2. Jasa Usaha
Retribusi jasa usaha ini dikenakan atas jasa usaha sebagai objek retribusi jasa usaha ini yaitu :
a. Pelayanan dengan menggunakanmemanfaatkan kekayaan daerah
yang belum dimanfaatkan secara optimal b.
Pelayanan oleh pemerintah daerah sepanjang belum disediakan secara memadai oleh pihak swasta.
Termasuk kategori retribusi Jasa Usaha : a.
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah b.
Retribusi Pasar Grosir dan Pertokoan c.
Retribusi Tempat Pelelangan d.
Retribusi Terminal e.
Retribusi Tempat Khusus Parkir f.
Retribusi Tempat PenginapanVilaa g.
Retribusi Rumah Potong Hewan h.
Retribusi Pelayanan Kepelabuhan i.
Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga j.
Retribusi Penyebrangan di Air dan, k.
Retribusi Penjualan Produksi Usaha Daerah
3. Retribusi Perizinan Tertentu
Sebagai objek retribusi perizinan tertentu ini yaitu perizinan pelayanan tertentu oleh pemerintah daerah kepada orang pribadi atau pribadi
yang dimaksud untuk pengaturan dan pengawasan atas kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana,
sarana, atau fasilitas tertentu guna melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. Jenis Retribusi perizinan tertentu ini
meliputi : a.
Retribusi Izin Mendirikan Bangunan b.
Retribusi Izin Tempat Penjualan Minuman Beralkohol c.
Retribusi Izin Gangguan d.
Retribusi Izin Trayek e.
Retribusi Izin Periklanan
2.
Retribusi Daerah
Terdapat dua karakteristik yang penting dalam retribusi menurut Adolf Wagner C.Goedhart yaitu:
a. Adanya sifat kontraprestasi tertentu yang langsung dapat ditunjuk
bagi jasa yang diberikan oleh negara. b.
Prestasi negara yang bersangkutan dilakukan berdasarkan tugas spesifik negara.
Menurut cara menentukan jumlah pungutan, maka retribusi dapat dibagi menjadi :
1. Retribusi Tetap, yaitu jumlah pungutan berdasarkan ketetapan.
2. Retribusi Kelas, yaitu retribusi yang banyaknya pungutan telah
ditentukan atau tergantung pada pendapatan dari para pembayar retibusi. Sedangkan retribusi menurut cara pembayarannya dapat
dibedakan dalam retribusi kontan dan retribusi materi. Di dalam pelaksanaan pemungutan retribusi haruslah diperhatikan
norma-norma hukum yang berlaku, atas pemungutan retribsui tersebut. Menurut Undang-Undang Darurat No. 12 Tahun 1957, tentang Peraturan
umum retribusi daerah yang menyebutkan batasan dan azas pengenaan retribusi daerah :
1. Retribusi tidak boleh merupakan rintangan keluar masuknya atau
pengangkatan barang keluar dan kedalam daerah 2.
Dalam peraturan retribusi daerah tidak boleh diadakan perbedaan, atau memberikan keistimewaan yang menguntungkan perorangan,
golongan atau keagamaan. Penarikan pemungutan yang merupakan keterkaitan antara pemerintah
dengan warga negara dalam hubungan yang bersifat hukum publik, maka pemungutan tersebut bagi Pemerintah paling sedikit harus memenuhi
prasyarat-prasyarat yang berlaku secara umum.
3. Ketentuan Umum Retribusi Daerah
Ketentuan yang dimaksud adalah ketentuan yang diatur dalam peraturan perundang undangan pajak dan retribusi daaerah yaitu meliputi:
1. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan. 2.
Wajib Retribusi adalah orang atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan
pembayaran retribusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi tertentu.
3. Badan adalah suatu bentuk badan usaha yang meliputi perseroan
terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya badan usaha milik negara atau daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun,
persekutuan, perkumpulan, firma, kongsi, koperasi, koperasi yayasan atau organisasi yang sejenis, lembaga, dana pensiun, bentuk usaha
tetap serta bentuk badan usaha lainnya. 4.
Jasa adalah kegiatan Pemerintah Daerah berupa usaha dan pelayanan yang menyebabkan barang, fasilitas, atau kemanfaatan lainnya yang
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 5.
Jasa Umum adalah jasa yang diberikan atau disediakan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan pemanfaatan umum
serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan. 6.
Jasa Usaha adalah jasa yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip komersial karena pada dasarnya dapat pula
disediakan oleh sektor swasta.
