2. Memudahkan proses seleksi warga kurang mampu yang memenuhi persyaratan dan data-data hasil seleksi tersimpan di dalam sistem komputer
sehingga dapat digunakan lagi apabila diperlukan.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, tahapan-tahapan yang akan dilalui adalah sebagai berikut: a. Studi Literatur
Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui membaca buku-buku, skripsi, dan jurnal yang dapat mendukung penulisan Tugas Akhir
yang relevan mengenai Sistem Pendukung Keputusan, Simple Additive Weighting SAW dan Weighted Product Method WPM.
b. Analisis dan Perancangan Sistem Analisis masalah yang dimulai dengan tahap mengindentifikasikan masalah,
dilakukan pengumpulan data - data yang berkaitan dengan kriteria pemilihan peserta Jamkesmas, memahami kerja sistem yang akan dibuat, manganalisis dan
membuat laporan tentang hasil implementasi kedua algoritma. Kemudian dilakukan perancangan untuk pengambilan keputusan peserta Jamkesmas yang
memenuhi kriteria sehingga menjadi suatu informasi. Proses ini meliputi pembuatan algoritma program, UML, flowchart sistem,
rancangan aplikasi, dan pembuatan user interface aplikasi. c. Implementasi
Pada tahap ini dilakukan pemanfaatan program dalam melakukan proses pengambilan keputusan pada penyeleksian peserta Jamkesmas. Metode ini
dilaksanakan dengan mengimplementasikan rancangan sistem yang telah dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman PHP.
d. Pengujian Sistem Pada tahap ini dilakukan pemasukan data serta memproses data setelah itu
dilakukan pengujian apakah sistem pendukung keputusan yang telah dibangun berjalan benar sesuai dengan tujuan.
Universitas Sumatera Utara
e. Dokumentasi Tahap akhir penelitian yang dilakukan, yaitu membuat kesimpulan dan laporan
tentang penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan dan tujuan yang telah didapat dari metode-metode penelitian sebelumnya, diharapkan mampu
memberikan dokumentasi penelitian ini.
1.7 Sistematika Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut :
BAB 1 : PENDAHULUAN
Bab ini akan menjelaskan mengenai latar belakang pemilihan judul skripsi “Perbandingan Metode Simple Additive Weighting SAW dan Weighted Product
Method WPM dalam Pemberian Jaminan Kesehatan Mayarakat JAMKESMAS,
rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 : LANDASAN TEORI
Bab ini membahas mengenai teori-teori yang berkaitan dengan perancangan model sistem pendukung keputusan dalam pemberian Jaminan Kesehatan Masyarakat
JAMKESMAS. BAB 3 : ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Bab ini menjelaskan analisis yang dilakukan terhadap permasalahan dan penyelesaian persoalan
dalam penentuan
pemberian jaminan
kesehatan dengan
mengimplementasikan Algoritma SAW dan WPM untuk pemilihan.
BAB 4 : IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM
Bab ini berisi implementasi perancangan sistem dari hasil analisis dan perancangan yang sudah dibuat, serta menguji sistem untuk menemukan kelebihan dan kekurangan
pada sistem yang dibuat.
BAB 5 : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan uraian bab-bab sebelumnya dan saran- saran yang diharapkan dapat bermanfaat dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
2.1.1 Pengertian Sistem
Dalam mendefenisikan sistem terdapat dua kelompok pendekatan sistem, yaitu sistem yang lebih menekankan pada prosedur dan elemennya. Prosedur didefenisikan sebagai
suatu urut-urutan yang tepat dari tahap-tahapan instruksi yang menerangkan apa yang harus dikerjakan, siapa yang mengerjakan, kapan dikerjakan dan bagaimana
mengerjakannya Gerald. J., 1991. Penganut pendekatan elemen adalah Davis 1985 yang mendefinisikan sistem sebagai bagian-bagian yang saling berkaitan yang
beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud. Sedangkan Lucas 1989 mendefinisikan sistem sebagai suatu komponen atau variabel yang terorganisir,
saling berinteraksi, saling bergantung satu sama lain dan terpadu. Sebuah sistem mempunyai tujuan atau sasaran. McLeod berpendapat sistem adalah sekelompok
elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan. Begitu pula Robert G. Murdick 1993, mendefenisikan sistem sebagai seperangkat
elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan yang bersama Albahra, 2005.
Sistem merupakan suatu bentuk integrasi antara satu komponen dengan komponen lainnya. Karena sistem memiliki sasaran yang berbeda untuk setiap kasus
yang terjadi yang ada di dalam sistem tersebut Albahra, 2005.
