Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa menurut Perda No.6 Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

2. Tarif proteksi efektif : Tarif proteksi efektif ini disebut juga sebagai Effective Rate of Protection ERP, yaitu kenaikan Value Added Manufacturing VAM yang terjadi karena perbedaan antara presentase tarif nominal untuk barang jadi atau CBU Completely Built-Up dengan tarif nominal untuk bahan baku komponen input impornya atau CKD Completely Knock Down. 3. Tarif berdasarkan harga burden rate : tarif yang digunakan dalam pembebanan overhead pra produksi. 4. Tarif bunga efektif effective rate of interest : adalah tarif bunga di pasaran pada saat pengeluaran obligasi. 5. Tarif dasar basing rate: a. Tempat yang dipilih untuk dijadikan dasar penentu dari tarif- tarif pengangkutan dari satu tempat ke tempat lain. b. Tarif untuk menentukan tarif-tarif lainnya. 6. Tarif diskonto discount rate: adalah tarif yang digunakan untuk menghitung bunga yang harus dipotongkan dari nilai jatuh tempo dari wesel. 7. Tarif pajak tax rate: adalah tarif yang diterapkan atas penghasilan kena pajak untuk menghitung pajak penghasilan yang terhutang. Tarif ini ditetapkan dalam undang-undang. 8. Tarif pajak marjinal marginal tax rate: adalah tarif pajak tertinggi yang dikenakan terhadap laba dari wajib pajak. 9. Tarif transito cut back rate: adalah tarif pengangkutan yang dikenakan untuk pengapalan transito 10. Tarif varian upah langsung direct labor rate variance: adalah perbedaan biaya antara tarif sebenarnya yang dibayar untuk upah langsung dengan tarif standar untuk memproduksi barang. 11. Tarif yang ditentukan lebih dulu predetermined transfer price: adalah beban biaya tidak langsung yang ditentukan terlebih dahulu untuk tiap departemen yang menggunakannya. Jadi disini beban- beban yang dianggarkan, sehingga setelah terjadi dicari selisih efisiensi spending variance.

3. Tarif Retribusi

Tarif retribusi merupakan kebijakan dan dasar aturan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

G. Desentralisasi Fiskal dan Teori Pertumbuhan Ekonomi

Desentralisasi fiskal memang diyakini oleh para ahli akan mempunyai efek terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi harus diakui bahwa teoritis yang menjelaskan hubungan kedua hal tersebut saat ini sedang dikembangkan dan menjadi perdebatan diantara para ahli. Terdapat argumentasi yang menyatakan bahwa efek dari desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan efisiensi alokasi atas berbagai sumber daya publik. Berbagai penelitian mengenai kaitan desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara menemukan hasil yang bervariasi dan tidak konsisten satu dengan lainnya. Walaupun berbagai literatur teoritik sepakat bahwa implementasi desentralisasi fiskal yang tepat akan mendorong peningkatan efisiensi ekonomi, khusus nya di sektor publik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun berbagai kajian empirik penerapan desentralisasi fiskal di berbagai negara menghasilkan output yang bervariasi. Secara intuitif desentralisasi fiskal dapat mendorong efisiensi ekonomi dan secara dinamis akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah Oates, 1993; Martines dan McNab, 1997. Mereka berargumen bahwa pengeluaran untuk infrastruktur dan sektor sosial akan efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena daerah mengetahui karakteristik daerahnya masing-masing. Jadi menurut pandangan ini pemerintah daerah dipercaya dapat mengalokasikan dana kepada setiap sektor ekonomi secara efisien daripada yang dilakukan pemerintah pusat. Tetapi pengaruh langsung desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi jika desentralisasi fiskal tidak berjalan secara efektif. Pertumbuhan ekonomi dari sudut tinjauan ekonomi dapat direfleksikan oleh prosuk domestik bruto PDB. Variabel ini sering digunakan untuk mengukur seberapa baik suatu negara sudah dikelola dengan benar. Menurut Mankiw 1999, PDB dapat dipandang dalam dua hal. Pertama, total pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam perekonomian. Kedua adalah total pengeluaran atas barang dan jasa dalam ekonomi. Dari dua pandangan tersebut, PDB dapat mencerminkan kinerja pertumbuhan ekonomi suatu negara. Menurut studi yang dilakukan oleh Zhang dan Zou 1998, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi disuatu negara dipengaruhi oleh