sifat dan cara tumbuhnya, tanaman padi dapat dibedakan menjadi : padi ladang, padi gogo, padi gogo rancah, dan padi lebak AAK, 1990.
2.2 Landasan Teori
Ilmu usahatani dapat dianggap sebagai ilmu terapan yang sangat tergantung kepada struktur pertanian suatu wilayah, cara-cara bertani serta kondisi sosial
ekonominya. Walaupun ilmu usahatani adalah suatu art, tetapi tentu menggunakan teori-teori yang bersifat universal, misalnya prinsip-prinsip ekonomi, teori marjinal,
anggaran dan analisa-analisa lain untuk menggunakan sumberdaya yang tersedia. Atas dasar pengertian di atas maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu
terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau menggunakan sumberdaya secara efisien pada suatu usaha pertanian. Karena sifatnya adalah
manajemen maka usahatani dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana membuat dan melaksanakan keputusan pada usaha pertanian untuk
mencapai tujuan yang telah disepakati sebelumnya oleh menejer atau keluarga petani
tersebut Prawirokusumo, 1990.
Beberapa faktor produksi yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya produksi meliputi 1 luas lahan yang dimiliki, 2 jumlah benih yang digunakan, 3
jumlah tenaga kerja yang digunakan, 4 banyaknya pupuk yang dipergunakan, 5 banyaknya pestisida yang digunakan, 6 keadaan pengairan, 7 tingkat pengetahuan
dan keterampilan petani atau tingkat teknologi, 8 tingkat kesuburan tanah, 9 iklim atau musim, 10 modal yang tersedia Soekartawi, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Biaya variabel dapat didefinisikan sebagai biaya yang jumlahnya berubah- ubah sesuai dengan perubahan kuantitas produk yang dihasilkan. Makin besar
kuantitas produksi, makin besar pula jumlah biaya variabel. Yang termasuk dalam biaya variabel ini adalah biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
eksploitasi dalam rangka pemanfaatan faktor tetap misalnya bahan bakar minyak, kerusakan kecil-kecil dan biaya perawatan lain. Biaya ini mempunyai hubungan
langsung dengan kuantitas produksi, Secara matematis biaya dapat ditulis: TC = FC + VC
Dimana : TC
= Total Biaya FC
= Biaya Tetap VC
= Biaya Tidak Tetap Sudarsono, 1995,
Pendapatan usahatani dapat kita hitung dengan mengurangi nilai output total penerimaan dengan nilai total input biaya. Sisa itu kita namankan pendapatan
pengelola atau manajemen income. Jadi pendapatan itu jumlah yang tersisa setelah biaya, yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar maupun
yang hanya diperhitungkan, telah dikurangkan dari penerimaan. Persamaan ini dapat ditulis sebagai berikut :
Pd = TR – TC
Dimana : Pd
= Pendapatan Usahatani TR
= Total Penerimaan
Universitas Sumatera Utara
TC = Total Biaya
Dimana total penerimaan diperoleh dari perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :
TR = Py.Y
Dimana : TR
= Total Penerimaan Py
= Harga Y
= Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani Soekartawi, 1999.
Untuk dapat meningkatkan pendapatannya sangat tergantung pada cepat tidaknya mengadopsi inovasi tergantung dari faktor ekstern dan faktor intern itu
sendiri, yaitu faktor sosial dan ekonomi. Faktor ekonomi itu diantaranya jumlah tanggungan keluarga, luas lahan yang dimiliki dan ada tidaknya usahatani yang
dimilikinya. Sedangkan faktor sosial diantaranya umur, tingkat pendidikan dan pengalaman bertani Soekartawi, 1989.
Dalil tentang keunggulan dalam perbandingan The Law of Comparative adventage menjelaskan tentang lokasi produksi pertanian. Dalam pengertian bahwa
berbagai jenis tanaman dan ternak mempunyai persyaratan hidup yang berbeda. Oleh karena setiap tanaman dan ternak itu harus diusahakan di daerah-daerah atau pada
lahan usahatani yang keadaan fisik dan sumberdaya lainnya secara teknis dan ekonomis sangat sesuai. Karena itu usahatani lahan usahatani dengan sumberdaya
sangat miskin pun dapat mempunyai keunggulan komparatif untuk beberapa komoditi. Dalil hukum keunggulan komparatif berlaku untuk wilayah yang luas
Universitas Sumatera Utara
duniaNegara ataupun untuk perbandingan antar usahatani. Dalil ini sangat mudah diterima oleh setiap orang tetapi sering dilupakan penggunaannya, padahal dalil ini
sangat penting diperhatikan dalam memilih tanaman yang akan diusahakan terutama untuk daerah-daerah yang baru dibuka Rodjak, 2002.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keunggulan komparatif suatu daerah antara lain adalah kedudukan geografi, topografi, faktor pedologi atau dalam hubungannya
dengan faktor-faktor ekonomi ataupun sosial budaya. Dengan memperhatikan keunggulan komparatif tersebut maka setiap petani tidak akan kecewa dalam
usahataninya, karena kemungkinan untuk mengalami kegagalan secara agroekonomis kecil sekali, kecuali mengalami bencana alam yang kejadiannya secara tiba-tiba
sehingga petani tidak mampu untuk menghindarinya dengan cepat Rodjak, 2002. Dalam kegiatan usahatani modal merupakan salah satu faktor produksi.
Dimana modal tersebut merupakan seluruh kekayaan usahatani yang dipergunakan didalam usaha. Modal dibagi atas dua, yaitu modal tetap lahan usaha, bangunan
diatas usaha, traktorbajak, tanaman budidaya, ternak, alat pembasmi hamapenyakitgulma, jalanpagar, sedangkan modal lancer tanaman semusim,
benih, pupuk, alat-alat kecil, dan lain sebagainya. Studi komparatif merupakan suatu kajian mengenai perbedaan antara satu
usahatani dengan yang lainnya. Dalam hal ini membandingakan input dan output, produksi, penerimaan dan pendapatan petani serta keseluruhan yang berkenaan
dengan aspek ekonomi dari kegiatan usahatani padi sawah. Melalui analisis usahatani padi sawah di kedua Kecamatan di Kabupaten Deli serdang maka dapat dilihat
Universitas Sumatera Utara
seberapa jauh adanya perbedaan usahatani yang dilaksanakan di kedua daerah penelitian.
2.3 Kerangka Pemikiran