HASIL YANG DIHARAPKAN KEBIJAKSANAAN UMUM PERENCANAAN TATA RUANG

Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xiii

1.4 HASIL YANG DIHARAPKAN

1. Penentuan alternative penanganan terhadap saluran yang bermasalah. Penentuan alternative penanganan ditekankan terhadap lokasi genangan dan saluran yang mempunyai debit dibawah kapasitas maksimum. 2. Perencanaan Sistem Drainase. Perencanaan system saluran merupakian perencanaan terhadap rute dan tata letak saluran sesuai dengan kondisi topografikontur daerah setempat.

1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN

Laporan Akhir Penyusunan Master Plan Drainase Kota Blitar disusun dengan sistematika sebagai berikut :

1. Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang diperlukannya penyusunan master plan, tujuan dan sasaran penyusunan, deskripsi kegiatan yang akan dilaksanakan, metodologi dan sistematika pembahasan. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xiv

2. Tinjauan Kebijaksanaan dan Rencana Tata Ruang Wilayah

Merupakan tinjauan terhadap kebijakan dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Blitar terkait dengan arahan pembangunan jaringan drainase di Kota Blitar.

3. Deskripsi Wilayah Studi

Berisi tentang kondisi dan permasalahan sistem drainase pada wilayah studi, sistem pengaliran dan saluran drainase

4. Analisa dan Evaluasi Saluran Drainase

Berisi tentang analisis kebutuhan sistem drainase, analisis teknis terkait dengan analisa hidrologi dan hidrolika, evaluasi kapasitas saluran, dan penyelesaian masalah terjadinya genangan air.

5. Kesimpulan dan Arahan Penanganan

Berisi tentang kesimpulan dari analisa dan evaluasi data-data serta arahan penanganan permasalahan saluran drainase dibawah kapasitas maksimum, arahan penanganan pada lokasi genangan serta rencana sistem drainase Kota Blitar. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xv Berisi tentang arahan penanganan permasalahan saluran drainase dibawah kapasitas maksimum, arahan penanganan pada lokasi genangan serta rencana pengembangan saluran termasuk penentuan tipikalmodel saluran yang ideal.

6. Rencana Pengembangan Sistem Drainase

Berisi tentang rencana pengembangan system drainase Kota Blitar meliputi rencana pengambangan saluran termasuk penentuan tipikalmodel saluran yang ideal. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xvi B B A A B B 2 2 TINJAUAN KEBIJAKSANAAN DAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH Kebijaksanaan Umum Perencanaan Tata Ruang Rencana Struktur Tata Ruang Rencana Pemanfaatan Ruang Kota Rencana Sistem Transportasi Rencana Sistem Utama Utilitas Drainase

2.1 KEBIJAKSANAAN UMUM PERENCANAAN TATA RUANG

Dalam rangka penyusunan Master Plan Drainase Kota Blitar, maka pelaksanaan studi ini diupayakan agar dapat mempertimbangkan beberapa aspek kebijaksanaan yang terkait dengan fungsi dan peran wilayah, khususnya keseimbangan ekologi dan optimasi ruang yang meliputi :

2.1.1 Fungsi dan Peran Wilayah

Kota Blitar yang terletak pada Satuan Wilayah Pengembangan SWP Kediri dan sekitarnya ditujukan pada kegiatan perdagangan koleksi dan distribusi, jasa komersil, keuangan, industri pengolahan dan pelayanan umum lainnya. Kota Blitar mempunyai peran penting bagi Jawa Timur, hal ini dapat dilihat dari sumbengan yang diberikan terhadap Produk Domestik Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xvii Regional Bruto PDRB Jawa Timur, yaitu sebesar 0,43 pada periode Tahun 1993 – 1997. Kedudukan seperti ini sangat memberikan keuntungan yang besar bagi Kota Blitar dalam lingkup regional serta adanya potensi-potensi yang dimiliki menyebabkan peran Kota Blitar akan semakin penting bagi Jawa Timur, terutama dalam sektor industri, perhubungan dan perdagangan, hotel dan restoran.

