Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sosioekonomi Dan Kebutuhan Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Pencarian Pengobatan Di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

(1)

PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013

TESIS

Oleh

TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

THE INFLUENCE OF THE FACTORS OF DEMOGRAPHY, SOCIO-ECONOMY, AND NEEDS ON COMMUNITY BEHAVIOR IN

SEARCHING FOR MEDICATION AT MEDAN KOTA SUBDISTRICT, IN 2013

THESIS

By

TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM

MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH

UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(4)

Judul Tesis : PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN

TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013 Nama Mahasiswa : Tiomarni Lumban Gaol

Nomor Induk Mahasiswa : 117032160

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M) (Drs. Tukiman, M.K.M Ketua Anggota

)

Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)


(5)

Telah diuji

pada Tanggal : 02 Juli 2013

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M Anggota : 1. Drs. Tukiman, M.K.M

2. dr. Heldy BZ, M.P.H


(6)

PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM

PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperolah gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2013

Tiomarni Lumban Gaol 117032160/IKM


(7)

ABSTRAK

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Namun program pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah belum sepenuhnya sesuai dengan faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan Medan Kota ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang beragam sehingga perlu dikaji pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota dilakukan terhadap 138 orang kepala keluarga sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara statistik mengunakan uji regresi logistik ganda pada α = 5%.

Hasil penelitian faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan faktor kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Faktor kebutuhan paling dominan memengaruhi pencarian pengobatan dengan nilai signifikan 0,000 dan nilai regresi logistik 8,564.

Disarankan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan serta sosialisasi program kesehatan, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akan berupaya mencari pengobatan. Tenaga kesehatan supaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


(8)

ABSTRACT

One of the attempts to achieve the highest public health standard is by performing health services. However, health service program performed by the government is still not adequately in line with the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs. Varied the health service facilities are found in Medan Kota Sub district therefore, it is necessary to study the search for medication by people.

The aim the research was to know the influence of the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs on the behavior of searching for medication in Medan Kota Sub district. The samples consisted 0f 138 families, and the data were gathered by using questionnaires and analyzed statistically by using multiple logistic regression tests at α=5%.

The result of the research showed that socio-demography (age, sex, education, knowledge, and attitude), socio-economy (occupation and income), and public needs had influence to the search medication at Medan Kota Sub district. The need factor had the most dominant influence on to the search medication to the search medication with significance value of 0,000 and logistic regression value of 8,564.

It is recommended that knowledge and the change in attitude about disease and the search for medication by people should be increased through counseling and socialization of health program so that people who are sick will attempt to search for medication. It also recommended that to health officer should make health service in health facilities which are line with public needs.


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan karuniaNya, penulisan tesis ini dapat di selesaikan dengan baik. Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan.

Penulis menyadari begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan

kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya kepada :

1. Prof Dr. dr Syahril Pasaribu, D.T.M&H., M.Sc.(CTM)., Sp.A,(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

4. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat sekaligus sebagai dosen penguji tesis

5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Drs. Tukiman, M.K.M, Anggota Komisi Pembimbing.


(10)

6. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku Dosen Penguji Tesis.

7. Para dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

8. Camat Medan Kota beserta seluruh staf yang telah mengizinkan dilakukan penelitian di wilayahnya.

9. Seluruh Lurah di wilayah Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

10. Seluruh penduduk Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini

11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya pada Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Terima kasih yang tak terhingga kepada suami tercinta Pardamean Manurung dan anak-anakku tersayang Raja Manurung, Yossie Agustina Manurung, Partio Wenna Manurung, Titian Asnita Manurung serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan penelitian dan pendidikan S2 ini.

Medan, Juli 2013

Tiomarni Lumban Gaol 117032160/IKM


(11)

RIWAYAT HIDUP

Tiomarni Lumban Gaol lahir di Medan tanggal 12 Oktober 1962. Anak dari pasangan bapak Alm. M. Lumban Gaol dan Ibu E. Banjarnahor. Penulis anak pertama dari dua bersaudara.

Pendidikan formal penulis dimulai dari SD St. Antonius Medan selesai tahun 1974, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Medan selesai tahun 1977, pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 5 Medan selesai tahun 1981, kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada Akademi Keperawatan Universitas Darma Agung Medan selesai tahun 1985, Akta III di IKIP Medan selesai tahun 1995, S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan selesai tahun 2001. Pendidikan S2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sampai saat ini.

Mulai bekerja tahun 1986-1999 sebagai staf pengajar di Sekolah Perawat Kesehatan Herna Medan, tahun 2000-sekarang sebagai staf pengajar di Akademi Keperawatan RSU Herna Medan.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Permasalahan ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Hipotesis... 8

1.5 Manfaat Penelitian ... 8

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan ... 9

2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ... 11

2.3 Perilaku ... 14

2.3.1 Pengertian Perilaku ... 14

2.3.2 Domain Perilaku ... 15

2.3.3 Perilaku Kesehatan ... 18

2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan ... 19

2.5 Landasan Teori ... 23

2.6 Kerangka Konsep ... 23

BAB 3. METODE PENELITIAN... 24

3.1 Jenis Penelitian ... 24

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian... 24

3.2.1 Lokasi Penelitian ... 24

3.2.2 Waktu Penelitian ... 24

3.3 Populasi dan Sampel ... 24

3.3.1 Populasi ... 24

3.3.2 Sampel ... 25

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4.1 Data Primer ... 26

3.4.2 Data Sekunder ... 26

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 27


(13)

3.6 Metode Pengukuran ... 28

3.7 Metode Analisis Data ... 29

BAB 4. HASIL PENELITIAN ... 31

4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota ... 31

4.2 Analisis Univariat ... 31

4.2.1 Sosiodemografi Responden ... 31

4.2.2 Sosioekonomi Responden ... 37

4.2.3 Kebutuhan Responden ... 39

4.2.4 Pencarian Pengobatan ... 40

4.3 Analisis Bivariat ... 45

4.4 Analisis Multivariat ... 47

BAB 5. PEMBAHASAN ... 48

5.1 Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota ... 48

5.2 Pengaruh Sosioekonomi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota ... 54

5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota ... 56

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

6.1 Kesimpulan ... 67

6.2 Saran ... 68

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

3.1 Distribusi Jumlah KK dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan

Medan Kota Tahun 2013 ... 25 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian ... 29 4.1 Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun

2013 ... 32 4.2 Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota

Tahun 2013 ... 32 4.3 Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan

Kota Tahun 2013 ... 32 4.4 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian

Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 33 4.5 Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di

Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 35 4.6 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang

Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 37 4.7 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota

Tahun 2013 ... 37 4.8 Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota

Tahun 2013 ... 38 4.9 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan

Medan Kota Tahun 2013 ... 38 4.10 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Pencarian Pengobatan di

Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 39 4.11 Distribusi Responden Menurut Kategori Kebutuhan di Kecamatan


(15)

4.12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 40 4.13 Distribusi Reponden Menurut Lama Menderita Sakit sehingga Mencari

Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 41 4.14 Distribusi Responden Menurut Cara Pencarian Pengobatan di Kecamatan

Medan Kota Tahun 2013 ... 41 4.15 Distribusi Reponden Menurut Anjuran Melakukan Kunjungan Ulang ke

Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 42 4.16 Distribusi Reponden Menurut Kepatuhan Melakukan Kunjungan Ulang

ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 42 4.17 Distribusi Responden Menurut Pencarian Pengobatan jika Tidak Sembuh

di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 43 4.18 Distribusi Responden Menurut Kategori Pencarian Pengobatan di

Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 44 4.19 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi

di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 45 4.20 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi

di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ... 46 4.21 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosioekonomi di Kecamatan

Medan Kota Tahun 2013 ... 46 4.22 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Kebutuhan di Kecamatan Medan

Kota Tahun 2013 ... 47 4.23 Hasil Uji Pengaruh Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan


(16)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 72

2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ... 77

3. Hasil Uji Univariat ... 80

4. Hasil Uji Bivariat ... 88

5. Hasil Uji Multivariat ... 91

6. Master Data Penelitian ... 92

7. Surat Izin Penelitian ... 95


(18)

ABSTRAK

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Namun program pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah belum sepenuhnya sesuai dengan faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan Medan Kota ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang beragam sehingga perlu dikaji pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota dilakukan terhadap 138 orang kepala keluarga sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara statistik mengunakan uji regresi logistik ganda pada α = 5%.

