Sengketa Mobnas RI

B. Sengketa Mobnas RI

Sengketa ini menyangkut program mobil nasional (Mobnas) RI. Program diluncurkan pada tahun 1993 ketika pemerintah mengeluarkan rencana mobnasnya. Berdasarkan program ini, pemerintah memberikan keuntungan (perlakuan khusus) dalam bentuk tarif dan pajak kepada produsen mobil Indonesia. Keuntungan ini diberikan kepada produsen yang bersedia menggunakan kandungan dalam negeri untuk mobnas (the local content of the finished vehicles).

Kebijakan ini dikembangkan pada tahun 1996 ketika pemerintah secara resmi meluncurkan 'Program Mobil Nasional'. Program ini diberikan kepada perusahaan pionir, yaitu perusahaan Indonesia

1 Indonesia-Autos, Report of the Panel, 2 July 1998.

2 Lihat: Thomas L. Brewer and Stephen Young, 'WTO Dispute and Developing Countries,' 33:5 JWT 177 (1999).

bernama PT Timor. PT Timor juga diberi hak untuk mengimpor 45,000 mobil jadi dari perusahaan Korea, the Korean Motor Corporation.

Perusahaan atau produsen mobil asing yang berada di Indonesia, yaitu perusahaan dari Jepang, Masyarakat Eropa (ME) dan Amerika Serikat (AS) protes. Mereka mengklaim program Mobnas ini diskriminatif dan melanggar aturan perdagangan internasional berdasarkan GATT. Jepang, ME dan AS melancarkan klaim secara terpisah mengenai program Mobnas Indonesia ini. Mereka mengklaim, upaya atau kebijakan pemerintah RI tersebut melanggar kewajiban Indonesia berdasarkan, antara lain, Pasal I dan III, Pasal 2 Perjanjian TRIMs, Pasal 3, 6 dan 28 Perjanjian SCM (Subsidi dan

Bea Masuk Imbalan), dan Pasal 3, 20 3 dan 65 TRIPS. 4

Mereka memohon konsultasi terpisah dengan pemerintah RI pada bulan Oktober 1996. Setelah konsultasi gagal, mereka mengajukan pembentukan panel. Tiga Panel terbentuk pada bulan Juni dan Juli 1997 untuk mengadili tuntutan 3 negara tersebut. Tetapi kemudian DSB memutuskan bahwa panel cukup satu saja untuk mengadili

sengketa ini berhubung kasus, tuduhan dan tergugatnya sama. 5 Dalam putusannya, Panel menyimpulkan bahwa persyaratan

kandungan lokal (the local content requirements) yang termuat dalam program Mobnas tahun 1993 dan 1996 melanggar Pasal 2

Perjanjian TRIMS. 6 Panel juga setuju dengan ME bahwa program Mobnas telah merugikan ME sehubungan dengan pengertian Pasal 5 (c) Perjanjian SCM. 7 Namun Panel menolak bahwa RI telah melanggar Pasal 28 para. 2 Perjanjian SCM dan Pasal 65 ayat 5 Perjanjian

TRIPs yang digugat Amerika Serikat. 8

Menghadapi putusan panel, RI ternyata tidak mengajukan banding. Tidak ada penjelasan resmi dari pemerintah mengapa RI

3 Para. 1.4, the Indonesia-Autos (Panel Report). (Lihat addendum Bab ini mengenai ringkasan putusan (Report) Panel.

4 Para. 1.11, the Indonesia-Autos (Panel Report).

5 Para. 1.13, the Indonesia-Autos (Panel Report).

6 Para. 15.1, the Indonesia-Autos (Panel Report).

7 Para. 15.1, (d), the Indonesia-Autos (Panel Report).

8 Para. 15.1 (g), the Indonesia-Autos (Panel Report).

tidak mengajukan upaya ini. Dalam persidangan, Korea Selatan dan India berpihak dan membela Indonesia. Tetapi pembelaan dua negara ini tidak meyakinkan panel.

Alasan yang hingga kini diterima, pada waktu Panel WTO menyidangkan dan memutus sengketa tersebut, ekonomi dan moneter RI dalam keadaan yang sulit. Ketika Panel mengeluarkan putusannya apda tanggal 2 Juli 1998, RI masih menderita krisis moneter dan sangat membutuhkan bantuan dana dari donor-donor internasional, khususnya IMF. Terungkap bahwa sebagai bagian dari skema bantuan dana IMF, Indonesia diharuskan untuk mengakhiri program Mobnasnya.

Hal ini secara otomatis memupus upaya banding atas putusan Panel. 9 Lembaga South Centre menyatakan sebagai berikut:

'The broader significance of this case is illustrated by the major campaign mounted by the countries of the North against this "national car project" and the fact that its abandonment was one of the conditionalities of the IMF rescue package for Indonesia which de facto precluded Indonesia from challenging the panel ruling in WTO.' 10