berdasarkan Ekspor Barang Kena Pajak, dimaksudkan supaya Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dam Jasa Kena Pajak yang
terkait dapat dikreditkan sehingga tidak perlu dibebankan sebagai biaya. Dengan demikian, dalam harga ekspor benar-benar bersih dari
unsur PPN di dalam negeri sehingga dapat dijamin bahwa netralitas PPN terhadap perdagangan internasional dapat benar-benar direalisasi.
D. Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Permohonan
Pengembalian Kelebihan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai yang sudah diterima oleh KPP atau sudah diajukan
Pengusaha Kena Pajak sebelum tanggal 31 Maret 2010, diproses berdasarkan Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-
48PJ.2008. Sedangkan Masa pajak sebelum masa pajak 31 Maret 2010
yang surat permohonannya diterima KPP atau disampaikan oleh PKP pada atau sesudah 1 April 2010 diproses mengikuti tata cara
berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72PMK 032010 tanggal 31 Maret 2010.
1. Tata Cara Pengajuan Permohonan Restitusi
Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak PKP yang kelebihan dalam membayar PPN dan PPnBM berhak untuk mendapatkan
pengembalian kelebihan pembayaran pajaknya tersebut restitusi. Tata Cara pengembalian kelebihan pembayaran PPN dan PPnBM ini diatur
Universitas Sumatera Utara
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72PMK.032010 tanggal 31 Maret 2010 tentang Tata Cara Pengembalian Kelebihan Pajak
Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan
atas Barang Mewah.
Dalam ketentuan ini diatur antara lain adalah: Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan lebih
besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya merupakan kelebihan Pajak yang dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya.
Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan Pajak sebagaimana dimaksud di atas pada akhir tahun buku.
Dikecualikan dari ketentuan mengajukan permohonan pengembalian atas kelebihan pajak hanya pada akhir tahun buku PKP dapat mengajukan
permohonan pengembalian pada setiap Masa Pajak yaitu oleh: 1.
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang Kena Pajak Berwujud;
2. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Pemungut Pajak Pertambahan Nilai;
3. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak danatau penyerahan Jasa Kena Pajak yang Pajak Pertambahan Nilainya tidak dipungut;
Universitas Sumatera Utara
4. Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Barang
Kena Pajak Tidak Berwujud; 5.
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan ekspor Jasa Kena Pajak; danatau
6. Pengusaha Kena Pajak dalam tahap belum berproduksi
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 2a Undang-Undang PPN.
Bagi Pengusaha Kena Pajak Orang Pribadi yang dikecualikan dari kewajiban menyelenggarakan pembukuan, pengertian tahun buku
sebagaimana dimaksud adalah tahun kalender. Jadi mulai 1 April 2010 ini, kelebihan pembayaran PPN tidak
dapat dimintakan untuk direstitusikan setiap masa pajak dan hanya dapat diminta untuk direstitusikan pada akhir tahun buku, kecuali
untuk keenam jenis PKP yang disebutkan di atas. Permohonan pengembalian kelebihan Pajak dapat diproses
melalui penelitian atau pemeriksaan. a.
Pengusaha Kena Pajak dapat mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pajak secara tertulis dengan cara mengisi
kolom dikembalikan restitusi yang tersedia dalam SPT Masa PPN atau menggunakan surat tersendiri apabila kolom dikembalikan
restitusi dalam SPT Masa PPN tidak diisi atau tidak mencantumkan tanda permohonan pengembalian kelebihan pajak,
dengan ketentuan satu surat permohonan untuk satu Masa Pajak.
