cara langsung mengubah struktur maupun sifat kimia basa. c Agen Interkalasi
Mutagen kimia berupa agen interkalasi bekerja dengan cara melakukan insersi antara basa-basa berdekatan dengan pada satu atau dua untaian DNA. Jika
agen interkalasi melakukan insersi antara pasangan basa yang berdekatan pada DNA template maka suatu basa tambahan dapat diinsersikan pada untaian DNA
baru berpasangan dengan agen interkalasi. d Faktor biologi
Mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup terutama mikroorganisme, yaitu: virus, bakteri dan penyisipan DNA. Virus dan bakteri
diduga dapat menyebabkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu
mengadakan mutasi adalah asam nukleatnya, yaitu DNA Indranatan, 2012.
2.7 Frekuensi Mutasi
Kecepatan mutasi adalah kemungkinan gen mengalami mutasi pada setiap pembelahan sel. Kecepatan mutasi dinyatakan sebagai kelipatan 10, dan karena
mutasi sangat jarang terjadi maka eksponen selalu dalam bentuk negatif. Misalnya, bila terdapat satu kemungkinan mutasi dalam 10
4
sel yang membelah diri, maka laju rate mutasi adalah sebesar 110.000 yang diekspresikan sebagai
10
-4
per pembelahan sel. Mutasi spontan sangat jarang terjadi, umunya muncul sekali dalam 10
9
pasangan basa yang bereplikasi laju mutasi 10
-9
. Suatu bahan mutagenik umumnya mempercepat terjadinya mutasi spontan. Dengan adanya
senyawa mutagenik, kecepatan normal mutasi spontan 10
-6
mutasi per gen yang
Universitas Sumatera Utara
bereplikasi dapat dipercepat menjadi berkisar antara 10
-5
hingga 10
-3
mutasi per gen yang bereplikasi Pagala, 2010.
2.8 Siklofosfamid
Siklofosfamid sebagai agen alkilasi bekerja lewat timbulnya efek sitotoksik melalui pemindahan gugusan alkilnya ke berbagai unsur sel. Alkilasi
DNA di dalam nukleus merupakan interaksi utama yang menyebabkan kematian sel. Tempat alkilasi utama di dalam DNA adalah posisi N7 guanin. Sistem
sitokrom P450 mixed function axidase mikrosoma hati mengubah siklofosfamid menjadi 4-hidroksisiklofosfamid yang seimbang dengan aldofosfamid. Metabolit-
metabolit aktif ini dibawa aliran darah ke jaringan tumor dan jaringan sehat, dimana pemecahan non enzimatik dari aldofosfamid menjadi bentuk sitotoksik
fosforamid mustard dan akrolein. Hati terlindung oleh adanya pembentukan 4- ketosiklofosfamid dan karboksifosfamid, metabolit inaktif yang terbentuk secara
enzimatik Salmon dan Sartorelli, 1998.
2.9 Metode Mikronukleus
Sel mikronukleus merupakan hasil mutasi dari kromosom utuh yang patah dan kemudian tampak sebagai nukleus berukuran kecil di dalam suatu sel
Schmid, 1975. Mikronukleus terbentuk dari fragmen asentrik yang gagal bergabung dengan sel anak selama proses pembelahan sel, dapat juga terbentuk
dari sebuah kromosom yang tertinggal, atau tidak terbawa dalam proses mitosis, atau terjadi akibat konfigurasi kromosom yang kompleks, pada waktu proses
anafase Lusiyanti dan Zubaidah, 2011.
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan tahapan penelitian yaitu identifikasi sampel, pengumpulan dan pengolahan sampel,
pembuatan simplisia, pemeriksaan karakteristik simplisia, pembuatan ekstrak, pemeriksaan skrining fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak, pengujian efek
antimutagenik secara oral terhadap mencit jantan dengan metode mikronukleus. Data dianalisis secara ANAVA analisis variansi dan dilanjutkan dengan uji Post
Hoc Tuckey meggunakan program SPSS Statistical Product and Service Solution versi 18.
3.1 Alat dan Bahan 3.1.1 Alat-alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat-alat gelas, aluminium foil, blender National, lemari pengering, oven listrik, neraca kasar
OHAUS, neraca listrik, seperangkat alat destilasi penetapan kadar air, perkolator, desikator, stopwatch, mortir dan stamfer, objek glass, rotary
evaporator Heidolph VV-300, Freeze dryer Edwards, neraca hewan Presica, spuit 1 ml Terumo, oral sonde, alat bedah wells spencer, mikroskop Boeco,
centrifuge Velocity 18R, polytube dan mikrotube. Sebagian gambar alat–alat yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 7, halaman 53-54 .
3.1.2 Bahan-bahan
Kulit buah manggis, etanol 96 destilasi, toluen p.a, metanol p.a, air suling, kalium iodida, merkuri II klorida, bismut nitrat, asam nitrat, iodium,
kalium iodida, α-naftol, asam asetat anhidrida, asam sulfat pekat, kloroform, besi
Universitas Sumatera Utara