Penentuan Pola Pemanfaatan Lahan.

73

4.1.5 Penentuan Pola Pemanfaatan Lahan.

Analisis dalam penentuan pola pemanfatan lahan ini didasarkan pada Pedoman Penyusunan Pola Pemanfaatan Ruang oleh Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, Direktur Jenderal Penataan Ruang. Tujuan dari analisis ini adalah, menetapkan kawasan-kawasan untuk membantu memastikan bahwa penggunaan lahan dalam wilayah studi ditempatkan pada tempat yang benar, dan tersedia ruang yang cukup untuk setiap jenis pengembangan yang ditetapkan. Dengan ditentukannya pola pemanfaatan lahan tersebut, maka pemanfaatan ruang di sepanjang jalan lingkar Kota Weleri dapat diarahkan, sehingga dapat direkomendasikan sesuai dengan Rencana Tata Ruang yang ada. Ditinjau dari kondisi eksisting di lapangan, diketahui jika sebagian besar penggunaan ruang di wilayah studi adalah sebagai kawasan pertanian atau per- sawahan, untuk itu maka pengkajian mengenai pola pemanfaatan lahan lebih diutamakan pengaturan di sekitar ruang berkategori kawasan pertanian. Kawasan pertanian dalam hal ini adalah kawasan pertanian yang telah ditetapkan sebagai kawasan sawah abadi, hal tersebut didasarkan pada penetapan status lahan yang diatur khusus sebagai kawasan pertanian dan tidak diperbolehkan untuk dialih fungsikan, seperti yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indo- nesia Nomor: 20 Tahun 2006 tentang Irigasi dan Peraturan Daerah Kabupaten Kendal Nomor: 11 Tahun 2003 tentang Irigasi. 74 75 Kajian analisis mengenai pola pemanfaatan ruang di wilayah studi dijabarkan sebagai berikut: 1. Penggunaan lahan sebagai kawasan permukiman Penggunaan sebagai kawasan permukiman ini diatur untuk berada pada kate- gori penggunaan ruang terbuka dan pertanian sub kategori pengembangan dan pemanenan hasil pertanian dan kebun-kebun masyarakat, 2. Penggunaan lahan sebagai kawasan perdagangan dan jasa Penggunaan sebagai kawasan perdagangan dan jasa ini diatur untuk tidak berada disekitar kawasan pertanian terutama kawasan pertanian yang telah ditetapkan sebagai kawasan sawah abadi, kecuali bagi zona perdagangan dan jasa berjenis bangunan perkantoran dan pertokoan yang diperbolehkan untuk ditempatkan pada ruang berkategori pertanian dengan sub kategori bengkel alat-alat pertanian. 3. Penggunaan lahan sebagai kawasan industri Penggunaan sebagai kawasan industri ini diatur untuk berada disekitar kawasan pertanian dengan sub kategori fasilitas akuakultur, pembenihan holti- kultura dan rumah kaca, pengembangan dan pemanenan hasil pertanian, bengkel alat-alat pertanian serta kebun-kebun masyarakat. Berdasarkan deskripsi di atas, maka dapat disimpulkan jika penentuan ruang sebagai pusat pelayanan di sekitar jalan lingkar Kota Weleri sebaiknya berada di sekitar kawasan permukimanruang terbangun, bukannya berada di kawasan pertanian yang telah ditetapkan sebagai kawasan sawah abadi dan tidak 76 mengalihfungsikan, seperti yang telah diatur dalam Peraturan Pemerintah, Undang-Undang serta Peraturan Daerah yang berlaku Gambar 4.6.

4.2 Analisis Penentuan Pusat Pelayanan di Sekitar Jalan Lingkar Kota