Hasil penelitian faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan faktor kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Faktor kebutuhan paling dominan memengaruhi pencarian pengobatan dengan nilai signifikan 0,000 dan nilai regresi logistik 8,564.

Disarankan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan serta sosialisasi program kesehatan, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akan berupaya mencari pengobatan. Tenaga kesehatan supaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


(19)

ABSTRACT

One of the attempts to achieve the highest public health standard is by performing health services. However, health service program performed by the government is still not adequately in line with the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs. Varied the health service facilities are found in Medan Kota Sub district therefore, it is necessary to study the search for medication by people.

The aim the research was to know the influence of the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs on the behavior of searching for medication in Medan Kota Sub district. The samples consisted 0f 138 families, and the data were gathered by using questionnaires and analyzed statistically by using multiple logistic regression tests at α=5%.

The result of the research showed that socio-demography (age, sex, education, knowledge, and attitude), socio-economy (occupation and income), and public needs had influence to the search medication at Medan Kota Sub district. The need factor had the most dominant influence on to the search medication to the search medication with significance value of 0,000 and logistic regression value of 8,564.

It is recommended that knowledge and the change in attitude about disease and the search for medication by people should be increased through counseling and socialization of health program so that people who are sick will attempt to search for medication. It also recommended that to health officer should make health service in health facilities which are line with public needs.


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pemerintah Indonesia mencantumkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal, oleh karena itu pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mengadakan dan mengatur upaya pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009).


(21)

Perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi (Ilyas, 2003). Variasi pencarian pengobatan di masyarakat dipengaruhi dengan jumlah sarana pelayanan kesehatan yang semakin bertambah serta jenis, metode serta peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia di sarana pelayanan kesehatan juga semakin beragam.

Menurut Notoatmodjo (2007), pencarian pengobatan oleh masyarakat terkait dengan respons seseorang apabila sakit serta membutuhkan pelayanan kesehatan. Respons tersebut antara lain : (1) tindakan mengobati sendiri, (2) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional, (3) mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat, (4) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta,

yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah sakit, (5) mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh

dokter praktek.

Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan digolongkan oleh beberapa ahli dalam beberapa model, salah satu dari model tersebut adalah "model pemanfaatan pelayanan kesehatan". Di dalam model pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization) menurut Dever (1984) dikemukakan bahwa faktor yang memengaruhi pemanfaatan atau penggunaan pelayanan kesehatan, adalah (1). fakor sosio kultural, meliputi norma dan nilai yang ada di masyarakat, dan


(22)

teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan; (2) faktor organisasi, meliputi ketersediaan sumber daya, keterjangkauan lokasi, dan keterjangkauan sosial; (3) faktor interaksi konsumen-provider, faktor yang berhubungan dengan konsumen meliputi kebutuhan yang dirasakan, dipengaruhi: faktor sosio demografi, faktor sosio psikologis, dan faktor epidemiologis penyakit; selain itu ada faktor lain yang berhubungan dengan provider

Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, terdiri dari kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen (felt need) dan kebutuhan yang diukur menurut pendapat provider (evaluated need). Kebutuhan yang dirasakan menurut konsumen dipengaruhi oleh faktor sosio demografi dan faktor sosio psikologis. Kebutuhan yang dirasakan terhadap pelayanan kesehatan, merupakan penjumlahan dari kebutuhan fisiologis dan psikologis individu terhadap suatu pelayanan kesehatan. Felt need timbul bila individu menginginkan pelayanan kesehatan dan berhubungan dengan persepsi individu terhadap pelayanan kesehatan. Kebutuhan yang dirasakan membuat individu mengambil keputusan untuk mencari pelayanan kesehatan atau tidak. Ekspresi dari felt need terhadap pelayanan kesehatan adalah merupakan penggunaan atau pemanfaatan dari pelayanan kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2007).

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut.


(23)

Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan untuk menggunakan pelayanan kesehatan dan tidak inginnya menggunakan pelayanan kesehatan yang ada (Tjiptoherijanto, 2008).

Menurut Sutojo (2004), dalam mengkaji kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat menghendaki agar status kesehatannya dapat lebih optimal. Untuk itu masyarakat sering melakukan penilaian terhadap pelayanan kesehatan yang akan ia gunakan serta dikaitkan dengan faktor demografi serta faktor sosioekonomi yang menunjukkan kemampuannya dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Penelitian Setyawan (2007) yang menyatakan ada hubungan antara sikap dan minat masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan modern, selain itu pencarian pengobatan juga berkaitan dengan faktor-faktor pendukung antara lain biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan kepada sarana pengobatan, kondisi waktu berobat, keberadaan sarana, pelayanan pengobatan dan situasi di sarana pengobatan serta konsep sehat dan sakit yang dimiliki oleh masyarakat. Menurut WHO (1999) salah satu faktor yang menyebabkan. seseorang berperilaku dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya dan sumber dana yang dimiliki antara lain kesempatan dan kemampuan membayar.

Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan pencarian pengobatan seperti penelitian Wicaksono (2005) tentang faktor–faktor yang memengaruhi penentuan pemilihan pengobatan pada penduduk Kelurahan Gowongan Kecamatan Jetis


(24)

Kotamadya Yogyakarta menyimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh pada penentuan pemilihan pengobatan adalah pendidikan dan status ekonomi

Penelitian Hendrawan (2005) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku dalam pencarian pengobatan di Kabupaten Serang menyatakan bahwa terdapat hubungan faktor kepercayaan terhadap pengobatan dengan pemilihan upaya pengobatan. Demikian juga penelitian Assegaf, dkk (2010) yang dimuat pada jurnal MKM Vol.05 No.01 Desember 2010 menyimpulkan bahwa pilihan pencarian pengobatan oleh ibu untuk anaknya yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut di wilayah kerja Puskesmas Bakunase berturut-turut adalah terbanyak memilih pengobatan medis (berobat ke sarana pelayanan kesehatan) sebesar 69,23%, selanjutnya pengobatan sendiri sebesar 23,08% dan masih ada ibu yang memilih pengobatan tradisional (berobat ke dukun) sebesar 7,69%. Jenis penggunaan sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bakunase adalah Puskesmas/Pustu sebesar 50,85%, Rumah Sakit sebesar 13,56%, dan dokter/bidan praktek sebesar 35,59%.

Hasil Penelitian Tinendung (2011) tentang pola pencarian pengobatan pada masyarakat Suku Pak-Pak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara menyimpulkan secara umum pola pencarian pengobatan yang paling dominan digunakan masyarakat adalah dengan melakukan pengobatan sendiri. Pola pengobatan sendiri menjadi dominan dikarenakan umumnya masyarakat memiliki pengetahuan dan tekhnik khusus dalam meramu obat yang sesuai terhadap penyakitnya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar.


(25)

Melihat potensi besar dan manfaat yang luar biasa ini, melalui dinas Kesehatan maupun dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan bantuan masyarakat setempat diharapkan dapat melestarikan tekhnik tersebut dengan merangkumnya dalam bentuk buku, sehingga dapat menambah pustaka bangsa dan dapat dikembangkan maupun diwariskan pada masyakat yang lain.

Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di sekitarnya. Oleh karena itu pada wilayah yang banyak tersedia sarana pelayanan kesehatan seperti : puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, balai pengobatan serta praktek dokter, maka pilihan masyarakat semakin beragam untuk melakukan pencarian pengobatan.

Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu wilayah di Kota Medan yang terdapat cukup banyak sarana pelayanan kesehatan. Menurut Profil Kecamatan Medan Kota (2011) bahwa di wilayah tersebut terdapat 17 unit sarana pelayanan kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak. Dengan keragaman sarana pelayanan kesehatan yang ada memungkinkan masyarakat di Kecamatan Medan Kota memiliki banyak pilihan untuk mencari pengobatan dalam penyembuhan penyakit yang dideritanya.

Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis pada Januari 2013 terhadap 10 orang penduduk di Kecamatan Medan Kota ditemukan bahwa sebanyak 6 orang (60%) mencari pengobatan ke rumah sakit swasta, 3 orang (30%) mencari pengobatan balai pengobatan, sedangkan yang mencari pengobatan ke puskesmas


(26)

hanya 1 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan variasi perilaku pencarian pengobatan pada masyarakat Kecamatan Medan Kota.

Permasalahan pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan Kota jika dikaji dari aspek konsep sehat-sakit sebenarnya sudah baik, karena masyarakat sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan pada saat menderita sakit. Namun dalam kajian ini peneliti mencoba untuk merumuskan permasalahan tentang variasi pencarian pengobatan ditinjau dari faktor sosiodemografi, sosio ekonomi dan kebutuhan. Faktor-faktor yang memengaruhi variasi perilaku pencarian pengobatan tersebut akan dikaji mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan yang dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007).

Berdasarkan uraian di atas serta didukung penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku masyarakat dalam pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota, sehingga dapat diketahui pelayanan kesehatan yang dikehandaki masyarakat saat ini, serta dapat dibuat suatu pengelompokan atau pola pencarian pengobatan oleh masyarakat berdasarkan faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), sosio ekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan) masyarakat. Konsep mengkaji pencarian pengobatan akan lebih jelas apabila dilakukan pada wilayah yang terdapat sarana pelayanan kesehatan yang beragam dan hal ini dapat diwakili oleh Kecamatan Medan Kota yang terdapat 17 unit sarana pelayanan kesehatan.


(27)

1.2 Permasalahan

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian adalah : bagaimana pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun 2013 ?

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun 2013.

1.4 Hipotesis

Ada pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun 2013.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam merumuskan kebijakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

2. Hasil penelitian ini dijadikan perbandingan dan referensi pada penelitian selanjutnya.


(28)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan

Menurut Levey dan Loomba dalam Ilyas (2003), yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat.

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (1993), perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi (Ilyas, 2003).

Menurut Notoatmodjo (2003), respons seseorang apabila sakit adalah sebagai berikut:

a. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action). Dengan alasan antara lain : (a) bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari, (b) bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya,


(29)

(c) fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petugas kesehatan kurang ramah kepada pasien, (d) takut disuntik dokter dan karena biaya mahal. b. Tindakan mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti telah

diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan.

c. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy), seperti dukun.

d. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat (chemist shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu.

e. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit.

f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan khusus yang diselenggarakan oleh dokter praktek (private medicine).

Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2007), ada tiga faktor-faktor penting dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu : (1) mudahnya menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia, (2) adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang ada dan (3) adanya kebutuhan pelayanan kesehatan.


(30)

2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Andersen dalam Notoatmodjo (2007) mendeskripsikan model sistem kesehatan merupakan suatu model kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai model perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan (behaviour model of health service utilization). Andersen mengelompokkan faktor determinan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan ke dalam tiga kategori utama, yaitu :

1. Karakteristik predisposisi (Predisposing Characteristics)

Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda yang disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam tiga kelompok :

a. Ciri-ciri demografi, seperti : jenis kelamin, umur, dan status perkawinan.

b. Struktur sosial, seperti : tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama, dan sebagainya.

c. Kepercayaan kesehatan (health belief), seperti pengetahuan dan sikap serta keyakinan penyembuhan penyakit.

2. Karakteristik kemampuan (Enabling Characteristics)

Karakteristik kemampuan adalah sebagai keadaan atau kondisi yang membuat seseorang mampu untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya terhadap pelayanan kesehatan. Andersen membaginya ke dalam 2 golongan, yaitu :


(31)

a. Sumber daya keluarga, seperti : penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam asuransi kesehatan, kemampuan membeli jasa, dan pengetahuan tentang informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan.

b. Sumber daya masyarakat, seperti : jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada, jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio penduduk terhadap tenaga kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk. Menurut Andersen semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan maka tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan suatu masyarakat akan semakin bertambah. 3. Karakteristik kebutuhan (Need Characteristics)

Karakteristik kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Andersen dalam Notoatmodjo (2007) menggunakan istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari kebutuhan. Penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu :

a. Penilaian individu (perceived need), merupakan penilaian keadaan kesehatan yang paling dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit dan hebatnya rasa sakit yang diderita.

b. Penilaian klinik (evaluated need), merupakan penilaian beratnya penyakit dari dokter yang merawatnya, yang tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan penentuan diagnosis penyakit oleh dokter (Ilyas, 2003)


(32)

Menurut Dever (1984) faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah :

a. Faktor Sosiokultural yang terdiri dari : (1) norma dan nilai sosial yang ada di masyarakat, dan (2) teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan.

b. Faktor Organisasi yang terdiri dari : (1) ketersediaan sumber daya. Yaitu sumber daya yang mencukupi baik dari segi kuantitas dan kualitas, sangat mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan. (2) keterjangkauan lokasi. Keterjangkauan lokasi berkaitan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan

tempat diukur dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan. (3) keterjangkauan sosial. Dimana konsumen memperhitungkan sikap petugas

kesehatan terhadap konsumen. (4) karakteristik struktur organisasi formal dan cara pemberian pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ada yang mempunyai struktur organisasi yang formal misalnya rumah sakit.

c. Faktor Interaksi Konsumen-Petugas Kesehatan (1) Faktor yang berhubungan dengan konsumen

Tingkat kesakitan atau kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen berhubungan langsung dengan penggunaan atau permintaan pelayanan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh : (a) faktor sosiodemografi, yaitu umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga dan status sosial ekonomi, (b) faktor sosio psikologis, yaitu persepsi sakit, gejala sakit, dan


(33)

keyakinan terhadap perawatan medis atau dokter, (c) faktor epidemiologis, yaitu mortalitas, morbiditas, dan faktor resiko.

(2) Faktor yang berhubungan dengan petugas kesehatan yang terdiri dari : (a) faktor ekonomi, yaitu adanya barang substitusi, serta adanya keterbatasan

pengetahuan konsumen tentang penyakit yang dideritanya, (b) karakteristik dari petugas kesehatan yaitu tipe pelayanan kesehatan, sikap petugas, keahlian petugas dan fasilitas yang dipunyai pelayanan kesehatan tersebut.

2.3 Perilaku

2.3.1 Pengertian Perilaku

Pengertian perilaku menurut Sarwono (2002) adalah sesuatu yang dilakukan oleh individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Sedangkan menurut Morgan perilaku tidak seperti pikiran atau perasaan, perilaku adalah sesuatu konkrit yang bisa diobservasi, direkam maupun dipelajari.

Walgito (2003) mendefinisikan perilaku dan aktivitas ke dalam pengertian yang luas, yaitu perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (innert behavior), demikian pula aktifitas-aktifitas tersebut disamping aktifitas motoris, juga termasuk aktifitas emosional dan kognitif.

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses


(34)

adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. 2.3.2 Domain Perilaku

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu di dalam tiga domain (ranah/kawasan), yang terdiri dari ranah pengetahuan (knowlegde), ranah sikap (attitude), dan ranah tindakan (practice).

a. Pengetahuan (Knowlegde)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung atau orang lain yang sampai kepada seseorang (Notoatmodjo, 2003).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

1. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik.

2. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana. 3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode

dalam pembelajaran.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang didapat dari pendidikan (Notoatmodjo, 2003).


(35)

Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan menjadi salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat terhadap kesehatan. Jika masyarakat tahu apa saja pelayanan puskesmas, maka kemungkinan masyarakat akan menggunakan fasilitas kesehatan juga akan berubah seiring dengan pengetahuan seperti apa yang diketahuinya.

Di dalam menggunakan pelayanan kesehatan, seseorang dipengaruhi oleh perilakunya yang terbentuk dari pengetahuannya. Seseorang cenderung untuk bersikap tidak menggunakan jasa pelayanan kesehatan disebabkan karena adanya kepercayaan dan keyakinan bahwa jasa pelayanan kesehatan tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, demikian juga sebaliknya.

b. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita dengan sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya (Wahid, 2007).

