Perhitungan uji lentur Hasil

4.2.1 Perhitungan uji lentur

Berdasarkan tabel 4.1 dan 4.2 maka kekuatan lentur, modulus elastisitas dan kekakuan dari spesimen dapat dicari berdasarkan perhitungan sebagai berikut: 1 kg.f = 9,807 N L = jarak antara titik tumpuan mm = 100 mm = 0.1 m Kekuatan lentur pada spesimen dengan temperature 170 C - N 1 adalah : Diketahui : Dimensi Spesimen : d tebal = 4.95 mm = 0.00495 m b lebar = 10.05 mm = 0.01005 m P = 10.9 kg.f = 106.8963 N = 42.06 mm = 0.04206 m Modulus elastisitas E merupakan konstanta dari perbandingan lurus antara tegangan dan regangan. Besarnya modulus ini sama dengan angka kemiringan dari kurva tegangan – regangan yang berupa garis lurus pada bagian yang dekat ke titik 0. Modulus elastisitas E pada spesimen temperature 170 C - N 1 adalah : Sedangkan kekakuan dapat dicari dengan persamaan Lukkassen, D, Meidel, A,2003 dengan mencari momen inersia terlebih dahulu : Sedangkan kekakuan dapat dicari dengan perhitungan sebagai berikut : Adapun hasilnya perhitungan uji lentur untuk putaran 25 rpm dan 30 rpm dengan temperatur 170 C, 175 C dan 180 C dapat dilihat pada tabel 4.5 dan 4.6 sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 Hasil perhitungan sifat mekanik dari specimen uji lentur n=25 rpm Temperatur o C No sampel Kekuatan Lentur MPa Modulus Elastisitas MPa Kekakuan N.m 2 170 N 1 65.11446 521.2568 0.05294832 N 2 57.06462 458.3415 0.04678912 N 3 66.16066 481.9395 0.05045304 175 N 1 80.04897 392.2078 0.03983975 N 2 85.3209 466.9233 0.04863785 N 3 70.02263 353.3065 0.03810751 180 N 1 88.96318 322.9299 0.0348311 N 2 87.38019 318.7189 0.03253595 N 3 91.25901 330.7906 0.03567895 Tabel 4.6 Hasil perhitungan sifat mekanik dari specimen uji lentur n=30 rpm Temperatur o C No sampel Kekuatan Lentur MPa Modulus Elastisitas MPa Kekakuan N.m 2 170 N 1 47.4249 394.4186 0.0412907 N 2 57.10575 496.3599 0.05327084 N 3 43.0467 366.3443 0.03951376 175 N 1 62.12756 337.0126 0.03423312 N 2 64.98967 367.7342 0.03849718 N 3 57.9459 322.0601 0.03271428 180 N 1 81.79038 306.2966 0.0319059 N 2 72.89241 281.0714 0.03031626 N 3 79.4367 291.8428 0.03040029 Dari hasil perhitungan uji lentur yang telah dilakukan, maka diperoleh rata – rata yang dapat dilihat pada lampiran B dari ke - 3 sampel yang memiliki kondisi optimum pada n = 25 rpm yaitu : Universitas Sumatera Utara 1 Sampel temperatur 170 o C dengan : MPa MPa N.m 2 2 Sampel temperatur 175 o C dengan : MPa MPa N.m 2 3 Sampel temperatur 180 o C dengan : MPa MPa N.m 2 Sedangkan dari hasil perhitungan uji lentur yang telah dilakukan, pada specimen dengan n = 30 rpm ,maka kondisi optimum rata – ratanya yaitu : 1 Sampel temperatur 170 o C dengan : MPa MPa N.m 2 2 Sampel temperatur 175 o C dengan : MPa Universitas Sumatera Utara MPa N.m 2 3 Sampel temperatur 180 o C dengan : MPa MPa N.m 2 Dari data diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada pipa PVC pada temperatur 180 C memiliki kekuatan lentur yang jauh lebih besar dibandingkan dengan temperatur 170 C dan 175 C. Dalam hal putaran, 25 rpm juga memiliki kekuatan lentur lebih besar dari pada putaran 30 rpm.

4.2.2 Perhitungan uji Tekan