Ketentuan Umum Retribusi Daerah

E. Retribusi Terminal

Sesuai dalam peraturan daerah Kota Bandar Lampung No. 6 Tahun 2011 tentang retribusi terminal tertuang di dalamnya bahwa: Dishub , 2011 1. Terminal adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan memuat, menurunkan orang, barang, mengatur kedatangan, dan pemberangkatan kendaraan umum yang merupakan wujud simpul jaringan transportasi. 2. Retribusi terminal adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas fasilitas yang diberikan kepada umum didalam lingkungan terminal.

1. Nama, Objek dan Subjek Retribusi menurut Perda No.6 tahun

2011 Pasal 19 Dengan nama Retribusi Terminal dipungut Retribusi sebagai pembayaran atas pelayanan dan pemakaian fasilitas terminal yang disediakan, dimiliki, danatau dikelola oleh Pemerintah Daerah. Pasal 20 a Objek Retribusi Terminal adalah pelayanan penyediaan Tempat Parkir untuk kendaraan penumpang, Bus Umum, Tempat kegiatan Usaha, dan fasilitas lainnya di lingkungan Terminal yang disediakan, dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Daerah. b Dikecualikan dari objek retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 adalah terminal yang disediakan, dimiliki danatau dikelola oleh Pemerintah, BUMN, BUMD dan Pihak Swasta. Pasal 21 Subjek Retribusi Terminal adalah Orang Pribadi atau Badan yang menggunakan fasilitas terminal yang disediakan oleh Pemerintah Daerah.

2. Cara Mengukur Tingkat Penggunaan Jasa menurut Perda No.6

tahun 2011 Pasal 22 Tingkat penggunaan jasa Terminal diukur berdasarkan jenis fasilitas yang digunakan, ukuran tempat dan frekuensi waktu penggunaan fasilitas Terminal.

3. Struktur dan Besarnya Tarif Retribusi

Struktur dan besarnya tarif Retribusi Terminal ditetapkan sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah Kota Bandar Lampung yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan daerah ini. STRUKTUR DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI TERMINAL Jenis pelayanan Jenis kendaraanFasilitas Tarif Rp Tempat Memuat dan Menurunkan Penumpang Umum dan Mobil Bus Umum 1. Angkutan Kota : a. Mobil Penumpang b. Bus c. Taxi 2. Angkutan perbatasan : a. Mobil Penumpang 1.500hari 1.000sekali masuk 1.000sekali masuk 1.000sekali masuk 3. Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi AKDP a. Mobil penumpang b. Bus  Ekonomi  EksekutiveAC 2.000sekali masuk 2.000sekali masuk 5.000sekali masuk 4. Angkutan antar kota antar provinsi AKAP a. Mobil penumpang b. Bus  Ekonomi  EksekutiveAC 5.000sekali masuk 5.000sekali masuk 10.000sekali masuk Tempat Bongkar Muat Mobil Barang atau Non Bus 5.000sekali masuk Tempat Parkir 1. Kendaraan tidak Umum:  Mobil Penumpang  Bus  Mobil Angkutan Barang  Sepeda motor 2. Kendaraan yang menginap 2.000sekali masuk 5.000sekali masuk 5.000sekali masuk 1.000sekali masuk 5.000hari Kios Tempat usaha 5.000m 2 bulan Sarana kebersihan umum Pemakaian Fasilitas Kamar Mandi Umum WC Umum Pengambilan Air 2.000sekali masuk 2.000sekali masuk 1.000pikul Kebersihan lingkungan terminal Tempat UsahaKios: 1. Kecil luas 16 m 2 2. Sedang luas 16 sd 25 m 2 3. Besar luas 25 m 2 2.000hari 3.000hari 5.000hari Tempat istirahat awak kendaraan umum Per Orang 3.000sekali masuk Sumber : Dinas Perhubungan Kota Bandar Lampung

F. Tarif Retribusi

1. Pengertian Tarif

Pengertian tarif sering kali diartikan sebagai daftar harga sewa, ongkos dan sebagainya sehingga dengan kata lain tarif sama dengan harga. Dalam kamus bahasa indonesia tarif merupakan harga satuan jasa, aturan pungutan dan daftar bea masuk. Dapat disimpulkan bahwa tarif merupakan kebijakan daftar harga atas pembayaran jasa, sewa, ongkos dan sebagainya, tarif juga menjadi dasar aturan pungutan tertentu dan sebagai daftar bea masuk.

2. Jenis-jenis Tarif

Selanjutnya akan dijelaskan beberapa jenis-jenis tarif: 1. Tarif nominal : adalah besarnya presentase tarif suatu barang tertentu yang tercantum dalam Buku Tarif Bea Masuk Indonesia BTBMI. Buku Tarif Bea Masuk Indonesia yang digunakan saat ini adalah buku tarif berdasarkan ketentuan harmonized system atau HS yang menggunakan penggolongan barang dengan sistem 9 digit. Penggolongan barang dengan sistem digit ini akan mempermudah dan memperlancar arus perdagangan internasional karena adanya kesatuan kode barang untuk seluruh negara, terutama yang telah menjadi anggota World Customs Organization WCO yang bermarkas di Brussel.