manggusto Sulawesi Utara, manggista Sumatera Barat, dan manggustan Maluku Mardiana, 2011.
2.1.5 Kandungan Kimia
Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon A, mangostinon B, trapezifolixanton,
tovophyllin B, alfa mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonnoid epicatechin dan gartanin Hartanto, 2011.
2.1.6 Khasiat Tumbuhan
Ekstrak kulit manggis mempunyai aktivitas melawan sel kanker meliput i payudara, hati, dan leukemia. Selain itu, juga digunakan sebagai antihistamin,
antiinflamasi, menekan sistem saraf pusat, dan menurunkan tekanan darah. Sedangkan getah kuning dimanfaatkan sebagai bahan baku cat dan insektisida.
Rebusan kulit buah manggis mempunyai efek antidiare. Secara empiris, masyarakat Indonesia menggunakan buah manggis untuk mengobati diare, radang
amandel, keputihan, disentri, wasir, borok, peluruh dahak, dan sakit gigi. Kulit buah digunakan untuk mengobati sariawan, disentri, nyeri urat, sembelit. Kulit
batang digunakan untuk mengatasi nyeri perut. Akar manggis untuk mengatasi haid yang tidak teratur Hartanto, 2011.
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan menggunakan suatu
pelarut cair. Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan kedalam golongan minyak atsiri, alkaloida, flavonoida dan lain-lain.
Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan
Universitas Sumatera Utara
mempermudah pemilihan pelarut dengan cara ekstraksi yang tepat Ditjen POM, 2000.
Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok, di luar pengaruh cahaya
matahari langsung Ditjen POM,1979.
2.3 Metode-Metode Ekstraksi Menurut Ditjen POM 2000, ada beberapa metode ekstraksi:
a. Cara dingin Ekstraksi dengan cara dingin terdiri dari:
1. Maserasi, adalah proses pengekstraksikan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada
temperatur ruangan kamar. Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi
kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu terus-menerus. Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah
dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya. 2. Perkolasi, adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai
sempurna exhaustive extraction yang umunya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi
antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan ekstrak terus menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat yang jumlahnya 1-5 kali
bahan. b. Cara Panas
Ekstraksi dengan cara panas terdiri dari:
Universitas Sumatera Utara
1. Refluks, adalah ektraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan
dengan adanya pendingin balik. Umunya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses
ekstraksi sempurna. 2. Sokletasi adalah ekstraksi kontinu menggunakan alat soklet, dimana
pelarut akan terkondensasi dari labu menuju pendingin, kemudian jatuh membasahi sampel dan mengisi bagian tengah alat soklet. Tabung sifon
juga terisi dengan larutan ekstraksi dan ketika mencapai bagian atas tabung sifon, larutan tersebut akan kembali ke dalam labu.
3. Digesti, adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara
umum dilakukan pada temperatur 40-50
o
C. 4. Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air
menggunakan bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur 90
o
C selama 15-20 menit. 5. Dekoktasi adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit pada suhu
90
o
C- 98
o
C menggunakan pelarut air.
2.4 Mutasi