa Wonosari sebesar 29,083 HKOHa.
Setelah melihat perbandingan sarana produksi masing-masing desa, maka total biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan petani Desa Kolam dan Desa
Wonosari dapat dilihat pada tabel 16 dibawah ini :
Tabel 16. Total Biaya Produkai Rata-rata Usahatani Padi Sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari
Uraian Desa Kolam
Rp Desa Wonosari
Rp
Tenaga kerja 2.915.333
3.526.600 Input produksi
793.266,67 1.129.333
Penyusutan 82.540
89.393 Biaya lain-lain
105.000 120.000
Total biaya 3.906.440
4.730.326
Sumber : Data diolah dari lampiran 19 dan 20
Dari tabel diatas dapat dilihat biaya-biaya yang digunakan selama proses usatahani padi sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari dan dapat dijelaskan
sebagai berikut : 1.
Tenaga kerja Upah tenaga kerja untuk usahatani padi sawah di Desa Kolam dan Desa
Wonosari adalah sama untuk setiap kegiatan ataupun tahapan pekerjaan yaitu Rp. 40.000HKO untuk wanita dan Rp. 50.000HKO untuk pria. Besarnya biaya tenaga
kerja rata-rata yang digunakan di Desa Kolam adalah sebesar Rp. 2.915.333Ha.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan biaya rata-rata tenaga kerja di Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 3.526.600Ha. Biaya tenaga kerja yang paling besar dikeluarkan petani dalam
usahatani padi sawah ini adalah pada saat pengolahan lahan dan pemanenan, hal ini disebabkan pada saat pengolahan lahan pemilik lahan tidak membayar upah kepada
pekerja per orang akan tetapi menggunakan sistem borongan, yang dimaksud borongan disini yaitu berapapun jumlah tenaga kerja dan lamanya pekerjaan itu
disiapkan tidak berpengaruh terhadap upah, karena upah dihitung dari berapa jumlah luas lahan yang dimiliki petani dikalikan dengan upahrantenya, dimana di Desa
Kolam dan Desa Wonosari membayar upah untuk pengolahan lahan sebesar Rp. 40.000rante. Hampir rata-rata petani di kedua Desa menggunakan sistem borongan
untuk pengolahan lahan dan pemanenan, dikarenakan pada pengolahan lahan sistem borongan lebih efektif, tidak memakan waktu yang lama dan petani terima bersih
lahan untuk siap tanam. Untuk proses pemanenan di Desa Kolam dan Desa Wonosari juga sama dengan
pengolahan lahan yaitu upahnya menggunakan sistem borongan yaitu sebesar Rp. 80.000rante. Karena pemanenan merupakan tahap akhir dari penanaman padi sawah
petani membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga sistem borongan juga merupakan cara yang baik untuk memanen agar panen yang dilakukan tidak
memakan waktu yang lama sehingga tidak mengurangi kualitas yang dihasilkan. 2.
Input Produksi Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, input produksi yang digunakan pada
usahatani padi sawah ini adalah meliputi bibit, pupuk dan obat-obatan. Besarnya
Universitas Sumatera Utara
biaya rata-rata input produksi di Desa Kolam adalah sebesar Rp.793.266,67Ha, sedangkan di Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 1.129.333Ha. Biaya input produksi
paling besar adalah pada bibit, harga bibit yang biasa digunakan petani di Desa kolam dan Desa Wonosari pada umumnya sama yaitu sebesar Rp. 5.000Kg dan banyaknya
bibit yang digunakan tergantung berapa luas lahan yang dimiliki petani, rata-rata petani mengeluarkan biaya untuk bibit sebesar Rp. 250.000Ha. Di Desa Kolam
banyak juga petani yang menggunakan bibit tidak sesuai ukuran untuk luas lahannya sehingga produksi yang dihasilkan pun tidak maksimal dan itu mengakibatkan pada
pendapatan yang diperoleh petani. Harga pupuk rata-rata di kedua Desa berkisar antara Rp. 2.000Kg untuk pupuk urea, Rp. 2.000Kg untuk pupuk ZA dan Rp.
