RENCANA STRUKTUR TATA RUANG RENCANA PEMANFAATAN RUANG KOTA

Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xx 3. Kebijaksanaan pemanfaatan lahan perkotaan berpedoman kepada arahan kebijaksanaan Rencana Tata Ruang yang telah disusun.

2.2 RENCANA STRUKTUR TATA RUANG

Peninjauan terhadap rencana struktur Kota Blitar bertujuan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan kota secara efektif, efisien, serasi dan merata agar nantinya penetapan rencana pembangunan dan pengembangan sistem drainase di Kota Blitar dapat sesuai dengan karakteristik wilayah dan pola kegiatan yang ada.

2.2.1 Rencana struktur fungsional Kota Blitar

Rencana struktur fungsional Kota Blitar sangat berhubungan erat dengan peran dan fungsi Kota Blitar yang akan dikembangkan secara umum mempunyai fungsi utama sebagai berikut : · Sebagai pusat kegiatan yang membentuk suatu wilayah pelayanan tertentu · Sebagai simpul jasa perhubungan yang mencakup kegiatan pengumpulan, produksi maupun pemasaran · Sebagai tempat fungsi tertentu yang didasarkan pada suatu kegiatan dominan. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xxi

2.2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan

Struktur pelayanan di Kota Blitar direncanakan sesuai dengan penempatan kegiatan-kegiatan fugsional kota dengan menetapkan pusat kota dan BWK, meliputi : 1. BWK I Merupakan kawasan pusat kota dengan kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, perkantoran, terminal lokal, Stasiun KA, jalur hijau. 2. BWK II Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, perkantoran, konservasi. 3. BWK III Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan, peribadatan, perdagangan dan jasa, terminal, olah raga, industri kecil, konservasi. 4. BWK IV Kegiatan utamanya pada bidang perumahan, pendidikan, kesehatan, peribadatan, perdagangan dan jasa, konservasi. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xxii