Universitas Sumatera Utara
Sistem merupakan kumpulan elemen yang saling berkaitan yang bertanggung jawab memproses masukan input sehingga menghasilkan keluaran output Kusrini,
2007.
2.1.2 Pengertian Keputusan Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu
berkaitan dengan jawaban atas pertanyaan- pertanyaan mengenai “apa yang harus
dilakukan “ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan Davis, 1991 .
Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu sesungguhnya merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang dapat
digunakan memecahkan masalah yang dihadapinya H.I Syamsi, 2000.
Kesimpulan yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah : tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak
ada kaitannya dengan masalah lain. Kemugkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat ganda multiple addective dalam arti bahwa satu
keputusan yang diambilnya itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif ataupun yang tidak kontradiktif H.I Syamsi, 2000.
Informasi merupakan hasil pengolahan data, yang dapat berfungsi untuk suatu tujuan tertentu atau untuk analisa, dan pengambilan keputusan Sanyoto, 1988.
Biasanya informasi terdiri dari selected data atau shorted data yaitu data yang terpilih atau terpilah, tergabung dan disusun sesuai dengan kebutuhan pemakai data, masalah,
waktu, tempat, dan fungsinya.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa proses pengambilan keputusan itu meliputi :
1. Identifikasi masalah 2. Pengumpulan dan penganalisaan data
Universitas Sumatera Utara
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan yang nantinya akan dijadikan alternatif
– alternatif keputusan, dengan memperhatikan situasi lingkungan
4. Memilih satu alternatif terbaik untuk dijadikan keputusan 5. Melaksanakan keputusan
6. Memantau dan mengevaluasi hasil keputusan
Tujuan dari keputusan adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan. Kriteria atau ciri-ciri keputusan adalah
1. Banyak pilihanalternatif. 2. Ada kendala atau syarat.
3. Mengikuti suatu polamodel tingkah laku, baik yang terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
4. Banyak inputvariabel 5. Ada faktor resiko
6. Dibutuhkan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan.
2.1.2.1 Kondisi Pengambilan Keputusan Pengambilan keputusan adalah sebuah proses memilih tindakan diantara berbagai
alternatif untuk mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan Turban, 2005.
Setiap keputusan yang telah diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu analisis proses pengambilan keputusan pada
hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Dunn menyatakan bahwa proses-proses kebijakan meliputi:
1. Masalah kebijakan policy problems 2. Alternatif kebijakan policy alternatives
3. Tindakan kebijakan policy actions 4. Hasil kebijakan policy outcomes
5. Pola pelaksanaan kebijakan policy performance
Ada beberapa keadaan yang mungkin dialami oleh pengambil keputusan ketika mengambil keputusan, yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Pengambilan keputusan dalam kepastian, semua alternatif diketahui secara pasti.
2. Pengambilan keputusan dalam berbagai tingkat resiko yang dipilih. 3. Pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian, ada alternatif yang tidak
diketahui dengan jelas.
2.1.3 Sistem Pendukung Keputusan
Computer Information system mengikuti perubahan dari organisasi secara alami.
Setiap organisasi selalu mulai dengan sistem data processing yang mendukung support proses transaksi dan melakukan perubahan ke arah terbentuknya
management information system untuk mensupport pengambilan keputusan pada tahap tactical dan strategic. Dalam beberapa tahun yang telah berlalu di temukan satu
sistem baru yang disebut decision support system DSS yang memperoleh popularitas dalam bidang sistem informasi komputer.
Sistem Pendukung Pendukung Keputusan Decision Support System DSS merupakan sistem informasi interaktif yang menyedikan informasi , pemodelan , dan
pemanipulasian data. Sistem itu digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam situasi yang semiterstruktur dan dimana tak seorangpun tahu secara pasti
bagaimana keputusan seharusnya dibuat Alter,2002.
Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat, maka pimpinan membutuhkan informasi yang akurat: lengkap sesuai dengan kebutuhan, dapat dipercaya
kebenarannya, dan up-to-date. Untuk keperluan tersebut, maka dibutuhkan model pengolahan data sesuai cocok. Ada 3 macam model pengolahan data berdasarkan
DSS, yaitu : a. Institusional DSS, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan
untuk jangka panjang b. DSS Generators, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan yang
harus cepat mengingat situasi dan kondisi permasalahannya
Universitas Sumatera Utara
c. DSS Tools, yaitu sistem pendukung pengambilan keputusan yang harus cepat namun penerapannya sangat terbatas. Meskipun demikian
kemungkinan dapat juga menjadi Institusional DSS nantinya.