Allport dalam Anwar (1997) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :

1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave).


(36)

1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus.

2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal reference) merupakan faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan-pertimbangan individu.

3. Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut.

4. Sosial budaya (Culture), berperan besar dalam memengaruhi pola pikir seseorang untuk bersikap terhadap objek/stimulus tertentu.

Perbedaan pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lain juga disebabkan sikap atau persepsi dan konsep masyarakat sendiri tentang sakit (Azwar, 2009). Persepsi sakit merupakan pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindra. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa persepsi berhubungan dengan motivasi individu untuk melakukan kegiatan, bila persepsi seseorang telah benar tentang sakit maka ia cenderung memanfaatkan pelayanan kesehtan bila mengalami sakit.

c. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan


(37)

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) (Notoatmodjo, 2007).

2.3.3 Perilaku Kesehatan

Menurut sebagian psikolog perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia dan dorongan ini merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dan dengan adanya dorongan tersebut menimbulkan seseorang melakukan sebuah tindakan atau perilaku khusus yang mengarah pada tujuan (Foster dan Anderson, 2005).

Perilaku kesehatan yaitu suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Dari definisi tersebut kemudian dirumuskan bahwa perilaku kesehatan terkait dengan : Perilaku pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan dari penyakit, Perilaku peningkatan kesehatan dan Perilaku gizi (makanan dan minuman).

Menurut Karl dan Cobb yang dikutip oleh Foster dan Anderson (2005) membuat perbedaan di antara tiga tipe yang berkaitan dengan perilaku kesehatan, yaitu :

1. Perilaku kesehatan yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang meyakini dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendektesinya dalam tahap asimptomatik.


(38)

2. Perilaku sakit yaitu aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit, untuk mendefinisikan keadaan kesehatannya dan untuk menemukan pengobatan mandiri yang tepat.

3. Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan kesejahteraan oleh individu yang mempertimbangkan diri mereka sendiri sakit, hal ini mencakup mendapatkan pengobatan dari ahli terapi yang tepat.

2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan

Need terhadap pelayanan kesehatan dapat didasari kepada pengertian tentang merit goods. Margolis (1982) dalam Tjiptoherijanto (2008) mengatakan merit goods ini adalah setiap bentuk pengeluaran masyarakat yang nampaknya secara umum dapat dipahami akan tetapi sulit untuk diperhitungkan dengan menggunakan teori permintaan yang biasa. Diargumentasikan bahwa need terhadap pelayanan kesehatan merupakan fungsi dari need terhadap kesehatannya sendiri, dengan didasari oleh pengalaman masa lalunya.

Pembahasan mengenai need yang perlu digaris bawahi adalah bahwa tidak seluruh need akan dapat dipenuhi, dengan demikian akan terdapat sebuah ranking need dalam pengertian ceteris paribus. Kita akan lebih memilih satu need untuk dipenuhi dibanding need yang lain, bila need yang dipilih tadi akan memberikan manfaat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipilih tetapi kemungkinan untuk memenuhi suatu need merupakan fungsi dari biaya dan manfaat yang terkandung dibelakangnya yaitu biaya dan manfaat yang lebih besar. Need


(39)

bukan merupakan sesuatu yang absolut maupun terbatas. Need adalah sesuatu yang dinamis dan cenderung untuk terus tumbuh bersama dengan berjalannya waktu dan dalam kasus ini pertumbuhan need tersebut akan bisa dilihat merupakan sebagian dari perkembangan penawaran fasilitas pelayanan kesehatan (Tjiptoherijanto, 2008).

Konsep need merangkum beberapa penilaian efektifitas, potensi untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk memenuhi need (dengan segala akibat yang ditimbulkannya) dan pengakuan akan adanya keterbatasan sumber daya serta dapat juga merupakan bentuk dasar bagi alokasi sumber daya. Pada umumnya akan lebih baik untuk memasukkan sekaligus need ketika melakukan pengujian beroperasinya suatu pelayanan kesehatan tertentu. Mengingat need dapat memberikan dasar yang cukup bagi pengambilan keputusan yang tepat. Alokasi sumber daya sektor kesehatan tetap kurang efisien tanpa adanya beberapa koreksi yang menyangkut, pertama penyatuan kesepakatan tentang benefits value yang sering masih berbeda antara satu orang dan yang kedua menyangkut informasi yang benar tentang segi biayanya.

Bidang social policy pada umumnya dan pelayanan kesehatan khususnya, masyarakat sering dikatakan berada dalam keadaan membutuhkan (in need), namun seringkali apa yang dimaksud dengan need tidak jelas. Spek dan Bradshaw dalam Tjiptoherijanto (2008), telah mencoba untuk membuat suatu kerangka pikir tentang siapakah yang sebenarnya mengatakan (melakukan), tentang apa (bagi) siapa. Formula Spek melibatkan tiga kelompok yaitu masyarakat, ahli medis, dan perorangan untuk menjawab pertanyaan : ”Apakah seseorang itu sakit?” dan ”apakah seseorang itu sedang membutuhkan pelayanan umum?”. Dan pertanyaan ketiga


(40)

mengenai : ”Apakah seseorang itu meminta pelayanan umum?”. Bradshaw mengatakan ada empat definisi yang berbeda mengenai need yang lazim digunakan oleh peneliti dan praktisi social policy, yaitu :

a. Normative Need terjadi manakala masyarakat memiliki standar pelayanan kesehatan yang berada di bawah definisi desirable oleh para ahli. (standar desirable disini bisa saja bervariasi antara satu ahli dengan yang lain).

b. Felt Need terjadi manakala masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan, hal ini berkaitan dengan persepsi perorangan tentang pelayanan kesehatan, sehingga dengan jelas akan berbeda dengan persepsi orang lainnya.

c. Expressed Need adalah need yang dirasakan tadi kemudian dikonversikan ke dalam permintaan. Misalnya mencari pelayanan kesehatan ke dokter puskesmas (permintaan disini tidak harus selalu seperti apa yang didefinisikan oleh para ekonom yang mencakup persoalan wiilingness to pay dan ability to pay terhadap pelayanan kesehatan).

d. Comparative Need terjadi manakala satu kelompok orang di masyarakat dengan status kesehatan tertentu tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sedangkan kelompok yang lain dengan status kesehatan yang identik itu ternyata mendapatkan pelayanan kesehatan (Tjiptoherijanto, 2008).

Kebutuhan seseorang terhadap pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang subjektif, karena merupakan wujud dari masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat yang tercermin dari gambaran pola penyakit. Dengan demikian untuk


(41)

menentukan perkembangan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat mengacu pada perkembangan pola penyakit di masyarakat.

Adapun tuntutan kesehatan adalah sesuatu yang subjektif, oleh karena itu pemenuhan terhadap tuntutan kesehatan sedikit pengaruhnya terhadap perubahan derajat kesehatan, karena sifatnya yang subjektif, maka tuntutan terhadap kesehatan sangat dipengaruhi oleh status sosial masyarakat itu sendiri.

Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut (Jefkins, 2002).

Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa dan keinginan yang tidak disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa (Tjiptoherijanto, 2008).

Pelayanan kesehatan didirikan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat membutuhkannya. Namun kenyataannya masyarakat baru mau mencari pengobatan atau pelayanan kesehatan setelah benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Hal ini bukan berarti mereka harus mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas dan sebagainya) tetapi juga ke fasilitas pengobatan tradisional (dukun dan sebagainya) yang kadang-kadang menjadi pilihan masyarakat yang


(42)

pertama. Itulah sebab rendahnya penggunaan puskesmas atau tidak digunakannya fasilitas-fasilitas pengobatan modern seperti puskesmas dengan ruang rawat inap (Depkes RI, 2004).

2.5 Landasan Teori

Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan Kota sebagai fokus penelitian ini mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan yang dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007) yang secara umum mencakup seluruh aspek, maka dalam penelitian ini difokuskan pada aspek sosio demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) serta kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan).

2.6 Kerangka Konsep

Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian Sosiodemografi

- Umur

- Jenis Kelamin - Pendidikan - Pengetahuan - Sikap

Sosioekonomi - Pekerjaan

- Penghasilan

Perilaku pencarian Pengobatan

Kebutuhan yang dirasakan (sakit ringan, sedang atau berat)


(43)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survey dengan pendekatan cross sectional yang merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel independen (sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan) terhadap variabel terikat (perilaku pencarian pengobatan) pada saat yang bersamaan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota, dengan pertimbangan di wilayah tersebut ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang bervariasi untuk dipilih masyarakat, yaitu 17 unit sarana pelayanan kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak.

Pelaksanaan penelitian selama 6 bulan dari bulan Januari sampai Juni 2013

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Medan Kota sebanyak 20.728 KK berdasarkan Profil Kecamatan Medan Kota Tahun 2012.


(44)

3.3.2 Sampel

Sampel adalah Kepala Keluarga yang bertempat tinggal di Kecamatan Medan Kota. Besar sampel (sample size) ditentukan menggunakan rumus penentuan besar sampel uji hipotesis data proporsi satu populasi dengan rumus sebagai berikut:

n = 2 2 d Q P α Keterangan:

n : Besar sampel minimal yang diperlukan

α : Taraf kemaknaan 10% (1,96)

P : Proporsi di populasi yang sakit (10%) berdasarkan data kesakitan penduduk tahun 2012.

Q : 1 - 0,10 = 0,90

d : Limit dari error atau presisi absolut (5%)

Berdasarkan perhitungan didapatkan besar sampel 138 KK. Besar sampel di ditentukan secara proporsional pada 12 kelurahan di Kecamatan Medan Kota yaitu:

Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kelurahan Jumlah KK Besar Sampel

1 1.043/20.728 x138 7

2 1.240/20.728 x138

8

3 1.745/20.728 x138 12

4 929/20.728 x138

6

5 1.310/20.728 x138 9

6 1.859/20.728 x138

12

7 1.545/20.728 x138 10

8 2.570/20.728 x138

17

9 1.396/20.728 x138 9

10 2.270/20.728 x138

15

11 2.770/20.728 x138 18

12 2.052/20.728 x138

14


(45)

Kriteria KK yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah :

a. Kepala Keluarga yang berdomisili di wilayah Kecamatan Medan Kota.

b. Pernah mengalami sakit dalam 1 bulan terakhir dan memanfaatkan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di Kecamatan Medan Kota

c. Bersedia menjadi responden dan mampu berkomunikasi dengan jelas.

Cara pengambilan sampel untuk setiap kelurahan disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan (sampel bersyarat), misalnya untuk Kelurahan Pasar Baru, diambil 7 KK dari 1.043 KK yang ada, caranya adalah: peneliti mencari sampel pada setiap lingkungan, sehingga diperoleh sampel yang menyebar dan mewakili setiap lingkungan untuk masing-masing kelurahan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan berpedoman atau menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadi atau hal-hal yang perlu diketahui. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terdapat di kuesioner secara lisan pada responden. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner semi terbuka dengan pilihan jawaban dan alasan.


(46)

3.4.2 Data Sekunder

Dalam penelitian ini data sekunder berupa data jumlah penduduk Kecamatan Medan Kota, serta data tentang gambaran umum wilayah penelitian serta data lainnya yang berguna untuk mendukung pembahasan data primer.

3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas dan reliabilitas. Untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba pada 30 orang penduduk di Kecamatan Medan Kota yang tidak terpilih menjadi sampel penelitian.

Untuk mengetahui sejauhmana kesamaan antara yang diukur peneliti dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan, maka dilakukan uji validitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan, dengan melihat nilai koefisien korelasi item pertanyaan dengan total nilai pertanyaan pada setiap variabel (corrected item total correlation). Item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila nilai corrected item total > nilai r tabel (0,361) pada α =5%.

Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dengan formula cronbach alpha. Item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai cronbachalpha > 0,6 (Arikunto, 2006).

Hasil uji coba kuesioner terhadap 30 orang untuk menguji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan/pernyataan untuk variabel pengetahuan, sikap, kebutuhan dan pencarian pengobatan diperoleh nilai corrected


(47)

item total > 0,361 dan nilai cronbach alpha > 0,6 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item pernyataan valid dan reliabel (Lampiran-2).

3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Definisi operasional adalah pengertian variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

a. Sosiodemografi adalah karakteristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi penduduk di Kecamatan Medan Kota secara sosial kependudukan. Sosiodemografi

ini diukur melalui indikator : (a) umur, (b) jenis kelamin, (c) pendidikan, (d) pengetahuan dan (e) sikap.

b. Sosioekonomi adalah karakteristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi penduduk di Kecamatan Medan Kota secara sosial ekonoomi. Sosioekonomi ini diukur melalui indikator : (a) pekerjaan dan (b) penghasilan.

c. Kebutuhan adalah gangguan kesehatan atau penyakit yang dirasakan oleh penduduk di Kecamatan Medan Kota sehingga membutuhkan pengobatan. Kebutuhan ini diukur melalui indikator kebutuhan dengan indikator penyakit yang ringan sakit sakit sedang dan sakit berat atau parah.

d. Perilaku pencarian pengobatan adalah sarana pelayanan kesehatan yang dipilih penduduk di Kecamatan Medan Kota yang sakit sebagai tempat mendapatkan pengobatan penyakit yang dideritanya. Jika pencarian pengobatan ke : puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter akan dinyatakan sebagai perilaku


(48)

pencarian pengobatan yang baik, sedangkan jika tidak berobat atau mencari pengobatan ke alternatif dinyatakan pencarian pengobatan tidak baik.

3.6 Metode Pengukuran

Pengukuran variabel penelitian menggunakan skala ordinal disesuaikan dengan jenis masing-masing variabel penelitian.

Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Perta

nyaan

Skor Pilihan

Jawaban Kategori

Skala Ukur Sosiodemografi 23-42 tahun

43-61 tahun Laki-laki Perempuan Tinggi =2 Rendah =1 Benar = 2 Salah = 1 Tidak tahu =1

Baik (41-50) Sedang (29-40) Kurang (17-28) Ordinal a. Umur b. Jenis Kelamin c. Pendidikan 1 1 1

d. Pengetahuan 8

e. Sikap 8 Sangat Setuju=4 Setuju =3 Tidak setuju =2 Sangat Tidak Setuju=1 Sosioekonomi a.Pekerjaan b.Penghasilan 1 1

Bekerja = 2 Tidak bekerja= 1 >UMK =2 ≤UMK =1 Baik (4) Sedang (3) Kurang (2) Ordinal

Kebutuhan 3 Ya = 2 Tidak = 1

Tinggi (6) Sedang (5)

Rendah (3-4) Ordinal Perilaku

Pencarian Pengobatan

3 Baik = 2 Tidak baik = 1

Baik (5-6) Tidak baik (3-4)


(49)

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data yang akan digunakan meliputi tahapan analisis univariat yaitu analisis untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing masing variabel, dimana hasil penelitian dilakukan interpretasi data dari item pertanyaan dengan cara menghitung jawaban menggunakan komputer. Setiap item yang dijawab diberi nilai sesuai dengan kategori yang telah ditentukan

Kemudian analisis bivariat dengan tabulasi silang yang betujuan untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji chi square.

Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression test) karena variabel terikat yaitu perilaku pencarian pengobatan dikategorikan dalam 2 kelompok (baik dan tidak baik). Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dengan persamaan sebagai berikut: (Hastono, 2001).

Logit P (Y) = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 Dimana

+ µ

Y = Perilaku pencarian pengobatan b0

b

= Konstanta 1 – b3

X

= Koefisien Regresi 1

X

= Sosiodemografi 2

X

= Sosioekonomi 3

µ = Error of Term = Kebutuhan


(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota

Kecamatan Medan Kota memiliki luas wilayahnya 5,98 km², secara administratif terbagi atas 12 kelurahan dan 146 lingkungan. Kecamatan Medan Kota mempunyai penduduknya berjumlah 72.580 jiwa dengan karakteristik yang beragam, dilihat dari suku bangsa, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan.

