5.2.3. Pengetahuan Responden Tentang Jenis Alat Kontrasepsi Untuk Laki-Laki
Hasil penelitian yang berada dalam tabel 4.4. menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab implant sebanyak 25 orang 43,1 sedangkan responden
lainnya menjawab kondom yaitu sebanyak 15 orang 25,9 dan yang menjawab pil KB sebanyak 18 orang 31 untuk pengetahuan responden tentang waktu responden
menggunakan vasektomi sebagai jawaban untuk pertanyaan jenis alat kontrasepsi untuk laki-aki .
Menurut Everret dalam Arma 2010 bahwa jenis kontrasepsi pria dapat dilakukan pembagian menjadi 2 yaitu kondom dan vasektomi sedangkan menurut
Manuaba 1998, jenis-jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan oleh laki-laki ada 4 yaitu kondom, vasektomi, pantang berkala, dan senggama terputus, untuk
kontrasepsi wanita menurut Sari 2010 bahwa pil tablet KB dan implant termasuk kedalam kontrasepsi wanita bersama dengan susuk dan kontrasepsi mantap.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini menunjukkan terdapat kurangnya pengetahuan mayoritas responden mengenai jenis kontrasepsi untuk laki-
laki, hal ini dapat terjadi karena memang informasi mengenai penggunaan alat kontrasepsi laki-laki sangat jarang bahkan tidak dilakukan terhadap laki-laki di Desa
Perangin Kecamatan Juhar ini dan hal ini berbeda dengan promosi alat kontrasepsi yang diakukan kepada wanita yang lebih gencar diberikan.
5.2.4. Pengetahuan Responden Tentang Waktu Responden Menggunakan Alat Kontrasepsi
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang berada dalam tabel 4.5. menunjukkan sebagian besar responden menjawab apabila sebuah keluarga sudah memiliki anak laki-laki sebanyak
25 orang 43,1 sedangkan sebagian kecil responden menjawab apabila sebuah keluarga sudah memiliki anak 2 orang yaitu sebanyak 9 orang 15,5 dan yang
lainnya menjawab apabila sebuah keluarga sudah memiliki anak 3 orang sebanyak 24 orang 41,4 sebagai jawaban untuk pertanyaan waktu responden menggunakan
alat kontrasepsi. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian Barus 2009 yang
menunjukkan sebanyak 37,3 responden menyatakan anak laki-laki memiliki nilai lebih tinggi daripada anak perempuan. Padahal BKKBN telah mempromosikan
bahwa semua anak itu sama kedudukannya baik perempuan dan laki-laki, tetapi hal ini tidak berlaku di Desa Perangin Kecamatan Juhar yang masih menganggap anak
laki-laki sebagai kebanggaan dan kehormatan sebuah keluarga yang dapat meneruskan marga sebagai garis keturunan.
Menurut peneliti bahwa fenomena ini menunjukkan masih kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap tradisi dan adat istiadat yang ada di Desa Perangin
Kecamatan Juhar membuat pengetahuan dan informasi yang datang menjadi hal yang masih belum menyambut segala informasi yang telah diberikan kepada mereka
walaupun informasi yang diberikan masih kurang begitu banyak.
5.2.5. Pengetahuan Responden Tentang Manfaat Kondom Sebagai Alat Kontrasepsi
Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian yang berada dalam tabel 4.5. mengenai manfaat kondom sebagai alat kontrasepsi menunjukkan sebagian besar responden menjawab tidak
tahu sebanyak 25 orang 43,1 sedangkan sebagian kecil responden menjawab mencegah terjadinya penyakit menular seks kencing nanah, HIVAids yaitu
sebanyak 12 orang 20,7 dan yang lainnya menjawab mencegah terjadinya penyakit kencing manis sebanyak 21 orang 36,2.
Menurut Kasmarita 2009 bahwa penggunaan kondom memiliki manfaat yaitu dapat bertindak efektif sebagai alat kontrasepsi, murah dan mudah didapatkan,
tidak memerlukan pengawasan medis, dapat mencegah PMS dan hepatitis B, serta sebagai penghambat orgasme bagi pria yang mengalami kelemahan ejakulasi dini.
Hal ini sejalan dengan pendapat Barus 2009 ,kondom dapat mencegah penularan mikroorganisme IMS dan HIVAIDS dari satu pasangan kepada pasanganlainnya.
Hasil penelitian ini memperlihatkan masih banyaknya responden yang masih belum mengetahui manfaat dan kegunaan kondom sehingga tidak membingungkan
jika memang penggunaan kondom masih sangat minim. Hal ini dapat dilihat dari Data BKKBN Provinsi Sumatera Utara tahun 2008 dalam Barus 2009 yang
menunjukkan pengguna kondom di Sumatera Utara hanya sebanya 4,58, hasil ini semakin memperlihatkan bagaimana penggunaan kondom yang masih sangat jarang
digunakan masyarakat sebagai alat kontrasepsi. Menurut peneliti yang melihat hasil penelitian ini memiliki asumsi bahwa
responden masih memiliki persepsi dan pengetahuan yang sangat buruk terhadap kondom karena masih minimnya sosialisasi yang didapatkan responden mengani
Universitas Sumatera Utara
kondom dan manfaatnya kepada mereka dan ditambah dengan masih ada kejanggalan yang terdapat di masyarakat di Indonesia dalam mensosialisasikan
kondom sebagai alat kontrasepsi yang baik.
5.2.6. Kategori Tingkatan Pengetahuan