Kajian Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA
Sedangkan pendataan hutan rakyat berhubungan positif dengan luas hutan rakyat saja. Faktor-faktor sosial ekonomi yang lain usia, pekerjaan pokok
dan jenis kelamin tidak berhubungan signifikan dengan pendapatan. Persepsi petani terhadap hutan rakyat berdasarkan Skala Likert adalah tinggi dengan
nilai sebesar 2,72.
Hasil penelitian Putri 2015 tentang Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Petani Kopi Di Kabupaten Lampung Barat
meyimpulkan bahwa pendapatan petani kopi di Kabupaten Lampung Barat berdasarkan Bank Dunia tergolong sangat rendah. Tingkat kesejahteraan
petani kopi di Kabupaten Lampung Barat berdasarkan kriteria Sayogjo masuk dalam kategorei hidup layak, dan berdasarkan indikator BPS masuk kategori
sejahtera.
Hasil Penelitian Hendrik 2011 tentang Analisis Pendapatan Dan Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Pulau Besar Dan Danau Bawah Di
Kecamatan Prdayun Kabupaten Siak Provinsi Riau menyimpulkan bahwa, berdasarkan kriteria UMR didapatkan seluruh nelayan mempunyai pendapatan
di atas UMR. Berdasaran Bapepnas, sebanyak 4 rumah tangga nelayan tidak sejahtera, dan menurut BPS sebanyak 6 rumah tangga responden termasuk ke
dalam rumah tangga tidak sejahtera. Hasil penelitian Paidi 2007 tentang Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Kayu
Di Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang menyimpulkan bahwa, rata-rata total pendapatan keluarga petani ubi kayu di
Kecamatan tulang Bawang Tengah adalah Rp24.493.446 per tahun dengan sumbangan pendapatan rata-rata dari usahatani ubi kayu sebesar 51,42 .
Hasil penelitian Patricia 2015 tentang Analisis Keberlanjutan Usahatani Agroforestri Berbasis Kakao Di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten
Pesawaran menyimpulkan bahwa, tingkat pertisipasi petani yang ada di daerah penelitian menunjukkan bahwa partisipasi petani agroforestri lebih aktif
dibandingkan dengan petani non agroforestri. Pendapatan lahan petani agroforestri lebih besar dibandingkan dengan pendapatan lahan petani non
agroforestri. Hasil analisis uji statistik menunjukkan bahwa perbedaan pendapatan petani agroforestri dan non agroforestri adalah signifikan.
Kemudian untuk nisbah penerimaan dan biaya RC menunjukkan bahwa RC ratio petani agroforestri berbasis kakao memiliki keuntungan yang lebih
besar dibandingkan petani non agroforestri berbasis kakao. Usahatani agroforestri berbasis kakao di daerah penelitian ini masih layak untuk
dikembangkan. Sistem pertanian agroforestri bebrbasis kakao menunjukkan manfaat ekonomi dan lingkungan yang mengarah pada sumber daya alam
yang berkelanjutan di Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran.