DESAIN PENELITIAN TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN POPULASI DAN SAMPEL PERKIRAAN BESAR SAMPEL BAHAN DAN ALAT MANAJEMEN DAN ANALISIS DATA

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Rancangan penelitian adalah deskriptif observasional

3.2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

Penelitian dilakukan di Instalasi Diagnostik Terpadu di RSUP. H. Adam Malik Medan dan SMF Departemen Mikrobiologi Klinik RSUP. H. Adam Malik Medan selama 6 bulan

3.3 POPULASI DAN SAMPEL

Sampel adalah penderita yang dengan gejala klinis dan diduga TB paru dan gambaran radiologi dijumpai bercak yang minimal sampai dengan lesi yang luas tetapi tidak dijumpai kuman BTA pada pemeriksaan sputum Sewaktu- Pagi-Sewaktu.

3.4 PERKIRAAN BESAR SAMPEL

Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus: n = [Z ά √ Po Qo + Zβ √ Pa Qa ] 2 Pa – Po 2 Dimana: • Z ά = nilai baku normal dari tabel Z yan nilainya tergantung dari nilai ά  untuk nilai ά 0,05, maka Zά = 1,96 • Z β = nilai baku normal dari tabel Z yan nilainya tergantung dari nilai β  untuk nilai β 0,15, maka Zβ = 1,036 • Po = Proporsi penderita TB yang BTA negatif dengan pengecatan cairan BAL BTA positif penelitian awal : • nilainya adalah 44, dalam angka desimal adalah 0.44 Universitas Sumatera Utara • Qo = 1 – Po = 1 – 0,44 = 0,56 • Pa = Proporsi penderita TB yang BTA negatif dengan pengecatan cairan BAL BTA positif penelitian terakhir • nilainya adalah 38, dalam angka desimal adalah 0,38 • Qa = 1 – Pa = 1 – 0,38 = 0,62 • Pa – Po adalah selisih proporsi yang diinginkan oleh peneliti, diambil nilainya adalah 10 , dalam angka desimal adalah 0,10. n = [1,96 √ 0,44 0,56 + 1,036 √ 0,38 0,62 ] 2 0,10 2 n= 26,2 ≈ 26 Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 26 orang 3.5 KRITERIA INKLUSI DAN EKSKLUSI 3.5.1 Kriteria inklusi : 1. Penderita disangka TB paru yang berusia lebih dari 17 tahun hingga 65 tahun 2. Memenuhi persyaratan untuk dilakukan tindakan bronkoskopi 3. Hasil pemeriksaan 3 kali hapusan dahak spontan negatif SPS. 4. Gambaran foto toraks menunjukkan gambaran TB paru. 5. Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent.

3.5.2 Kriteria eksklusi

1. Tidak bersedia ikut dalam pemilihan 2. Penderita yang tidak memenuhi syarat bronkoskopi yaitu menderita : A. Penyakit jantung recent myocard infark, unstable angina, unstable cardiac arrythmias, severe hypertension, cerebrovascular disease. Universitas Sumatera Utara B. Penyakit paru yang berat hipoksemia berat walau telah diberi oksigen maksimal, hipoventilasi dengan hiperkapnea, bronkospasme berat atau asma tidak stabil, kondisi neurologi kejang, peningkatan tekanan intrakranial, gelisah atau C. Keadaan seperti perdarahan, trombositopenia atau disfungsi platelet anemia berat, sirosis dengan hipertensi portal dan uremia. 3. Penderita yang gambaran radiologis menunjukkan penyakit paru lainnya misalnya tumor paru. 4. Penderita dengan kehamilan 5. Penderita yang pernah mendapat terapi OAT lebih dari 2 minggu.

3.6. CARA KERJA

Semua penderita yang disangka TB paru yang sudah ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisik dan foto toraks dilakukan pemeriksaan dahak spontan sebanyak 3 kali sewaktu, pagi, sewaktu di laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP. H. Adam Malik Medan dan di laboratorium DOTS Poli Paru Jika hasil dari pemeriksaan dahak spontan 3 kali BTA negatif, maka penderita dipersiapkan untuk tindakan bronkoskopi, yaitu dilakukan pemeriksaan darah lengkap, fungsi hati, fungsi ginjal, faal hemostasis, faal paru dan elektrokardiografi. Setelah memenuhi syarat maka penderita dijadwalkan untuk bronkoskopi dan BAL. Bronkoskopi dilakukan di ruang Bronkoskopi IDT oleh Supervisor Bronkoskopi diarahkan sesuai dengan lesi di foto torak dan dilakukan tindakan BAL di daerah lesi dan sekitarnya dimana melalui saluran yang ada pada bronkoskop, 20-50 ml cairan salin dimasukkan kebagian ujung scope Universitas Sumatera Utara bronkoskop yang sudah diarahkan ke arah lesi dan kemudian disedot. Tindakan ini diulang beberapa kali sampai di dapat jumlah sample 100-300 ml Cairan BAL yang dikumpulkan ini kemudian diproses di laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUP. H. Adam Malik Medan dan selanjutnya dilakukan pemeriksaan hapusan BTA. Kelainan yang tampak dari bronkoskopi juga dicatat untuk menjadi data hasil penelitian.. Universitas Sumatera Utara Sputum BTA SPS

