Persyaratan Fungsional Persyaratan Non-Fungsional Pemodelan Sistem

Gambar 3.1 adalah diagram ishikawa. Konsep dasar dari diagram fishbone adalah nama masalah yang mendapat perhatian dicantumkan di sebelah kanan diagram atau pada kepala ikan dan penyebab masalah yang mungkin digambarkan sebagai tulang- tulang utama Jeffery L. Whitten, 2004. Gambar diatas menjelaskan tentang semua penyebab mengapa diperlukan membuat sistem pendukung keputusan . melalui gambar diatas dapat dilihat bahwa : 1. Mesin yang digunakan masih menggunakan sistem yang manual 2. Belum menggunakan metode dalam menyelesaikan masalah 3. Adanya ketidakpastian dalam pengambilan keputusan dan membutuhkan waktu yang lama untuk pengambilan keputusan 4. Data yang diolah adalah data penerima Jaminan Kesehatan Masyarakat Dari penyebab-penyebab yang telah disebutkan di atas, maka perlu dibuat Sistem Informasi dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting Dan Weighted Product Method WPM . 3.1.1 Analisis persyaratan Analisis persyaratan dibagi menjadi dua bagian yaitu persyaratan fungsional dan persyaratan non-fungsional.

a. Persyaratan Fungsional

Persyaratan fungsional merupakan persyaratan yang menyatakan proses apa yang harus dapat dilakukan suatu sistem atau aplikasi. Dalam aplikasi yang akan dibangun ini, pemilihan penerima Jamkesmas untuk Wilayah Kel. Simpang Tiga Pekan akan menggunakan dua cara yaitu Simple Additive Weighting SAW dan Weighted Product Method WPM. Adapun persyaratan fungsional yang harus dimiliki sistem ini yaitu : 1. Nama Calon Peserta dan Persyaratan adalah Alternatif dan kriteria yang disimpan ke dalam database sistem. Dalam hal ini DBMS yang digunakan adalah MySql. Universitas Sumatera Utara 2. Algoritma yang dipergunakan dalam penentuan peserta Jamkesmas adalah Simple Additive Weighting SAW dan Weighted Product Method WPM. 3. Penentuan Peserta Jamkesmas diperoleh dari pengurutan peserta dengan nilai yang terbesar ke nilai terkecil.

b. Persyaratan Non-Fungsional

Persyaratan non-fungsional adalah persyaratan yang dimiliki suatu sistem yang menggambarkan karakteristik dan batasan kemampuan suatu sistem yang menjadi dasar penentuan apakah daya guna suatu sistem sudah baik atau belum. Adapun persyaratan non-fungsional yang harus dipenuhi diantaranya Jeffery L. Whitten, 2004 : 1. User Friendly Suatu sistem yang dibangun harus mudah digunakan dan dimengerti oleh user sehingga menjadi salah satu solusi dalam pemilihan peserta Jamkesmas 2. Software Pendukung Sistem yang dibangun oleh penulis menggunakan semua Software pendukung bersifat freeware sehingga tidak memerlukan izin atau hal-hal yang dapat merugikan pihak lain. 3. Fitur Tambahan Sistem ini menambahkan beberapa fitur tambahan yaitu menyediakan beberapa fungsi yang akan menyimpan alternatif kandidat, menghapus dan mengedit. 4. Performa Perankingan yang dilakukan sistem akan mampu menampilkan penerima Jamkesmas beserta nilai yang diperoleh secara terurut.

