Teori Perkembangan Moral Kognitif

15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Grand Theory

2.1.1 Teori Perkembangan Moral Kognitif

Teori perkembangan moral kognitif merupakan sebuah teori yang dikembangkan oleh Lawrence Kohlberg pada tahun 1969. Teori perkembangan moral kognitif ini kemudian disebut dengan istilah teori Kohlberg yang mendeskripsikan tiga level penalaran moral individu Papalia et, al. 2008:563. Teori ini berpandangan bahwa penalaran moral merupakan dasar dari perilaku etis. Landasan dari mayoritas studi akuntansi yang dicurahkan pada perilaku etis akuntan adalah psikologi moral reasoning. Kohlberg dalam Lubis 2014: 336 menjelaskan kesamaan tiga tingkatan ini dengan tiga jenis hubungan yang berbeda diantara diri, aturan dan harapan masyarakat. Berdasarkan hasil studinya, menyatakan bahwa perkembangan moralitas pada dasarnya dapat dilukiskan dengan tingkatan, tahapan dan ciri-ciri perkembangannya. Papalia et, all. 2008 menjelaskan moralitas pra konvensional merupakan level pertama teori perkembangan moral Kohlberg dimana kontrolnya masih eksternal. Moral konvensional merupakan level kedua teori perkembangan moral Kohlberg dimana standar figur otoritas sudah terinternalisasikan. Moralitas pasca konvensional merupakan level ketiga perkembangan moral Kohlberg dimana seseorang sudah mengikuti prinsip moral internal dan dapat memutuskan diantara standar moral yang berlawanan. Ringkasnya penjelasan untuk setiap tahapan perkembangan moral akan ditampilkan dalam tabel 2.1 tentang perkembangan moral Kohlberg sebagai berikut: Tabel 2.1 Perkembangan Moral Kohlberg Tingkatan Tahapan Perkembangan Moral 1.Preconventional level Tingkat I 1.The punishment obedience orientation Individu berusaha menghindari hukuman, menaruh respect karena melihat sifat pemberi aturan yang bersangkutan. 2.The instrumental relativist orientation Sesuatu dipandang benar jika memuaskan dirinya, juga orang lain. Serta berusaha menyesuaikan diri untuk memperoleh hadiah atau pujian. 2.Conventional level Tingkat II 3.The interpersonal concordance orientation Suatu perilaku dipandang baik jika menyenangkan, dan dapat membantu orang lain. Serta berusaha menyesuaikan diri untuk menghindari celaan dari orang lain. 4.Authority and social order maintaining orientation Perilaku yang benar ialah menunaikan tugas dan kewajiban, menghargai waktu serta mempertahankan peraturan yang berlaku. 3.Postconventional level Tingkat III 5.The social contract legalistic orientation Pelaksanaan undang-undang dan hak-hak individu diuji secara kritis. Aturan yang diterima masyarakat bernilai penting dan prosedur penyusunan aturan di tekankan secara rasional. 6.The universal ethical principle orientation. Kebenaran didefinisikan atas kesesuaiannya dengan kata hati, prinsip-prinsip etika yang logis dan komprehensif. Pengakuan atas hak dan nilai asasi manusia dan individu. Sumber: Makmun, 2012 Relevansinya dengan perilaku etis auditor menurut teori perkembangan moral ialah semakin berkembang moral seseorang seiring bertambahnya usia akan menjadikan perilakunya menjadi lebih etis. Karena internalisasi otoritas dan pemahaman terkait keadilan, prinsip dan hak individu akan meningkat selaras dengan level moralitas yang mengalami kenaikan level penalarannya.

2.1.2 Teori Atribusi

Dokumen yang terkait

Pengaruh pengalaman, due professional care, dan independensi auditor terhadap kualitas audit (survey pada auditor inspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat)

0 10 1

PENGARUH KOMPETENSI DAN ROTASI AUDITOR INTERNAL INSPEKTORAT TERHADAP KUALITAS AUDIT INSPEKTORAT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI LAMPUNG

1 11 69

PENGARUH INDEPENDENSI, KOMPETENSI, PENGALAMAN KERJA, OBJEKTIVITAS DAN INTEGRITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI PADA INSPEKTORAT PROVINSI JAWA TENGAH).

0 2 16

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Kompetensi, Independensi, Akuntabilitas, Pengalaman Dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris Pada Kantor Inspektorat Kabupaten Grobogan).

0 2 13

INSPEKTORAT - Kumpulan data - OPEN DATA PROVINSI JAWA TENGAH Inspektorat

0 0 18

Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, Pelatihan dan Independensi Auditor Terhadap Keefektifan Audit Internal Pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah - Unika Repository

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, Pelatihan dan Independensi Auditor Terhadap Keefektifan Audit Internal Pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah - Unika Repository

0 0 11

3.2. Sumber dan Jenis Data - Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, Pelatihan dan Independensi Auditor Terhadap Keefektifan Audit Internal Pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah - Unika Repository

0 0 9

Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, Pelatihan dan Independensi Auditor Terhadap Keefektifan Audit Internal Pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah - Unika Repository

0 0 20

Pengaruh Pengalaman, Pendidikan, Pelatihan dan Independensi Auditor Terhadap Keefektifan Audit Internal Pada Inspektorat Provinsi Jawa Tengah - Unika Repository

0 0 24