pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan, sedangkan Pengurus kewajiban maupun kewenangannya lebih luas yakni:
a. Melaksanakan kepengurusan yayasan.
b. Mewakili yayasan, baik di dalam maupun di luar pengadilan, hal ini dapat
kita lihat ketika Komisi A dan B DPRD Asahan memanggil para pimpinan PMDU yang menghadirinya adalah salah satunya pengurus sekaligus ahli
waris Alm. H. Abdul Manan Simatupang. c.
Mengangkat dan memberhentikan pelaksanaan kegiatan yayasan. Kewenangan komisaris di YPMDU sendiri adalah menyelesaikan konflik
apabila terjadi masalah dalam internal organ yayasan. Sehingga yang menjabat sebagai komisaris ini adalah orang-orang yang cerdik atau pintar dan mengetahui
tentang yayasan tersebut.
4. Tanggung Jawab Organ Yayasan Pesantren Modern Daar Al-
Uluum
Badan hukum sebagai suatu objek hukum diwakili oleh para pengurusnya. Demikian pula halnya dengan yayasan, dalam melakukan perbuatan hukum, maka
pengurus yayasan berwenang untuk mewakili yayasan. Pengurus yayasan bertugas mengurus dan mengelola kekayaan yayasan, bertanggung jawab penuh
atas pengurusan yayasan untuk kepentingan dan tujuan yayasan, serta mewakili yayasan baik di dalam maupun di luar pengadilan. Jika terjadi suatu sengketa
Universitas Sumatera Utara
dimuka pengadilan, dan salah satu pihak adalah yayasan, maka sebagi badan hukum yayasan dapat juga dituntut pertanggung jawaban hukumnya sendiri.
Di dalam UUY, telah diatur bahwa setiap pengurus bertanggung jawab secara pribadi apabila yang bersangkutan dalam menjalankan tugasnya tidak
sesuai dengan anggaran dasar, yang mengakibatkan kergian yayasan atau pihak ketiga.
54
Kemudian di dalam UUY telah ditetapkan pula bahwa yang mewakili kepentingan yayasan adalah pengurus,
55
hanya saja sistem pertanggung jawaban yang ada di dalam UUY berbeda dengan sistem pertanggung jawaban badan
hukum perdata lainnya, seperti UU Perseroan Terbatas. UUY hanya meletakkan tanggung jawab kepada pengurus dan pengawas.
Beberapa pasal yang mengatur pertanggung jawaban organ dapat terlihat bahwa ada tanggung jawab yang dilakukan secara renteng antara organ dan yayasan, ada
pula yang dilakukan secara renteng antar organ, dan ada pula pertanggung jawaban yang dilakukan secara perorangan.
Pertanggung jawaban secara renteng antar organ dapat dilihat dalam beberapa pasal. Pasal 25 UU No. 16 Tahun 2001 menyebutkan bahwa selama
pengumuman belum dilakukan, pengurus yayasan bertanggung jawab secara reteng atas seluruh kerugian yayasan. Demikian juga dalam hal dokumen laporan
54
Pasal 35 Ayat 5 UUY
55
Pasal 31 Ayat 1 UUY
Universitas Sumatera Utara
tahunan ternyata tidak benar dan menyesatkan, maka pengurus dan pengawas secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yanng dirugikan.
56
Pengaturan pertanggung jawaban secara renteng antara organ dengan yayasan itu sendiri dapat dilihat dalam beberapa pasal. Dalam hal kepailitan
terjadi karena kesalahan atau kelalaian pengurus dan kekayaan yayasan tidak cukup untuk menutup kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota
pengurus secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian tersebut, kecuali jika dapat membuktikan bahwa kepailitan tersebut bukan karena kesalahan
atau kelalaiannya, maka dibebaskan dari tanggung jawab.
57
Demikian juga jika kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian pengawas dalam melakukan tugas pengawasan dan kekayaan yayasan tidak
cukup untuk menutupi kerugian akibat kepailitan tersebut, maka setiap anggota pengawas secara tanggung renteng bertanggung jawab atas kerugian tersebut,
kecuali jika dapat membuktikan bahwa kepailitan tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya.
58
UUY menentukan bahwa pengurus tidak hanya bertanggung jawab secara perdata, tetapi juga bertanggung jawab secara pidana.
