Restitusi Pajak Pertambahan Nilai Sebab-sebab terjadi Restitusi Pajak Pertambahan Nilai

perlakuan yang sama terhadap konsumsi barang maupun jasa yaitu kedua-duanya dikenakan PPN.

4. Restitusi Pajak Pertambahan Nilai

Restitusi adalah perhitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dengan jumlah kredit pajak yang menunjukan jumlah selisih lebih jumlah kredit pajak lebih besar daripada pajak yang terutang, atau telah dilakukan pembayaran pajak yang seharusnya tidak terutang. Wajib pajak berhak untuk meminta kembali kelebihan pembayaran pajak, dengan catatan wajib pajak tersebut tidak mempunyai utang pajak. Apabila kita membicarakan restitusi PPN maka kita perlu mengetahui hal-hal yang menyebabkan terjadinya restitusi tersebut. Pajak Masukan adalah Pajak Pertambahan Nilai yang seharusnya sudah dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak karena perolehan Barang Kena Pajak danatau perolehan Jasa Kena Pajak danatau pemanfaatan Barang Kena Pajak Tidak Berwujud dari luar Daerah Pabean danatau pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar Daerah Pabean danatau impor Barang Kena Pajak. Pajak Keluaran adalah Pajak Pertambahan Nilai terutang yang wajib dipungut oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak, penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Barang Kena Pajak Berwujud, ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud danatau ekspor Jasa Kena Pajak.

5. Sebab-sebab terjadi Restitusi Pajak Pertambahan Nilai

Universitas Sumatera Utara Kelebihan pembayaran PPN dapat terjadi karena : a. Jumlah Pajak Masukan yang dibayar lebih besar daripada jumlah pajak keluaran yang dipungut dalam suatu masa pajak yang disebabkan oleh : - PKP melakukan pembelianimpor BKP atau JKP pada masa invetasi atau pada masa awal usaha dimulai. - Ekspor Barang Kena Pajak oleh PKP. - PKP menyerahkan BKP atau JKP kepada pemungut PPN. - PKP menyerahkan BKP atau JKP yng memperoleh fasilitas “Pajak yang terutang tidak dipungut” atau lebih sering disebut “PPN dn PPnBM tidak dipungut”. b. Selain itu kemungkinan terjadi kelebihan pembayaran pajak bukan disebabkan pajak masukan lebih besar daripada pajak keluaran, melainkan semata-mata disebabkan oleh kekeliruan pemungutan pajak yang dilakukan Pengusaha Kena Pajak. c. Pajak Masukan yang dapat diminta kembali Pajak Masukan yang dapat diminta kembali adalah pajak masukan untuk perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang tercantum dalam faktur pajak standar yang tidak cacat dan yang berhubungan langsung dengan kegiatan usaha melakukan penyerahan kena pajak, yaitu : - Kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang sepenuhnya dikenakan pajak. Universitas Sumatera Utara - Kegiatan ekspor Barang Kena Pajak. - Kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak kepada pemungut Pajak Pertambahan Nilai. - Kegiatan penyerahan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang memperoleh fasilitas pajak yang terutang PPN atau PPnBM tidak dipungut. D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri Karena terbatasnya kemampuan penulis, dan agar tidak menyimpang dari tujuan semula, maka penulis membatasi ruang lingkup yang akan dibahas dalam Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini adalah: 1. Prosedur Restitusi Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan. 2. Proses Pelaksanaan Restitusi Pajak Pertambahan Nilai bagi Pengusaha Kena Pajak. 3. Faktor-faktor penghambat dalam pelaksanaan restitusi Pajak Pertambahan Nilai di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.

E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri Adapun metode yang dipakai penulis adalah :