Dengan memperhatikan ketentuan Pasal 3 ayat 1 dan Pasal 7 ayat 1 UUY, pendirian badan usaha danatau keikutsertaan yayasan dalam
suatu badan usaha yang kegiatannya sesuai dengan maksud dan tujuan yayasan adalah dalam rangka untuk menunjang pencapaian maksud dan
tujuan berdirinya yayasan.
3. Jenis kekayaan yayasan
UUY banyak mengatur mengenai kekayaan yayasan namun tidak ada satupun ketentuan dalam UUY yang membatasi jenis-jenis kekayaan
yang dapat dimiliki oleh yayasan. Hal ini berarti bahwa tidak ada larangan bagi yayasan untuk mempunyai kekayaan dalam berbagai jenis. Dengan
demikian, yayasan dapat mempunyai kekayaan yang berbentuk benda bergerak maupun tidak bergerak, atau kekayaan berupa benda-benda
sebagaimana dimaksud dalam Kitab Undang-Undang Perdata Indonesia. Namun demikian, mengingat bahwa yayasan bertujuan untuk
memperoleh manfaat yang tidak bersifat komersial melainkan bersifat sosial, maka akan timbul pertanyaan, apakah yayasan tetap dapat
mempunyai kekayaan yang sifatya sangat rentan terhdap nilai atau harga dari barang tersebut, misalnya pasar modal, produk-produk pasar uang,
komoditi yang diperdagangkan di bursa berjangka? Ketidakadaan pembatasan jenis kekayaan yang dperkenankan
untuk dimiliki yayasan berarti tidak dapat secara tuntas menyelesaikan permasalahan dalam hal bagaimana melindungi nilai kekayaa yayasan
Universitas Sumatera Utara
yang hakikatnya bersifat sosial tersebut, sehingga disarankan agar UUY disesuaikan dengan memberikan pegaturan yang tegas untuk melindungi
kekayaan yayasan dengan memberikan pembatasan mengenai jeis-jenis kekayaan yang dapat dimiliki oleh suatu yayasan.
Universitas Sumatera Utara
BAB III SEJARAH, TUJUAN DAN STRUKTUR ORGAN YAYASAN PESANTREN
MODERN DAAR AL-ULUUM
A. Sejarah Berdirinya Yayasan Pesantren Modern Daar Al-Uluum
41
Pada awalnya sekitar tahun 1972 Bapak Haji Abdul Manan Simatupang pada waktu itu menjabat Bupati Kepala Daerah Tingkat II Asahan di Kisaran juga
sebagai Umaro berhasrat ingin membangun dan mendirikan sebuah Perguruan Agama Islam atau Pesantren di Asahan. Hasrat tersebut dikemukakannya kepada
Ulama di Asahan yaitu Haji Mohammad Dahlan, hasrat tersebut disambut oleh beliau dan disarankannya agar dapat disediakan tanah secukupnya. Oleh Bapak
Haji Abdul Manan Simatupang hal tersebut dipenuhi dengan menyediakan tanah seluas 50 Ha hektar yang terletak di Desa Teluk Dalam Kecamatan Simpang
Empat Tingkat II Asahan. Dari segi lokasi dan luasnya tanah tersebut cocok untuk sebuah pesantren karena jauh dari keramaian kota, namun dilihat dari segi
transportasi dan tenaga pengajar yang harus didatangkan kesana pada waktu itu belum selancar pada masa sekarang, dengan pertimbangan-pertimbangan tersebut
maka rencana pendiriannya dilokasi tersebut gagal.
Namun hasrat yang terpendam dihati Bapak Haji Abdul Manan Simatupang terus bergelora dan tetap bertekad bulat untuk mendirikan sebuah
Lembaga Pendidikan Agama Islam atau Pesantren di Asahan sebagai baktinya selaku Putra Daerah Asahan. Akhirnya hasrat beliau ini disampaikannya kepada
seorang Ulama di Asahan yaitu Haji Mohammad Thahir Abdullah dimana beliau menyambut dengan gembira hasrat yang suci dimaksud.
Mengawali Bapak Haji Abdul Manan Simatupang, beliau menyatakan ingin membuka sebuah Madrasah Tsanawiyah tetapi menurut pendapat H.
Mohammad Thahir Abdullah membuka Madrasah Tsanawiyah agak sulit, hal ini dikarenakan oleh madrasah-madrasah Ibtidaiyah di Asahan pada waktu itu tidak
sama mutunya. Dapat dimaklumi kebanyakan masih madrasah swasta yang serba kekurangan dan tidak semua desa ada Madrasah Tsanawiyahnya. Sementara
Bapak Haji Abdul Manan Simatupang menginginkan agar semua murid dari semua desa di Asahan dapat diterima.
41
Arsip Yayasan Pesantren Modern Daar Al-Uluum Asahan. 2003. Profil Yayasan Pesantren Modern Daar Al-Uluum Asahan Kisaran 28 Tahun. hlm. 1-6
Universitas Sumatera Utara