Sebagai wilayah yang terletak di pusat Kota Medan, kecamatan ini merupakan daerah perdagangan dan jasa, hal ini ditandai dengan adanya 7 unit pasar tradisional, 5 unit pasar modern (plaza atau mall) dan 128 unit toko grosir.

Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Medan Kota 45 unit SD/sederajat, 26 unit SMP/sederajat, 33 unit SMA/sederajat dan beberapa perguruan tinggi. Sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Medan Kota antara lain 17 unit terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak.

4.2 Analisis Univariat

4.2.1 Sosiodemografi Responden

Sosiodemografi responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap tentang pencarian pengobatan, seperti diuraikan berikut ini


(51)

Tabel 4.1 Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Umur Jumlah (Orang) %

1 23 - 42 Tahun 112 81,2

2 43 - 62 Tahun 26 18,8

Jumlah 138 100,0

Pengelompokan umur responden berdasarkan umur paling rendah dan umur paling tinggi, yaitu 23 tahun sampai 61 tahun. Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui responden berumur 23-42 tahun sebanyak 112 orang (81,2%) sedangkan yang berumur 43-62 tahun sebanyak 26 orang (18,83%).

Tabel 4.2 Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Jenis Kelamin Jumlah (Orang) %

1 Laki-laki 125 90,6

2 Perempuan 13 9,4

Jumlah 138 100,0

Jenis kelamin responden berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa paling banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 125 orang (90,6%) sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang (9,4%).

Tabel 4.3 Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Pendidikan Jumlah (Orang) %

1 SD 15 10,9

2 SMP 34 24,6

3 SMA 51 37,0

4 Diploma 28 20,3

5 Sarjana 10 7,.2


(52)

Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 51 orang (37,0%) sedangkan responden dengan tingkat pendidikan Sarjana merupakan persentase paling sedikit yaitu 10 orang (7,2%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden dikategorikan rendah sebanyak 100 orang (72,5%) dan pendidikan tinggi 38 orang (27,5%).

Pengetahuan responden tentang pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi 8 pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Pengetahuan

Benar Salah Tidak Tahu

Jumlah n % n % n % n % 1 Jika menderita sakit tetapi tidak bertindak

atau tidak melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

58 42.0 79 57.2 1 0.7 138 100,0 2 Jika menderita sakit kemudian melakukan

pengobatan sendiri merupakan salah satu

perilaku pencarian pengobatan. 64 46.4 71 51.4 3 2.2 138 100,0 3 Jika menderita sakit kemudian berobat ke

fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan

59 42.8 74 53.6 5 3.6 138 100,0 4 Jika menderita sakit kemudian membeli

obat-obat ke warung obat merupakan salah

satu perilaku pencarian pengobatan 68 49.3 69 50.0 1 0.7 138 100,0 5 Jika menderita sakit kemudian berobat ke

balai pengobatan merupakan salah satu


(53)

Tabel 4.4 (Lanjutan)

No Pengetahuan

Benar Salah Tidak Tahu

Jumlah n % n % n % n % 6 Jika menderita sakit kemudian berobat

ke puskesmas merupakan salah satu

perilaku pencarian pengobatan 82 59.4 53 38.4 3 2.2 138 100,0 7 Jika menderita sakit kemudian berobat

ke rumah sakit merupakan salah satu

perilaku pencarian pengobatan 72 52.2 65 47.1 1 0.7 138 100,0 8 Jika menderita sakit kemudian berobat

ke praktek dokter merupakan salah

satu perilaku pencarian pengobatan 73 52.9 62 44.9 3 2.2 138 100,0 Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang menyatakan salah jika menderita sakit tetapi tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 79 orang (57,2%),. Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian melakukan pengobatan sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 71 orang (51,4%). Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian berobat ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 74 orang (53,6%). Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 69 orang (50,0%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 70 orang (50,7%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke


(54)

puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 82 orang (59,4%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 72 orang (52,2%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 73 orang (52,9%).

Sikap responden tentang pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi 8 pertanyaan sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

N

o Sikap

SS S TS STS Jumlah

n % n % n % n % n % 1 Tidak bertindak atau tidak

melakukan kegiatan pada saat menderita sakit

0 0.0 0 0.0 53 38.4 85 61.6 138 100,0 2 Melakukan pengobatan sendiri

pada saat menderita akit 0 0.0 0 0.0 83 60.1 55 39.9 138 100,0 3 Mencari pengobatan ke

fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional saat menderita sakit

2 1.4 2 1.4 84 60.9 50 36.2 138 100,0 4 Membeli obat-obat ke warung

obat saat menderita sakit 20 14.5 74 53.6 26 18.8 18 13.0 138 100,0 5 Mencari pengobatan ke balai

pengobatan saat menderita sakit

39 28.3 80 58.0 12 8.7 7 5.1 138 100,0 6 Mencari pengobatan ke

puskesmas saat menderita sakit 66 47.8 30 21.7 34 24.6 8 5.8 138 100,0 7 Mencari pengobatan ke rumah


(55)

Tabel 4.5 (Lanjutan)

No Sikap

SS S TS STS Jumlah

n % n % n % n % n % 8 Mencari pengobatan ke

praktek dokter saat menderita sakit

71 51.4 48 34.8 12 8.7 7 5.1 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat tidak setuju jika tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa jika menderita sakit sebanyak 85 orang (61,6%),. Responden yang menyatakan tidak setuju melakukan pengobatan sendiri pada saat menderita sakit sebanyak 83 orang (60,1%). Responden yang menyatakan tidak setuju mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional saat menderita sakit sebanyak 84 orang (60,9%). Responden yang menyatakan setuju membeli obat-obat ke warung obat saat menderita sakit sebanyak 74 orang (53,6%). Responden yang menyatakan setuju mencari pengobatan ke balai pengobatan saat menderita sakit sebanyak 80 orang (58,0%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke puskesmas saat menderita sakit sebanyak 66 orang (47,8%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke rumah sakit saat menderita sakit sebanyak 71 orang (51,4%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke praktek dokter saat menderita sakit sebanyak 71 orang (51,4%).

Secara keseluruhan faktor sosiodemografi responden dilakukan penjumlahan skor pendidikan, pengetahuan dan sikap sebagaimana telah ditentukan dalam aspek pengukuran metode penelitian, kemudian dikategorikan sebagai berikut


(56)

Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kategori Sosiodemografi Jumlah (Orang) %

1 Baik 8 5,8

2 Sedang 114 82,6

3 Kurang 16 11,6

Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa kategori sosiodemografi responden tentang pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 114 orang (82,6%) sedangkan paling sedikit kategori baik yaitu 8 orang (5,8%).

4.2.2 Sosioekonomi Responden

Sosioekonomi responden dalam pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi faktor pekerjaan dan penghasilan sebagai berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Pekerjaan Jumlah (Orang) %

1 PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan 5 3.6

2 Pegawai Swasta 25 18.1

3 Petani 4 2.9

4 Buruh 28 20.3

5 Wiraswasta/ Pedagang 56 40.6

6 Tidak bekerja 20 14.5

Jumlah 138 100,0

Jenis pekerjaan responden berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa paling banyak adalah wiraswasta/pedagang yaitu sebanyak 56 orang (40,6%) sedangkan responden dengan jenis pekerjaan paling sedikit adalah PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan sebanyak 5 orang (3,6%). Dengan demikian dapat dikategorikan responden yang


(57)

bekerja sebanyak 118 orang (85,5%) sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 20 orang (14,5%).

Tabel 4.8 Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Penghasilan Jumlah (Orang) %

1 ≤ UM Kota Medan (Rp. 1.650.000) 63 45,7

2 > UM Kota Medan (Rp. 1.650.000) 75 54,3

Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa tingkat penghasilan responden paling banyak adalah > Upah Minimum Kota Medan (Rp. 1.650.000) yaitu sebanyak 75 orang (54,3%) sedangkan responden dengan tingkat penghasilan ≤ UM Kota Medan sebanyak 63 orang (45,7%).

