48
Pada perkembangan selanjutnya, teori-teori di atas tidak dapat dipisahkan dengan pemanfaatan lahan itu sendiri yang berhubungan dengan nilai lahannya.
Untuk lebih jelasnya mengenai tipe-tipe dari teori perkembangan kota ini, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Teori Konsentrik Teori Banyak Pusat
Teori Sektor
Sumber : Chapin, 1979: 33
GAMBAR 2.3 TIPE-TIPE TEORI PERKEMBANGAN KOTA
2.8 Sintesis Pengendalian Pemanfaatan Ruang Di Sekitar Jalan Lingkar
Dalam pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar jalan lingkar diperlukan suatu beberapa landasan normatif sebagai arahan dalam
perencanaannya. Dalam studi ini, beberapa landasan normatif yang dianggap secara tepat mengakomodasi kepentingan pengendalian pemanfaatan ruang di
sekitar jalan lingkar antara lain: 1
Kajian mengenai pola pemanfaatan ruang di kawasan jalan lingkar Kota Weleri.
2 Kajian mengenai pusat pelayanan di kawasan jalan lingkar Kota Weleri.
49
3 Kajian mengenai sistem jaringan jalan, pola pergerakan, bukaan jalan akses ke
jalan lingkar Kota Weleri serta kecepatan perjalanan atau waktu perjalanan pada dua ruas jalan yaitu melalui jalan utama pusat Kota Weleri dan melalui
jalan lingkar Kota weleri. 4
Kajian mengenai kelayakan lahan sebagai kawasan pengembangan. Kesimpulan mengenai kajian normatif yang telah dijabarkan di atas
dikaitkan dengan arah penelitian adalah: 1
Dalam penataan ruang, susunan unsur-unsur pembentuk ruang lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan buatan secara hirarkis dan struktural
berhubungan satu dengan lainnya membentuk tata ruang. Wujud struktural pemanfaatan ruang diantaranya meliputi hirarki pusat pelayanan seperti; pusat
kota, pusat lingkungan, pusat pemerintahan, prasarana jalan. Pola pemanfaatan ruang itu sendiri adalah bentuk pemanfaatan ruang yang
menggambarkan ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia danatau kegiatan alam. Ditinjau dari pe-ngertian tersebut, maka dalam penataan ruang
diperlukan suatu identifikasi mengenai penilaian kesesuaian lahan dan penentuan hirarki pusat pelayanan.
2 Pengendalian pemanfaatan ruang di sekitar jalan lingkar diperlukan suatu
kajian mengenai jalan lingkar itu sendiri. Kajian yang perlu dimuat di dalamnya antara lain mengenai sistem transportasi di jalan lingkar kota
Weleri. Penilaian terhadap aktifitas transportasi perlu memperhatikan sistem jaringan jalan, pola pergerakan, bukaan jalan, akses menuju jalan lingkar,
kecepatan perjalanan atau waktu tem-puh perjalanan. Dalam sistem
50
transportasi tersebut dijabarkan mengenai beberapa landasan normatif mengenai karakteristik jalan itu sendiri.
3 Kajian mengenai perkembangan pemanfaatan lahan diarahkan untuk
mengetahui karakteristik perkembangan kota, yang nantinya dapat diketahui pola perkembangan kota wilayah studi.
BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH KOTA WELERI
3.1
Tinjauan Umum Kota Weleri
Secara administratif, Kota Weleri merupakan salah satu Kota Kecamatan Hirarki I yang berada dalam wilayah Kabupaten Kendal, sedangkan secara geo-
grafis letaknya sebelah Utara Kecamatan Rowosari, sebelah Timur Kecamatan Gemuh, sebelah Selatan Kecamatan Ringinarum, dan disebelah barat adalah
Kabupaten Batang, dengan posisi tersebut Kota Weleri menjadi orientasi bagi wilayah kecamatan disekitarnya.
Berdasarkan kebijaksanaan tata ruang pada Kota Weleri, yang tertuang di dalam RUTRK Kotatip Weleri direncanakan peruntukan tanah sebagai berikut
Tabel III.1 :
TABEL III.1 PENGGUNAAN LAHAN DI KOTA WELERI
No. PENGGUNAAN LAHAN
LUAS 1. Permukiman
+ 621,318 Ha 2. Pendidikan
+ 59,742 Ha 3.
Perdagangan dan Jasa + 52,500 Ha
4. Perkantoran + 4,950 Ha
5. Terminal Bis
+ 5,000 Ha 6. Kesehatan
+ 3,665 Ha 7. Pergudangan
+ 3,000 Ha 8. Campuran
+ 125,000 Ha 9. Pertanian
+ 1.610,683 Ha 10. Kuburan
+ 21,000 Ha 11. Perkebunan
+ 416,360 Ha 12.
Kegiatan Pendukung Regional + 417,136 Ha
13. Pengembangan Permukiman
+ 117,065 Ha 14. Susunan
Kereta Api
+ 0,650 Ha 15. Peribadatan
+ 1,841 Ha 16.
Jaringan Jalan, Jalur Hijau, dll + 786,541 Ha
Sumber : RTRK Kota Weleri, 2006
51
52
3.2 Pengembangan Wilayah Kota Weleri