7. Perizinan Tertentu adalah kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam
rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau badan yang dimaksudkan untuk pembinaan, pengaturan, pengendalian dan
pengawasan atas kegiatan, pemanfaatan ruang, penggunaan sumber daya alam, barang, prasarana, sarana, atau fasilitas tertentu guna
melindungi kepentingan umum dan menjaga kelestarian lingkungan. 8.
Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi diwajibkan untuk memanfaatkan
jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah yang bersangkutan. 9.
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi.
10. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan, dan mengolah data dan atau keterangan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan danretribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan daerah dan retribusi.
11. Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan daerah dan retribusi
adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil.
E. Retribusi Terminal
Sesuai dalam peraturan daerah Kota Bandar Lampung No. 6 Tahun 2011 tentang retribusi terminal tertuang di dalamnya bahwa: Dishub , 2011
1. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat,
menurunkan orang, barang, mengatur kedatangan, dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan wujud simpul jaringan transportasi.
2. Retribusi terminal adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas
fasilitas yang diberikan kepada umum didalam lingkungan terminal.
1. Nama, Objek dan Subjek Retribusi menurut Perda No.6 tahun
2011 Pasal 19
Dengan nama Retribusi Terminal dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan dan pemakaian fasilitas terminal yang
disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh Pemerintah Daerah.
Pasal 20
a Objek Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan Tempat Parkir
untuk kendaraan penumpang, Bus Umum, Tempat kegiatan Usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan Terminal yang disediakan, dimiliki dan
dikelola oleh Pemerintah Daerah. b
Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah terminal yang disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh
Pemerintah, BUMN, BUMD dan Pihak Swasta.
Pasal 21
Subjek Retribusi Terminal adalah Orang Pribadi atau Badan yang menggunakan fasilitas terminal yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah.
2. Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa menurut Perda No.6
tahun 2011 Pasal 22
Tingkat penggunaan jasa Terminal diukur berdasarkan jenis fasilitas yang digunakan, ukuran tempat dan frekuensi waktu penggunaan
fasilitas Terminal.
3. Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi
Struktur dan besarnya tarif Retribusi Terminal ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan daerah ini.
STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI TERMINAL
Jenis pelayanan Jenis kendaraanFasilitas
Tarif Rp Tempat Memuat dan
Menurunkan Penumpang Umum dan Mobil Bus
Umum 1.
Angkutan Kota : a.
Mobil Penumpang b.
Bus c.
Taxi 2.
Angkutan perbatasan : a.
Mobil Penumpang 1.500hari
1.000sekali masuk 1.000sekali masuk
1.000sekali masuk
3. Angkutan Antar Kota
Dalam Provinsi AKDP a.
Mobil penumpang b.
Bus
Ekonomi
EksekutiveAC 2.000sekali masuk
2.000sekali masuk 5.000sekali masuk
4. Angkutan antar kota antar
provinsi AKAP a.
Mobil penumpang b.
Bus
Ekonomi
EksekutiveAC 5.000sekali masuk
5.000sekali masuk 10.000sekali masuk
Tempat Bongkar Muat Mobil Barang atau Non Bus
5.000sekali masuk
Tempat Parkir 1.
Kendaraan tidak Umum:
Mobil Penumpang
Bus
Mobil Angkutan Barang
Sepeda motor 2.
Kendaraan yang menginap 2.000sekali masuk
5.000sekali masuk 5.000sekali masuk
1.000sekali masuk 5.000hari
Kios Tempat usaha
5.000m
2
bulan Sarana kebersihan umum
Pemakaian Fasilitas Kamar Mandi Umum
WC Umum Pengambilan Air
2.000sekali masuk 2.000sekali masuk
1.000pikul
Kebersihan lingkungan terminal
Tempat UsahaKios: 1.
Kecil luas 16 m
2
2. Sedang luas 16 sd 25 m
2
3. Besar luas 25 m
2
2.000hari 3.000hari
5.000hari
Tempat istirahat awak kendaraan umum
Per Orang 3.000sekali masuk
Sumber : Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung
F. Tarif Retribusi
1. Pengertian Tarif
Pengertian tarif sering kali diartikan sebagai daftar harga sewa, ongkos dan sebagainya sehingga dengan kata lain tarif sama dengan harga.
Dalam kamus bahasa indonesia tarif merupakan harga satuan jasa, aturan pungutan dan daftar bea masuk. Dapat disimpulkan bahwa tarif
merupakan kebijakan daftar harga atas pembayaran jasa, sewa, ongkos dan sebagainya, tarif juga menjadi dasar aturan pungutan tertentu dan
sebagai daftar bea masuk.
2. Jenis-jenis Tarif
Selanjutnya akan dijelaskan beberapa jenis-jenis tarif: 1.