Secara keseluruhan faktor sosioekonomi responden dilakukan penjumlahan skor pekerjaan dan penghasilan sebagaimana telah ditentukan dalam aspek pengukuran metode penelitian, kemudian dikategorikan sebagai berikut.

Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

No Kategori Sosioekonomi Jumlah (Orang) %

1 Baik 57 41,4

2 Sedang 79 57,2

3 Kurang 2 1,4

Jumlah 138 100,0

Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa kategori sosioekonomi responden dalam pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 79 orang (57,2%) sedangkan paling sedikit kategori kurang yaitu 2 orang (1,4%).


(1)

Sosioekonomi * Pencarian Pengobatan

Kpencarian

Total

Tidak Baik

Baik

Ksosek

Kurang

Count

2

0

2

Expected Count

.6

1.4

2.0

% within Ksosek

100.0%

.0%

100.0%

Sedang

Count

31

48

79

Expected Count

25.2

53.8

79.0

% within Ksosek

39.2%

60.8%

100.0%

Baik

Count

11

46

57

Expected Count

18.2

38.8

57.0

% within Ksosek

19.3%

80.7%

100.0%

Total

Count

44

94

138

Expected Count

44.0

94.0

138.0

% within Ksosek

31.9%

68.1%

100.0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square

10.399

a

2

.006

Likelihood Ratio

11.025

2

.004

Linear-by-Linear Association

8.983

1

.003

N of Valid Cases

138

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum

expected count is .64.


(2)

Kebutuhan * Pencarian Pengobatan

Crosstab

Kpencarian

Total

Tidak Baik

Baik

Kbutuh

Kurang

Count

32

20

52

Expected Count

16.6

35.4

52.0

% within Kbutuh

61.5%

38.5%

100.0%

Sedang

Count

10

53

63

Expected Count

20.1

42.9

63.0

% within Kbutuh

15.9%

84.1%

100.0%

Baik

Count

2

21

23

Expected Count

7.3

15.7

23.0

% within Kbutuh

8.7%

91.3%

100.0%

Total

Count

44

94

138

Expected Count

44.0

94.0

138.0

% within Kbutuh

31.9%

68.1%

100.0%

Chi-Square Tests

Value

df

Asymp. Sig.

(2-sided)

Pearson Chi-Square

34.186

a

2

.000

Likelihood Ratio

34.758

2

.000

Linear-by-Linear Association

28.573

1

.000


(3)

Logistic Regression

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1

119.228

a

.322

.450

a. Estimation terminated at iteration number 6 because

parameter estimates changed by less than .001.

Classification Table

a

Observed

Predicted

Kpencarian

Percentage

Correct

Tidak Baik

Baik

Step 1

Kpencarian

Tidak Baik

27

17

61.4

Baik

11

83

88.3

Overall Percentage

79.7

a. The cut value is .500

Variables in the Equation

B

S.E.

Wald

df

Sig.

Exp(B)

Step 1

a

Ksodem

2.040

.636

10.296

1

.001

7.690

Ksosek

1.220

.480

6.468

1

.011

3.387

Kbutuh

2.148

.430

24.922

1

.000

8.564

Constant

-9.473

2.060

21.147

1

.000

.000

a. Variable(s) entered on step 1: Ksodem, Ksosek, Kbutuh.


(4)

Lampiran 6 MASTER DATA PENELITIAN

No Um ur JK Kerja Hasil

1 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 4 5 6 7 8 1 2 3 1 2 3 4 5 6

1

28

1 2 2

1

2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 3 4 3 2 1 2 1 2 4 1 1 4

2 24 1 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 2 1 2 2 1 6 1 1 3

3 43 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 1 4 1 1 2

4 25 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 2 3 2 1 2 2 2 4 2 2 3

5 27 1 2 2 4 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 4 2 2 2 2 1 1 1 6 1 1 5

6 38 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 4 1 1 3

7 36 1 2 2 4 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 3 4 2 4 2 1 1 2 4 2 4 2 2 3

8 31 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 3 2 4 1 1 2 2 2 1 4 1 1 5

9 30 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 4 3 1 1 2 2 1 1 4 1 1 1

10 24 1 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 3 3 4 3 2 1 2 2 4 1 5 1 1 5

11 28 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 3 3 3 3 2 1 2 2 1 2 4 2 1 4

12 38 2 2 2 4 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 4 4 4 4 4 4 2 1 2 2 2 4 2 2 4

13 48 1 2 1 2 1 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 4 3 2 2 2 2 2 5 2 4 2 2 4

14 24 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 1 1 3 2 1 2 1 1 2 1 1 1 6 2 1 1

15 23 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 4 4 4 2 2 2 1 1 4 1 1 2

16 32 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 1 3 4 3 4 4 1 2 1 1 2 2 1 1 2

17 30 1 2 2 5 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 2 3 4 3 3 3 2 1 2 5 1 6 1 2 3

18 24 1 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 3 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 4

19 41 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 4 4 4 4 4 1 1 2 3 1 4 2 1 4

20 24 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 3 4 4 4 4 1 1 2 3 2 4 2 2 4

21 27 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 2 2 1 1 2 4 1 4 1 1 4

22 23 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 1 1 1 3 3 2 4 3 2 2 2 1 2 4 2 1 4

23 30 1 1 2 3 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 3 3 1 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 1

24 57 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 2 1 2 3 4 2 2 3 1 2 1 4 1 4 1 1 1

25 28 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 4 2 2 3 1 1 1 2 2 7 2 2 2

26 47 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 4 3 3 4 2 1 2 1 2 4 1 1 4

27 28 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1 1 1 2 5 1 4 2 1 4

28 44 1 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 1 2 6 1 1 5

29 27 2 2 2 5 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 4 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2

30 26 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4 1 2 2 5 1 7 2 1 3

31 28 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 4 4 4 2 2 2 1 1 3 1 1 2

32 38 1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 3 3 4 4 2 1 2 2 1 6 1 1 1

33 27 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 3 4 3 2 2 2 5 2 6 2 2 4

34 29 1 2 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 4 3 3 2 2 2 2 2 6 2 1 4

35 38 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4 2 2 1 2 2 7 2 1 2

36 32 1 2 1 1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 4 4 4 4 4 2 1 2 4 2 7 2 1 4

37 26 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4 2 2 2 2 2 4 2 2 4

38 29 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 4 4 4 3 2 2 2 2 2 4 2 1 4

39 42 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 3 4 1 1 2 4 1 7 1 1 3

40 27 1 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 3 1 1 2

41 32 1 2 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 4 3 2 2 2 2 2 7 2 2 2

42 34 1 2 1 2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 3 4 3 1 2 2 4 1 3 1 1 2

43 36 2 2 1 3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 3 3 4 1 1 2 4 2 7 1 1 4

44 38 1 2 2 3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 4 3 3 4 1 2 2 4 2 7 2 2 2

Sosioekonom i

Sosiodemografi

Kebutuhan

Pengetahuan Pencarian


(5)

45 32 1 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3 1 2 2 2 2 4 1 1 4

46 31 1 2 2 5 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4 1 1 2 1 1 4 1 1 5

47 27 1 2 2 2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 1 3

48 43 1 2 2 3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 2 4 1 1 3

49 41 1 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 2 4 1 6 2 2 3

50 35 1 2 2 5 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 4 4 3 4 1 2 2 1 2 5 1 1 5

51 53 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 3 4 3 3 4 1 1 2 3 2 6 1 1 5

52 61 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2

53 45 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 4 3 4 3 4 1 2 1 1 2 6 2 2 6

54 32 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 4 1 4 3 3 1 2 2 3 1 7 1 1 5

55 25 1 2 2 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 4 4 3 1 2 2 3 2 6 1 1 5

56 46 2 2 2 3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 4 4 1 1 2 3 1 7 1 1 4

57 34 1 1 2 4 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 4 3 4 4 4 1 1 2 3 1 7 1 1 4

58 51 1 2 2 3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 4 2 3 1 2 1 2 2 1 1 5 1 1 5

59 29 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 4 3 3 1 1 2 4 1 7 1 1 4

