Sikap Responden Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi Setelah memiliki 2 anak Sikap Responden Tentang Alat Kontrasepsi Bertentangan Dengan Aturan di Agama, Adat Istiadat

yang salah satunya adalah kecenderungan untuk bertindak tend to behave. Hal yang berbeda menurut Notoadmodjo 2003 yang menyatakan sikap responden ini termasuk kedalam tingkatan tidak menerima receiving yang dapat diartikan bahwa responden tidak mau dan memperlihatkan stimulus negatif yang diberikan objek Hasil penelitian yang didapatkan membuat peneliti memiliki asumsi bahwa responden sudah memiliki kepercayaan tertentu terhadap penggunaan alat kontrasepsi sehingga membuat responden memiliki kecenderungan untuk bertindak dan tidak menerima respon yang diberikan sebagai bentuk sikapnya terhadap stimulus yang diberikan.

5.3.3. Sikap Responden Tentang Penggunaan Alat Kontrasepsi Setelah memiliki 2 anak

Menurut hasil penelitian pada tabel 4.8 terdapat sebanyak 25 orang responden 43,1 menyatakan setuju dengan pernyataan walaupun sudah memiliki anak lebih dari 2 orang maka saya tetap tidak akan menggunakan alat kontrasepsi dan sebanyak 23 orang 39,7 lainnya juga yang menyatakan sangat setuju sedangkan sebanyak 8 orang 13,8 menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan walaupun sudah memiliki anak lebih dari 2 orang maka saya tetap tidak akan menggunakan alat kontrasepsi. Menurut BKKBN 2006 dalam Riski 2010 bahwa alat kontrasepsi merupakan salah satu metode untuk mewujudkan program KB yaitu untuk membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi suatu keluarga Universitas Sumatera Utara yang dapat diwujudkan dengan memiliki 2 orang anak sebagai wujud membentuk keluarga bahagia dan sejahtera. Oleh karena itu, BKKBN merekomendasikan setiap keluarga untuk memiliki 2 orang anak dengan cara menunda kehamilan dengan menggunakan alat kontrasepsi. Akan tetapi hasil penelitian penelitian Ginting 2010 menunjukkan hasil yang berbeda yaitu penggunaan alat kontrasepsi responden yang punya anak ≥ 3 orang jauh lebih banyak daripada responden yang menggunakan alat kontrasepsi yang punya anak 1-2 orang yang memberikan arti bahwa penerimaan terhadap norma keluarga kecil bahagia sejahtera yang dipromosikan BKKBN belum berjalan secara baik dalam masyarakat. Hasil penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa responden memiliki sikap yang negatif terhadap penggunaan alat kontrasepsi dan juga terhadap Keluarga Berencana, hal dapat dilihat dari respon yang diberikan oleh responden yang cenderung tidak sesuai dengan perwujudan Keluarga Berencana KB yang menganjurkan memiliki 2 orang anak saja dan juga menggunakan alat kontrasepsi .

5.3.4. Sikap Responden Tentang Alat Kontrasepsi Bertentangan Dengan Aturan di Agama, Adat Istiadat

Menurut hasil penelitian pada tabel 4.8 didapatkan sebanyak 28 orang48,3 dan 15 orang 25,9 menyatakan setuju dan sangat setuju akan tetapi terdapat 10 orang 17,2 dan 5 orang 8,6 lainnya yang menyatakan tidak setuju dengan Universitas Sumatera Utara pernyataan penggunaan kontrasepsi bertentangan dengan aturan di agama, adat istiadat saya Alat kontrasepsi merupakan suatu program dari BKKBN yang memiliki tujuan untuk mencegah menghindari terjadinya kehamilan, pernyataan ini juga dinyatakan oleh Arma 2010, tujuan kontrasepsi yaitu untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan menghambat masuknya sperma kedalam kemaluan wanita, akan tetapi penggunaan alat kontrasepsi ini menurut beberapa kelompok masyarakat bertentangan dengan adat istiadat dan ajaran agama mereka. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Wijayanti 2001 yang memperlihatkan bahwa terdapat hubungan antara adat istiadat dan agama dengan penggunaan alat kontrasepsi. Hasil penelitan Justicia 2008 juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara suku terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi sedangkan untuk agama tidak terdapat pengaruh agama terhadap penerimaan dan penolakan penggunaan alat kontrasepsi. Menurut hasil penelitian Kasmarita 2009 menunjukkan 83,1 responden tidak menggunakan alat kontrasepsi yang dapat disebabkan latar belakang budaya yang masih beranggapan bahwa memiliki anak dalam jumlah yang banyak merupakan suatu rezeki yang harus disyukuri dan tidak ada leluhur mereka yang meyakini bahwa perlu membatasi jumlah anak, serta pandangan agama yang tidak melarang seseorang memiliki anak yang banyak dan tidak membatasi seorang memiliki anak yang banyak. Universitas Sumatera Utara Sikap yang ditunjukkan oleh responden dalam penelitian ini merupakan sikap yang negative terhadap penggunaan alat kontrasepsi yang dikarenakan pembatasan adat istiadat dan agama, hal ini sesuai dengan pendapat Notoadomodjo 2007 yang menyatakan sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon secara positif atau negatif terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Oleh karena itu, peneliti mengangap responden memiliki kecenderungan untuk merespon negatif terhadap penggunaan alat kontrasepsi.

5.3.5. Kategori Sikap