3.2 Pemodelan Sistem

Pemodelan sistem merupakan gambar sebuah sistem yang mewakili kenyataan atau kenyataan yang diinginkan. Model-model sistem memfasilitasi komunikasi yang diperbaiki diantara para pengguna sistem, analis sistem, desainer sistem dan pembangun sistem. Universitas Sumatera Utara Analisis berorientasi objek OOA dilakukan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai sistem dan persyaratan fungsionalnya. Dengan kata lain, OOA mengharuskan kita mengidentifikasi objek, atribut data objek, atribut data objek, behavior yang diasosiasikan, dan hubungan, yang mendukung fungsionalitas sistem yang dibutuhkan. Unified Modelling Language UML sekumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem perangkat lunak dalam kaitannya dengan objek Jeffery L, 2004. Ada tiga kegiatan umum dalam melakukan analisis berorientasi objek : 1. Memodelkan fungsi sistem 2. Menemukan dan mengidetifikasi objek bisnis 3. Mengorganisir objek dan mengidentfikasi hubungan objek. 3.2.1 Use case Use case adalah sebuah skenario atau peristiwa bisnis dimana sistem harus memberikan suatu respons yang ditentukan. Use case mencakup analisis berorientasi objek; akan tetapi, penggunaannya menjadi hal umum di banyak metodologi untuk analisis dan desain sistem. Satu Pendekatan yang lebih popular dan berhasil untuk penulusuran dan pengidentifikasian kejadian dan respons adalah teknik yang disebut usecase, yang dikembangkan oleh Dr. Ivar Jacobson. Teknik ini berakar pada analisis berorientasi objek, tetapi sangat mudah diadaptasikan dengan analisis terstruktur dan pendiagraman aliran data. Analisis use case adalah proses pengidentifikasian dan pemodelan kejadian bisnis, siapa yang menginisiasi, dan bagaimana sistem meresponnya Jeffery L. Whitten, 2004. Gambar 3.2 menjelaskan tentang diagram yang menggambarkan interaksi antara sistem dengan sistem eksternal dan pengguna. Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. Universitas Sumatera Utara Admin SAW WPM Hitung Matriks Keputusan Normalisasi Matriks Keputusan Hitung Vektor X Hitung Matriks Keputusan Perbaikan bobot kriteria Hitung Vektor S System «extends» «extends» «extends» «extends» «extends» «extends» Hitung Vektor V «extends» Gambar 3.2 Use Case Diagram 3.2.2 Activity diagram Activity diagram adalah diagram yang dapat digunakan untuk menggambarkan secara grafis aliran proses bisnis, langkah-langkah sebuah usecase atau logika behaviour metode. Diagram ini berbeda dengan flowchart dimana diagram ini menyediakan sebuah mekanisme untuk menggambarkan kegiatan yang tampak secara paralel Whitten, dkk, 2004. Universitas Sumatera Utara System User User Input data kriteria dan alternatif Kandidat Jamkesmas Akses Button SAW Algorithm untuk menghitung SAW Buat Matriks Rating Kecocokan Alternatif setiap kriteria Matriks Normalisasi Rating Kecocokan Alternatif setiap Kriteria Matriks Normalisasi dikalikan dengan bobot kriteria Hasil Perankingan dengan Metode SAW Gambar 3.3 Diagram Aktivitas Simple Additive Weighting SAW Gambar 3.3 adalah diagram aktivitas dengan menggunakan metode Simple Additive Weighting SAW. Diagram ini serupa dengan flowchart dimana secara grafis diagram ini menggambarkan aliran sekuensial dari kegiatan. Kegiatan yang dilakukan pengguna setelah login yaitu memasukkan nilai alternatif dan kriteria penerima Jamkesmas, kemudian mengakses button algoritma SAW dan memperoleh output ranking penerima Jamkesmas terbaik. System User Admin Akses Button WPM Algorithm untuk menghitung WPM Perbaikan Bobot Kriteria Hitung Vektor S =Menyatakan Preferensi Alternatif Hasil Perankingan dengan Metode WPM Input data kriteria dan alternatif Kandidat Jamkesmas Matriks Rating Kecocokan Alternatif Setiap Kriteria Hitung Vektor V = Preferensi Alternatif Gambar 3.4 Diagram Aktivitas Weighted Product Method WPM Universitas Sumatera Utara Gambar 3.4 adalah diagram aktivitas Weighted Product Method WPM, dimana kegiatan yang tampak yaitu dimulai dengan memasukkan alternatif dan nilai setiap kriteria alternatif. Akses button WPM algoritma di pilih disalah satu menu kemudian menghitung vektor S dan didapat ranking penerima Jamkesmas terbaik. 3.2.3 Sequence Diagram Sequence diagram adalah diagram UML yang memodelkan logika sebuah usecase dengan cara menggambarkan interaksi pesan diantara objek-objek dalam rangkaian waktu. Berikut merupakan sequence diagram sistem dengan metode yang digunakan. Admin Bobot Kriteria Input Kriteria dan Alternatif Nilai Kriteria setiap Alternatif Matriks SAW Hitung bobot kriteria Hitung matriks kriteria ` Matriks Normalisasi Kandidat Hasil Perangkingan Kandidat dengan Metode SAW Gambar 3.5 Sequence diagram Simple Additive Weighting SAW Gambar 3.5 menggambarkan dengan sangat detail bagaimana sebuah objek berinteraksi satu sama lain sepanjang waktu. Kaitan antara user dan data yang tersimpan dapat dilihat dari gambar diatas. Gambar 3.6 menjelaskan tentang user dan database yang digunakan dengan metode Weighted Product Method WPM. Keterkaitan antar objek sehingga diperoleh hasil perankingan peserta Jamkesmas dengan metode Weighted Product Method WPM. Universitas Sumatera Utara Admin Bobot Kriteria Input Kriteria dan Alternatif Peserta Jamkesmas Nilai Kriteria setiap Alternatif Peserta Jamkesmas Matriks WPM Hitung Bobot Kriteria ` Normalisasi Bobot Kriteria Peserta Jamkesmas Hasil Perangkingan Kandidat dengan Metode WPM Simpan matriks kriteria dan alternatif peserta Jamkesmas Hitung Vektor S Hasil Perhitungan Vektor S Hitung Vektor V Gambar 3.6 Sequence Diagram Weighted Product Method WPM

3.3 Diagram Alir Flowchart

Dokumen yang terkait

Sistem Pendukung Keputusan Perangkingan Penerima BSM dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM)

15 131 92

Perbandingan Metode Weighted Product dan Simple Multi-Attribute Rating Tecnique Dalam Menentukan Lahan Terbaik untuk Tanaman Karet

17 139 129

Implementasi Perbandingan Metode Simple Additive Weighting Dengan Weighted Sum Model Dalam Pemilihan Siswa Berprestasi

8 109 134

PERBANDINGAN METODE WEIGHTED PRODUCT (WP) DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) PADA PENENTUAN BARANG KONVEKSI

0 6 6

Sistem Pendukung Keputusan Perangkingan Penerima BSM dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM)

0 2 27

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERANKINGAN PENERIMA BSM DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT MODEL (WPM) SKRIPSI FITRIA ANDHIKA 121421093

1 3 12

Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM) Dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat

0 2 27

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN - Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM) Dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat

0 2 14

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Perbandingan Metode Simple Additive Weighting (SAW) dan Weighted Product Model (WPM) Dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat

0 0 6

PERBANDINGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) DAN WEIGHTED PRODUCT METHOD (WPM) DALAM PEMBERIAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAT SKRIPSI CHASIKA RANI PURBA 121421094

0 2 12