1. Tanggung Jawab Perdata
Perbuatan subjek hukum dapat berupa perbuatan hukum dan bukan perbuatan hukum. Perbuatan hukum dapat timbul dari perjanjian, sedangkan
56
Pasal 51 UUY
57
Pasal 39 Ayat 1 dan 2 UUY
58
Pasal 47 Ayat 1 dan 2 UU No. 16 Tahun 2001
Universitas Sumatera Utara
untuk perbuatan yang bukan perbuatan hukum timbul dari undang-undang. Dengan demikian, tanggung jawab timbul dari perjanjian dan berdasar undang-
undang. Setiap orang dalam organ yayasan tidak bertanggung jawab terhadap
perbuatan hukum yayasan yang dilakukannya, kecuali apabila terbukti karena kelalaiannya perbuatan tersebut menimbulkan kerugian bagi yayasan atau pihak
ketiga. Dengan demikian, apabila organ yayasan telah melakukan secara sah perbuatan tertentu dalam kedudukannya sebagai organ yayasan tersebut, dalam
arti bukan dalam kapasitasnya selaku pribadi, maka organ tersebut telah melakukan tindakan untuk dan atas nama yayasan, sehingga tindakan yang
demikian telah merupakan tindakan korporasi. 2.
Tanggung Jawab Pidana Sekilas orang mengenal bahwa yayasan adalah badan hukum yanng tidak
bertujuan untuk mencari keuntungan. Padahal, dibalik itu semua ternyata yayasan dapat dijadikan untuk mencari keuntungan, bahkan lebih jauh lagi yayasan dapat
dijadikan tandem untuk melakukan tindak pidana khususnya untuk pencucian uang haram money laundring.
Modus yang dilakukan untuk pencucian uang money laundring seperti telah disebutkan di atas adalah, dengan mendirikan yayasan yang akan
menampung dana seolah-olah sumbangan dari seseorang dengan dalih untuk kepentingan sosial. Padahal, uang yang disumbangkan itu merupakan uang yang
tidak jelas asalnya. Ketika masuk ke yayasan, diakuilah sumbangan tersebut berasal dari seseorang yang tidak mau disebut namanya.
59
59
Anwar Barohima. Op.cit., hlm. 280
Universitas Sumatera Utara
Modus lainya yaitu mengarahkan yayasan ke dalam ranah bisnis. Kemudian bisnis tersebut dikelola agar menghasilkan keuntungan. Yayasan
tersebut kemudian mendirikan lembaga lain, yang mungkin sumber dana lembaga tersebut juga berasal dari suatu tempat lain lagi yang tidak diketahui dari mana
asalnya. Tentu saja aparat atau orang lain tidak mengetahui bila sebenarnya dana untuk menjalankan lembaga itu bukan berasal dari yayasan.
60
Apabila yayasan bergerak di bidang internasional, maka modus operasinya menyangkut selisih kurs. Di dalam neraca laba rugi itu dapat terlihat seolah-olah
yayasan tersebut melakukan transaksi dengan mitra luar negeri counter party. Kemudian yayasan itu dibuat jadi beruntung melalui selisih kurs. Kendati uang
dari mitra luar negerinya itu tidak jelas asalnya.
61
Menurut wawancara penulis dengan salah satu Pimpinan PMDU beliau mengatakan bahwa YPMDU tersebut belum didaftarkan maka mengenai
pertanggung jawaban organ YPMDU ini yakni pengurus bertanggung jawab secara renteng atas seluruh kerugian yayasan.
60
Ibid., hlm. 281.
61
Ibid
Universitas Sumatera Utara
BAB IV IMPLEMENTASI UU NO 28 TAHUN 2004 TENTANG YAYASAN
DALAM PENGELOLAAN YAYASAN DI YAYASAN PESANTREN MODERN DAAR AL-ULUUM
A. Keabsahan Pendirian Yayasan Pesantren Modern Daar Al-Uluum YPMDU Ditinjau dari UU No. 28 Tahun 2004 tentang Yayasan.
Mendirikan yayasan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang mudah. Hal ini dikarenakan pendiri yayasan akan sangat didukung oleh notaris sebagai pejabat
hukum yang memberikan pelayanan pendirian badan hukum yayasan. Pendirian yayasan yang terwujud dalam Akta Pendirian Yayasan harus dibuat dalam akta
notaris. Sudah menjadi hal yang lazim bila masyarakat, apalagi yang awam terhadap hukum, kemudian berbondong-bondong menggunakan jasa notaris
karena akan semakin yakin dengan sah dan tidaknya tindakan hukum yang akan dilakukan. Dalam Pasal 9 ayat 2 UUY menyatakan bahwa pendirian yayasan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dengan akta notaris dan dibuat dalam bahasa Indonesia.
YPMDU sendiri didirikan berdasarkan akta Notaris Johan Palti Situmeang Sarjana Hukum Notaris di Medan pada tanggal 10 Maret 1977 Nomor 10.
Yayasan sudah berdiri sejak ditandatanganinya Akta Pendirian di hadapan Notaris. Maka dari itu YPMDU baru dapat dikatakan berdiri sebagai yayasan
Universitas Sumatera Utara