yang keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa. Perkolat yang diperoleh dipekatkan dengan alat rotary evaporator. Kemudian dikeringkan dengan freeze
dryer selama lebih kurang 24 jam dan diperoleh ekstrak kental sebanyak 97,048 g Ditjen POM, 1974.
3.9 Pemeriksaan Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
Ekstrak kental terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol 96. Kemudian dilakukan pemeriksaan golongan senyawa metabolit sekunder ekstrak. Prosedur
pemeriksaan golongan senyawa kimia ekstrak etanol kulit buah manggis dilakukan sama seperti prosedur untuk pemeriksaan skrining fitokimia serbuk
simplisia. Hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 4.2, Lampiran 4, halaman 45.
3.10 Uji Efek Antimutagenik
Pengujian efek antimutagenik meliputi penyiapan hewan percobaan, penyiapan suspensi CMC 1, penyiapan suspensi ekstrak etanol kulit buah
manggis EEKBM, penyiapan larutan siklofosfamid, pembuatan serum darah sapi, pengujian antimutagenik dan pembuatan preparat apusan sumsum tulang
femur mencit.
3.10.1 Penyiapan Hewan Percobaan
Hewan yang digunakan adalah mencit jantan putih dengan berat 25-35 g dibagi 5 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 ekor mencit. Sebelum
digunakan sebagai hewan percobaan, semua mencit dipelihara terlebih dahulu selama kurang lebih satu minggu untuk penyesuaian lingkungan, mengontrol
kesehatan dan berat badan serta menyeragamkan makanannya Kusmardi, 2007.
Universitas Sumatera Utara
3.10.2 Penyiapan Suspensi CMC 1
Sebanyak 1 g Na-CMC ditaburkan dalam lumpang yang berisi 20 ml air suling panas. Didiamkan selama 15 menit lalu digerus hingga diperoleh massa
yang transparan, lalu digerus sampai homogen, diencerkan dengan sedikit demi sedikit air hangat, dihomogenkan dan dimasukkan ke labu tentukur 100 ml,
dicukupkan volumenya dengan air suling hingga 100 ml.
3.10.3. Penyiapan Suspensi Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis EEKBM
Dalam pengujian digunakan 3 variasi dosis yakni dosis 25 mgkg BB, 50 mgkg BB dan 100 mgkg BB. Sejumlah 25 mg, 50 mg dan 100 mg ekstrak etanol
kulit buah manggis dimasukkan ke dalam lumpang dan ditambahkan suspensi CMC 1 sedikit demi sedikit sambil digerus sampai homogen hingga 10 mL.
3.10.4 Penyiapan Larutan Siklofosfamid LS Pembuatan LS dilakukan dengan cara sebagai berikut: ditimbang sebanyak
30 mg kemudian dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, ditambahkan larutan fisiologis NaCl 0,9 sampai batas tanda.
3.10.5 Pembuatan Serum Darah Sapi SDS
Serum diperoleh dari darah sapi segar. Darah ditampung langsung menggunakan vakum tube, vakum tube ditutup dan didiamkan lebih kurang 30
menit, kemudian disentrifuge dengan kecepatan 2000 rpm selama 15 menit hingga terpisah antara endapan dan cairan yang berwarna bening kekuning-kuningan
yang merupakan serumnya, kemudian cairan tersebut dipisahkan dari endapan.
3.10.6 Pengujian Antimutagenik
Hewan percobaan dikelompokkan menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 6 ekor hewan percobaan.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok tersebut adalah: - Kelompok I : Blanko, diberikan suspensi CMC 1 selama 7 hari secara
oral. - Kelompok II : Penginduksi, diberikan suspensi CMC 1 selama 7 hari
secara oral dan setelah hari ke 7, diinduksikan LS dengan dosis 30 mgkg BB.
- Kelompok III : Perlakuan, diberikan suspensi EEKBM dengan dosis 25 mgkg BB secara oral selama 7 hari dan setelah hari ke 7,
diinduksikan LS 30 mgkg BB. -
Kelompok IV : Perlakuan, diberikan suspensi EEKBM dengan dosis 50 mgkg BB secara oral selama 7 hari dan setelah hari ke 7,
diinduksikan LS 30 mgkg BB. -
Kelompok V : Perlakuan, diberikan suspensi EEKBM dengan dosis 100 mgkg BB secara oral selama 7 hari dan setelah hari ke 7,
diinduksikan LS 30 mgkg BB. Setelah 30 jam pemberian siklofosfamid, hewan dibunuh dengan cara
dislokasi leher dan diambil sumsum tulang femurnya dengan cara disempritkan dengan spuit yang berisi SDS sebanyak 0,3 ml dan ditampung di dalam
mikrotube.
3.10.7 Pembuatan Preparat Hapusan Sumsum Tulang Femur