2.3 RENCANA PEMANFAATAN RUANG KOTA

Pembahasan mengenai pemanfaatan ruang kota pada perencanaan drainase di Kota Blitar digunakan untuk menentukan sistem, jenis, dan design konstruksi secara tepat agar dapat sesuai dengan peruntukan lahan dan arahan pengembangan Kota Blitar dimasa yang akan datang. Dalam hal ini tinjauan terhadap rencana pemanfaatan ruang kota diorientasikan pada sektor-sektor strategis dan potensial untuk mendukung percepatan pembangunan. Sektor-sektor tersebut terdiri dari pengembangan sektor kawasan lindung, pertanian tanaman pangan, perikanan, peternakan, pariwisata, permukiman, perindustrian, perdagangan dan jasa, fasilitas umum dan utilitas umum serta sektor khusus. a. Kawasan Lindung Secara umum pengembangan kawasan lindung adalah untuk mencegah timbulnya berbagai kerusakan fungsi lingkungan hidup serta mengamankan dari kemungkinan terjadinya intervensi penggunaan ke bukan kawasan lindung. Sasaran penetapan kawasan lindung di Kota Blitar adalah meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air dan iklim fungsi hidrologis. Kawasan-kawasan yang termasuk kawasan lindung adalah kawasan yang memberikan perlindungan kawasan Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xxiii bawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan cagar budaya dan kawasan rawan bencana. b. Kawasan Pertanian Tanaman Pangan Penggunaan tanah untuk pertanian tanaman pangan di Kota Blitar selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan rata-rata sebesar 0,28 per tahun dari luas lahan yang ada. Dalam buku Repelitada target luas lahan sawah irigasi teknis sampai tahun 2000 sebesar 986 Ha. c. Kawasan Perikanan Kawasan ini dialih fungsikan ke lahan terbangun maka pengembangannya perlu diarahkan secara ketat dan terkendali. Sehingga kawasan ini tidak diperluas lagi tapi pengembangannya dioptimalkan ke arah luas lahan yang ada dengan tetap menjaga fungsi perlindungan terhadap keberadaan daerah tersebut sebagai daerah resapan air dan sumber air bersih. d. Kawasan Peternakan Pengembangan kawasan peternakan diarahkan pada areal peternakan yang telah berkembang saat ini, yaitu di kawasan Selatan wilayah Kota Blitar. e. Kawasan Pariwisata Terkait dengan penanganan sistem drainase, Kota Blitar yang diarahkan pengembangannya sebagai kota wisata harus didukung oleh penyediaan prasarana sistem drainase yang sangat memadai. Upaya Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xxiv ini didasarkan atas pertimbangan berbagai konsep dalam mempertahankan citra kota sebagai kota yang bebas banjir. Beberapa lokasi yang menjadi arahan pengembangan pariwisata yang harus mendapatkan perhatian khusus adalah: · Kawasan wisata makam Bung Karno yang terletak di Kelurahan Bondogerit Kecamatan Sanan Wetan, telah mempunyai lingkup pelayanan regional. · Kawasan wisata Tirtojati sebagai wisata alam yang terletak di Kelurahan Bendo Kecamatan Kepanjen Kidul. · Kawasan wisata lainnya sebagai fasilitas perkotaan seperti kolam renang, taman-taman, dsb. f. Kawasan Permukiman Penyediaan perumahan di Kota Blitar termasuk di dalamnya saranaprasarana sosial ekonomi, bagi penduduk dengan kegiatan usaha non pertanian pemerintahan, perdagangan dan jasa lainnya. Kriteria yang digunakan dalam penetapan kawasan permukiman perkotaan adalah : § Dominasi penggunaan lahan adalah permukiman perkotaan. § Memperhitungkan kecenderungan perkembangan pembangunan kelompok permukiman baru. § Memperhitungkan daya tampung perkembangan penduduk dan saranaprasarana yang dibutuhkan Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xxv § Menghindari sawah irigasi teknis. Prioritas pengembangan lahan permukiman pada lahan dengan produktivitas rendah. Penataan ruang dan pengendalian selanjutnya disesuaikan dengan arahan rencana tata ruang kota yang ada. Upaya lain yang perlu dilakukan adalah penyediaan saranaprasarana kota melalui P3KT, KIP, dsb. Program intensifikasi permukiman perkotaan dengan penyelenggaraan Land Re-adjustment penataan ruang permukiman, peremajaan pemukiman melalui pemugaran pemukiman. g. Kawasan Perindustrian Pengembangan kawasan industri di Kota Blitar diarahkan pada pengembangan atau pembentukan zona industri serta pengembangan sentra-sentra kegiatan industri kecil di setiap wilayah kecamatan di Kota Blitar. h. Kawasan Perdagangan Jasa Pengembangan kawasan perdagangan berdasarkan skala pelayanan masing-masing kegiatan : 1. Pengaturan letak kegiatan usaha perdagangan dengan skala pelayanan regional terletak di jaringan jalan yang mempunyai fungsi primer atau mengelompok pada satu lokasi pusat perdagangangrosir. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xxvi 2. Untuk Kegiatan perdagangan dengan skala pelayanan sub regional terletak pada sisi jaringan jalan sekunder dengan memperhatikan sempadan dan fungsi pemanfaatan ruang yang ditetapkan pada peta rencana kawasan budidaya dan non budidaya. 3. Kegiatan perdagangan dengan skala pelayanan lokal terletak di kawasan permukiman memperhatikan sempadan bangunan agar tidak mengambil badan jalan ataupun mengganggu aksesibilitas masyarakat. Pengembangan fasilitas jasa berada pada kawasan yang mempunyai kemudahan untuk di akses oleh masyarakat yang kecenderungannya berada pada kawasan yang terkonsentrasi kegiatan perdagangan. Pada kawasan tertentu dan kawasan permukiman pada umumnya menyatu dengan kawasan untuk kegiatan perdagangan dan jasa serta permukiman. i. Fasilitas dan Utilitas Umum Pengembangan fasilitas dan utilitas umum berkembang menurut skala pelayanan, dengan anggapan bahwa titik penilaian kebutuhan pada keadaan atau jumlah penduduk yang akan dilayani serta memperhatikan jangkauan pelayanan dan aksesbilitas dalam penempatan fasilitas dan utilitas umum. Master Plan Drainase Kota Blitar Tahun 2003 xxvii j. Kawasan Khusus Pengembangan kawasan khusus yang dimaksud adalah pada kawasan terminal regional dan sekitarnya. Dimana pada sekitar kawasan terminal nantinya akan berkembang kegiatan perdagangan dan jasa sehingga perlu pengaturan lebih lanjut. Aksesbilitas ke lokasi ataupun keluar dari lokasi terminal diupayakan dalam radius 200 meter agar kegiatan lainnya tidak sampai terganggu dan diharuskan mempunyai lahan parkir tersendiri.

2.4 RENCANA SISTEM TRANSPORTASI