3.000Kg untuk pupuk NPK. Penggunaan pupuk juga harus sesuai dosis yang ditentukan, sehingga produksi yang dihasilkan juga baik. Karena jika kelebihan dan
kekurangan dalam menggunakan pupuk juga tidak baik tanaman padi sawah. Sedangkan untuk obat-obatan relatif mahal, sehingga ada petani yang
mengurangi dosis penggunaan obat-obatan tersebut sehingga petani mempunyai tugas ekstra dalam menjaga lahan agar tidak terkena penyakit untuk mengurangi biaya yang
besar. Penggunaan obat-obatan ini hanya berkisar 1-2 botol saja tiap petani itu juga tergantung luas lahan dan kebutuhan tanaman padi itu sendiri, karena ada juga yang
tanamannya tidak begitu terganggu oleh hama maka penggunaan obat-obatan pun bisa lebih hemat. Harga obat-obatan di kedua Desa berkisar antar Rp. 35.000botol
untuk Spontan, Rp. 41.000botol untuk bestok, dan Rp. 45.000botol untuk decis. Diantara semua jenis obat-obatan yang digunakan petani untuk usahatani padi sawah
ini yang paling mahal adalah Decis yaitu sebesar Rp. 45.000botol dan rata-rata
Universitas Sumatera Utara
semua petani menggunakannya tetapi hanya 1 botol saja. Sarana produksi ini biasanya dapat dibeli petani dari kios-kios yang ada di Desa yang kiosnya itu sendiri
milik salah satu petani juga dan ada juga yang mendapatkan subsisdi dari pemerintah dengan harga yang lebih murah.
3. Penyusutan
Biaya penyusutan merupakan biaya pengeluaran yang dibebabkan kepada alat- alat pertanian yang digunakan petani dalam suatu proses produksi. Nilai depresiasi
penyusutan tergantung nilai pembelian awal, umur ekonomis dan nilai sisa pada saat alat tersebut sudah tidak ekonomis. Alat-alat yang digunakan pada usahatani padi
sawah diantaranya adalah cangkul, sabit dan sprayer. Biaya penyusutan rata-rata peralatan usahatani padi sawah di Desa Kolam adalah sebesar Rp. 82.540Ha,
sedangkan biaya penyusutan rata-rata di Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 89.393Ha. Harga untuk alat-alat pertanian ini tidak begitu beragam karena hampir
semua harga yang dibeli petani sama di kedua Desa, Cangkul harganya sebesar Rp. 50.000- Rp. 60.000, untuk sabit Rp. 25.000, dan untuk srayer Rp. 200.000- Rp.
250.000. Biaya yang paling besar untuk peralatan pertanian di kedua Desa adalah harga beli alat semprot sprayer yaitu berkisar antara Rp. 200.000-250.000 Rata-rata
petani memiliki 1 sprayer, hal ini dikarenakan harganya yang mahal, sehingga masih ada petani yang tidak memiliki alat ini.
4. Biaya Lain-lain
Biaya lain-lain merupakan biaya tambahan yang dibebankan dalam usahatani padi sawah diluar biaya input produksi dan biaya penyusutan. Sehingga biaya ini
perlu dimasukkan ke dalam perhitungan ekonomi dari pengeluaran petani biaya-
Universitas Sumatera Utara
biaya selama kegiatan usahatani padi sawah berlangsung. Yang termasuk dalam biaya lain-lain adalah biaya PBB dan iuran P3A, biaya PBB di Desa Kolam sebesar
Rp. 35.000Ha, sedangkan di Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 40.000Ha. Biaya lainnya adalah biaya iuran P3A yaitu sebesar Rp. 70.000Ha di Desa Kolam,
sedangkan di Desa Wonosari adalah sebesar Rp. 80.000Ha. Adapun rata-rata biaya lain-lain per ha yang harus dikeluarkan petani di Desa Kolam adalah sebesar
Rp.105.000Ha, sedangkan biaya lain-lain di Desa Wonosari adalah sebesar Rp.120.000Ha.
