3.4.2 Pembuatan Spesimen
Setelah mengalami pencampuran di dalam internal mixer, campuran polimer tersebut akan dibuat spesimen yaitu dengan memasukkannya ke dalam cetakan sesuai ketentuan
untuk uji karakteristiknya yaitu standard ASTM D 695 dan D 790 dan ditekan dengan menggunakan hydraulic hot press. Lamanya penekanan dengan hydraulic hot press yaitu
30 menit. Berikut ini adalah gambar spesimen uji tekan ASTM D-695 dan gambar spesimen uji lentur ASTM D-790
Gambar 3.11 Spesimen Uji Tekan ASTM D-695
Gambar 3.12 Spesimen Uji Lentur ASTM D-790
Untuk variasi putaran dan temperatur tersebut dicetak 3 buah spesimen uji ttekan Dalam bentuk diagram pohon sampel hasil bahan dengan variasi temperatur dan putaran
dapat kita lihat pada gambar 3.13 :
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.13 Skema sampel variasi temperatur dengan variasi putaran Suhu Ekstruder
170°C Putaran yang
dipakai
Putaran yang dipakai
Spesimen 1 Spesimen 2
Spesimen 3
Spesimen 1 Spesimen 2
Spesimen 3
Suhu Ekstruder 175°C
Putaran yang dipakai
Putaran yang dipakai
Spesimen 1 Spesimen 2
Spesimen 3
Spesimen 1 Spesimen 2
Spesimen 3
Suhu Ekstruder 180°C
Putaran yang dipakai
Putaran yang dipakai
Spesimen 1 Spesimen 2
Spesimen 3
Spesimen 1 Spesimen 2
Spesimen 3
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 3.13 diketahui bahwa terdapat tiga variasi temperatur dan dua variasi putaran screw ekstruder dimana setiap kombinasi dicetak tiga spesimen, sehingga
diperoleh 18 buah spesimen yang kemudian akan diuji tekan dan 18 buah spesimen yang akan diuji kelenturan.
3.4.3 Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data pada penelitian ini yaitu dengan melakukan pengujian terlebih dahulu. Spesimen uji lentur dan uji tekan diuji pada mesin uji yang terhubung
dengan komputer dan dicetak melalui kertas grafik sehingga setelah pengujian selesai dilakukan, data hasil pengujian akan didapatkan melalui kertas grafik Pengujian ini
dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat mekanis bahan. Deformasi bahan disebabkan oleh adanya beban lentur dan tekan adalah dasar dari pengujian dan studi mengenai
kekuatan, hal ini disebabkan beberapa alasan : 1.
Mudah dilakukan 2.
Menghasilkan tegangan yang seragam pada penampang 3.
Kebanyakan bahan mempunyai kelemahan untuk menerima beban tegangan tekan dan lentur yang seragam pada penampang. Maka dalam pengujian bahan industri,
kekuatan adalah paling sering ditentukan.
Gambar 3.14 Spesimen Uji Lentur ASTM D-790 berada di mesin pengujian
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.15 Kondisi Spesimen Uji Lentur ASTM D-790 saat pengujian
Gambar 3.16 Spesimen Uji Tekan ASTM D-695 berada di mesin pengujian
Gambar 3.16 Kondisi Spesimen Uji Tekan ASTM D-695 saat pengujian
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Spesimen yang dihasilkan dari hydraulic hot press berbentuk pelat tipis dengan ketebalan masing – masing 3 mm dan 5 mm dibentuk sesuai dengan ASTM D 695-02a dan
ASTM D 790. Tampilan spesimen dengan variasi temperatur dan putaran dapat dilihat pada lampiran A.
Masing – masing komposisi film spesimen dapat dibedakan warnanya yang berarti walaupun waktu yang diberikan pada saat pencetakan berbeda. Selanjutnya spesimen ini
dilakukan uji mekanik yaitu Uji lentur dan uji tekan. Dari pengujian lentur dan tekan ini nantinya akan diketahui berapa kekuatan lentur, kekakuan, kekuatan tekan dan modulus
elastisitas E spesimen. Pada sub-bab ini hasil akan dibagi menjadi dua yaitu gambar dari kondisi specimen
yang telah diuji dan hasil dari pengujian serta perhitungannya.
4.1.1 kondisi spesimen setelah pengujian
Berikut ini merupakan gambar dari specimen sebelum dilakukan pengujian lentur.
Gambar 4.1 Kondisi spesimen sebelum dilakukan pengujian
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, kondisi spesimen yang telah diuji lentur
Universitas Sumatera Utara