Sistem lainnya yang berbasis komputer
Manajemen Data Manajemen Model
Internet, Intranet. Ekstranet
Model Eksternal
Subsistem Berbasis Pengetahuan
Antarmuka Pengguna
Manajer Pengguna
Basis Pengetahuan
Organisasional
Gambar 2.1 Arsitektur Sistem Pendukung Keputusan
Dari gambar diatas sistem pendukung keputusan harus mencakup tiga komponen utama dari DBMS, MBMS, dan antarmuka pengguna. Subsistem
manajemen berbasis pengetahuan adalah opsional, tetapi bisa memberikan banyak manfaat karena memberikan intelegensi bagi ketiga komponen utama tersebut. Seperti
pada semua sistem informasi manajemen, pengguna bisa dianggap sebagai komponen sistem pendukung keputusan. Komponen-komponen tersebut membentuk sistem
aplikasi sistem pendukung keputusan yang bisa dikoneksikan ke intranet perusahaan, ekstranet, atau internet.
2.1.4 Multi-Attribute Desicion Making MADM
Logika Fuzzy sebagai komponen utama pembangun soft computing, terbukti telah memiliki kinerja yang sangat baik untuk menyelesaikan masalah-masalah yang
mengandung ketidakpastian. Semenjak diperkenalkan oleh Lotfi A. Zedah pada tahun 1965, himpunan Fuzzy dan logika Fuzzy semakin banyak diminati oleh para peneliti
baik untuk diaplikasikan pada bidang ilmu tertentu, maupun dilakukan pengembangan
Universitas Sumatera Utara
terhadap konsep yang telah diberikan. Proses pengambilan keputusan dalam suatu Decision Support System
DSS tidak luput dari pengaplikasian logika Fuzzy S. Kusumadewi, 2006.
Konsep dasar dari sistem pendukung keputusan fuzzy adalah relasi antar elemen dalam himpunan-himpunan. Suatu relasi fuzzy mempresentasikan derajat
keanggotaan hubungan antara elemen dari 2 atau lebih himpunan. Relasi fuzzy antara suatu elemen x ϵ X dan suatu elemen y ϵ Y didefenisikan sebagai X X Y yang
merupakan cartesian product dan diwujudkan dalam himpunan passangan x,y Bourke, 1998.
FMADM adalah suatu metode yang digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah
menentukan nilai bobot dalam setiap atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi alternatif yang sudah diberikan H. Wibowo,
2009.
Pada dasarnya, proses MADM dilakukan melalui tiga tahap, yaitu penyusunan komponen-komponen situasi, analisis, dan sintesis informasi Rudholpi, 2000. Pada
tahap penyusunan komponen, komponen situasi akan dibentuk tabel taksiran yang berisi identifikasi alternatif dan spesifikasi tujuan, kriteria dan atribut. Salah satu cara
untuk menspesifikasikan tujuan situasi |O
i
, i=1,....,t| adalah dengan cara mendaftar konsekuensi-konsekuensi yang mungkin dari alternatif yang telah terindentifikasi |A
i
, i=1,.....,n| .Selain itu juga disusun atribut-atribut yang akan digunakan |a
k
,k=1,.....,m|.
Tahap analisis dilakukan melalui dua langkah. Pertama mendatangkan taksiran dari besaran yang potensial,kemungkinan dan ketidakpastian yang berhubungan
dengan dampak-dampak yang mungkn pada setiap alternatif. Kedua, meliputi pemilihan dari preferensi pengambil keputusan untuk setiap nilai, dan ketidakpedulian
terhadap resiko yang timbul. Pada lankah pertama, beberapa metode menggunakan fungsi distribusi | p
j
x | yang menyatakan probabilitas kumpulan atribut | a
k
| terhadap setiap alternatif | A
i
|. Konsekuen juga dapat ditentukan secara langsung dari agregasi sederhana yang dilakukan pada informasi terbaik yang tersedia. Demikian pula, ada
Universitas Sumatera Utara
beberapa cara untuk menentukan preferensi pengambil keputusan pada setiap konsekuen yang dapat dilakukan pada langkah kedua. Metode yang paling sederhana
adalah untuk menurunkan bobot aribut dan kriteria adalah dengan fungsi utilitas atau penjumlahan terbobot.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan MADM, antara lain S.Kusumadewi, 2006 :
a. Simple Additive Weighting SAW b. Weighted Product WP