3.6.1. KERANGKA OPERASIONAL

Gejala Klinis TB Paru Lakukan pemeriksaan penunjang laboratorium, faal paru, rekam jantung Foto Toraks yang mengarah TB paru TB Paru BTA - TB Paru BTA + Bronkoskopi BAL Sesuai dengan arah lesi pada foto toraks BTA DS + BTA DS - TERAPI ANALISA STUDI kriteria eksklusi kriteria inklusi Universitas Sumatera Utara

3.7. IDENTIFIKASI VARIABEL

Penelitian ini menggunakan varibel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemeriksaan bronkoskopi serat optik lentur BSOL menggunakan teknik bronchoalveolar lavage BAL , sedang variabel tergantung adalah kuman BTA 3.8. DEFINISI OPERASIONAL 3.8.1 TB Paru BTA negatif Penderita yang disangka TB paru adalah setiap individu dengan batuk produktif selama 2-3 minggu atau lebih yang tidak dapat dipastikan penyebabnya bisa jugadisertai gejala respiratorik lainnya seperti batuk darah, sesak napas dan nyeri dada dan didapati juga gejala seperti gejala sistemik seperti demam, keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan dan malaise. Gambaran foto toraks menunjukkan adanya lesi dengan kecurigaan TB seperti bayangan berawan di segmen apikal dan posterior lobus atas dari segmen superior lobus bawah, atau dijumpai kavitas, atau bayangan bercak milier dan hasil pemeriksaan mikrobiologi SPS negatif

3.8.2 Bronkoskopi

Bronkoskopi adalah tindakan diagnostik dan terapi yang dapat melihat secara langsung lumen trakeobronkial dengan bantuan suatu alat optik khusus yang disebut bronkoskop.

3.8.3 Bronchoalveoar Lavage

Bronchoalveolar lavage BAL adalah instilasi larutan -:normal salin yang steril, sebanyak 20-50 ml dimasukkan ke bagian distal ruang udara melalui bronkoskop dan kemudian aspirasi dilakukan melalui instrumen yang dihubungkan dengan penghisap suction. Universitas Sumatera Utara

3.8.4. Pengecatan Direct Smear cairan BAL

Cairan hasil BAL adalah bahan spesimen yang berasal dari bronkus yang bercampur dengan cairan steril. Bahan yang dikumpulkan dalam wadah ini adalah bahan yang memenuhi persyaratan tertentu tidak terkontaminasi, volume nya cukup dan telah melalui pengamatan bahan spesimen seperti warna, konsentrasi cairan dan lain-lain. Semua bahancairan ini dimasukkan ke dalam tabung centrifuge sebanyak-banyaknya dan diputar dengan kecepatan 3000 G selama 15 menit yang tujuannya agar tercapai suspensi sedimen dari cairan BAL. Setelah didiamkan selama 15 menit maka akan terbentuk bahan terkonsentrasi supernatant dari sediment cairan BAL dan sediment ini diproses lagi melalui teknik fortex 2-5 menit sehingga didapat bahan sediment yang benar-benar homogen. 100 mikroliter bahan spesimen ini diperiksa dengan metode Ziehl- Nielsen dan diperiksa dibawah mikroskop untuk melihat BTA

3.8.5 Batang Tahan Asam BTA

Batang Tahan Asam BTA adalah kuman Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TB paru. Dijumpai pada dahak dan saluran pernafasan penderita TB paru. Dengan pengecatan dengan metode Ziehl-Nielsen akan tampak berbentuk batang berwarna kemerahan dibawah mikroskop cahaya. Pembacaan sediaan dahak menggunakan Skala IUATLD sebagai berikut: 1 Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatif. 2 Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang ditulis jumlah kuman yang ditemukan. 3 Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut +1 Universitas Sumatera Utara 4 Ditemukan 1 -10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut +2 5 Ditemukan 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut +3 .

3.9. BAHAN DAN ALAT

Bahan dan alat yang dipergunakan pada penelitian ini : 1. Bronkoskopi serat optik lentur 2 buah : Pentax EB 1570 K 2.0 dan Pentax 1978 K 2.8. 2. NaCL 0.9 3. Spuit 20 cc. 4. Sarung tangan. 5. Media tempat meletakkan cairan. 6. Cairan Bronchoalveolar bronkoskopi.

3.10. MANAJEMEN DAN ANALISIS DATA

Data yang dikumpulkan diolah dengan statistik deskriptif observasional serta disajikan dalam bentuk table grafik Universitas Sumatera Utara

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan pada penderita yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang dimulai dari bulan April sampai November 2010. Peserta penelitian ini adalah penderita TB paru yang hasil pemeriksaan sputum SPS negatif sebanyak 26 orang penderita yang berasal dari di ruang rawat inap paru Rumah Sakit H. Adam Malik Medan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut.

4.1. Karakteristik Peserta Penelitian

Berdasarkan karakteristik jenis kelamin peserta penelitian didapatkan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak 65.4 dibandingkan jumlah perempuan 34.6 dengan rasio 1.92 : 1 Tabel 4.1 Tabel 4.1. Karakteristik peserta penelitian berdasarkan jenis kelamin. Jenis kelamin Jumlah Penderita Persentase Pria 17 65.4 Perempuan 9 34.6 Jumlah 26 100 Berdasarkan karakteristik umur peserta penelitian didapatkan umur yang paling sering adalah pada kelompok umur 46-55 tahun sebanyak 7 orang 27.0 dengan umur termuda 17 tahun dan umur tertua 65 tahun Tabel 4.2 . Rata-rata umur peserta penelitian adalah 41,69 ± 19.02 tahun Universitas Sumatera Utara