Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

Merujuk dari teori Soekartawi 1988, Rogers dan Shoemaker dalam Hanafi 1987, dan Lionberg dalam Mardikano 1993, faktor yang diduga berhubungan dengan tinggi rendahnya tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida adalah karakteristik petani dan sifat inovasi. Karakteristik petani disini meliputi luas lahan usahatani padi, tingkat pendidikan, tingkat pengalaman berusahatani padi, dan tingkat keberanian mengambil risiko. Sifat inovasi meliputi tingkat keuntungan relatif, tingkat kompleksitas, tingkat kompabilitas, tingkat trialabilitas, dan tingkat observabilitas. Paradigma hubungan karakteristik petani dan sifat inovasi terhadap tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida sebagai berikut: Gambar 2. Paradigma hubungan karakteristik petani dan sifat inovasi terhadap tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus Karateristik Petani Indikator: 1. Persiapan lahan 2. Penggunaan benih yang bermutu 3. Penanaman 4. Pemeliharaan tanaman 5. Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman HPT 6. Penanganan panen dan pasca panen Tingkat Adopsi Inovasi Budidaya Padi Hibrida Y Sifat Inovasi X 5 a. Luas lahan usahatani padi X 1 b. Tingkat pendidikan X 2 c. Tingkat pengalaman berusahatani padi X 3 d. Tingkat keberanian mengambil risiko X 4 Indikator: a. Keuntungan relatif b. Kompleksitas c. Kompatibilitas d. Trialabilitas e. Observabilitas

D. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan paradigm penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang nyata baik secara langsung maupun tidak langsung antara luas lahan usahatani padi petani dengan tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. 2. Terdapat hubungan yang nyata baik secara langsung maupun tidak langsung antara tingkat pendidikan petani dengan tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. 3. Terdapat hubungan yang nyata baik secara langsung maupun tidak langsung antara tingkat pengalaman berusahatani padi petani dengan tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. 4. Terdapat hubungan yang nyata baik secara langsung maupun tidak langsung antara tingkat keberanian mengambil risiko petani dengan tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus. 5. Terdapat hubungan yang nyata baik secara langsung maupun tidak langsung antara sifat inovasi dengan tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida di Kecamatan Pugung Kabupaten Tanggamus.

III. METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan tujuan penelitian. Variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini terdiri dari varibel bebas X yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida dan variabel terikat Y yaitu tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida.

1. Variabel bebas X

a Luas lahan usahatani padi X 1 Luas lahan usahatani padi adalah luas lahan padi yang di garap oleh responden untuk berusahatani padi pada saat penelitian dilakukan meliputi luas lahan padi hibrida dan luas lahan padi non hibrida. Luas lahan usahatani padi diukur dalam satuan hektar dan diklasifikasikan menjadi luas 1,18-1,50 ha, cukup luas 0,84-1,17 ha, dan sempit 0,50-0,83 ha. b Tingkat pendidikan X 2 Tingkat pendidikan adalah pendidikan formal yang sudah diselesaikan Responden, diukur dalam satuan tahun dan diklasifikasikan menjadi tinggi 9 tahun, sedang 7-9 tahun, dan rendah 6 tahun. c Tingkat pengalaman berusahatani padi X 3 Tingkat pengalaman berusahatani padi adalah pengalaman yang telah dihadapi responden sejak awal berusahatani padi baik padi hibrida maupun padi non hibrida sampai penelitian dilakukan. Indikator tingkat pengalaman berusahatani padi meliputi lama responden melakukan usahatani padi baik padi hibrida maupun padi non hibrida dan pengalaman responden dalam mengalami kegagalan panen berusahatani padi baik padi hibrida maupun padi non hibrida. Tingkat pengalaman berusahatani padi diukur menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang disesuaikan dengan pertanyaan dan diberi skor 1-3 yang selanjutnya diklasifikasikan menggunakan skor yang telah diintervalkan menjadi tinggi 17,64-23,50, sedang 11,84-17,63, dan rendah 6,00-11,83. d Tingkat keberanian mengambil risiko X 4 Tingkat keberanian mengambil risiko adalah tingkat keberanian responden dalam menghadapi risiko kegagalan panen dari penerapan inovasi budidaya padi hibrida di lahan sawahnya. Tingkat keberanian mengambil risiko dilihat dari indikator keberanian responden dalam menghadapi risiko kegagalan panen serta keinginan dan semangat responden dalam mencoba kembali inovasi tersebut. Variabel tingkat keberanian mengambil risiko diukur menggunakan skala likert dengan alternatif jawaban yang disesuaikan dengan pertanyaan dan diberi skor 1-3 yang selanjutnya diklasifikasikan menggunakan skor yang telah diintervalkan menjadi tinggi 7,97-10,43, sedang 5,48-7,96, dan rendah 3,00-5,47.

Dokumen yang terkait

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik(Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

9 95 91

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan (Musa Paradisiaca Sapientum L) Dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang).

4 57 108

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Tingkat Adopsi Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

2 21 106

. Pengambilan Keputusan Inovasi Budidaya Padi Hibrida MAPAN P-05 oleh Petani di Kecamatan Sragi, Pekalongan, Jawa Tengah

5 49 124

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR – FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI PETANI PADA BUDIDAYA TANAMAN JERUK BESAR DI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

0 4 79

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JARAK PAGAR DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

0 10 109

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

Pengaruh Karakteristik Inovasi dan Sistem Sosial terhadap Tingkat Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 0 6

View of Adopsi Inovasi Budidaya Padi Organik Pada Petani Di Kelompok Appoli (Aliansi Petani Padi Organik Boyolali)

0 0 12