3.5 Pengumpulan dan Pengolahan Bahan Tumbuhan 3.5.1 Pengumpulan Bahan Tumbuhan
Pengumpulan bahan tumbuhan dilakukan secara purposif, yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kulit buah manggis yang diambil dari Desa Suka Makmur, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara.
3.5.2 Pengolahan Bahan Tumbuhan
Bahan tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah manggis yang telah matang. Kulit buah dipisahkan dari daging buahnya,
dibersihkan dari pengotor lalu dicuci sampai bersih, dikupas kulit buah terluar, ditiriskan, dirajang-rajang dan ditimbang. Diperoleh berat basah sebesar 2,35 kg.
Selanjutnya kulit buah dikeringkan selama 7 hari dalam lemari pengering. Simplisia yang telah kering diblender menjadi serbuk kemudian serbuk ditimbang
dan diperoleh berat kering sebesar 968,57 g. lalu dimasukkan ke dalam wadah bertutup dan di simpan pada suhu kamar.
3.6 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar abu total, penetapan kadar
abu tidak larut dalam asam, penetapan kadar sari larut dalam air dan penetapan kadar sari larut dalam etanol.
3.6.1 Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati bentuk, ukuran, bau, rasa dan warna dari simplisia. Gambar simplisia kulit buah manggis
dapat dilihat pada Lampiran 2, halaman 42.
Universitas Sumatera Utara
3.6.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik terhadap simplisia dilakukan dengan cara menaburkan serbuk simplisia di atas kaca objek yang telah diteteskan dengan
larutan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati di bawah mikroskop. Hasil pengamatan mikroskopik terhadap serbuk simplisia dapat dilihat
pada Lampiran 3, halaman 44.
3.6.3 Penetapan Kadar Air
Penetapan kadar air dilakukan menurut metode Azeotropi destilasi toluena WHO, 1992.
Cara kerja : Dimasukkan 200 ml toluen dan 2 ml air suling ke dalam labu alas bulat,
lalu didestilasi selama 2 jam. Setelah itu, toluena dibiarkan mendingin selama 30 menit, dan dibaca volume air pada tabung penerima dengan ketelitian 0,05 ml.
Kemudian ke dalam labu tersebut dimasukkan 5 g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, labu dipanaskan hati-hati selama 15 menit. Setelah toluen
mendidih, kecepatan tetesan diatur lebih kurang 2 tetes tiap detik sampai sebagian besar air terdestilasi, kemudian kecepatan tetesan dinaikkan hingga 4 tetes tiap
detik. Setelah semua air terdestilasi, bagian dalam pendingin dibilas dengan toluen. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan
mendingin pada suhu kamar. Setelah air dan toluen memisah sempurna, volume air dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai
dengan kandungan air yang terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen. Hasil perhitungan kadar air serbuk simplisia dapat dilihat
pada Lampiran 5, halaman 46.
Universitas Sumatera Utara
3.6.4 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Air
Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan di udara, dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air suling sampai 1
liter dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam, lalu disaring. Sejumlah 20 ml filtrat pertama
diuapkan sampai kering dalam cawan penguap yang berdasar rata yang telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar dalam persen sari yang larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan
Ditjen POM, 1995. Perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 47.
3.6.5 Penetapan Kadar Sari Larut Dalam Etanol