2.1.2 Keseimbangan Ekologi Kota

Kota Blitar yang berperan dalam skala regional maupun nasional mempunyai tingkat perkembangan kota yang sangat tinggi dengan terjadinya berbagai perubahan guna lahan dari kawasan non terbangun ke kawasan terbangun. Bila hal ini berlangsung secara terus menerus maka akan mengakibatkan berkurangnya ketersediaan lahan non terbangun dan akan berdampak pada terganggunya keseimbangan ekologis serta penurunan kualitas lingkungan hidup. Kebijaksanaan yang dilakukakan dalam upaya menjaga keseimbangan ekologi Kota Blitar adalah dengan memantapkan fungsi kawasan perlindungan yang telah ditetapkan, baik yang berfungsi sebagai kawasan perlindungan setempat, kawasan lindung perlindungan bawahannya dan kawasan rawan bencana. Dengan menjaga keserasian antara pengembangan secara optimal kawasan budidaya dengan memperhatikan fungsi lindung serta mendasarkan pola pembangunan yang berpedoman pada prinsip Lestari, Optimal, Serasi dan Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xviii Seimbang LOSS. Untuk itu diharapkan pembangunan berkembang sesuai dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Maka arahan pengendalian pembangunan yang perlu dilakukan antara lain : 1. Pengendalian akan kemungkinan adanya dampak pengembangan kawasan industri terhadap pengembangan kawasan budidaya dan non budidaya. 2. Pengendalian kegiatan industri yang dapat mengundang pemusatan pemukiman baru. 3. Pengendalian kegiatan pemukiman yang dapat mengundang pemusatan pemukiman baru di sekitar kawasan pengembangan jalan arteri. 4. Pengendalian terhadap penggunaan lahan pertanian ke non pertanian. 5. Kawasan yang mempunyai fungsi sebagai kawasan lindung harus dikembangkan sebagai jalur hijau kota, kawasan penyangga, penyedia oksigen dan sebagai kawasan pembatas lahan konservasi. 6. Kawasan dengan topografi beragam diperlukan kebijaksanaan perencanaan sebagai berikut: a. Pada kawasan terbangun kota, harus disediakan ruang terbuka hijau RTH dengan ketentuan: · Kawasan berkepadatan tinggi minimum disediakan area 10; · Kawasan berkepadatan sedang minimum disediakan area 15; · Kawasan berkepadatan rendah minimum disediakan area 20. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xix b. Harus mempertimbangkan besaran koefisien dasar bangunan KDB dan koefisien lantai bangunan KLB sesuai dengan sifat dan penggunaan tanah. c. Menyediakan sumur resapan air untuk menampung buangan air hujan dari saluran darinase. 7. Ruang terbuka hijau diluar kawasan terbangun harus dicadangkan minimum 30 dari luas total wilayah. 8. Untuk kawasan industri, harus disediakan RTH dengan ketentuan KDB maksimal 50 dan sisanya untuk sirkulasi dan RTH dengan jenis tanaman yang mampu berfungsi sebagai zona penyangga.

2.1.3 Kebijaksanaan Optimasi Pemanfaatan Ruang Kota

Sesuai dengan karakteristik Kota Blitar, maka kegiatan di kawasan perkotaan cenderung lebih intensif dibandingkan dengan kawasan disekitarnya, sehingga diperlukan kebijaksanaan optimasi pemanfaatan lahan kota di Kota Blitar adalah sebagai berikut: 1. Pengembangan lahan untuk kegiatan permukiman, industri dan perdagangan tidak diarahkan pada lahan-lahan produktifsubur khususnya lahan pertanian. 2. Pengendalian peruntukan lahan pada kawasan pusat-pusat kota, terutama disepanjang jalan arterikolektor primer dan kota-kota kecil yang sedang tumbuh pesat. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xx 3. Kebijaksanaan pemanfaatan lahan perkotaan berpedoman kepada arahan kebijaksanaan Rencana Tata Ruang yang telah disusun.

2.2 RENCANA STRUKTUR TATA RUANG