Arti Penting

A. Arti Penting

Hasil dari negosiasi Putaran (Perundingan) Uruguay, memiliki arti yang cukup penting. Alasannya:

(1) Dimasukkannya penanaman modal dalam Perjanjian WTO merupakan hasil yang mendasar. Belum pernah ada aturan atau perjanjian yang sebelumnya memuat penanaman modal dikaitkan dengan

perdagangan. 1 Perjanjian Penanaman Modal (TRIMs) juga suatu aturan baru yang mengikat mayoritas negara di dunia. Berlakunya perjanjian ini untuk pertama kalinya memperkuat asumsi dan kenyataan bahwa terdapat hubungan yang erat antara

perdagangan dan penanaman modal. 2

(2) Berhasilnya perundingan mengenai penanaman modal dalam Putaran Uruguay ini telah menciptakan suatu lembaga baru, yaitu WTO dengan badan khususnya 'Committee on TRIMs'. Badan khusus ini bertugas mengawasi dan menjamin liberalisasi penanaman modal asing secara langsung (foreign direct investment atau FDI). Hal ini merupakan sumbangan penting bagi perkembangan hukum internasional di bidang penanaman modal. Seperti diketahui,

1 Sir Leon Brittan, 'Building on the Singapore Ministerial: Trade, Investment and Competition,' dalam: J. Bhagwati and M. Hirsch, (eds.),

The Uruguay Round and Beyond (Verlag: Springer, 1998), hlm. 275 (menyatakan bahwa Perjanjian TRIMs 'incorporates specific investment disciplines in the multilateral system for the first time').

2 Hal penting yang perlu diperhatikan adalah bahwa ketentuan WTO yang memiliki dampak tidak langsung pada penanaman modal dapat tidak tak

terbatas. Menurut Piere Sauvè, semua bidang kebijakan perdagangan dapat saja terkait dengan penanaman modal dari perusahaan multinasional terbatas. Menurut Piere Sauvè, semua bidang kebijakan perdagangan dapat saja terkait dengan penanaman modal dari perusahaan multinasional

Sebelumnya, terdapat beberapa argumen mengenai tidak adanya lembaga internasional yang menangani masalah FDI. Ada yang berpendapat, WTO bukanlah lembaga yang tepat menangani masalah penanaman modal multilateral. Alasannya adalah karena terdapatnya pandangan yang berbeda mengenai muatan standar-

standar substantif yang akan diatur dalam Perjanjian TRIMs. 3

Argumentasi tersebut ada benarnya, tetapi argumennya lemah. Seperti telah sejarah tunjukkan, eksistensi lembaga atau forum akan sangat berperan dalam menangani masalah-masalah perbedaan pendapat dan aturan standar substantif di antara

negara anggotanya. 4 Karena itu, pembentukan dan keberadaan WTO tidak saja akan menangani masalah aturan penanaman modal

(Lihat: Piere Sauvè, 'A First Look at Investment in the Final Act of the Uruguay Round,' 29 J.W.T. 6 (1995).

3 Misalnya saja, Edward M. Graham and Paul R. Krugman, 'Trade-Related Investment Measures,' dalam: Jeffrey J. Schott (ed.), Completing the

Uruguay Round (Washington: Institute for International Economics, 1990), hlm. 150..

4 Misalnya, selama negosiasi sempat muncul masalah mengenai sampai berapa jauh ketentuan khusus untuk negara sedang berkembang harus juga

diterapkan terhadap TRIMs; masalah dumping; GATS dan TRIPs, hanyalah beberapa contoh saja. Dalam bidang hukum internasional lainnya, misalnya, perdebatan mengenai Bab XI dari Konvensi Hukum Laut, atau masalah perbedaan pandangan antara negara maju dan negara sedang berkembang

prinsip-prinsip hukum internasional yang termuat dalam Piagam PBB mengenai Hak Dan Kewajiban Negara tahun 1974.

mengenai

kekuatan

mengikat mengikat

(3) Perjanjian TRIMs memberikan sumbangan penting terhadap pembangunan hukum internasional di masa depan di bidang penanaman modal. Karena itu Perjanjian TRIMs, meskipun aturannya singkat dan sederhana, namun perjanjian tersebut sebenarnya membuka jalan lebih lanjut untuk pembahasan aturan

substantif yang lebih komprehensif di masa depan. 5

(4) Perjanjian TRIMs membantu negara anggotanya untuk lebih transparansi dalam kebijakan hukum penanaman modalnya. Hal ini akan membentuk suatu kondisi yang lebih terbuka dan dapat diduga serta kepastian hukum bagi investor asing untuk melakukan usahanya di negara anggota WTO lainnya.

(5) Perjanjian TRIMs memberi ketentuan yang berimbang di antara kepentingan negara maju dan sedang berkembang (dalam hal kebijakan penanaman modalnya). Perjanjian ini, dipandang dari sudut

berkembang, memberi keleluasaan

kepentingan

negara

sedang

berkembang untuk melaksanakan Perjanjian. Perjanjian mensyaratkan 5 (lima) tahun dan 7 (tujuh) tahun bagi negara sedang berkembang dan negara miskin untuk dapat melaksanakan perjanjian secara

kepada

negara

sedang

5 Lihat Pasal 9 Perjanjian TRIMs; Cf., DeAnne Julius dalam salah satu tulisannya menyatakan bahwa 'creation of the WTO encompassing the GATT

as well as the new agreements provides a strong skeleton on which to build sectoral codes that expand from and integrate new areas of trade- related investment.' (DeAnne Julius, 'International Direct Investment: Strengthening the Policy Regime,' dalam: Peter B. Kennen, (ed.), as well as the new agreements provides a strong skeleton on which to build sectoral codes that expand from and integrate new areas of trade- related investment.' (DeAnne Julius, 'International Direct Investment: Strengthening the Policy Regime,' dalam: Peter B. Kennen, (ed.),

(6) Dimasukkanya prosedur penyelesaian sengketa dalam perjanjian TRIMs merupakan suatu perkembangan baru di dalam hukum perdagangan internasional. Hal ini merupakan perkembangan penting, karena sepanjang menyangkut penanaman modal, masyarakat internasional selama ini

menggunakan cara penyelesaian sengketa secara tradisional, antara lain, arbitrase nasional dan internasional (misalnya arbitrase berdasarkan Konvensi ICSID).