Tarif nominal : adalah besarnya presentase tarif suatu barang tertentu yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia BTBMI.
Buku Tarif Bea Masuk Indonesia yang digunakan saat ini adalah buku tarif berdasarkan ketentuan harmonized system atau HS yang
menggunakan penggolongan barang dengan sistem 9 digit. Penggolongan barang dengan sistem digit ini akan mempermudah
dan memperlancar arus perdagangan internasional karena adanya kesatuan kode barang untuk seluruh negara, terutama yang telah
menjadi anggota World Customs Organization WCO yang bermarkas di Brussel.
2. Tarif proteksi efektif : Tarif proteksi efektif ini disebut juga sebagai
Effective Rate of Protection ERP, yaitu kenaikan Value Added Manufacturing VAM yang terjadi karena perbedaan antara
presentase tarif nominal untuk barang jadi atau CBU Completely Built-Up dengan tarif nominal untuk bahan baku komponen input
impornya atau CKD Completely Knock Down. 3.
Tarif berdasarkan harga burden rate : tarif yang digunakan dalam pembebanan overhead pra produksi.
4. Tarif bunga efektif effective rate of interest : adalah tarif bunga di
pasaran pada saat pengeluaran obligasi. 5.
Tarif dasar basing rate: a.
Tempat yang dipilih untuk dijadikan dasar penentu dari tarif- tarif pengangkutan dari satu tempat ke tempat lain.
b. Tarif untuk menentukan tarif-tarif lainnya.
6. Tarif diskonto discount rate: adalah tarif yang digunakan untuk
menghitung bunga yang harus dipotongkan dari nilai jatuh tempo dari wesel.
7. Tarif pajak tax rate: adalah tarif yang diterapkan atas penghasilan
kena pajak untuk menghitung pajak penghasilan yang terhutang. Tarif ini ditetapkan dalam undang-undang.
8. Tarif pajak marjinal marginal tax rate: adalah tarif pajak tertinggi
yang dikenakan terhadap laba dari wajib pajak. 9.
Tarif transito cut back rate: adalah tarif pengangkutan yang dikenakan untuk pengapalan transito
10. Tarif varian upah langsung direct labor rate variance: adalah
perbedaan biaya antara tarif sebenarnya yang dibayar untuk upah langsung dengan tarif standar untuk memproduksi barang.
11. Tarif yang ditentukan lebih dulu predetermined transfer price:
adalah beban biaya tidak langsung yang ditentukan terlebih dahulu untuk tiap departemen yang menggunakannya. Jadi disini beban-
beban yang dianggarkan, sehingga setelah terjadi dicari selisih efisiensi spending variance.
3. Tarif Retribusi
Tarif retribusi merupakan kebijakan dan dasar aturan pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus
disediakan dan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.
G. Desentralisasi Fiskal dan Teori Pertumbuhan Ekonomi
Desentralisasi fiskal memang diyakini oleh para ahli akan mempunyai efek terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi harus diakui bahwa teoritis yang
menjelaskan hubungan kedua hal tersebut saat ini sedang dikembangkan dan menjadi perdebatan diantara para ahli. Terdapat argumentasi yang
menyatakan bahwa efek dari desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan efisiensi alokasi atas berbagai sumber daya
publik. Berbagai penelitian mengenai kaitan desentralisasi fiskal dan pertumbuhan ekonomi di berbagai negara menemukan hasil yang bervariasi
dan tidak konsisten satu dengan lainnya. Walaupun berbagai literatur teoritik sepakat bahwa implementasi desentralisasi fiskal yang tepat akan mendorong
peningkatan efisiensi ekonomi, khusus nya di sektor publik dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Namun berbagai kajian empirik penerapan
desentralisasi fiskal di berbagai negara menghasilkan output yang bervariasi. Secara intuitif desentralisasi fiskal dapat mendorong efisiensi ekonomi dan
secara dinamis akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah Oates, 1993; Martines dan McNab, 1997. Mereka berargumen bahwa pengeluaran
untuk infrastruktur dan sektor sosial akan efektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah, karena daerah mengetahui karakteristik
daerahnya masing-masing. Jadi menurut pandangan ini pemerintah daerah dipercaya dapat mengalokasikan dana kepada setiap sektor ekonomi secara
efisien daripada yang dilakukan pemerintah pusat. Tetapi pengaruh langsung desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi tidak akan terjadi jika
desentralisasi fiskal tidak berjalan secara efektif. Pertumbuhan ekonomi dari sudut tinjauan ekonomi dapat direfleksikan oleh
prosuk domestik bruto PDB. Variabel ini sering digunakan untuk mengukur seberapa baik suatu negara sudah dikelola dengan benar. Menurut Mankiw
1999, PDB dapat dipandang dalam dua hal. Pertama, total pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam perekonomian. Kedua adalah total
pengeluaran atas barang dan jasa dalam ekonomi. Dari dua pandangan tersebut, PDB dapat mencerminkan kinerja pertumbuhan ekonomi suatu
negara. Menurut studi yang dilakukan oleh Zhang dan Zou 1998, menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi disuatu negara dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti desentralisasi fiskal, tenaga kerja, perpajakan nasional, perpajakan provinsi, investasi, keterbukaan ekonomi dan
pengeluaran pemerintah di masing-masing sektor dalam ekonomi. Faktor lain yang juga bisa mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan
penduduk, tingkat pengangguran dan perkembangan teknologi Mankiw, 1999.
H. Inflasi dan Nilai Waktu Uang
1. Inflasi
a Pengertian Inflasi
Menurut Parkin dan Bade inflasi adalah pergerakan ke arah atas dari
tingkatan harga. Secara mendasar ini berhubungan dengan harga, hal ini bisa juga disebut dengan berapa banyaknya uang rupiah untuk
memperoleh barang tersebut
.
Dengan kata lain Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum barang-barang secara terus menerus selama
peride tertentu. Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-
harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi
masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya
ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi
adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan
inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-
menerus dan saling pengaruh-memengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat
sebagai penyebab meningkatnya harga. b Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan yaitu kelebihan likuiditas, uang atau alat tukar lebih yang lebih dipengaruhi dari
peran negara dalam kebijakan moneter dimana wewenang nya dipegang oleh Bank Sentral. Penyebab yang kedua adalah desakan tekanan
produksi ,distribusi atau juga termasuk kurangnya distribusi yang lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal
ini dipegang oleh Pemerintah seperti kebijakan fiscal diantaranya perpajakan, pungutan, inesntif ataupun disinsentif juga termasuk kebijakan
pembangunan infrastruktur, regulasi, dll. c Penggolongan Inflasi
1. Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu
inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat
terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan
menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bisa
terjadi akibat biaya produksi barang di luar negeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
2. Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga, inflasi terbagi
menjadi inflasi tertutup closed inflation dan inflasi terbuka open inflation. Inflasi tertutup closed inflation terjadi jika
kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu,
sedangkan inflasi terbuka open inflation menunjukan kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum.
3. Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
a. Inflasi ringan kurang dari 10 per tahun
b. Inflasi sedang antara 10 sampai 30 per tahun
c. Inflasi berat antara 30 sampai 100 per tahun
d. Hiperinflasi lebih dari 100 per tahun
d Dampak inflasi terhadap perekonomian
Dampak inflasi terhadap perekonomian yang pada akhirnya akan berpengaruh kepada tingkat kemakmuran masyarakat, berikut ini dampak
negatif dari inflasi: 1.
Terhadap distribusi pendapatan ada pihak-pihak yang dirugikan, diantaranya :
a. Inflasi akan merugikan bagi mereka yang berpendapatan tetap,
seperti; pegawai negeri. Contoh, amir seorang pegawai negeri
memperoleh gaji Rp. 6.000.000 setahun dan laju inflasi 10. Bila penghasilan Amir tidak mengalami perubahan, maka ia akan
mengalami penurunan pendapatan riil sebesar 10 x Rp. 6.000.000 = Rp. 600.000.
b. Kerugian akan dialami bagi mereka yang menyimpan kekayaan
dalam bentuk uang tunai. c.
Kerugian akan dialami para kreditur, bila bunga pinjaman yang diberikan lebih rendah dari inflasi.
d. Di lain pihak ada yang diuntungkan dengan adanya inflasi:
- Orang yang persentase pendapatannya melebihi persentase
kenaikan inflasi. -
mereka yang memiliki kekayaan bukan dalam bentuk uang tunai, tetapi dalam bentuk barang atau emas.
2. Dampak terhadap efisiensi, berpengaruh pada:
a. Proses produksi dalam penggunaan faktor-faktor produksi menjadi
tidak efesien ada saat terjadi inflasi. b.
Perubahan daya beli masyarakat yang berdampak terhadap struktur permintaan masyarakat terhadap beberapa jenis barang.
3. Dampak inflasi terhadap output hasil produksi:
a. Inflasi bisa menyebabkan kenaikan produksi. Biasanya dalam
keadaan inflasi kenaikan harga barang akan mendahului kenaikan gaji, hal ini yang menguntungkan produsen.
b. Bila laju inflasi terlalu tinggi akan berakibat turunnya jumlah hasil
produksi, dikarenakan nilai riil uang akan turun dan masyarakat