60 27 1 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 3 4 3 4 1 2 2 4 1 6 2 2 4

61 38 1 2 1 3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 4 3 4 1 1 2 1 1 7 2 2 1

62 34 1 2 1 5 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 3 3 4 4 1 2 2 4 2 6 2 1 4

63 31 2 2 1 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 3 4 3 4 4 1 2 2 2 2 5 1 1 5

64 27 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 4 3 4 4 1 1 2 4 2 5 1 1 1

65 32 1 2 2 3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 4 4 3 4 4 1 2 1 4 2 7 1 1 5

66 36 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 4 3 3 4 4 1 2 2 1 1 6 1 1 3

67 51 1 2 2 3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 3 3 1 2 2 3 2 6 1 1 3

68 28 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3 1 2 2 1 2 6 1 1 3

69 60 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 4 4 4 1 2 2 1 2 6 2 2 3

70 28 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 4 4 4 1 2 2 3 2 6 2 2 3

71 53 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 1 1 5 1 1 5

72 34 1 1 1 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3 1 1 2 4 2 7 1 1 5

73 31 1 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 1 1 2 2 1 2 1 1 5

74 28 1 2 1 3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 3 4 1 1 2 5 1 1 2 2 1

75 53 1 2 1 3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 4 4 4 2 1 2 1 1 5 1 1 5

76 37 1 2 1 5 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 1 1 2 2 2 5 2 2 5

77 34 2 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 4 4 3 1 2 1 5 1 5 1 1 1

78 28 1 2 1 2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 4 4 1 2 2 2 1 6 2 1 3

79 39 1 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 4 3 4 2 2 2 1 2 6 1 1 3

80 26 1 2 2 3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 4 1 1 2 4 1 6 1 1 3

81 39 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 2 4 4 1 1 2 2 2 7 1 1 3

82 37 1 2 1 5 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4 1 2 2 4 1 6 2 2 3

83 26 1 2 2 5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 4 4 4 1 2 1 2 2 6 1 1 3

84 31 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 4 3 1 2 1 3 2 5 2 2 3

85 37 1 2 1 3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 4 3 1 2 2 1 2 7 1 1 5

86 32 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3 2 2 1 2 1 5 2 2 5

87 38 1 2 1 5 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 3 4 1 2 2 3 2 5 1 1 5

88 41 1 2 1 4 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 4 4 4 1 1 2 4 2 2 2 2 1

89 45 2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 1 2 1 2 1 1 2 2 1

90 26 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3 1 1 1 2 2 6 2 2 3


(6)

92 28 1 2 1 3 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 3 1 2 1 3 1 1 2 2 1

93 35 1 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 1 3 4 1 2 1 1 1 5 1 1 1

94 31 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 4 4 3 1 2 2 2 2 6 1 1 3

95 36 2 2 1 5 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 4 3 2 2 2 4 1 4 1 1 3

96 51 2 1 2 5 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 2

97 27 1 2 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 2 4 4 1 2 2 3 1 7 1 1 4

98 38 1 1 2 4 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 2 4 4 1 1 2 1 1 7 1 1 3

99 27 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 4 2 3 3 1 2 2 1 1 4 1 1 3

100 35 1 2 2 5 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4 1 2 2 4 1 4 1 1 3

101 32 1 2 2 4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 4 1 1 2 5 2 6 2 1 1

102 38 1 2 1 4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 4 4 1 1 2 2 1 1 1 1 3

103 41 1 2 2 5 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4 1 1 2 3 1 4 2 2 1

104 34 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 4 4 1 1 2 2 2 1 2 2 1

105 36 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 3 3 4 3 3 2 2 1 4 1 1 1 1 3

106 28 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 4 3 3 1 1 2 1 1 2 1 1 3

107 27 1 2 1 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 1 1 3

108 37 1 1 2 4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4 1 1 2 2 1 7 2 2 1

109 32 2 1 2 3 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 3 4 2 4 4 1 1 2 4 2 2 2 2 1

110 29 1 2 1 4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3

111 37 1 1 2 4 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 4 3 2 2 1 2 1 2 6 2 2 3

112 40 1 1 2 4 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 4 2 2 1 2 2 1 6 2 2 3

113 27 1 2 1 4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 4 2 4 4 1 2 2 4 2 2 1 1 2

114 36 1 1 2 5 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1 3 3 1 1 2 1 1 4 1 1 1

115 45 1 2 1 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 2 1 2 2 2 4 2 2 1

116 41 1 2 1 3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 4 4 4 2 2 2 4 1 4 2 2 4

117 29 1 2 1 3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 3 4 4 4 2 1 1 5 2 4 2 2 3

118 32 1 2 1 3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 3 4 4 4 3 1 1 2 1 2 7 2 2 2

119 37 1 2 1 3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 4 4 4 3 3 1 2 2 1 1 4 1 1 3

120 31 1 2 2 4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3 2 2 2 5 1 4 2 2 4

121 29 1 2 1 4 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 4 2 3 3 1 1 2 1 2 5 1 1 5

122 47 2 2 1 3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 3 3 1 2 2 5 1 6 2 2 3

123 35 1 1 2 4 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 3 4 4 4 1 2 2 1 2 6 1 1 3

124 42 1 2 1 3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 4 3 2 3 4 2 2 2 3 1 6 2 2 3

125 38 2 2 1 4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 4 3 4 2 3 2 1 2 1 2 4 1 1 4

126 44 1 2 1 3 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2 1 2 2 1 2 4 1 1 4

127 46 1 2 1 3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1 2 1 2 3 2 4 1 1 3

128 41 1 1 2 3 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 3 3 4 3 4 1 2 2 2 2 3 2 2 3

129 29 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 3 2 3 3 2 2 1 4 1 3 2 2 3

130 32 1 2 1 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3 2 1 2 1 2 4 2 2 3

131 37 1 2 1 3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 2 2 2 1 1 4 1 1 3

132 54 1 2 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3 3 2 2 2 4 2 4 1 1 6

133 43 1 2 2 3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 4 4 3 4 1 1 2 1 2 4 1 1 3

134 28 1 2 2 4 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 4 3 2 3 4 1 2 2 4 1 5 1 1 5

135 47 1 1 2 3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 4 3 2 4 4 1 2 2 1 2 4 2 2 4

136 53 1 2 1 4 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 3 2 1 4 1 1 2 3 1 4 1 1 3

137 36 1 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 3 4 4 3 4 2 2 2 2 2 6 1 1 3


Dokumen yang terkait

Perilaku Pencarian Pengobatan Terhadap Nyeri Odontogenik Pada Masyarakat Di Kelurahan Gundaling Ii Kecamatan Berastagi

1 95 52

Pengaruh Agen Sosialisasi terhadap Pola Pencarian Pengobatan Mahasiswa Rumpun Fakultas Non-Eksakta Universitas Sumatera Utara di Kota Medan Tahun 2013

0 33 85

Gambaran Perilaku Masyarakat Dalam Pola Pencarian Pengobatan di Desa Doloksaribu Lumban Nabolon, Kecamatan Uluan Kabupaten Toba Samosir Tahun 2015

6 98 91

PENGARUH KONDISI LINGKUNGAN RUMAH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI DAN FAKTOR PERILAKU MANUSIA TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KECAMATAN BUMI WARAS KOTA BANDAR LAMPUNG

1 12 66

Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Masyarakat Suku Mandailing di Desa Menaming Kecamatan Rambah Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2016

0 1 16

Pengaruh Faktor Motivasi dan Faktor Komi

0 0 13

KUESIONER Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan Terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan - Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sosioekonomi Dan Kebutuhan Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Pencarian Pengobatan Di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

0 0 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sosioekonomi Dan Kebutuhan Terhadap Perilaku Masyarakat Dalam Pencarian Pengobatan Di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013

0 0 8

GAMBARAN PERILAKU MASYARAKAT DALAM POLA PENCARIAN PENGOBATAN DI DESA DOLOKSARIBU LUMBAN NABOLON KECAMATAN ULUAN KABUPATEN TOBA SAMOSIR TAHUN 2015 SKRIPSI

0 0 13