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi PKP yang menggunakan pedoman penghitungan
pengkreditan pajak masukan sesuai dengan PER-2PJ2011 tentang Tata Cara Pengolahan Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai SPT Masa PPN ayat 1B, SPT terdiri dari:
- Induk SPT Masa PPN 1111 DM - Formulir 1111 DM
F.1.2.32.05 -
Formulir 1111 A DM - Daftar Pajak Keluaran atas Penyerahan Dalam Negeri Dengan Faktur Pajak
D.1.2.32.13
;
dan
- Formulir 1111 R DM - Daftar Pengembalian BKP dan
Pembatalan JKP oleh PKP yang Menggunakan Pedoman Penghitungan Pengkreditan Pajak Masukan
D.1.2.32.14.
c. Bukti-bukti atau dokumen yang harus disampaikan dalam surat
permohonan pengembalian adalah sebagai berikut:
Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak dilengkapi dengan Faktur Pajak danatau dokumen tertentu yang
kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak, yang selanjutnya disebut dengan kelengkapan permohonan
pengembalian, yang terkait dengan kelebihan pembayaran pajak. Persyaratan mengenai jenis dokumen yang wajib untuk
dilampirkan inilah yang agak berbeda antara PER-48PJ2008 dengan ketentuan sebelumnya, yaitu PER-122PJ.2006.
Universitas Sumatera Utara
Sementara dalam PER- 48PJ.2008 daftar bukti atau dokumen tersebut tidak ada lagi. Di dalamnya Pasal 3 PER-
48PJ.2008, hanya disebutkan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak harus dilengkapi dengan Faktur Pajak
dan atau dokumen tertentu yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak yang terkait dengan kelebihan pembayaran
pajak. Sejumlah dokumen yang diperlukan sama dengan Faktur Pajak Standar diatur dalam Keputusan Dirjen Pajak Nomor KEP-
312PJ.2001. Dalam hal permohonan pengembalian diajukan oleh PKP tertentu, yaitu Wajib Pajak dengan kriteria tertentu atau Wajib
Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu, kelengkapan
permohonan pengembalian tersebut tidak wajib disampaikan.
d. Bukti-bukti atau dokumen-dokumen tersebut disampaikan dengan
dua cara yaitu:
- Disampaikan bersamaan dengan saat penyampaian surat
permohonan, baik dalam bentuk mengisi kolom dalam SPT
Masa PPN atau berupa surat tersendiri.
- Disusulkan kemudian paling lambat 1 satu bulan setelah
tanggal surat permohonan diterima oleh kantor pelayanan pajak
baik diminta oleh KPP maupun tidak.
- Apabila setelah melampaui jangka waktu yang ditetapkan,
bukti-bukti atau dokumen-dokumen tersebut belum diterima oleh KPP terkait, permohonan pengembalian diproses
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan yang ada atau yang telah diterima. Berkaitan dengan ini kepala KPP menerbitkan surat pemberitahuan
kepada KPP bersangkutan.
- Bukti-bukti atau dokumen-dokumen yang disampaikan telah
melampaui jangka waktu yang ditetapkan, tidak diperhitungkan
pada saat pemeriksaan, keberatan maupun pada saat banding.
2. Tata Cara Penyelesaian Permohonan Pengembalian Kelebihan
Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Berbeda dengan restitusi berdasarkan Pasal 17 dan Pasal
17B, restitusi pada Pasal 17C dan Pasal 17D Undang-Undang KUP timbul akibat adanya permohonan restitusi yang disampaikan oleh
Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dan Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan tertentu.
Berdasarkan Pasal 6 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-48PJ2008 tanggal 16 Desember 2008 dan diubah
dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 72PMK.032010 ditetapkan tanggal 31 Maret 2010 tentang Tata Cara Pengembalian
Kelebihan Pajak Pertambahan Nilai atau Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagai berikut :
1. Permohonan pengembalian kelebihan Pajak dapat diproses
melalui penelitian atau pemeriksaan
.
2. Penelitian dilakukan terhadap permohonan pengembalian
kelebihan Pajak yang diajukan oleh:
Universitas Sumatera Utara
a. Pengusaha Kena Pajak kriteria tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Pasal17C Undang-Undang KUP; Kriteria tertentu sebagaimana dimaksud meliputi :
b. Pengusaha Kena Pajak yang memenuhi persyaratan
tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17D Undang-Undang KUP; atau
c. Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat 4C Undang-Undang PPN. Ketentuan pemeriksaan sebelum restitusi
dikabulkan tidak berlaku untuk Wajib Pajak dengan kriteria tertentu dan Wajib Pajak yang memenuhi persyaratan
tertentu. Bagi kedua jenis Wajib Pajak ini, hanya akan dilakukan penelitian atas permohonan restitusi mereka
Proses penelitian yang akan dihadapi oleh Wajib Pajak kelompok ini adalah proses penilaian atas kelengkapan
pengisian SPT beserta lampiran-lampirannya, termasuk atas kebenaran penulisan dan penghitungannya.
