Refleksi Siklus II

4.1.3.4 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama, kedua, dan ketiga maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru kolaborator atau dalam hal ini guru kelas 5 sudah dapat menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense dengan sangat baik, hal tersebut juga berdampak kepada siswa. Bagi siswa sendiri belajar menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense menjadikan materi yang dipelajari lebih mudah dipahami dan suasana yang terbentuk di dalam kelas menjadi menyenangkan. Kegiatan pemunculan gagasan penyusunan ulang gagasan dapat membuat siswa lebih aktif dalam berpendapat. Selain itu siswa juga lebih antusias dalam belajar mengenai suatu konsep materi sehingga siswa lebih bersemangat dan hasil belajar yang diperoleh meningkat. Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui pelaksanaan observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama terdapat perolehan jumlah skor 2 sebanyak 4 item , jumlah skor 3 sebanyak

6 item dan skor 4 sebanyak 8 item. Pada siklus II pertemuan kedua perolehan jumlah skor 3 sebanyak 1 item dan skor 4 sebanyak 17 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir keseluruhan indikator mengalami peningkatan. Diperoleh hasil bahwa guru sudah dapat sudah dapat membimbing siswa dengan baik untuk membandingkan konsep awal dengan konsep ilmiah (11), guru sudah dapat mengaitkan materi dengan realitas kehidupan dengan baik (14) dan guru sudah dapat menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning in Sciense. Dari hasil observasi dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 18 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar 80,5%, pertemuan kedua meningkat menjadi 98,6%. Peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua meningkat 18,1%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.18 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 4.18 Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan I dan II

Berdasarkan analisis data diperoleh data hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II pertemuan pertama banyaknya indikator aktivitas belajar siswa yang memperoleh skor 2 sebanyak 7 item, skor 3 sebanyak 7 item dan skor 4 sejumlah 9 item. Kemudian pada pertemuan kedua perolahan skor 3 sebanyak 2 item dan skor

4 sebanyak 16 item. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini hampir semua indikator aktivitas siswa juga berhasil mengalami peningkatan, diantaranya siswa dapat menjawab apersepsi yang disampaikan oleh guru dengan baik (3), siswa aktif bertanya ketika proses pembelajaran (6), siswa berpartisipasi dalam pengamatan dan praktikum (12), siswa melakukan diskusi secara kondusif dalam kegiatan bertukar gagasan (9), siswa juga sudah berani menyampaikan gagasan (10). Dari skor penilaian hasil observasi aktivitas siswa pada pertemuan pertama besar persentase yang diperoleh 85,9%, pada pertemuan kedua persentase hasil observasi siswa meningkat menjadi 97,2%. Besarnya peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua sebanyak 11,3%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.19 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus

II pertemuan I dan II sebagai berikut:

Pertemuan I Pertemuan II

Gambar 4.19 Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I dan II

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria Ketuntasa n Minimal (KKM ≥ 65), maka diperoleh data sebanyak 32 siswa dengan prosentase 97,2% siswa tuntas artinya sebagian besar siswa telah tuntas, hanya satu siswa yang belum berhasil mencapai KKM ≥ 65 dengan besar persentase 2,8%. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara klasikal mencapai angka 85. Berdasarkan indikator keberhasilan yang telah ditentukan yaitu ketercapaian ketuntasan hasil belajar mata pelajaran IPA sebesar 90% dari total keseluruhan siswa, maka dapat dinyatakan bahwa hasil belajar mata pelajaran IPA meningkat yaitu dengan perolehan nilai siswa melebihi KKM 65. Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 97,2%. Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I. Hal tersebut diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru, hampir semua indikator dalam setiap aspek yang diamati sudah mengalami peningkatan. 2) Siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut: 1) Pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru sudah berhasil melakukan perbaikan pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I. Hal tersebut diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru, hampir semua indikator dalam setiap aspek yang diamati sudah mengalami peningkatan. 2) Siswa lebih tertarik dan antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

Dapat disimpulkan bahwa permasalahan-permasalahan yang muncul pada pelaksanaan tindakan siklus I sudah dapat diatasi dengan baik melalui upaya-upaya yang telah direncanakan pada kegiatan refleksi siklus I yang kemudian diterapkan oleh guru kolaborator pada pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II, diantaranya:

a. Penerapan pembelajaran Children Learning in Sciense sudah terbiasa dilaksanakan oleh siswa dengan arahan guru, sehingga pada awal-awal proses pembelajaran berlangsung siswa tidak kebingungan dan merasa canggung di dalam proses pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran sesuai yang direncanakan.

b. Siswa yang dapat bekerjasama secara optimal dalam kegiatan diskusi. Sehingga kegiatan bertukar gagasan belum berjalan dengan kondusif dengan bimbingan guru terbukti dengan hasil perolehan skor aktivitas siswa indikator nomor 9 yang telah mencapai maksimal.

c. Siswa berani dalam menyampaikan gagasan atau pendapat dengan motivasi yang diberikan guru terbukti dengan perolehan skor aktivitas siswa indikator nomor 10 yang telah mencapai maksimal.

d. Siswa tidak bingung dalam membedakan konsep awal dengan konsep ilmiah dengan bimbingan khusus yang diberikan guru kepada setiap siswa terbukti dengan perolehan skor aktivitas siswa indikator nomor 11 yang telah mencapai maksimal.

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24