Metode Pengolahan dan Analisis Data

Selanjutnya langkah-langkah dalam menguji Path analysis menurut Kuncoro 2008 adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural. Hipotesis dan persamaan struktural dalam penelitian ini adalah luas lahan usahatani padi, tingkat pendidikan, tingkat pengalaman berusahatani padi, tingkat keberanian mengambil risiko, dan sifat inovasi terkait hubungan dan pengaruhnya terhadap tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida. Persamaan struktural dalam penelitian ini dapat dirumuskan: Y = pyx 1 X 1 + pyx 2 X 2 + pyx 3 X 3 + pyx 4 X 4 + pyx 5 X 5 + py e Keterangan: pyx 1 X 1 = koefisien jalur X 1 luas lahan usahatani padi pyx 2 X 2 = koefisien jalur X 2 tingkat pendidikan pyx 3 X 3 = koefisien jalur X 3 tingkat pengalaman berusahatani padi pyx 4 X 4 = koefisien jalur X 4 tingkat keberanian mengambil risiko pyx 5 X 5 = koefisien jalur X 5 sifat inovasi py e = nilai residu 2. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi. Koefisien jalur diperoleh dari hasil regresi SPSS versi 16 dan hubungan jalur dibuat berdasarkan hipotesis yang ada. Koefisien path ditunjukkan oleh output coefficient yang dinyatakan sebagai nilai beta. Hubungan struktural dapat digunakan untuk melihat dugaan terjadinya korelasi antar variabel bebas. Hubungan struktural variabel X dan variabel Y dapat dilihat pada Gambar 3. R 25 R 35 e py Pyx 1 Pyx 2 Pyx 3 Pyx 4 Pyx 5 Gambar 3. Diagram Analisis Jalur Keterangan: R 15 : Korelasi antara variabel x 1 dengan variabel x 5 R 25 : Korelasi antara variabel x 2 dengan variabel x 5 R 35 : Korelasi antara variabel x 3 dengan variabel x 5 R 45 : Korelasi antara variabel x 4 dengan variabel x 5 Pyx 1 : koefisien jalur x 1 terhadap Y Pyx 2 : koefisien jalur x 2 terhadap Y Pyx 3 : koefisien jalur x 3 terhadap Y Pyx 4 : koefisien jalur x 4 terhadap Y Pyx 5 : koefisien jalur x 5 terhadap Y Korelasi antar variabel bebas yang mungkin terjadi yaitu: a Korelasi antara variabel tingkat pendidikan dengan sifat inovasi R 25 , dengan asumsi bahwa petani dengan tingkat pendidikan tinggi memiliki wawasan yang luas dan lebih cepat dalam memahami inovasi sehingga menilai inovasi lebih mudah diterapkan dibandingkan dengan petani yang pendidikannya lebih rendah. Luas lahan usahatani padi X 1 Tingkat pengalaman berusahatani padi X 3 Tingkat keberanian mengambil risiko X 4 Tingkat pendidikan X 2 Sifat inovasi X 5 Tingkat adopsi inovasi budidaya padi hibrida Y b Korelasi antara variabel tingkat pengalaman berusahatani padi dengan sifat inovasi R 35 , dengan asumsi bahwa petani dengan pengalaman tinggi telah terbiasa menanam padi dan lebih paham dengan teknik budidaya yang tepat sehingga akan menilai inovasi mudah untuk diterapkan dikarenakan teknik budidaya padi hibrida yang tidak jauh berbeda dengan teknik budidaya yang sebelumnya petani terapkan. 3. Pengujian secara simultan keseluruhan. Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut. Ho : pyx 1 = pyx 2 = ….. = pyx k = 0 Ha : pyx 1 ≠ pyx 2 = ….. = pyx k = 0 Hipotesis dalam bentuk kalimat: Ho : Variabel bebas tidak berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel terikat. Ha : Variabel bebas berhubungan secara simultan dan signifikan terhadap variabel terikat. Pengujian kebermaknaan test of significance koefisien jalur secara simultan keseluruhan menggunakan uji F. Signifikansi dan hasilnya diinterpretasikan sesuai dengan hasil komputasi analisis menggunakan SPSS versi 16 dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: - Jika nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 sig0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. - Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas 0,05 sig ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 4. Pengujian secara parsial tunggal. Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik berikut. Ho : pyx k = 0 Ha : pyx k Hipotesis dalam bentuk kalimat: Ho : variabel bebas secara parsial tidak berhubungan terhadap variabel terikat. Ha : variabel bebas secara parsial berhubungan terhadap variabel terikat. Untuk menguji kebermaknaan test of significance koefisien jalur secara parsial tunggal digunakan uji t. Signifikansi dan hasilnya diinterpretasikan sesuai dengan hasil komputasi analisis menggunakan SPSS versi 16 dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut: - Jika nilai signifikansi lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 sig0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan. - Jika nilai signifikansi lebih besar atau sama dengan nilai probabilitas 0,05 sig ≥ 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.

E. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan guna mengetahui apakah pertanyaan yang diajukan pada kuesioner sah atau tidak terkait keakuratan instrumen penelitian. Pengujian dilakukan melalui pengukuran korelasi antar item pertanyaan dengan skor total variabel dengan alat bantu program SPSS versi 16. Validitas ditentukan berdasarkan formula tertentu, diantaranya koefisien korelasi Product Moment menurut Karl Pearson dalam Abdurrahman 2007: ℎ� � = � � − � � { . � 2 − � 2 } { . � 2 − � 2 } Keterangan: r hitung : koefisien korelasi � : jumlah skor item � : jumlah skor item n : jumlah responden ℎ� � = − 2 1 − 2 Keterangan: t : nilai t hitung r : koefisien korelasi hasil r hitung n : jumlah responden Untuk mengukur valid tidaknya alat ukur maka dibandingkan antara r hitung dan t hitung dengan kaidah keputusan sebagai berikut: 1. Jika t hitung t tabel berarti instrument penelitian valid 2. Jika t hitung t tabel berarti instrument penelitian tidak valid Hasil uji validitas pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Variabel tingkat pengalaman berusahatani padi Nilai hitung r diperoleh dari hasil analisis menggunakan bantuan program SPSS, sedangkan nilai tabel r diperoleh dari tabel Critical Value of The r Product Moment pada taraf signifikan 95 dan db = 88 yaitu 0,207. Pertanyaan pada variabel tingkat pengalaman berusahatani terdiri dari 6 pertanyaan tertutup dan 8 pertanyaan bersifat terbuka. Hasil uji validitas variabel tingkat pengalaman berusahatani padi dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil uji validitas variabel tingkat pengalaman berusahatani No. Item No. Pertanyaan Nilai Hitung r Nilai Tabel r Keterangan 1 1 0,820 0,207 Valid 2 5 0,694 0,207 Valid 3 6 0,743 0,207 Valid 4 8 0,694 0,207 Valid 5 13 0,720 0,207 Valid 6 14 0,720 0,207 Valid Sumber: Analisis data primer, 2015. Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan pada variabel tingkat pengalaman berusahatani padi yang berjumlah 6 pertanyaan tertutup adalah valid. Pertanyaan pada variabel tingkat pengalaman berusahatani padi merupakan pertanyaan mengenai lama petani berusahatani padi baik hibrida maupun non hibrida dan pengalaman kegagalan panen padi hibrida dan non hibrida yang pernah dialami. 2. Variabel tingkat keberanian mengambil risiko Pertanyaan pada variabel tingkat keberanian mengambil risiko terdiri dari 3 pertanyaan tertutup. Hasil uji validitas variabel tingkat keberanian mengambil risiko dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Hasil uji validitas variabel tingkat keberanian mengambil risiko No. Item No. Pertanyaan Nilai Hitung r Nilai Tabel r Keterangan 1 1 0,218 0,207 Valid 2 2 0,691 0,207 Valid 3 3 0,744 0,207 Valid Sumber: Analisis data primer, 2015. Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa seluruh item pertanyaan yang berjumlah 3 pertanyaan adalah valid. Pertanyaan pada variabel tingkat

Dokumen yang terkait

Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Pertanian Terpadu Usahatani Padi Organik(Studi Kasus : Desa Lubuk Bayas, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai )

9 95 91

Analisis Tingkat Adopsi Petani Terhadap Teknologi Double Row Pada Usahatani Pisang Barangan (Musa Paradisiaca Sapientum L) Dan Hubungannya Dengan Faktor Sosial Ekonomi di Kabupaten Deli Serdang).

4 57 108

Hubungan Antara Tingkat Adopsi Teknologi Dengan Produktivitas Padi Sawah Lahan Irigasi (Kasus : Desa Sidodadi Ramunia, Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang)

3 41 78

Tingkat Adopsi Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

2 21 106

. Pengambilan Keputusan Inovasi Budidaya Padi Hibrida MAPAN P-05 oleh Petani di Kecamatan Sragi, Pekalongan, Jawa Tengah

5 49 124

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR – FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI PETANI PADA BUDIDAYA TANAMAN JERUK BESAR DI KECAMATAN PLUPUH KABUPATEN SRAGEN

0 4 79

HUBUNGAN FAKTOR FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN JARAK PAGAR DI KECAMATAN LENDAH KABUPATEN KULON PROGO

0 10 109

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN TINGKAT ADOPSI INOVASI BUDIDAYA PADI SINTANUR DI DESA PEENG KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR

0 5 74

Pengaruh Karakteristik Inovasi dan Sistem Sosial terhadap Tingkat Adopsi Teknologi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi di Kecamatan Kebakkramat Kabupaten Karanganyar.

0 0 6

View of Adopsi Inovasi Budidaya Padi Organik Pada Petani Di Kelompok Appoli (Aliansi Petani Padi Organik Boyolali)

0 0 12