Jenis dan Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data

Penerimaan petani didekati dengan persamaan sebagai berikut Soekartawi, 1995 : TR = P i x Q i Keterangan : TR = Total Revenue = total penerimaan Rp P = Price = harga pokok per kg Q = Quantitas = jumlah produk yang dihasilkan Pendapatan bersih atau keuntungan petani diperoleh dengan persamaan berikut Soekartawi, 1995 :  = TR – TC TC = Total biaya  adalah keuntungan yang diperoleh petani yang merupakan hasil dari pengurangan dari total penerimaan dengan total biaya. Persentase kontribusi wanatani berbasis karet dapat dihitung menggunakan rumus Boediono, 1992 : 105 berikut ini: PAK = x 100 Keterangan: PAK = persentase kontribusi wanatani karet PAK = pendapatan yang diperoleh dari wanatani karet PRT = total pendapatan rumah tangga = Y. P ΣX P BTT Keterangan: Π = Pendapatan Rp Y = Produksi Kg Py = Harga produksi RpKg X = Faktor produksi Pxi = Harga faktor produksi Rpsatuan BTT = Biaya tetap total Rp

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Fisik Wilayah 1. Letak dan Luas

Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman mencakup kawasan hutan Register 19 Gunung Betung. Secara administratif Taman Hutan Raya Wan Abdurachman termasuk dalam wilayah Kecamatan Tanjung Karang Barat, Kemiling dan Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Madya Bandar Lampung, serta Kecamatan Gedong Tataan, Kecamatan Kedondong, Kecamatan Way Lima, dan Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Lampung Selatan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2014. Secara geografis batas-batas Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman berada pada 05 .18’ sampai 05 .29’ LS dan antara 105 .02’ sampai 105 .14’ BT dengan luas 22.249,31 ha Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2012. Penelitian ini dilakukan di blok pemanfaatan dan blog lindung kawasan Hutan Kemasyarakatan HKM Kelurahan Sumber Agung Kecamatan Kemiling Taman Hutan Raya Wan Abdurachman TAHURA.

2. Topografi

Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman membentang pada elevasi antara 75 m sampai dengan 1.681 m dari permukaan laut dpl. Bentuk lahannya landform bervariasi dari berombak sampai dengan bergunung. Wilayah berombak sampai dengan bergelombang berada pada bagian pinggir kawasan, memanjang dari Teluk Betung Barat, Tanjung Karang Barat, Gedung Tataan sampai Kedondong. Perlembahan berada diantara Gunung Betung dan Gunung Tangkit Ulu. Wilayah berbukit sampai dengan bergunung berada di sekitar Gunung Betung dangan puncak 1.240 m dpl, Gunung Tangkit dangan puncak 1.600 m dpl, Gunung Ratai 1.681m dpl, dan Gunung Pesawaran dengan puncak 1.681 m dpl Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2014. Tabel 4. Distribusi kemiringan lahan di TAHURA No Kelas Lereng Kemiringan Bentuk Wilayah Luas ha 1. 2. 3. 4. 5. A B C D E 0-8 8-15 15-25 25-40 40 Datar Gently Berombak Wavy Bergelombang Rolling Berbukit Hilly Bergunung Mountainous 716,51 3681,15 8473,85 9377,80 0,00 3,22 16,54 38,09 42,15 Jumlah 22.49,31 100,00 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung 2014

3. Tanah dan Batuan Induk

Satuan-satuan lahan yang meliputi wilayah Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman tersusun dari dua jenis tanah soil subgroup yaitu Dystropept dan Distrandept. Kedua jenis tanah ini berkembang dari bahan induk volkanik berupa tuff yang beraksi intermidier Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2014. Baik Dystropept maupun Distrandept merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan horisonisasinya. Dystropept mempunyai kejenuhan basa yang rendah, dan relatif miskin unsur hara. Sedangkan Distrandept relatif kayak bahan organik dan unsur hara yang sedang. Tabel 5. Jenis tanah soil subgroup yang ditemukan di Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman No Jenis Tanah Luas ha 1. 2. Dystropepts Distrandept 16.466,66 5.782,65 74,01 25,99 Jumlah 22.249,31 100,00 Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Lampung 2014

4. Iklim

Berdasarkan klasifikasi Koppen, daerah dengan curah hujan tahunan rata- rata sebesar 1.627,5 mm dan temperatur lebih dari 18 C secara umum diklasifikasikan ke dalam tipe iklim A. Dengan rata-rata hujan pada bulan kering lebih besar dari 60 mm yakni bulan Juni, Juli, dan Agustus maka wilayah Taman Hutan Raya Wan Abdurrahman termasuk pada zona iklim Am. Sedangkan menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson, wilayah Tahura WAR termasuk zona iklim B yakni daerah basah Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, 2014.

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 64 58

Respons Morfologi Benih Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Tanpa Cangkang terhadap Pemberian PEG 6000 dalam Penyimpanan pada Dua Masa Pengeringan

2 90 58

Analisis Finansial Dan Pola Budidaya Tanaman Karet (Hevea braziliensis muell Arg.) Sebagai Model Hutan Rakyat Di Desa Lumban Dolok Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

2 70 79

Respons Pertumbuhan Stum Mata Tidur Karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Dengan Pemberian Air Kelapa Dan Pupuk Organik Cair.

15 91 108

Seleksi Dini Pohon Induk Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell Arg.) Dari Hasil Persilangan RRIM 600 X PN 1546 Berdasarkan Produksi Lateks Dan Kayu

0 23 84

Uji Ketahanan Beberapa Klon Tanaman Karet (Hevea Brasiliensis Muell. Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun ( Corynespora Cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Kebun Entres

0 57 66

Uji Resistensi Beberapa Klon Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) Dari Kebun Konservasi Terhadap Penyakit Gugur Daun Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

0 35 61

Uji Resistensi Beberapa Genotipe Plasma Nutfah Karet (Hevea brasiliensis Muell.Arg.) Terhadap Penyakit Gugur Daun (Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.) Wei.) Di Laboratorium

0 30 53

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tanaman Karet (Hevea brasiliensis Muell. Arg.) di Perkebunan Rakyat Desa Tarean, Kecamatan Silindak, Kabupaten Serdang Bedagai

3 65 57

KONTRIBUSI KARET (Hevea brasilliensis Muell.Arg) YANG DITANAM DENGAN POLA AGROFORESTRI TERHADAP PENDAPATAN PETANI DI KELURAHAN SUMBER AGUNG KOTA MADYA BANDAR LAMPUNG

2 22 53