Untuk melihat apakah perbedaan tersebut nyata atau tidak nyata maka dilakukan uji statistik. Hasil analisis uji beda rata-rata total biaya produksi usahatani padi sawah
dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 17. Hasil Analisis Perbedaan Biaya Produksi Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari
Uraian Desa Kolam
Desa Wonosari t-hitung t-tabel
Biaya Produksi Rp 3.906.440
4.730.326 -1.566
1,761 Keterangan = t hitung Desa Kolam dan Wonosari t-tabel, tolak H1 terima H0
Sumber : Data diolah dari lampiran 21, 22 dan 23
Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh t-hitung sebesar -1.566 yang lebih kecil dari t-tabel 1,761
α = 5. Sehingga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata dalam penggunaan biaya produksi usahatani padi sawah di
Desa Kolam dan Desa Wonosari. Tabel 17 memperlihatkan bahwa rata-rata penggunaan biaya produksi per hektar Desa Kolam lebih kecil dibandingkan Desa
Wonosari, Tetapi dari hasil pengujian beda rata-rata memperlihatkan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
perbedaan yang nyata dalam penggunaan biaya produksi di dua daerah penelitian dikarenakan t-hitung t-tabel. Dengan demikian hipotesis 2 yang menyatakan ada
perbedaan biaya produksi usahatani padi sawah di dua daerah penelitian ditolak. Hal ini dikarenakan adanya beberapa kesamaan dalam input produksi dan biaya-biaya
input produksi di dua daerah penelitian.
Analisis Perbedaan Pendapatan Bersih Usahatani Padi Sawah Di Dua Daerah Penelitian
Pendapatan bersih usahatani padi sawah adalah penerimaan dikurangi dengan total biaya produksi. Penerimaan yang diterima oleh petani dalam penelitian ini
merupakan penerimaan yang berasal dari usahatani padi sawah, tidak termasuk penerimaan yang berasal dari kegiatan usahatani lain dan kegiatan non usahatani padi
sawah. Pendapatan usahatani ini akan diketahui setelah penerimaan diketahui. Penerimaan adalah produksi Kg dikalikan dengan harga Rp.
Penerimaan dan pendapatan bersih rata-rata padi sawah per hektar di Desa Kolam dan Desa Wonosari dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 18. Penerimaan dan Pendapatan Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari
Uraian Desa Kolam
Desa Wonosari Perbedaan
1. Produksi Kg 5.991,66
6.411,66 420
2. Harga Rp 3.140
3.346,66 206
3. Penerimaan Rp 18.525.000
21.386.800 2.861.800
4. Biaya Produksi Rp 3.906.440
4.730.326 823.886
5. Pendapatan Rp 14.618.560
16.638.506 2.019.946
Sumber : Data diolah dari lampiran 21, 22 dan 24
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa penerimaan petani padi sawah di Desa Kolam adalah sebesar Rp. 18.525.000ha, sedangkan penerimaan di Desa Wonosari
sebesar Rp. 21.386.800ha, maka terlihat ada perbedaan penerimaan petani di Desa Kolam dan Desa Wonosari, perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan produksi per
hektar yang dihasilkan dan perbedaan harga jual di dua daerah penelitian. Pendapatan rata-rata petani di Desa Kolam sebesar Rp. 14.618.560ha, sedangkan pendapatan
rata-rata di Desa Wonosari sebesar Rp. 16.638.506ha. Dapat dilihat bahwa pendapatan rata-rata di Desa Wonosari lebih besar daripada Desa Kolam hal ini
disebabkan karena produksi yang dihasilkan Desa Wonosari lebih besar dibandingakan Desa Kolam dan harga jual di desa Wonosari lebih tinggi
dibandingkan dengan Desa Kolam sehingga itu berpengaruh terhadap pendapatan petani di kedua desa.
Untuk melihat apakah perbedaan tersebut nyata atau tidak nyata maka dilakukan uji statistik. Hasil analisis uji beda rata-rata pendapatan bersih usahatani
padi sawah dapat dilihat dibawah ini :
Tabel 19. Hasil Analisis Perbedaan Pendapatansi Rata-Rata Usahatani Padi Sawah Di Desa Kolam Dan Desa Wonosari
Uraian Desa Kolam
Desa Wonosari t-hitung
t-tabel
Pendapatan Rp
14.618.560 16.638.506
-1.057 1,761
Keterangan = t hitung desa kolam dan desa wonosari t-tabel, tolak H1 terima H0
Sumber : Data diolah dari lampiran 21, 22 dan 24
Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata diperoleh t-hitung sebesar -1.057 yang lebih kecil dari t-tabel 1,761
α = 5. Sehingga menunjukkan bahwa tidak ada
Universitas Sumatera Utara
perbedaan yang nyata antara pendapatan bersih usahatani padi sawah di Desa Kolam dan Desa Wonosari. Tabel 19 memperlihatkan bahwa rata-rata pendapatan bersih per
hektar Desa Kolam lebih kecil dibandingkan Desa Wonosari. Tetapi dari hasil pengujian beda rata-rata memperlihatkan tidak ada perbedaan yang nyata dalam
pendapatan bersih di dua daerah penelitian dikarenakan t-hitung t-tabel. Dengan demikian hipotesis 3 yang menyatakan ada perbedaan pendapatan bersih usahatani
padi sawah di dua daerah penelitian ditolak. Hal ini dikarenakan pendapatan bersih di dua daerah penelitian tidak jauh berbeda. Perbedaan pendapatan di kedua daerah
penelitian ini dapat membuktikan bahwa kesejahteraan petanipun berbeda di kedua Desa. Dari penelitian yang sudah peneliti jalani bahwa Desa Wonosari terlihat lebih
maju dibandingkan Desa Kolam. Hal ini juga dapat dilihat dari berbedanya pendapatan yang diperoleh petani padi sawah masing-masing desa.
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
4. Dari hasil penelitian diketahui bahwa jumlah produksi di Desa Kolam dan
Desa Wonosari memiliki perbedaan, jumlah produksi di Desa Kolam adalah sebesar 5.991,66 KgHa, sedangkan jumlah produksi rata-rata di Desa
Wonosari sebesar 6.411,66 KgHa. 5.
Besar biaya produksi usahatani padi sawah di Desa Kolam lebih kecil dari pada biaya produksi di Desa Wonosari, tetapi menunjukkan perbedaan yang
tidak nyata. Besar biaya produksi di Desa Kolam adalah sebesar Rp. 3.906.440Ha, sedangkan Desa Wonosari adalah sebesar Rp.
4.730.326Ha. 6.
Perbandingan pendapatan bersih usahatani padi sawah menunjukkan perbedaan di kedua Desa, pendapatan rata-rata di Desa Kolam yaitu sebesar
Rp. 14.618.560Ha, sedangkan pendapatan rata-rata di Desa Wonosari sebesar Rp. 16.638.506Ha, tetapi menunjukkan perbedaan yang tidak nyata.
Saran a. Kepada Petani
1. Besar kecilnya hasil produksi dipengaruhi oleh input yang digunakan dan
bagaimana cara petani mengolah lahan, oleh karena itu petani di Desa Kolam dan Desa Wonosari harus bisa memilih input-input yang bagus sehingga dapat
meningkatkan produksi.
Universitas Sumatera Utara
2. Dengan biaya produksi yang besar, wajar jika petani meminimalkan
penggunaan input produksi untuk usahatani padi sawahnya, oleh karena itu petani harus pandai mengatur biaya yang dikeluarkan agar lebih efisien.
3. Petani padi sawah dikedua Desa penelitian harus lebih meningkatkan
pendapatan, upaya yang dilakukan petani padi sawah untuk meningkatkan pendapatan yaitu dengan cara meningkatan produksi padi sawah yang
dihasilkan.
b. Kepada Pemerintah