Hal ini berarti, cakupan prosedur restitusinya jauh lebih sempit daripada pemeriksaan. Selain itu, jangka
waktu layanan restitusi PPN untuk Wajib Pajak yang termasuk kelompok II ini lebih singkat yaitu 1 satu bulan,
dengan produk hukum berupa Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak SKPPKP.
Universitas Sumatera Utara
Dengan demikian, prosedur restitusi PPN terbagi dalam dua kelompok tergantung pada jenis Wajib Pajaknya.
3. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan penelitian atas
permohonan pengembalian kelebihan Pajak yang diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak harus menerbitkan Surat
Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak. 4.
Direktur Jenderal Pajak harus menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak paling lama 1
satu bulan sejak saat diterimanya permohonan pengembalian kelebihan Pajak.
5. Apabila jangka waktu 1 satu bulan telah lewat dan
Direktur Jenderal Pajak tidak menerbitkan Surat Keputusan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak, permohonan
pengembalian kelebihan Pajak yang diajukan dianggap dikabulkan dan Surat Keputusan Pengembalian
Pendahuluan Kelebihan Pajak harus diterbitkan paling lama 7 tujuh hari.
6. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pengembalian
pendahuluan kelebihan Pajak dapat melakukan pemeriksaan kepada Pengusaha Kena Pajak berisiko rendah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat 4C Undang- Undang PPN, Pengusaha Kena Pajak kriteria tertentu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17C Undang-Undang
Universitas Sumatera Utara
KUP, atau Pengusaha Kena Pajakyang memenuhi persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
17D Undang-Undang KUP. Pemeriksaan dilakukan terhadap permohonan pengembalian kelebihan Pajak yang
diajukan oleh Pengusaha Kena Pajak selain Pengusaha Kena Pajak yang tersebut diatas.
7. Direktur Jenderal Pajak setelah melakukan pemeriksaan
atas permohonan pengembalian kelebihan Pajak harus menerbitkan surat ketetapan pajak paling lama 12 dua
belas bulan sejak permohonan pengembalian kelebihan Pajak diterima.
jangka waktu ini jauh lebih panjang terutama bagi Pengusaha Kena Pajak dengan kegiatan tertentu yaitu
hanya 2 dua atau 4 empat bulan tergantung tingkat risiko Pengusaha Kena Pajak yang bersangkutan.
Apabila pemeriksaan tersebut menghasilkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, maka Wajib Pajak ini wajib
membayar jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100 seratus
persen dari jumlah kekurangan pembayaran pajak. Dengan demikian, berdasarkan Undang-Undang KUP yang
berlaku saat ini, tidak ada lagi fasilitas yang terkait dengan restitusi PPN khususnya untuk Wajib Pajak dengan
Universitas Sumatera Utara
kegiatan tertentu, yaitu kegiatan ekspor BKP dan atau penyerahan BKP atau JKP kepada Pemungut PPN.
Sekalipun demikian, berdasarkan PER-16PJ2009 dan PER-17PJ2009 kegiatan tertentu ini kemudian dicakup
sebagai salah satu kriteria PKP dengan risiko yagn sangat rendah sehingga jenis pemeriksaannya hanya pemeriksaan
kantor dan jangka waktu pemeriksaan untuk Pengusaha Kena Pajak ini dipersingkat menjadi 3 bulan dan hanya
dapat diperpanjang dalam hal adanya kompensasi. 1.
Jangka waktu 12 dua belas bulan sebagaimana dimaksud tidak berlaku dalam hal terhadap Pengusaha Kena Pajak
sedang dilakukan pemeriksaan bukti permulaan tindak pidana di bidang perpajakan.
Universitas Sumatera Utara
E. Gambaran Data Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan